Anda di halaman 1dari 73

DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PENYELENGGARAAN
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
Oleh:
KASUBDIT ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

BANDUNG, 22 MARET 201


STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT

DIREKTUR LALU LINTAS


KASUBBAG TU
PERHUBUNGAN DARAT

KASUBDIT KASUBDIT
KASUBDIT KASUBDIT
PERLENGKAPAN LALU LINTAS
MRLLJ ANDALALIN JALAN SDP

KASI KASI KASI


KASI EVALUASI
MANAJEMEN PENGAWASAN MANAJEMEN
ANDALALIN
LL TEKNIS PJ LL

KASI KASI KASI ALUR


KASI
PENGAWASAN PENGAWASAN DAN
REKAYASA LL AHLI ANDALALIN USAHA PJ PERAMBUAN
PENGERTIAN ANDALALIN
Serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak
lalu lintas. (PP 32 Tahun 2011)

Analisis dampak lalu lintas dipergunakan untuk memprediksi


apakah infrastruktur transportasi dalam daerah pengaruh
pembangunan dapat melayani (lalu lintas yang ada (eksisting) +
lalu lintas yang dibangkitkan / ditarik) oleh pembangunan
tersebut.
DASAR HUKUM PP Nomor 15 Tahun 2016 Tentang
Undang-Undang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Nomor 22 Tahun 2009 Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
Tentang LLAJ Pada Kementerian Perhubungan

Peraturan Pemerintah
Nomor : 32 Tahun 2011 Peraturan Menteri Perhubungan
Manajemen dan Rekayasa, Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
Analisis Dampak dan Penyelenggaraan Analisis Dampak
Manajemen Kebutuhan Lalu Lalu Lintas
Lintas
Peraturan Surat Edaran Surat Edaran
Dirjen Dirjen Dirjen
Peraturan Menteri Perhubungan Perhubungan Perhubungan
Perhubungan Darat Nomor Darat Nomor Darat Nomor
SK. SE.05/LT.508/DRJ SE.03/LT.508/DR
Nomor PM 11 2012/KP.108/DR D/2015 tentang JD/2016 tentang
Tahun 2017 tentang JD/2015 tentang Pengawasan Penyelenggaraa
Perubahan Ketiga Kompetensi Persetujuan n Analisis
Atas Peraturan Men Penyusunan Hasil Analisis Dampak Lalu
teri Perhubungan No Analisis Dampak Lalu Lintas
mor PM 75 Tahun 201 Dampak Lalu Lintas
5 tentang Penyeleng Lintas
garaan
Catt:
Analisis Dam
Catt: Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri PM
PM 46
46 Tahun
Tahun 2016
2016 dan
dan PM
PM 75
75 Tahun
Tahun 2016
2016 sudah
sudah tidak
tidak berlaku
berlaku
pak
karenalalu Lintas
sudah diterbitkan
karena sudah diterbitkan
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan
b.
Kegiatan Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan
c. Kegiatan Industri
Industri dan pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan
d. Fasilitas Pendidikan
1). Sekolah/universitas 500 siswa
2). Lembaga kursus Bangunan dengan 50 siswa/waktu

e. Fasilitas Pelayanan Umum


1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter
3). Bank 500 m2 luas lantai bangunan
f.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum 1 dispenser
g. Hotel 50 kamar
h.
Gedung Pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan
i. Restaurant 100 tempat duduk
j.
Kapasitas penonton 100 orang dan/atau
Fasilitas olah raga (indoor atau outdoor)
luas 10000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2000 m2 luas lantai bangunan
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman
1). Perumahan sederhana 150 unit
2). Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah Susun dan Apartemen
1). Rumah susun sederhana 100 unit
2). Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas Lantai keseluruhan 2000 m2

3. Infrastruktur
a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Terowongan (underpass) Wajib

4. Bangunan lainnya :
Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas apabila ternyata diperhitungkan telah
menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata-
rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada jalan yang dipengaruhi adanya
bangunan atau pemukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan

Catatan : angka pada kolom diatas adalah angka kumulatif.


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Pasal 5
(Permenhub Nomor PM 75 Tahun 2015)

Rencana pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud pasal 2


ayat (5) wajib dilakukan Andalalin apabila merupakan akses dari/ke
jalan eksisting.

