Abstrak
Salah satu kegiatan dalam pengelolaan wilayah pesisir adalah aktifitas pemantauan yang kontinu pada kawasan pesisir
untuk mengetahui terjadinya perubahan pada obyek yang menjadi indokator kawasan pesisir. Penggunaan sistem video
dapat digunakan sebagai sistem yang murah dan mudah dalam operasionalnya untuk tujuan pemantauan indikator.
Selanjutnya tulisan ini akan memberikan penjelasan bagaimana video dapat bekerja untuk memantau indikator tersebut.
Arah perekaman kamera video (consumers grade) dapat dilakukan pada arah vertikal dengan menempatkan kamera
pada wahana pesawat ringan dan pada pada arah pandangan miring (oblique) dari tepi pantai. Dari kedua teknik tersebut
akan diperoleh citra hasil rekaman yang dapat diproses untuk kepentingan survei-pemetaan dan analisis fisik beberapa
obyek yang menjadi indikator bagi perubahan kawasan pesisir. Beberapa percobaan dilakukan di Pantai Selatan
Yogyakarta untuk menghasilkan produk data antara lain citra video udara, citra snapshoot baik mono maupun stereo,
dan citra hasil rata-rata dari beberapa frame. Data awal tersebut selanjutnya dapat diproses untuk menampilkan obyek
fisik yang menjadi indikator pesisir.
Hasil pemrosesan video oblique dapat memberikan informasi bentuk 3 dimensi dari gelombang laut, pola perubahan
sand-bar, bentuk garis pantai, dan pola aktifitas manusia di pantai. Sementara hasil pemrosesan video udara dapat
memberikan citra orto-mosaik dan data DTM. Selanjutnya beberapa pekerjaan yang perlu dilakukan di masa mendatang
terkait dengan pengujian empirik untuk mengetahui kualitas hasil ukuran dan interpretasi dari citra hasil rekaman dan
sistem pengiriman data video jarak jauh.
Kata Kunci: video udara, video pesisir, gelombang laut, sand-bar, garis pantai, citra orto-mosaik.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 247
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
dioperasikan; (3) cepat dalam perolehan hasil; (4) sistem video tidak hanya berguna bagi
perangkat tersedia di pasaran, dan (5) kualitas kepentingan pengelola (stakeholder), tetapi juga
hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Maka banyak dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
penggunaan teknik videografi dapat menjadi salah Masyarakat umum dapat memanfaatkan beberapa
satu alternatif yang sesuai. Rekaman video situs pengelolaan yang menyediakan gambaran
memiliki kemampuan untuk merekam situasi langsung (live image) keadaan pesisir saat itu
wilayah pesisir dalam bentuk data citra video juga. Bagi pengelola, data time-series dari
dengan frekuensi rekaman mencapai 30 frame rekaman video dapat digunakan untuk
citra per detik. Selanjutnya, tulisan ini akan menganalisis perubahan pada kondisi pesisir.
menjelaskan upaya untuk dapat melakukan Perkembangan terkini dari teknologi informasi
interpretasi geometrik dari hasil rekaman video. berdampak positif bagi penggunaan sistem video
Dalam kawasan pesisir yang lebih luas, ini.
penggunaan videografi udara dapat menjadi
alternatif yang murah dalam memproduksi Peta 2.2. Coastal State Indicator (CSI)
wilayah.
Sebagian penjelasan merupakan hasil percobaan Dalam makalah ini, CSI didifinisikan sebagai
yang dilakukan di kawasan pesisir Selatan reduksi dari sekumpulan parameter yang dapat
Yogyakarta yaitu Pantai Parangtritis dan menyederhakan, tetapi tetap dapat memenuhi
Ngrenehan. Kedua wilayah berturut-turut kebutuhan kuantisasi dari kecenderungan
merupakan daerah wisata pantai dan pelabuhan perubahan atau dinamika dari kawasan pesisir.
nelayan tradisional. Sebagian penjelasan lagi Beberapa proyek pemantauan di Eropa teleh
masih merupakan konsep yang belum sempat membentuk beberapa obyek yang diharapkan
diuji di lapangan. dapat menjadi indikator untuk mengetaui
terjadinya perubahan kondisi wilayah pesisir.
