Anda di halaman 1dari 71

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT


DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT

DISAMPAIKAN OLEH KASUBDIT ANDALALIN


HANDA LESMANA, ATD, MT

PONTIANAK, 25 OKTOBER 2018


DASAR HUKUM
* PP Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Jenis dan Tarif Atas
*Undang-Undang Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ Kementerian Perhubungan

*Peraturan Pemerintah *Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor : 32 Tahun 2011 Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
dan Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

Peraturan Dirjen Perhubungan Surat Edaran Dirjen *Surat Edaran Dirjen


*Peraturan Menteri Perhubungan Darat Nomor SK. Perhubungan Darat Nomor Perhubungan Darat Nomor
Nomor PM 11 Tahun 2017 tentang 4457/KP.108/DRJD/2017 SE.05/LT.508/DRJD/2015 SE.12/LT.508/DRJD/2017
Perubahan Ketiga Atas Peraturan tentang Kompetensi tentang Pengawasan Persetujuan tentang Penyelenggaraan
Penyusunan Analisis Dampak Hasil Analisis Dampak Lalu Analisis Dampak Lalu Lintas
Menteri Perhubungan Nomor PM
Lalu Lintas Lintas
75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak
lalu Lintas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah

Catt: Peraturan Menteri PM 46 Tahun 2016 dan PM 75 Tahun 2016 sudah tidak berlaku karena sudah diterbitkan
PM 11 Tahun 2017
PERUBAHAN PM 75/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ANDALALIN

PM 46/2016 PM 75/2016 PM 11/2017

• PERSETUJUAN • PERUBAHAN • PERUBAHAN


ANDALALIN WEWENANG FUNGSI DARI
PERUMAHAN MBR PERSETUJUAN PERUNTUKKAN
3 HARI KERJA ANDALALIN DARI BANGUNAN WAJIB
• PERSETUJUAN DIRJEN HUBDAT ANDALALIN
ANDALALIN KEMBALI KE • PENDELEGASIAN
BANGUNAN MENHUB PERSETUJUAN
LAINNYA 15 HARI ANDALALIN DARI
KERJA MENHUB KE DIRJEN
• ANDALALIN HUBDAT DAN KA
PERUMAHAN MBR BPTJ
TIDAK DIKENAKAN • PEMBINAAN DAN
PNBP PENGAWASAN
TEKNIS OLEH
DIRJEN HUBDAT
KRITERIA WAJIB ANDALALIN
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan
b.
Kegiatan Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan
c. Kegiatan Industri
Industri dan pergudangan 2500 m2 luas lantai bangunan
d. Fasilitas Pendidikan
1). Sekolah/universitas 500 siswa
2). Lembaga kursus Bangunan dengan 50 siswa/waktu

e. Fasilitas Pelayanan Umum


1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter
3). Bank 500 m2 luas lantai bangunan
f.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum 1 dispenser
g. Hotel 50 kamar
h.
Gedung Pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan
i. Restaurant 100 tempat duduk
j.
Fasilitas olah raga (indoor atau outdoor) Kapasitas penonton 100 orang dan/atau luas 10000 m2

k. Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan


l. Pencucian mobil 2000 m2 luas lantai bangunan
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman
1). Perumahan sederhana 150 unit
2). Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah Susun dan Apartemen
1). Rumah susun sederhana 100 unit
2). Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas Lantai keseluruhan 2000 m2

3. Infrastruktur
a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Terowongan (underpass) Wajib

4. Bangunan lainnya :

Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas apabila ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 75 perjalanan
(kendaraan) baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada jalan
yang dipengaruhi adanya bangunan atau pemukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan

Catatan : angka pada kolom diatas adalah angka kumulatif.