Akan tetapi jika menghubungkan jalan yang belum ada, maka tidak
wajib dilakukan Andalalin
RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN,
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

Pasal 7 (Permenhub Nomor PM 75 tahun 2015)


(1) Rencana pengembangan pusat kegiatan dan
permukiman lebih besar 30 % (tiga puluh persen)
dari kondisi awal, wajib melakukan analisis
dampak lalu lintas.
(2) Rencana Pengembangan infrastruktur lebih
besar 50 % (lima puluh persen) dari fasilitas
utama atau pokok, wajib melakukan analisis
dampak lalu lintas.
RENCANA PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN

Pasal 7 (Permenhub Nomor PM 11 Tahun 2017)

(3)Perubahan terhadap fungsi peruntukkan


bangunan dari fungsi awal wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas
HUBUNGAN ANDALALIN TERHADAP
AMDAL
AMDAL : UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
tujuan utama untuk keberlanjutan & kelestarian
lingkungan hidup.

ANDALALIN : UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan, pada Pasal 99 bertujuan
untuk menciptakan lalu lintas yang aman,
keselamatan, tertib dan lancar.
HUBUNGAN ANDALALIN TERHADAP AMDAL (2)

PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN

Kriteria

masuk kriteria tidak masuk kriteria


masuk kriteria AMDAL dan masuk kriteria AMDAL dan
AMDAL ANDALALIN ANDALALIN ANDALALIN

WAJIB WAJIB WAJIB TIDAK WAJIB


Amdal Amdal+Andalali Andalalin Amdal+Andalalin
n
1. KEMENHUB
2. KEMEN PU PERA
3. POLRI

YA
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS YANG MASUK KE DIREKTORAT
JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (PER PROVINSI)

NO PROVINSI JUMLAH NO PROVINSI JUMLAH

1 Nanggroe Aceh 1 21 Kalimantan Tengah 1


Darussalam 22 Kalimantan Selatan -
2 Sumatera Utara 2 23 Kalimantan Timur 3
3 Jambi 11 24 Kalimantan Utara 5
4 Sumatera Barat 2 25 Sulawesi Utara 2
5 Riau 5
26 Sulawesi Barat 1
6 Kepulauan Riau 7
27 Sulawesi Tengah 3
7 Bengkulu -
28 Sulawesi Tenggara 2
8 Sumatera Selatan 6
29 Sulawesi Selatan 1
9 Kepulauan Bangka Belitung 3
30 Gorontalo -
10 Lampung -
31 Maluku -
11 Jawa Barat 42
32 Maluku Utara -
12 Banten 25
33 Papua Barat -
13 DKI Jakarta -
34 Papua 2
14 Jawa Tengah 43
JUMLAH 203
15 D.I Yogyakarta 7
16 Jawa Timur 23 Catt:
Catt: 1.
1. dari
dari tahun
tahun 2013
2013 sampai
sampai Maret
Maret
17 Bali 4 2017
2017
Catt:
Catt: 2.
2. untuk
untuk JABODETABEK
JABODETABEK per
per Januari
Januari
18 Nusa Tenggara Barat -
2017
2017 di
di BPTJ
BPTJ
19 Nusa Tenggara Timur -
20 Kalimantan Barat 2
DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH DIREKTORAT
JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (PER PROVINSI)

