Dalam dunia kesehatan , dikenal 2 macam jenis masker yang umum di gunakan antara lain :
Masker Biasa
Masker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah (surgical Mask) yang
sudah umum digunakan masyarakat umum , biasanya memiliki bagian luar berwarna hijau muda dan
bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet untuk memudahkan terpasang ke bagian
belakang kepala atau telinga.
Disebut masker bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika
melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan hidung sehingga
tidak menkontaminasi sekeliling.
Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang
berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis. Oleh karena itu orang yang
sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja.
Seperti yang pernah disampaikan oleh dr. Dedi Suryatno, kepala Poliklinik DOTS RS. Hasan Sadikin
Bandung, masker bedah efektif digunakan oleh pasien karena dapat menyaring percikan air liur atau
dahak yang dikeluarkankan oleh pasien. Beda halnya bila orang sehat yang memakai masker
tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan melayang-layang diudara dapat terjebak
di di dalam pori-pori masker tersebut. Bila mikroorganisme tersebut berakumulasi , dapat terhirup
dan pada akhirnya masuk ke dalam saluran pernafasan.
Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan
orang sakit. M<asker ini diesbut N95 karena dapat menyaring hingga 95 % dari keseluruhan partikel
yang berada di udara. Bentuknya biasanya setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan
solid dan tidak mudah rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah
bagi udara luar masuk .
Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di bagian infeksi dan menular. Masker ini
biasanya dipergunakan juga dipergunakan oleh petugas peternakan ketika terjadi wabah flu burung.
Hanya saja masker N95 ini memiliki kekurangan antara lain bagi yang tidak terbiasa menggunakan,
mungkin akan merasa gerah dan sesak sehingga hanya bertahan beberapa jam saja memakainya.
Dan untuk mendapatkan masker ini agak sulit dan relatif mahal harganya.
Bagaimana cara menggunakan masker ini dengan baik dan benar?
Perlu diingat bahwa masker ini hanya boleh dipergunakan sekali pakai. Anda harus menggantinya
dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau berdebu. Beberapa sumber menyatakan bahwa
masker ini hanya efektif dipergunakan 3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.
Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar dikutip dari San Fransisco
Department of Public Health:
Disamping kemampuannya tersebut, masker ini juga memiliki kekurangan, diantaranya bagi yang
tidak terbiasa menggunakannya mungkin akan merasa gerah dan kurang nyaman sehingga tidak
betah menggunakannya dalam waktu lama. Masker jenis ini juga tidak direkomendasikan untuk
mereka yang memiliki gangguan pernafasan dan penyakit jantung, lanjut usia dan wanita hamil
karena masker ini membuat sulit bernafas sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi secara
optimal.
Ketersediaannya yang terbatas dan dengan harga relatif mahal menjadikannya bukan menjadi pilihan
utama ketika kabut asap terjadi. Namun jika Anda memiliki masker ini, sebaiknya Anda
menggunakannya dengan baik dan benar. Berikut langkah-langkah menggunakan masker N95 yang
baik dan benar:
1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer
sebelum menggunakan masker.
2. Pilih masker N95 yang cocok dan pas di wajah Anda (biasanya masker ini tersedia dalam beberapa
ukuran).
3. Pegang masker dengan telapak tangan dan letakkan pada wajah Anda sampai menutupi hidung,
mulut dan dagu.
4. Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala Anda melewati atas telinga dan
posisikan karet pengikat bawah ke belakang leher Anda melewati bawah telinga.
5. Tekan kawat hidung, tekuk sesuai lekuk hidung dan urut mengikuti kontur hidung dan wajah
6. Pastikan tidak ada celah udara luar yang masuk, cek dengan menarik dan menghembuskan nafas,
jika terasa ada aliran udara dari sisi masker berarti terdapat celah yang memungkinkan udara luar
masuk, perbaiki dengan menggeser posisi masker sampai celah tertutup rapat seluruhnya.
Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya loncatan
benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan
bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan.
Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety Goggles,
mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan loncatan benda
tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.
KACAMATA SAFETY
Merupakan kacamata pelindung yang menutupi area disekitar mata. Kacamata ini akan melindungi mata
dari debu dan percikan bahan kimia cair. Kacamata ini juga dapat dipakai bersamaan dengan kacamata
resep karena desainnya yang lebih besar. Bahan dari kacamata ini mempunyai ketahanan yang tinggi guna
melindungi mata dengan lensa yang tahan oleh benturan dan frame dari palstik atau logam.
Manfaat / Fungsi :
Berguna sebagai pelindung mata saat sedang bekerja. Alat ini melindungi mata dari partikel-partikel kecil,
debu, radiasi, atau sinar yang menyilaukan. contohnya saat mengelas.
Macam-macam model / jenis Kacamata Safety :
Disposable Aprons
We are offering disposable aprons. an apron is a plastic sheet that is worn from shoulder to knee, in order
to protect clothing from stains and avoid bacterial contamination. more
Apron Medis Kain merupakan celemek alas baju yang biasa digunakan di rumah sakit,
berfungsi untuk menghindari noda cairan terkena baju. Apron Medis Kain ini terbuat dari
bahan dasar kain Oscar yang mudah dibersihkan ketika terkena noda dan tidak tembus
dari percikan air. Selain dapat digunakan untuk kebutuhan medis, Apron Medis Kain ini
juga dapat digunakan untuk non medis
Sarung Tangan
Cuci tangan dan penggunaan sarung tangan, merupakan komponen kunci dalam meminimalkan
penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi.