KEPUTUSAN DIRJEN HUBDAT SK.5992/KP.006/DRJD/2017
KEPUTUSAN DIRJEN HUBDAT SK.5992/KP.006/DRJD/2017
KEPUTUSAN DIRJEN HUBDAT SK.5992/KP.006/DRJD/2017

Download = http://jdih.dephub.go.id/produk_hukum/KeputusanTk.Eselon I
JENIS PEMBANGUNAN YANG PEMBAHASANNYA ANDALALIN NYA (100%)
DILIMPAHKAN KE BPTD

1. PERKANTORAN (MIN. 1.000 M2 LANTAI BANGUNAN)


2. LEMBAGA KURSUS (MIN. 50 SISWA/WAKTU)
3. KLINIK BERSAMA (MIN.10 RUANG PRAKTEK DOKTER)
4. BANK (MIN. 500 M2 LANTAI BANGUNAN)
5. SPBU (MIN. 1 DISPENSER)
6. RESTORAN (MIN. 100 TEMPAT DUDUK)
7. BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR (MIN. 2.000 M2 LUAS LANTAI BANGUNAN)
8. PENCUCIAN MOBIL ( MIN. 2000 M2 LUAS LANTAI BANGUNAN)
9. ASRAMA (MIN. 50 KAMAR)
10. RUKO (MIN 2000 M2 LUAS LANTAI BANGUNAN)
11. TERMINAL TIPE B DAN TIPE C
12. POOL KENDARAAN’
13. FASILITAS PARKIR
SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT TENTANG PENYELENGGARAAN ANDALALIN UNTUK
PEMBANGUNAN PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR)
PP 24 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK
HUBUNGAN ANDALALIN TERHADAP AMDAL

AMDAL : UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup tujuan utama untuk keberlanjutan & kelestarian lingkungan
hidup.

ANDALALIN : UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pada
Pasal 99 bertujuan untuk menciptakan lalu lintas yang aman, keselamatan, tertib
dan lancar.
1. Tenaga Ahli yang memiliki Sertifikat Penyusun Dokumen ANDALALIN
2. OUTPUT: Rekomendasi Penanganan Dampak berupa Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas yang dituangkan dalam bentuk Gambar Teknis
3. SURAT KEPUTUSAN DIRJEN/KA BPTJ/KADISHUB mengenai
persetujuan hasil ANDALALIN
HUBUNGAN ANDALALIN TERHADAP AMDAL (2)
PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN

Kriteria

masuk kriteria AMDAL tidak masuk kriteria AMDAL


masuk kriteria AMDAL dan ANDALALIN masuk kriteria dan ANDALALIN
ANDALALIN

WAJIB WAJIB WAJIB TIDAK WAJIB


Amdal Amdal+Andalalin Andalalin Amdal+Andalalin
PERATURAN LAIN YANG TERKAIT
UndangUndangNo. 38Tahun2004tentangJalan

PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan

PP No. 74Tahun2014tentangAngkutanJalan

Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan


Penggunaan Bagian-Bagian Jalan

Peraturan Menteri PU No 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria


Perencanaan Teknis Jalan

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 290/KPTS/M/2015 tentang
Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional
PERATURAN LAIN YANG TERKAIT (2)
PeraturanMenteriPerhubunganNo. PM. 13Tahun2014tentangRambuLaluLintas

PeraturanMenteriPerhubunganNo. PM. 34Tahun2014tentangMarkaJalan

PeraturanMenteriPerhubunganNo. PM.
49Tahun2014tentangAlatPemberiIsyaratLaluLintas

PeraturanMenteriPerhubunganNo.
96Tahun2015tentangPedomanPelaksanaanKegiatanManajemendanRekayasaLaluLintas

PeraturanMenteriPerhubunganNo. 111Tahun2015tentangTata
CaraPenetapanBatasKecepatan
MUATAN DOKUMEN HASIL ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
(Permenhub Nomor PM 75 Tahun 2015)
1. Perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas
2. Analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini
3. Analisis Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan akibat pembangunan
berdasarkan kaidah teknis transportasi dengan menggunakan faktor trip rate yang
ditetapkan secara nasional;
4. Analisis distribusi perjalanan;
5. Analisis pemilihan moda;
6. Analisis pembebanan perjalanan;
7. Simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap analisis dampak lalu lintas
8. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak
9. Rincian tanggung jawab Pemerintah dan Pengembang atau Pembangun dalam
penanganan dampak
10.Rencana pemantauan dan evaluasi
11.Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan
1. KEMENHUB