NO PROVINSI JUMLAH NO PROVINSI JUMLAH

1 Nanggroe Aceh - 21 Kalimantan Tengah 1


Darussalam 22 Kalimantan Selatan -
2 Sumatera Utara - 23 Kalimantan Timur 3
3 Jambi 7 24 Kalimantan Utara -
4 Sumatera Barat 1 25 Sulawesi Utara -
5 Riau 3
26 Sulawesi Barat -
6 Kepulauan Riau 2
27 Sulawesi Tengah 2
7 Bengkulu -
28 Sulawesi Tenggara 2
8 Sumatera Selatan 3
29 Sulawesi Selatan -
9 Kepulauan Bangka Belitung 3
30 Gorontalo -
10 Lampung -
31 Maluku -
11 Jawa Barat 34
32 Maluku Utara -
12 Banten 18
33 Papua Barat -
13 DKI Jakarta -
34 Papua 1
14 Jawa Tengah 25
JUMLAH 128
15 D.I Yogyakarta 4
16 Jawa Timur 14 Catt:
Catt: 1.
1. dari
dari tahun
tahun 2013
2013 sampai
sampai Maret
Maret
17 Bali 3 2017
2017
Catt:
Catt: 2.
2. untuk
untuk JABODETABEK
JABODETABEK per
per Januari
Januari
18 Nusa Tenggara Barat -
2017
2017 di
di BPTJ
BPTJ
19 Nusa Tenggara Timur -
20 Kalimantan Barat 2
Pasal 8 (Permenhub Nomor PM 75 Tahun 2015)
1) Pengembang atau pembangun pusat kegiatan, permukiman,
dan infrastruktur wajib melakukan analisis dampak lalu lintas.
2) Dalam melakukan analisis dampak lalu lintas pengembang
atau pembangun menunjuk lembaga konsultan yang memiliki
tenaga ahli bersertifikat.
3) Lembaga konsultan harus berbadan hukum.
Pasal 9 (Permenhub Nomor PM 75 Tahun 2015)
Kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.
Surat Edaran Dirjen Perhubungan Darat Nomor
SE.03/LT.508/DRJD/2016 tentang Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas
Karena masih minimnya Tenaga Ahli yang bersertifikat ANDALALIN
maka para pengembang/pembangun dapat menggunakan
konsultan yang memiliki Tenaga Ahli yang berlatar belakang
bidang perencanaan transportasi, manajemen dan rekayasa lalu
a. Tenaga ahli lembaga konsultan Analisis Dampak Lalu Lintas
wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun Analisis Dampak
Lalu Lintas.
b. Untuk memperoleh sertifikat, tenaga ahli wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan, serta uji kompetensi penyusun
Analisis Dampak Lalu Lintas.
 Sertifikat kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu Lintas
diterbitkan oleh Direktur Jenderal, (prosedur penerbitan sertifikat
diatur dalam Perdirjen Hubdat No. SK.2012/KP.108/DRJD/2015
ttg Kompetensi Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas).
 Uji kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu Lintas dikenakan
biaya sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP),
(pengenaan PNBP diatur dalam PP Nomor 15 Tahun 2016
tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan).
 Pendidikan dan pelatihan dilakukan oleh lembaga pendidikan
yang telah terakreditasi dan mendapat persetujuan dari Menteri.
DAERAH YANG MEMPUNYAI TENAGA AHLI YANG BERSERTIFIKAT
(PER PROVINSI)
NO PROVINSI JUMLAH NO PROVINSI JUMLAH

1 Nanggroe Aceh - 21 Kalimantan Tengah -


Darussalam 22 Kalimantan Selatan 2
2 Sumatera Utara 1 23 Kalimantan Timur 1
3 Jambi 2 24 Kalimantan Utara -
4 Sumatera Barat - 25 Sulawesi Utara -
5 Riau -
26 Sulawesi Barat 1
6 Kepulauan Riau 1
27 Sulawesi Tengah -
7 Bengkulu -
28 Sulawesi Tenggara -
8 Sumatera Selatan 1
29 Sulawesi Selatan 2
9 Kepulauan Bangka Belitung -
30 Gorontalo -
10 Lampung -
31 Maluku -
11 Jawa Barat 6
32 Maluku Utara -
12 Banten 4
33 Papua Barat -
13 DKI Jakarta 2
34 Papua -
14 Jawa Tengah 12
JUMLAH 63
15 D.I Yogyakarta 3
16 Jawa Timur 24 * Kompetensi Penyusun ANDALALIN dimulai
17 Bali 1 pada tahun 2016
18 Nusa Tenggara Barat -
19 Nusa Tenggara Timur -
20 Kalimantan Barat -
1.
(Permenhub Nomor PM 75 Tahun 201
perencanaan dan metodologi analisis dampa
k lalu lintas
(PP 32 Tahun 2011) 2. a
nalisis kondisi lalu lintas dan angkutan jala
1. analisis bangkitan dan tarikan lalu
lintas dan angkutan jalan akibat n saat ini
3. analisis Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas dan
pembangunan Angkutan Jalan akibat pembangunan
2. simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan berdasarkan kaidah teknis transportasi
dengan adanya pengembangan dengan menggunakan faktor trip rate yang
3. rekomendasi dan rencana ditetapkan secara nasional;
implementasi penanganan dampak 4. analisis distribusi perjalanan;
4. tanggung jawab pemerintah dan 5. analisis pemilihan moda;  
6. analisis pembebanan perjalanan; 
pengembang atau pembangun
7. simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan
dalam penanganan dampak
5. rencana pemantauan dan evaluasi, terhadap analisis dampak lalu lintas
8. r
dan
6. gambaran umum lokasi yang akan ekomendasi dan rencana implementasi pe
dibangun atau dikembangkan nanganan dampak
9. rincian tanggung jawab Pemerintah dan
Pengembang atau Pembangun dalam
penanganan dampak
10. rencana pemantauan dan evaluasi
1.Analisis lalu lintas eksternal
Yaitu melihat sejauh mana dampak tambahan lalu lintas akibat
pengembangan lahan baru terhadap sistem jaringan yang ada.