2. METODOLOGI PENELITIAN Data rekaman CSI yang multikala dapat menjadi
dasar bagi studi atau penilaian perubahan yang
2.1. Pengalaman Beberapa Negara terjadi di kawasan pesisir. Beberapa obyek yang
sering dijadikan CSI antara lain:
Di beberapa negara Eropa dan Amerika, 1. Kecenderungan perubahan garis pantai;
penggunaan teknik videografi untuk pemantauan 2. Pola penggunaan pantai dan perubahan
wilayah pesisir sudah mulai dilakukan sejak tahun aktivitas manusia;
2002. Sedangkan penggunaan Videografi Udara 3. Perubahan pada bentuk arus dan gelombang
untuk tujuan pemetaan yang berbiaya rendah telah 4. Pola perubahan sand-bar;
ada sejak era 1980-an (Rokhmana, 2004). 5. Perubahan bentuk gumuk pasir, dan lain-lain.
Beberapa proyek kerjasama antar negara Eropa
seperti CoastalView juga telah menggunakan Pengembangan sistem pemantauan dengan teknik
sensor kamera video. Beberapa hasil penelitian videografi diharapkan akan dapat merekam
yang terkait penggunaan sistem video perubahan pada obyek CSI tersebut. Tabel 1
memberikan ilustrasi penggunaan video untuk memberikan gambaran bagaimana teknik
menurunkan ukuran geometrik dan pola videografi dapat berperan.
kenampakan beberapa obyek berdasarkan data
rekaman multi kala (lihat
http://coastview.ims.plym.ac.uk/presentations-
Santander.html, 2004). Sejauh ini belum ada yang
menggunakan kamera video jenis handycam
(camcorder). Jadi sistem video yang menjadi
persoalan adalah bagaimana merekayasa
penggunaan kamera handycam yang banyak
tersedia di pasaran untuk kepentingan pemantauan
wilayah pesisir.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 248
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
2.3. Produk dan Pengolahan Video Pesisir Gambar 1 (a) Geometri oblique dengan 1 kamera video.
(b) Geometri Video Udara
Teknik perekaman wilayah pesisir dengan sistem
video disamping mempermudah kebutuhan Dari konfigurasi perekaman seperti pada Gambar
dokumentasi, telah pula digunakan untuk 1, beberapa jenis bentuk rekaman data yang dapat
keperluan: dihasilkan, antara lain:
a. Melihat keadaan pesisir saat tertentu 1. Snap Shots, merupakan satu frame citra yang
b. Dokumentasi perubahan shoreline akibat erosi diekstrak dari hasil rekaman video. Umumnya
atau lainnya citra ini dihasilkan dari proses rekaman dari
c. Pemetaan dari udara, mendapatkan citra arah kamera yang miring (oblique). Pada
ortogonal dan DTM (Digital Terrain Model) penggunaan 2 kamera, akan dapat dihasilkan
d. Identifikasi suatu obyek di laut dan dua citra untuk obyek yang sama dengan arah
menelusurinya (tracking object) pandang yang berbeda. Pasangan gambar
e. Pemantauan lalu lintas di perairan tersebut dapat diorientasikan untuk
f. Pemantauan penggunaan pantai mengekstrak informasi 3D. Teknik ini bisa
g. Pemantauan kejernihan atau kondisi perairan digunakan untuk mengukur bentuk
h. Sarana promosi bagi turis dan menunjukkan gelombang di laut.
kondisi cuaca lokal 2. Citra hasil rata-rata (lihat Gambar 3):
merupakan suatu data citra yang diperoleh
dari hasil operasi rata-rata dari beberapa
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 249
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 250
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Gambar 4a.Proses pengolahan citra snap shoot untuk menurunkan besaran 3D obyek dari 2 kamera. Obyek berupa
serangkaian bola plastik yang berbentuk linier (garis). Bola diletakkan tegak lurus garis pantai agar dapat merepresentasikan
pola tinggi gelombang. Disamping itu, penggunaan obyek bola akan memudahkan dalam interpretasi dibandingkan dengan
penggunaan permukaan air laut yang relatif homogen. Persamaan yang digunakan untuk orientasi kedua kamera tersebut
adalah persamaan kolinier. Penyelesaian model kolinier dilakukan dengan prinsip hitung perataan bundle.
20
-10
Panjang gel
Gambar 4b.Grafik scatter plot antara tinggi gelombang terhadap panjang gelombang. Grafik ini dihasilkan dari interpretasi
proses hitungan stereo fotogrametri (4a).
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 251
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 252
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember TIS - 253
Surabaya, 14 – 15 September 2005