Prosedur
2. KEMEN PU PERA
3. POLRI

Persetujuan Hasil
Analisis Dampak
YA

Lalu Lintas
DASAR PROSES PEMBUATAN KONSEP PERSETUJUAN
ANDALALIN

PEMBANGUN/PENGEMBANG SESUAI DENGAN BERITA


MELAKUKAN ASISTENSI DENGAN ACARA PEMBAHASAN
LENGKAP SESUAI PERSYARATAN DOKUMEN

PEMBANGUN/PENGEMBANG MENYERAHKAN HARD


COVER DOKUMEN SEBANYAK 3 DOKUMEN DAN CD-R
PERSETUJUAN ANDALALIN DOKUMEN SEBANYAK 3 BUAH

3 15
HARI HARI
PEMBANGUN/PENGEMBANG
TERIMA DOKUMEN DAN MENANDATANGANI SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN HARUS KESANGGUPAN SEBAGAI DASAR
DISERTAKAN DENGAN TANDA PERSETUJUAN HASIL ANALISIS DAMPAK
TERIMA LALU LINTAS
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN
ANDALALIN
1. JENIS DAN BESARAN BANGUNAN (WAJIB/TIDAK WAJIB
ANDALALIN)
2. LOKASI PEMBANGUNAN (PLOTTING GOOGLE EARTH/GOOGLE MAP)
3. STATUS JALAN (NASIONAL, PROPINSI, KOTA, KABUPATEN)
4. GAMBAR SITE PLAN
5. RINCIAN PENGGUNAAN BANGUNAN DAN LAHAN
6. RENCANA AKSES KELUAR MASUK BANGUNAN
7. RENCANA FASILITAS PARKIR
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM USULAN PENANGANAN
DAMPAK (PADA MASA PEMBANGUNAN/DURING
CONSTRUCTION)
1. ARAH DATANG NYA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG
PENGANGKUT BAHAN MATERIAL
2. JENIS KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG DIGUNAKAN
3. JADWAL KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG
4. RAMBU SEMENTARA
5. LAMPU PERINGATAN SEMENTARA
6. TATA CARA PENUTUPAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG
7. TATA CARA PEMBERSIHAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG
8. PENGATURAN LALU LINTAS SEMENTARA
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM USULAN
PENANGANAN DAMPAK (PADA MASA OPERASIONAL)
1. PENGATURAN SIRKULASI EKSTERNAL
2. PENGATURAN SIRKULASI INTERNAL
3. MANAJEMEN DAN REKAYASA:
DESAIN GEOMETRIK PINTU MASUK DAN KELUAR
DESAIN GEOMETRIK RUAS JALAN DAN SIMPANG (TERMASUK USULAN SETTING APILL)
MARKA DAN RAMBU (INTERNAL DAN EKSTERNAL)
FASILITAS PARKIR
FASILITAS PEJALAN KAKI
FASILITAS KESELAMATAN
FASILITAS PRASARANA ANGKUTAN UMUM
FASILITAS DISABILITAS
23
TERIMA KASIH
UU NO. 22 TAHUN 2009
Pasal 99
1. Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan
Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis
dampak lalu lintas.
2. Analisis dampak lalu lintas sekurang-kurangnya memuat :
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan;
b. Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;
c. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d. Tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak;
e. Rencana pemantauan dan evaluasi.
3. Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu syarat bagi pengembang untuk mendapatkan izin
pemerintah dan/atau pemerintah daerah menurut peraturan perundang-undangan.

Pasal 100
1. Analisis dampak lalu dilakukan oleh lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli
bersertifikat.
2. Hasil analisis dampak lalu lintas harus mendapatkan persetujuan dari instansi yang
terkait di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
PP 15 TAHUN 2016
PP NO. 32 TAHUN 2011 1/14

Pasal 1 butir 7:
Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk
dokumen hasil analisis dampak lalu lintas

Yang dimaksud dengan “pembangunan pusat kegiatan, permukiman,


dan infrastruktur” adalah pembangunan baru, perubahan penggunaan
lahan, perubahan intensitas tata guna lahan dan/atau perluasan lantai
bangunan dan/atau perubahan intensitas penggunaan, perubahan
kerapatan guna lahan tertentu atau penggunaan lahan tertentu.
PP NO. 32 TAHUN 2011 2/14

Pasal 48 ayat 1
Pusat kegiatan yang wajib Analisis Dampak Lalu Lintas adalah:
• kegiatan perdagangan;
• kegiatan perkantoran;
• kegiatan industri;
• fasilitas pendidikan;
• fasilitas pelayanan umum; dan/atau
• kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan
lalu lintas.
PP NO. 32 TAHUN 2011 3/14