Yang melibatkan dua komponen:


a. Lalu lintas berorientasi ke lokasi (site-oriented traffic), yaitu lalu lintas
dimana, memiliki asal atau tujuan ke lokasi yang direncanakan.

b. Lalu lintas tidak berorientasi ke lokasi (non site-oriented traffic), yaitu lalu
lintas yang tidak memiliki asal atau tujuan ke lokasi tetapi melalui jalan
dimuka atau disekitar lokasi yang direncanakan (through traffic).
2. ANALISIS TITIK-TITIK AKSES
yang melihat sejauh mana titik-titik akses dipilih sehingga
memberikan dampak negatif terkecil terhadap lalu lintas
eksternal.

3. ANALISIS LALU LINTAS INTERNAL


meliputi analisis sirkulasi jalan internal dan kebutuhan
tempat parkir kendaraan.
Tim Evaluasi terdiri atas unsur:
a.pembina sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
b.pembina jalan; dan
c.Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Tim Evaluasi mempunyai tugas:


a.melakukan penilaian terhadap hasil Analisis Dampak Lalu Lintas; dan
b.menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas

Tim Evaluasi dengan susunan keanggotaan terdiri atas:


a.ketua;
b.sekretaris;
c.anggota; dan
d.anggota sekretariat

Ketua Tim Evaluasi dari unsur pembina sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan dan merangkap sebagai anggota
Jumlah anggota tim evaluasi paling sedikit 7 (tujuh) orang.

Biaya untuk mendukung kegiatan Tim Evaluasi dibebankan pada anggaran


pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
sesuai dengan kewenangannya

Hasil penilaian Tim Evaluasi disampaikan kepada Menteri, gubernur,


bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya.
Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi menyatakan hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas belum memenuhi persyaratan, Menteri, gubernur,
bupati, atau walikota mengembalikan hasil analisis kepada Pengembang
atau Pembangun untuk disempurnakan.
Dalam hal hasil penilaian Tim Evaluasi menyatakan hasil Analisis
Dampak Lalu Lintas telah memenuhi persyaratan, Tim Evaluasi meminta
kepada Pengembang atau Pembangun untuk membuat dan
menandatangani surat pernyataan kesanggupan melaksanakan semua
kewajiban yang tercantum dalam dokumen hasil Analisis Dampak Lalu
Lintas.
Tim Evaluasi mengajukan usulan persetujuan hasil Analisis Dampak Lalu
Lintas kepada Menteri, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan
kewenangannya.
 Anggota Tim Penilai ANDALALIN untuk Instansi Perhubungan
Wajib mengikuti Diklat/Pelatihan yang di selenggarakan oleh
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan
(BPSDM) yang melalui Balai Pendidikan/Lembaga Pendidikan
Perhubungan Darat.

Anggota Tim Penilai ANDALALIN untuk Instansi Perhubungan


Wajib mengikuti Kompetensi di Bidang Penilaian ANDALALIN yang
di selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
KOMPETENSI PENILAIAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
DIATUR DALAM PM 8 TAHUN 2014 TENTANG KOMPETENSI
SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN DAN DIBIDANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN
SERTIFIKAT PENILAI ANDALALIN (PER PROVINSI DAN
KEMENHUB)
NO PROVINSI JUMLAH NO PROVINSI JUMLAH