Sampai sekitar 20 tahun lalu, petugas kesehatan menggunakan sarung tangan untuk tiga
alasan, yaitu:
Tergantung situasi, sarung tangan pemeriksaan atau sarung tangan rumah tangga harus dipakai bila
mana:
1. Akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah atau duh tubuh lainnya, selaput
lendir atau kulit yang terbuluka.
2. Akan melakukan indakan medik invasif (misalnya pemasangan alat-alat vaskular
seperti intra-vena perifer).
3. Akan membersihkan sampah terkontaminasi atau memegang permukaan yang
terkontaminasi. Sarung tangan lain harus dipakai untuk setiap pasien untuk mencegah kontaminasi
silang. Penggunaan sarung tangan yang sama dan mencucinya di antara pasien-pasien atau di
antara bagian tubuh yang kotor dan bersih bukan merupakan tindakan yang aman. Doebbeling dkk
(1988) menemukan sejumlah bakteri pada tangan petugas yang tidak mengganti sarung tangan di
antara pasien walaupun telah mencuci tangannya (yang memakai sarung tangan) tersebut.
Sarung tangan sekali pakai dapat digunakan kembali setelah:
1. Didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Lepaskan sarung tangan
yang sudah terkontaminasi, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi jika
akan dipakai ulang, atau buang di tempat sampah.
2. Dicuci dan dikeringkan dan disterilisasi atau di disinfeksi tingkat tinggi.
3. Sarung tangan yang sudah rusak Jangan digunakan kembali
Jenis sarung tangan:
1. Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan
(misalnya seksio sesaria, laparatomi, insersi/pencabutan norplant, persalinan per vaginam,
vasektomi, laparakopi) dll. Keuntungan jenis ini, ukuran dapat disesuaikan agar gerakan tangan
selama prosedur bedah bebas. Kerugiannya; mahal.
2. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu
melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemasangan dan
pencabutan infus, pemasangan dan pencabutan AKDR (tanpa menggunakan teknik sentuh).
Harganya lebih murah dari sarung tangan bedah. Biasanya tersedia dalam ukuran S.M.L. Sarung
tangan dari lateks dapat dicuci dan dikukus untuk dipakai kembali.
3. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memroses peralatan, menangani bahan-
bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang terkontaminasi. Biasanya
murah dan dapat dicuci dan dipakai berulang-ulang. Biasanya tidak terdapat di semua negara, bila
tidak ada tersedia maka dapat dipakai sarung tangan lateks. Sarung tangan bedah yang baik terbuat
dari bahan lateks, karena elastis, sensitif dan tahan lama, dan dapat disesuaikan dengan ukuran
tangan. Karena meningkatnya masalah alergi lateks, sedang dikembangkan bahan serupa, yang
disebut “nitril” yang merupakan bahan sintetik seperti lateks.
Sarung tangan pemeriksaan
Penentuan sarung tangan pemeriksaan apa yang terbaik untuk sesuatau pemeriksaan bergantung pada
tingkat risiko paparan terhadap darah atau duh tubuh terinfeksi (rendah atau tinggi risiskonya), lamanya
tindakan, dan kemungkinan alergi terhadap lateks atau nitril.
1. Sarung tangan vinil.Adalah yang paling murah. Baik untuk pemeriksaan singkat dan
risiko paparan rendah. Jenis ini kurang elastis dan mudah robek. Digunakan untuk mengosongkan
tempat muntah, memindahkan jarum infus, dll (jika hanya sarung tangan pemeriksaan yang
tersedia dan risiko akan terpapar oleh darah dan cairan tubuh cukup tinggi, ganti sarung tangan
lebih sering dan pertimbangkan untuk menggunakan sarung tangan rangkap)
2. Sarung tangan Lateks. Memberikan perlindungan terbaik. Digunakan untuk tindakan
bedah atau pemeriksaan yang berisiko sedang sampai tinggi terhadap paparan darah atau duh
tubuh yang potensial terkontaminasi. Jangan dipakai oleh petugas yang diketahui atau disangka
alergi terhadap lateks atau pada kontak yang lama (1 jam) dengan disinfektan tingkat tinggi seperti
gluteraldehid (dapat menghilangkan efektivitas lateks karena berubah).
3. Sarung tangan nitril. Dianjurkan untuk staf yang alergi terhadap lateks dan dapat
digunakan untuk kegiatan dengan risiko sedang sampai tinggi. Sarung tangan nitril mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan lateks, tetapi lebih tahan terhadap bahan-bahan dari minyak.
Yang dilakukan dan jangan dilakukan dalam pemakaian sarung tangan:
1. Pakailah sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya sarung tangan bedah. Jika
ukuran tidak sesuai dengan tangan pada pelaksanaan prosedur, dapat terjadi gangguan atau mudah
robek.
2. Gantilah sarung tangan secara berkala pada tindakan yang memerlukan waktu lama.
3. Potonglah kuku cukup pendek untuk mengurangi risiko robek atau berlubang.
4. Tariklah sarung tangan sampai meliputi tangan baju.
5. Pakailah cairan pelembab yang tidak mengandung lemak untuk mencegah kulit tangan
dari kekeringan/berkerut.
6. Jangan memakai cairan atau krim yang berbasis minyak, karena akan merusak sarung
tangan bedah dan sarung tangan pemeriksaan dari lateks.
7. Jangan pakai cairan pelembab yang terlalu wangi karena dapat merangsang kulit dan
menyebabkan iritasi.
8. Jangan simpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin, karena dapat merusak bahan sarung tangan tersebut.