Pasal 48 ayat 2
Pemukiman yang wajib Analisis Dampak Lalu Lintas adalah:
• perumahan dan permukiman;
• rumah susun dan apartemen; dan/atau
• permukiman lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau
tarikan lalu lintas.
PP NO. 32 TAHUN 2011 4/14

Pasal 48 ayat 3
Infrastruktur yang wajib Analisis Dampak Lalu Lintas adalah:
akses ke dan dari jalan tol;
• pelabuhan;
• bandar udara;
• terminal;
• stasiun kereta api;
• pool kendaraan;
• fasilitas parkir untuk umum; dan/atau
• infrastruktur lainnya.
PP NO. 32 TAHUN 2011 5/14

Pasal 49
Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu persyaratan
pengembang atau pembangun untuk memperoleh:
• Izin Lokasi
• Izin Mendirikan Bangunan
• Izin Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
bangunan gedung
PP NO. 32 TAHUN 2011 6/14

Pasal 50
Ayat 1
Pengembang/pembangun melakukan andalalin dengan menunjuk lembaga konsultan
yang memiliki tenaga ahli bersertifikat

Ayat 2
Sertifikat diberikan oleh Menteri Perhubungan

Pasal 51
Ayat 1
Hasil Andalalin disusun dalam bentuk dokumen hasil Andalalin
PP NO. 32 TAHUN 2011 7/14

Pasal 51
ayat 2
Dokumen Analisis dampak Lalu Lintas terdiri dari:
• Analisis bangkitan dan tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
• Simulasi kinerja Lalu Lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan
• Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak
• Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangun
dalam penanganan dampak
• Rencana pemantauan dan evaluasi
• gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan
PP NO. 32 TAHUN 2011 8/14

Pasal 52
Hasil analisis dampak lalu lintas harus mendapat persetujuan dari:
• menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan, untuk jalan nasional;
• gubernur, untuk jalan provinsi;
• bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa; atau
• walikota, untuk jalan kota.
PP NO. 32 TAHUN 2011 9/14

Pasal 53
Ayat 1
Untuk memperoleh persetujuan, pengembang/pembangun harus
menyampaikan hasil andalalin ke Menteri, Gubernur, Bupati atau
Walikota sesuai dengan kewenangannya

Ayat 2
Menteri, Gubernur, Bupati atau Walikota memberikan persetujuan
dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak
diterimanya dokumen hasil analisis dampak lalu lintas secara lengkap
dan memenuhi persyaratan
PP NO. 32 TAHUN 2011 10/14

Pasal 54
Ayat 1
Untuk memberikan persetujuan, Menteri, Gubernur, Bupati atau Walikota
sesuai dengan kewenangannya membentuk tim evaluasi dokumen hasil
andalalin

Ayat 2
Tim evaluasi terdiri atas unsur perhubungan, PU dan Kepolisian

Pasal 55
Tim evaluasi mempunya tugas:
• melakukan penilaian terhadap hasil andalalin
• menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam hasil andalalin
PP NO. 32 TAHUN 2011 11/14

Pasal 56
Ayat 1
Hasil penilaian tim evaluasi disampaikan kepada Menteri, Gubernur, Bupati
atau Walikota sesuai dengan kewenangannya

Ayat 2
Dalam hal hasil penilaian tim evaluasi menyatakan hasil andalalin yang
disampaikan belum memenuhi persayaratan, Menteri, Gubernur, Bupati
atau Walikota mengembalikan hasil analisis kepada
pengembang/pembangun untuk disempurnakan
PP NO. 32 TAHUN 2011 12/14

Pasal 57
ayat 1
Menteri, gubernur, bupati, atau walikota meminta kepada pengembang atau
pembangun untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan
kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam
dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.