1 Nanggroe Aceh 4 21 Kalimantan Tengah 13


Darussalam 22 Kalimantan Selatan 10
2 Sumatera Utara 8
23 Kalimantan Timur 14
3 Jambi 6
24 Kalimantan Utara 2
4 Sumatera Barat 29
25 Sulawesi Utara 12
5 Riau 19
26 Sulawesi Barat 4
6 Kepulauan Riau 3
27 Sulawesi Tengah 3
7 Bengkulu 3
28 Sulawesi Tenggara 6
8 Sumatera Selatan 13
29 Sulawesi Selatan 19
9 Kepulauan Bangka Belitung 15
30 Gorontalo 1
10 Lampung 7
31 Maluku 3
11 Jawa Barat 42
32 Maluku Utara -
12 Banten 13
33 Papua Barat -
13 DKI Jakarta 3
34 Papua 3
14 Jawa Tengah 64
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 121
15 D.I Yogyakarta 6
JUMLAH 531
16 Jawa Timur 60
17 Bali 5 Catt:
Catt: sertifikat
sertifikat penilai
penilai ANDALALIN
ANDALALIN dari
dari
18 Nusa Tenggara Barat 4
tahun 2012 sampai 2016
tahun 2012 sampai 2016
19 Nusa Tenggara Timur 1
20 Kalimantan Barat 15
Pasal 11 (Permenhub Nomor PM 75 Tahun 2015)
 Hasil analisis dampak lalu lintas harus mendapat persetujuan
dari:
1) menteri, untuk jalan nasional;
2) gubernur, untuk jalan provinsi;
3) bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa; atau
4) walikota, untuk jalan kota.
 Dalam hal rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman,
dan infrastruktur berlokasi di antara 2 (dua) atau lebih status
jalan, persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas diberikan
oleh:
1)Menteri bagi pusat kegiatan, pemukiman dan infrastruktur
berlokasi di antara jalan nasional dan/atau jalan
provinsi, jalan kabupaten, jalan kota atau jalan desa
setelah memperoleh pertimbangan gubernur, bupati atau
walikota yang bersangkutan;
2) Gubernur bagi pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur
berlokasi di antara jalan provinsi dan/atau jalan kabupaten, jalan
kota, atau jalan desa setelah memperoleh pertimbangan Bupati
atau walikota yang bersangkutan;
 Pemberian Persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas dikenakan biaya
sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP), kecuali untuk
pembanguan perumahan yang diperuntukkan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR).
(pengenaan PNBP diatur dalam PP Nomor 15 Tahun 2016 tentang
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku Pada Kementerian Perhubungan)
Pasal 49 (PP 32 Tahun 2011) Pasal12 (Permenhub Nomor
Hasil analisis dampak lalu lintas PM 75 Tahun 2015)
merupakan salah satu persyaratan Hasil analisis dampak lalu
pengembang atau pembangun lintas merupakan salah satu
untuk memperoleh: persyaratan pengembang atau
a. izin lokasi; pembangun untuk
b. izin mendirikan bangunan; atau memperoleh:
c. izin pembangunan bangunan a. izin lokasi;
gedung dengan fungsi khusus b. izin mendirikan
sesuai dengan ketentuan peraturan bangunan; atau
perundang -undangan di bidang c. Izin pembangunan
bangunan gedung. bangunan gedung dengan
fungsi khusus sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan di
bidang bangunan gedung.
Pasal 20 (Pemenhub Nomor PM 11 Tahun 2017)

(1)Direktur Jenderal Perhubungan Darat melaksanakan pembinaan dan


pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Penyelenggaraan Analisis Dampak
Lalu Lintas.
(2)Pembinaan teknis meliputi:
a.Penetapan sistematika penyusunan Dokumen Hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas;
b. Penetepan Standar Operasional Prosedur Analisis Dampak Lalu
Lintas
c. Pemberian bimbingan teknis dalam penyelenggaraan Analisis
Dampak
Lalu Lintas;
(3)Pengawasan teknis meliputi:
a. Kegiatan penilaian, pemantauan dan evaluasi Hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas;
b. Kegiatan Pengawasan terhadap pelaksanaan persetujuan Hasil
Analisis
 Pengembang atau Pembangun wajib melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam
dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas yang tertuang dalam surat pernyataan
kesanggupan.
 Pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban dilakukan oleh:
a. Direktur Jenderal, untuk jalan nasional;
b. Gubernur, untuk jalan provinsi
c. Bupati, untuk jalan kabupaten; atau
d. Walikota, untuk jalan kota.
 Dalam melakukan pengawasan Direktur Jenderal, Gubernur, Bupati, Walikota membentuk
Tim Pengawas Pelaksanaan Persetujuan Analisis Dampak Lalu Lintas.
 Tim Pengawas terdiri dari:
a. Ketua, paling rendah pejabat setingkat eselon IV (pejabat
pengawas) atau yang setara, dan;
b. Anggota, paling sedikit 2 (dua) orang.
Hasil dari pengawasan dituangkan Berita Acara Hasil Pengawasan.
Kegiatan Tim Pengawas didukung oleh anggaran
kegiatan yang dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Pengembang atau Pembangun yang tidak melaksanakan
kewajiban dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sanksi administratif berupa:


a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara pelayanan umum;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. denda administratif;
e. pembatalan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
Sanksi administratif berupa peringatan tertulis dikenai sebanyak 3 (tiga) kali
dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh) hari kalender.
(Dirjen menyampaikan surat peringatan/teguran kepada pengembang/pembangun
yang belum melaksanakan rekomendasi sesuai dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas)

