Anda di halaman 1dari 1

Antibakteri secara umum adalah suatu komponen yang bersifat dapat menghambat

pertumbuhan (bakteriostatik) atau membunuh (bakterisidal), dan digunakan untuk kepentingan


pengobatan infeksi pada manusia dan hewan. Aktivitas bakteriostatik yakni antibakteri tersebut
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jika bahan antibakteri dihilangkan maka
perkembangbiakan bakteri berjalan seperti semula. Sedangkan aktivitas bakterisidal yakni
antibakteri digunakan untuk membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup.
Daya bakterisidal berbeda dengan bakteriostatik karena prosesnya berjalan searah yaitu bakteri
yang telah mati tidak dapat dibiakkan kembali meskipun bahan bakteris. (FAUZIAH,2015)
Bahan alam dapat dijadikan bahan obat untuk mengendalikan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme khususnya bakteri dan fungi. Penggunaan bahan antimikroba
yang bersumber dari alam seperti tanaman dapat menjadi alternatif lain dalam penanganan
infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme. Tanaman memiliki kandungan senyawa yang
dapat berpotensi sebagai antimikroba dengan berbagai mekanisme aksi, selain itu penggunaan
bahan alam sebagai pengobatan memiliki keuntungan: relatif murah, dan lebih aman
untuk lingkungan. Zat antibakteri dalam melakukan efeknya, harus dapat mempengaruhi
bagian-bagian vital sel seperti membran sel, enzim-enzim dan protein struktural. Mekanisme
kerja zat antibakteri dalam melakukan efeknya terhadap mikroorganisme adalah merusak dinding
sel, mengubah permeabilitas membran sel, kerusakan sitoplasma, menghambat kerja enzim,
Menghambat sintesis asam nukleat dan protein. (FAUZIAH,2015)
Uji senyawa antibakteri adalah untuk mengetahui apakah suatu senyawa uji dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri. Obat yang digunakan untuk membasmi bakteri
penyebab infeksi pada manusia harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, bersifat
sangat toksik untuk bakteri, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (FAUZIAH,2015)
Metode difusi adalah pengukuran potensi antibakteri berdasarkan pengamatan diameter
daerah hambatan bakteri karena berdifusinya obat dari titik awal pemberian ke daerah difusi.
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar, menggunakan cakram kertas
saring yang berisi sejumlah tertentu obat yang ditempatkan pada permukaan medianya. Setelah
diinkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan
obat terhadap organisme uji. Zona bening diukur menggunakan penggaris dengan cara
mengurangi diameter keseluruhan (cakram + zona hambat) dengan diameter cakram.
Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antibakteri dalam menghambat atau
membasmi organisme patogen. Semuanya harus dipertimbangkan agar zat antibakteri tersebut
dapat bekerja secara efektif. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kerja zat antibakteri yaitu;
Konsentrasi atau Intensitas Zat Antimikroba, Jumlah Mikroorganisme, SuhuSpesies
Mikroorganisme, dan Keasaman Atau Kebasahan(FAUZIAH,2015)

FAUZIAH, W.N. 2015. UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN, KULIT DAN BIJI
KELENGKENG (Euphoria longanL.) TERHADAP PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN
Lactobacillus plantarum PENYEBAB KERUSAKAN NIRA SIWALAN ( Borassus flabellifer L. ). Dijumpai pada:
http://etheses.uin-malang.ac.id/3008/1/11620011.pdf

Anda mungkin juga menyukai