Ayat 2
Surat pernyataan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
hasil andalalin

Ayat 3
Kewajiban harus terpenuhi sebelum dan selama pusat kegiatan, permukiman
dan infrastruktur dioperasikan
PP NO. 32 TAHUN 2011 13/14

Pasal 58
Ayat 1
Setiap pengembang/pembangun yang melanggar pernyataan kesanggupan
dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Ayat 2
Sanksi administrasi, berupa:
• peringatan tertulis;
• penghentian sementara pelayanan umum;
• penghentian sementara kegiatan;
• denda administratif;
• pembatalan izin; dan/atau
• pencabutan izin.
PP NO. 32 TAHUN 2011 14/14
Pasal 59
Ayat 1
Sanksi administratif berupa peringatan tertulis dikenai sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu masing-
masing 30 (tiga puluh) hari kalender

Ayat 2
Dalam hal pengembang/pembangun tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu
peringatan tertulis ke 3 (tiga), dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara pelayanan umum
dan/atau penghentian sementara kegiatan selama 30 (tiga puluh) hari kalender

Ayat 3
Dalam hal pengembang/pembangun tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu,
dikenai denda paling banyak 1% (satu per seratus) dari nilai kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pengembang/pembangun

Ayat 4
Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal pengenaan sanksi denda administratif atau 90
(sembilan puluh hari) pada hari kalender sejak pembayaran denda, pengembang/pembangun tidak
melaksanakan kewajibannya, izin dibatalkan atau dicabut
PM 75 TAHUN 2015 1/8

Pasal 2
ayat 3:
Pusat kegiatan yang wajib Analisis Dampak Lalu Lintas adalah:
1. kegiatan perdagangan;
2. kegiatan perkantoran;
3. kegiatan industri;
4. fasilitas pendidikan;
• sekolah atau universitas
• lembaga kursus
5. fasilitas pelayanan umum
• rumah sakit
• klinik bersama
• bank
PM 75 TAHUN 2015 2/8

Pasal 2
ayat 3 (lanjutan):

6. stasiun pengisian bahan bakar umum;


7. hotel;
8. gedung pertemuan;
9. restoran;
10. fasilitas olah raga (indoor atau outdoor);
11. bengkel kendaraan bermotor;
12. pencucian mobil; dan/atau
13. bangunan lainnya
PM 75 TAHUN 2015 3/8

Pasal 2
ayat 4:
Permukiman berupa:
• perumahan dan permukiman;
• rumah susun dan apartemen;
• asrama
• ruko; dan/atau
• permukiman lainnya
PM 75 TAHUN 2015 4/8

Pasal 2
ayat 5:
Infrastruktur berupa:
• akses ke dan dari jalan tol;
• pelabuhan;
• bandar udara;
• terminal;
• stasiun kereta api;
• pool kendaraan;
• fasilitas parkir untuk umum;
• jalan layang (flyover);
• lintas bawah (underpass);
• terowongan (tunnel); dan/atau
• infrastruktur lainnya
PM 75 TAHUN 2015 5/8

Pasal 3 – 6: kriteria ukuran minimal dan satuan jumlah perjenis pembangunan (per-luas
lantai bangunan, per-jumlah siswa, per-kamar, per-tempat tidur, dll)

Pasal 7:
• Rencana Pengembangan pusat kegiatan dan permukiman wajib andalalin apabila
lebih besar 30% dari kondisi awal
• Rencana Pengembangan infrastruktur wajib andalalin apabila lebih besar 50% dari
fasilitas utama/pokok
PM 75 TAHUN 2015 6/8

Pasal 8: Pengembang / Pembangun menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga


ahli bersertifikat

Pasal 9: Kajian andalalin dituangkan dalam bentuk dokumen hasil andalalin, ketentuan
muatan dokumen andalalin

Pasal 10: sertifikasi tenaga ahli, wajib mengikuti diklat, sertifikat kompetensi penyusun
andalalin diterbikan oleh dirjen perhubungan darat;
PM 75 TAHUN 2015 7/8

Pasal 11-16: penilaian hasil andalalin


• Persetujuan diberikan sesuai status jalan (oleh Menteri, Gubernur, Bupati atau
Walikota)
• Bila lokasi berada di antara 2 status jalan yang berbeda, persetujuan diberikan
berdasarkan status jalan yang tertinggi
• Hasil andalalin merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh beberapa
perizinan diantaranya Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
• Penilaian hasil andalalin dilakukan oleh Tim Evalasi Andalalin yang terdiri dari unsur
perhubungan, unsur pekerjaan umum dan unsur kepolisian
• Pengembang/Pembangun membuat dan menandatangai surat pernyataan
kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam dokumen hasil
andalalin
PM 75 TAHUN 2015 8/8