Dalam hal Pengembang atau Pembangun tidak melaksanakan kewajiban setelah


berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3 (tiga), dikenai sanksi administratif
berupa penghentian sementara pelayanan umum dan/atau penghentian
sementara kegiatan selama 30 (tiga puluh) hari kalender. (Dirjen menyampaikan
surat kepada pemerintah daerah perihal rekomendasi sanksi penghentian
sementara pelayanan umum dan/atau penghentian sementara)
Dalam hal Pengembang atau Pembangun tetap tidak melaksanakan kewajiban
setelah berakhirnya jangka waktu sanksi administratif berupa penghentian
sementara pelayanan umum dan/atau penghentian sementara kegiatan selama
30 (tiga puluh) hari kalender, dikenai denda paling banyak 1% (satu per seratus)
dari nilai kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengembang atau pembangun.
(Dirjen menyampaikan surat kepada pemerintah daerah perihal rekomendasi
administratif berupa denda)

Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal pengenaan sanksi denda
administratif atau 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak pembayaran denda,
Pengembang atau Pembangun tidak melaksanakan kewajibannya, dikenai sanksi
pembatalan atau pencabutan izin.
(Dirjen menyampaikan surat kepada pemerintah daerah perihal pembatalan izin
dan/atau pencabutan izin)
TERIMA KASIH

39
Pasal 99
1.Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan Keamanan,
Keselamatan, Ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan
analisis dampak lalu lintas. Pasal 100
2.Analisis dampak lalu lintas sekurang- 1.Analisis dampak lalu dilakukan oleh
kurangnya memuat : lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli
a.Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan bersertifikat.
angkutan jalan; 2.Hasil analisis dampak lalu lintas harus
b.Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan
mendapatkan persetujuan dari instansi yang
adanya pengembangan;
c.Rekomendasi dan rencana implementasi terkait di bidang lalu lintas dan angkutan
penanganan dampak; jalan.
d.Tanggung jawab pemerintah dan pengembang
atau pembangun dalam penanganan dampak;
e.Rencana pemantauan dan evaluasi.
3.Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan
salah satu syarat bagi pengembang untuk
mendapatkan izin pemerintah dan/atau
pemerintah daerah menurut peraturan
perundang-undangan.
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 47-49

Bagian Kedua
Tata Cara Analisis Dampak Lalu Lintas
Pasal 50-51

Bagian Ketiga
Penilaian dan Tindak lanjut
Pasal 52-59
PENJELASAN
PENJELASAN
Pasal
Pasal 1
1
BAB I
KETENTUAN UMUM BAGIAN
BAGIAN KESATU
KESATU
Jenis
Jenis Pusat
Pusat Kegiatan,
Kegiatan, Permukiman,
Permukiman, dan
dan
Infrastruktur
Infrastruktur
Pasal
Pasal 2
2

BAGIAN
BAGIAN KEDUA
KEDUA
BAB II Kriteria
Kriteria Ukuran Minimal
Ukuran Minimal Analisis
Analisis Dampak
Dampak Lalu
Lalu Lintas
Lintas
ANALISIS DAMPAK Pasal 3-7
Pasal 3-7
LALU LINTAS BAGIAN
BAGIAN KETIGA
KETIGA
Penyusunan
Penyusunan Dokumen
Dokumen Analisis
Analisis Dampak
Dampak Lalu
Lalu Lintas
Lintas
Pasal 8-9
Pasal 8-9
BAGIAN
BAGIAN KEEMPAT
KEEMPAT
Sertifikasi
Sertifikasi Tenaga
Tenaga Ahli
Ahli
Pasal 10
Pasal 10
BAGIAN
BAGIAN KELIMA
KELIMA
Penilaian
Penilaian Dokumen
Dokumen Hasil
Hasil Analisis
Analisis Dampak
Dampak
Lalu
Lalu Lintas
Lintas
BAB III Pasal
Pasal 11-16
11-16
TINDAK LANJUT
HASIL ANALISIS -
- Kewajiban
Kewajiban Pengembang
Pengembang atau
atau Pembangun
Pembangun
DAMPAK LALU -
- Pengawasan
Pengawasan Terhadap
Terhadap Pelaksanaan
Pelaksanaan
LINTAS Kewajiban
Kewajiban Pengembang
Pengembang atau
atau Pembangun
Pembangun
-
- Sanksi
Sanksi
Pasal
Pasal 17-19
17-19
Dalam PM 11 Tahun 2017 di jelaskan bahwa:
 Perubahan terhadap fungsi peruntukkan bangunan dari