Pasal 17 – 19 : tindak lanjut hasil andalalin


• Pengembang/Pembangun wajib melaksanakan semua kewajiban yang
tercantum dalam dokumen hasil andalalin
• Pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban
• Sanksi administratif
PM 11 TAHUN 2017
Dalam PM 11 Tahun 2017 di jelaskan bahwa:
 Perubahan terhadap fungsi peruntukkan bangunan dari fungsi awal wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
 Pendelegasian wewenang persetujuan dokumen Andalalin di Jalan Nasional dari Menteri Perhubungan
ke:
a.Dirjen Perhubungan Darat;
b. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;
 Fungsi pembinaan dan pengawasan Dirjenhubdat terhadap penyelenggaraan Andalalin
Lanjutan...
 Pendelegasian kewenangan persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas dari
Menteri kepada:
a. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, untuk seluruh jalan nasional kecuali
jalan nasional yang berada di JABODETABEK;
b. Kepala Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK untuk jalan nasional
yang berada JABODETABEK.
 Direktur Jenderal Perhubungan Darat melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas.
 Pembinaan teknis meliputi:
a.Penetapan sistematika penyusunan Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas;
b. Penetepan Standar Operasional Prosedur Analisis Dampak Lalu Lintas;
c. Pemberian bimbingan teknis dalam penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas.
 Pengawasan teknis meliputi:
a. Kegiatan penilaian, pemantauan dan evaluasi Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas;
b. Kegiatan Pengawasan terhadap pelaksanaan persetujuan Hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas;
c. Kegiatan dalam Penanganan Dampak Lalu Lintas.
SE.12/LT.508/DRJD/2017
PENERBITAN KODE BILLING UNTUK PEMBAYARAN
PNBP (PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK)

PT. MORENZO ABADI PEMBANGUNAN GUDANG DAN JEMBATAN, PT. MORENZO ABADI
PERKASA PERKASA

51
BUKTI PEMBAYARAN PENERBITAN KODE BILLING DOKUMEN
PNBP (PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK)

BUKTI PEMBAYARAN
MELALUI BANK/ATM DARI
PEMBANGUN/ PENGEMBANG

PT. MORENZO PEMBANGUNAN GUDANG DAN JEMBATAN, PT. MORENZO


ABADI PERKASA ABADI PERKASA

52
CONTOH BERITA ACARA PEMBAHASAN
PEMBAHASAN ANDALALIN
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
CONTOH SURAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN HASIL ANDALALIN
Lanjutan...
Lanjutan...
Lanjutan...
Perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas, meliputi:
a) penjelasan rencana pembangunan baru atau pengembangan;
b) cakupan wilayah kajian berdasarkan rencana pembangunan atau pengembangan;
c) perkiraan transportasi yang digunakan seperti bangkitan/tarikan lalu lintas, distribusi
perjalanan, pemilihan moda, pembebanan, akses dan/atau kebutuhan parkir;
d) penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis;
e) periode analisis paling sedikit 5 (lima) tahun;
f) kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
g) karakteristik dan intensitas tata guna lahan eksisting maupun kondisi yang akan datang;
h) penggunaan dan pemilihan model transportasi;
i) metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu lintas;
Analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini, meliputi:

a) kondisi prasarana jalan paling sedikit memuat geometri jalan, perkerasan jalan,
dimensi potongan melintang, fungsi jalan, status jalan,kelas jalan dan
perlengkapan jalan;
b) kondisi lalu lintas eksisting paling sedikit memuat data historis volume lalu
lintas, volume gerakan membelok, tundaan membelok, panjang antrian,
kecepatan rata-rata kendaraan, waktu perjalanan, okupansi jalan, data
penumpang angkutan umum, pejalan kaki, dan pesepeda;
c) kondisi angkutan jalan paling sedikit memuat jaringan trayek, faktor muat, jenis
kendaraan dan waktu tunggu;
simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap analisis dampak lalu lintas,
meliputi:

a) simulasi kinerja lalu lintas sebelum pembangunan;


b) simulasi kinerja lalu lintas pada saat pembangunan;
c) simulasi kinerja lalu lintas setelah pembangunan;
d) simulasi kinerja lalu lintas dalam jangka waktu paling
sedikit 5 (lima) tahun;
rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak, yang meliputi:

a) peningkatan kapasitas ruas dan/atau persimpangan jalan;


b) penyediaan angkutan umum;
c) manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan;
d) manajemen kebutuhan lalu lintas;
e) penyediaan fasilitas parkir berupa gedung parkir dan/atau taman parkir;
f) penyediaan akses keluar dan akses masuk untuk orang, kendaraan pribadi dan
kendaraan barang;
g) penyediaan fasilitas bongkar muat barang;
h) penataan sirkulasi lalu lintas di dalam kawasan;
i) penyediaan fasilitas pejalan kaki dan berkemampuan khusus;
j) penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di dalam kawasan;
k) penyediaan sistem informasi lalu lintas;
l) penyediaan fasilitas tempat menaikan dan menurunkan penumpang untuk angkutan
umum di dalam kawasan; dan/atau
m)penyediaan fasilitas penyeberangan;
rencana pemantauan dan evaluasi yang memuat:
A. pemantauan oleh Pemerintah, meliputi:
1) pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi penanganan
dampak;
2) pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar wilayah
pembangunan atau pengembangan termasuk akses masuk dan keluar
kendaraan di lokasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;

B. pemantauan oleh Pengembang atau Pembangun, meliputi:


1)pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi lalu lintas kendaraan di dalam lokasi
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;
2) pemantauan terhadap fasilitas parkir;
3) pemantauan terhadap rambu, marka, dan fasilitas perlengkapan jalan lainnya di dalam lokasi
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.
gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan, meliputi:

a) kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;


b) peta lokasi yang memuat tentang jenis bangunan, rencana pembangunan baru atau
pengembangan;
c) kondisi fisik sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan di sekitar lokasi
rencana pembangunan baru atau pengembangan;
d) kondisi sosial ekonomi di sekitar lokasi rencana pembangunan baru atau
pengembangan; dan
e) kondisi lalu lintas dan pelayanan angkutan jalan yang ada di sekitar lokasi rencana
pembangunan baru atau pengembangan.
PM 46 TAHUN 2016

Perubahan Pasal 13 ayat 3 dan 5:


• jangka waktu pemberian persetujuan dokumen andalalin untuk
perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah 3
(tiga) hari kerja, untuk bangunan lainnya paling lama 15 (lima belas)
hari
• Dokumen andalalin untuk perumahan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak dikenakan Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP)

BACK
PM 75 TAHUN 2016

Perubahan pada kewenangan di jalan nasional yang sebelumnya


dilimpahkan ke Dirjen Hubdat kini kembali ke Menhub, dengan
menghapus ayat (4) di Pasal 13 :
“Menteri memberikan pendelegasian kewenangan persetujuan
andalalin kepada Direktur Jenderal”

BACK
PM 11 TAHUN 2016 (1/3)

Penambahan 1 ayat di Pasal 7 yaitu ayat 3:


Perubahan terhadap fungsi peruntukkan pembangunan dari fungsi awal wajib
dilakukan andalalin

Perubahan Pasal 13 ayat 4:


Menteri memberikan pendelegasian kewenangan persetujuan hasil Andalalin
kepada:
Direktur Jenderal, untuk seluruh jalan nasional kecuali jalan nasional yang berada
di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi; dan
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi (BPTJ) untuk jalan nasional yang berada di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi
PM 11 TAHUN 2016 (2/3)
Perubahan pada Pasal 20
1. Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan penyelenggaraan Andalalin
2. Pembinaan teknis meliputi:
• Penetapan sistematika penyusunan Dokumen Hasil Andalalin
• Penetapan Standar Operasional Prosedur Andalalin
• Pemberian bimbingan teknis dalam penyelenggaraan Andalalin
3. Pengawasan teknis meliputi:
• Kegiatan penilaian, pemantauan dan evaluasi hasil andalalin
• Kegiatan pengawasaan terhadap pelaksanaan persetujuan hasil andalalin
• Kegiatan dalam penganganan dampak lalu lintas
PM 11 TAHUN 2016 (3/3)
Perubahan pada Lampiran II, yang semula tertulis:
Menteri Perhubungan Cq. Direktur Jenderal Perhubungan Darat

menjadi

Menteri Perhubungan Cq. Direktur Jenderal Perhubungan Darat/Kepala Badan


Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

BACK

Anda mungkin juga menyukai