fungsi awal wajib


dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
Untuk memperoleh persetujuan hasil analisis dampak lalu

lintas, pengembang atau pembangun harus menyampaikan


dokumen hasil analisis dampak lalu lintas sesuai dengan
kewenangan kepada:
a.Menteri;
b.Gubernur;
c.Bupati; atau
d.Walikota.
Pembangunan Perumahan yang di peruntukkan bagi
kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),
persetujuan diberikan paling lama 3 (tiga) hari kerja serta
tidak dikenakan PNBP, dan;
Pembangunan Perumahan menengah atas, rumah susun,

apartemen, ruko, serta pembangunan pusat kegiatan dan


BUKTI PNBP
Penerbitan Billing Kepada Pembangun/Pengembang
I. Tahap Konstruksi
a. Menempatkan Petugas untuk mengatur lalu lintas kendaraan proyek yang di
lengkapi dengan peralatan yang lengkap, sebagaimana yang tercatum dalam
dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
b. Melarang kendaraan proyek parkir di badan jalan, sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
c. Menyediakan dan memasang rambu sementara, sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
d. menyediakan dan memasang rambu penerangan jalan dan lampu peringatan
sementara (warning light), sebagaimana yang tercantum dalam dokumen
hasil analisis dampak lalu lintas.
e. menyediakan dan memasang papan informasi tentang kegiatan
pembangunan, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis
dampak lalu lintas.
f. Menempatkan dan menyimpan peralatan berat serta bahan material
bangunan di dalam lokasi pembangunan, sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
g. Mengatur jam kerja proyek, mobilisasi kendaraan berat (truk pengangkut material)
dan mobilisasi alat-alat, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis
dampak lalu lintas.
h. Melengkapi truk pengangkut material dengan penutup dan membatasi muatan
material sesuai dengan kelas jalan dan jembatan, serta membersihkan truk
pengangkut metrial ( menyiram roda) dario tanah /kotoran, sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
i. Membersihkan jalan jika ada ceceran tanah dari truk penggangkut material,
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
j. Menyediakan tempat pembersihan bagi truk pada pekerjaan galian, sebagaimana
yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
k. Perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat pengangkutan tanah dan material
bangunan da peralatan berat dengan radius 50 m-100m dari lokasi proyek,
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
l. Meningkatkan struktur jalan masuk untuk mendukung mobilisasi kendaraan tanah
dan material bangunan keluar-masuk lokasi proyek, sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hail analisis dampak lalu lintas
m. Menggunakan kendaraan truk yang tidak melebihi dari daya dukung jalan yang ada.
II. Tahap Operasi
a.Menyediakan dan memasang rambu larangan parkir dan lampu peringatan, sebagaimana
yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
b.Merubah siteplan kegiatan dengan memperbaiki radius pintu keluar masuk,
menghilangkan pulau lalau lintas di depan pintu keluar masuk, serta menggeser posisi
bukaan median sejajar dengan lokasi pintu keluar masuk dengan panjang bukaan median
selebar 50 m, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalau
lintas
c.Mengatur pola sirkulasi lalau lintas kendaraan dan orang, sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
d.Menempatkan petugas khusus (satpam) untuk mengatur sirkulasi kendaraan dan
pergerakan orang, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas
e.Memebuat lay bay guna menunjang manuver blok kendaraan untuk mengurangi atau
tanpa menggangu lalu lintas selebar 3-4 meter, sebagaiaman yang tercantum dalam
dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
f. Menyediakan fasilitas halte atau tempat pemberhentian angkutan kota,
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas.
g. Menyediakan dan memasang rambu petunjuk , sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas
h. Menyediakan dan memasang rambu peringatan, sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
i. Menyediakan fasilitas penyeberangan (zebra cross), sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen hasil analisis dmapak lalu lintas.
j. Menyediakan dan memasang lampu peringatan(Warning light) sebagaimana
yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
k. Menyediakan dan memasang rambu larangan parkir dan larangan berhenti
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas.
l. Menyediakan fasilitas pejalan kakai yang tidak terputus dan dapat
mengakomodir para difabe, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen
hasil analisis dampak lalaulintas.
l. Menyediakan dan memasang rambu parkir di dalam kawasan pabrik,
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen analisis dampak lalu lintas.
m. Menyediakan dan memasang lampu penerangan jalan, sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
n. Menyediakan dan memasang kamera CCTV, sebagaimana yang tercantum
dalam dokumen hasil analisis dampak lalu lintas
o. Menyediakan kebutuhan parkir, sebagaimana yang tercantum dalam
dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
p. Membuka median selebar minimal 24 m sesuai pedoman teknis atau selebar
50 meter di depan lokasi pintu keluar masuk pabrik yang di sesuaikan dengan
pintu keluar masuk pabrik, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen
hasil analisis dampak lalu lintas.
PENANGANAN EKSTERNAL
Lanjutan….

PENANGANAN INTERNAL
Perencanaan dan metodologi analisis dampak
lalu lintas, meliputi:
a)penjelasan rencana pembangunan baru atau pengembangan;
b)cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan
atau pengembangan;
c)perkiraan transportasi yang digunakan seperti
bangkitan/tarikan lalu lintas, distribusi perjalanan, pemilihan
moda, pembebanan, akses dan/atau kebutuhan parkir;
d)penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis;
e)periode analisis paling sedikit 5 (lima) tahun;
f)kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
g)karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting maupun
kondisi yang akan datang;
h)penggunaan dan pemilihan model transportasi;
i)metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu
lintas;
analisis kondisi lalu lintas dan angkutan
jalan saat ini, meliputi:

a)kondisi prasarana jalan paling sedikit memuat


geometri jalan, perkerasan jalan, dimensi potongan
melintang, fungsi jalan, status jalan,kelas jalan dan
perlengkapan jalan;
b)kondisi lalu lintas eksisting paling sedikit memuat
data historis volume lalu lintas, volume gerakan
membelok, tundaan membelok, panjang antrian,
kecepatan rata-rata kendaraan, waktu perjalanan,
okupansi jalan, data penumpang angkutan umum,
pejalan kaki, dan pesepeda;
c)kondisi angkutan jalan paling sedikit memuat
jaringan trayek, faktor muat, jenis kendaraan dan
waktu tunggu;
simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap
analisis dampak lalu lintas, meliputi:

a) simulasi kinerja lalu lintas sebelum pembangunan;


b) simulasi kinerja lalu lintas pada saat pembangunan;
c) simulasi kinerja lalu lintas setelah pembangunan;
d) simulasi kinerja lalu lintas dalam jangka waktu paling
sedikit 5 (lima) tahun;
rekomendasi dan rencana implementasi penanganan
dampak, yang meliputi:

a)peningkatan kapasitas ruas dan/atau persimpangan jalan;


b)penyediaan angkutan umum;
c)manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan;
d)manajemen kebutuhan lalu lintas;
e)penyediaan fasilitas parkir berupa gedung parkir dan/atau
taman parkir;
f)penyediaan akses keluar dan akses masuk untuk orang,
kendaraan pribadi dan kendaraan barang;
g)penyediaan fasilitas bongkar muat barang;
h)penataan sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan;
i)penyediaan fasilitas pejalan kaki dan berkemampuan khusus;
j)penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di dalam kawasan;
k)penyediaan sistem informasi lalu lintas;
l)penyediaan fasilitas tempat menaikan dan menurunkan
penumpang untuk angkutan umum di dalam kawasan; dan/atau
m)penyediaan fasilitas penyeberangan;
rencana pemantauan dan evaluasi yang
memuat:
A. pemantauan oleh Pemerintah, meliputi:
1) pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi penanganan
dampak;
2) pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar wilayah
pembangunan atau pengembangan termasuk akses masuk dan keluar
kendaraan di lokasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;

B. pemantauan oleh Pengembang atau


Pembangun, meliputi:
1)pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi lalu lintas
kendaraan di dalam lokasi pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur;
2) pemantauan terhadap fasilitas parkir;
3) pemantauan terhadap rambu, marka, dan fasilitas perlengkapan jalan
lainnya di dalam lokasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.
gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau
dikembangkan, meliputi:

a) kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;


b) peta lokasi yang memuat tentang jenis bangunan,
rencana pembangunan baru atau pengembangan;
c) kondisi fisik sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan di sekitar lokasi rencana pembangunan baru atau
pengembangan;
d) kondisi sosial ekonomi di sekitar lokasi rencana
pembangunan baru atau pengembangan; dan
e) kondisi lalu lintas dan pelayanan angkutan jalan yang ada di
sekitar lokasi rencana pembangunan baru atau pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai