BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahan-bahan alam telah sangat berkembang hingga saat ini, dan sangat
secara maksimal.
seorang ahli botani Rusia. Diambil dari bahasa Yunani (chromate = penulisan
dari komponen campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase diam
diam dapat berupa zat paat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat
misalnya senyawa flavonoid yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk isoflovon
klasik yang sampai saat ini masih banyak digunakan. Metode ini banyak
dalam fase diam atau fase gerak dengan proses elusi berdasarkan gaya
gravitasi.
B. Rumusan masalah
D. Tujuan praktikum
1. Tujuan umum praktikum
Adapun tujuan umum dari praktikum ini yaitu untuk memisahkan
senyawa kimia secara fraksinasi kasardaun Jambu biji (Psidium
guajavaL.)menggunakankromatografi kolom konvensional berdasarkan
warna dantingkat kepolaran.
2. Tujuan khusus praktikum
Adapun tujuan khusus dari praktikum ini yaitu adalah untuk
mengetahui apakah memang pada sampel daun Jambu biji (Psidium
guajavaL.) terdapat senyawa kimia yang bermanfaat untuk pengobatan.
E. Manfaat praktikum
1. Manfaat teoritis
Memberi informasi mengenai metode kromatografi kolom
konvensional.
2. Manfaat praktis
Mendorong praktikan untuk menggunakan metode kromatografi
kolom konvensionaldalam mendeteksi senyawa pada daun jambu
biji(Psidium guajavaL.).
BAB II
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman jambu mente diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information System, 2017) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
b. Morfologi Tanaman
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang
gembur maupun liat, pada tempat terbuka, dan mengandung air yang
cukupbanyak. Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) ditemukan pada
ketinggian 1m sampai 1.200 m dari permukaan laut. Jambu biji berbunga
sepanjangtahun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2 m sampai 10 m,
percabanganbanyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin,
berwarna coklatkehijauan. Jambu biji (Psidium guajava L.) tersebar
meluas sampai ke Asia Tenggaratermasuk Indonesia, sampai Asia
Selatan, India dan Sri Lanka. Jumlah danjenis tanaman ini cukup banyak,
diperkirakan kini ada sekitar 150 spesies didunia. Tanaman ini (Psidium
guajava L.) mudah dijumpai di seluruh daerahtropis dan subtropis.
A. Teori Umum
tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom
untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya
diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adlah 25-30 kali
analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk
molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung
padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding
kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan (Rohman, 2009).
diam seperti kromatografi cair kinerja tinggi dan kromatografi gas digunakan
berupa pita pada bagian atas penjerap yang berada dalam kolom kaca,
logam atau bahkan plastik. Eluen (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui fase
diam dalam kolom dan hanya disebabkan oleh gaya gravitasi (Raymond,
2006).
analit dalam sampel terdistribusi antara dua fase, yaitu fase dian dan fase
gerak. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk
molekul kecil, atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung
padat atau dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding
kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan (Rohman, 2009).
bumi (gravitasi) atau system bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca
atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap
sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase
pada afinitas kepolaran analite dengan fase diam, sedangkan fase gerak
selalu memiliki kepolaran yang berbeda dengan fase diam. Pada sebagian
dengan fase gerak yang non-polar dengan begitu waktu retensi akan menjadi
waktu yang diperlukan untuk bergerak di sepanjang kolom. Laju aliran kolom
mengisi fase diam pada bagian bawah atau dikurangi dengan mengontrol
Untuk kolom gaya tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60-
230 mesh (63-250 µm), umumnya laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2
penampang kolom perjam. Untuk partikel yang lebih kecil dari 200 mesh
batas sistem tekanan (Rohman, 2009). Kolom yang terbuat dari gelas diisi
dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel,
(Gritter,2001).
partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60,
a. Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi
b. Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan
melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk
semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,
setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben
dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka
kimia untuk terdistribusi ke dalam fase diam atau fase gerak dengan
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Alat
coklat, statif, kolom, pipet tetes, gelas ukur, gelas arloji, corong, dan
gelas kimia.
2. Bahan
asetat, fraksi daun gamal, kapas, n-Heksan, silica gel kasar, dan tissue.
gelembung udara.
mulai dari kepolaran rendah hingga kepolaran tinggi, mulai dari 10:0,
9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, dan 0:10. Masing-masing
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
Perbandingan
Pelarut/eluen Vial ke- Warna
(mL)
n-heksan : etil asetat 10:0 1,2,4,5,6,10 Bening
,11,12,13,1
5,19,20,21,
22,27,29,30
,32
B. PEMBAHASAN
apsolsi yang cocok dengan pelarut yang baik sehingga antara pengotor dan
komponen dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik
dilengkapi kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair.
buret juga dapat digunakan. Pada praktikum kali ini kolom yang digunakan
dilaboratorium.
Untuk proses isolasi. Kolom yang telah dirangkai pada statif dan telah
permukaan silica. Kemudian ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) di
sebanyak 5 mL. Diamati warna yang dihasilkan dan dipisahkan sesuai warna
yang sama.
Alat kromatografi kolom yang sederhana terdiri dari kolom dan kaca
yang ada krannya atau bisa menggunakan buret. Fasa diam berupa
adsorben yang tidak larut dalam fase gerak ukuran partikel fasa diam yaitu
silica gel harus seragam. Adanya pengotor dalam fasa diam dapat
non polar pada sampel akan tertarik juga, sementara kita akan melakukan
proses pemisahan antara senyawa polar dan non polar, dan pada akhir dari
proses isolasi tidak ada lagi senyawa non polar yang akan ditarik jika pelarut
non polar digunakan lebih akhir. pelarut non polar digunakan lebih akhir.
Alasan digunakan kapas yaitu agar silika gelnya tidak bisa turun pada
kolom. Dan alasan digunakannya kertas saring yaitu untuk menahan residu
tau fraksi. Dan alasan digunakan satu jenis silica agar tidak terjadi kerapatan
turun.
Dari proses penampungan hasil isolasi pada vial diperoleh hasil bahwa
6, 10, 11, 12, 13, 15, 19, 20, 21, 22, 27, 29, 30 dan 32 tidak berwarna yaitu
bening. Untuk perbandingan 9:1 pada vial 1, 3, 7, 14, 16, 17, 23, 24, 25, 26,
28, 33 dan 34 tidak berwarna (bening). Untuk perbandingan 8:2 vial 35, 36,
37, 28 dan 39 berwarna kuning. Untuk perbandingan 7:3 pada vial 40, 41, 42
dan 44 berwarna hijau. Untuk perbandingan 6:4 pada vial 43, 45, 46, 47, 48,
49, 50, 51 dan 52 berwarna hijau. Untuk perbandingan 5:5 diperoleh isolate
berwarna hijau pada vial 53-60, pada perbandingan 4:6 pada vial 61-66, 73
dan 74berwarna kuning. Untuk perbandingan 3:7 pada vial 72-85 berwarna
hijau. Untuk perbandingan 2:8 pada vial dengan nomor 86 diperoleh warna
hijau, vial 87-91 berwarna kuning dan vial dengan nomor 92-96 berwarna
kuning pucat. Untuk perbandingan 0:10 pada vial 107 berwarna kuning dan
vial nomor 108-114 diperoleh warna isolate hijau pucat. Untuk penentuan
eluen yang baik dilihat dengan warna yang pekat dimana menunjukkan
Dari hasil isolasi didapatkan ada sebanyak 20 fraksi yaitu pada vial 40,
41, 42, 44, 43, 45 ,46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59 dan
60 ke 20 hasil fraksi ini kemudian yang akan ditotolkan pada lempeng KLT,
diamati di bawah sinar UV254 dan UV366 dan dari hasil penotolan dapat
BAB VI
A. Kesimpulan
sebanyak 20 fraksi yaitu pada vial 40, 41, 42, 44, 43, 45 ,46, 47, 48, 49, 50,
51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59 masing-masing terbagi pada perbandingan
7;3, 6:4 dan 5:5. Semakin terang warna yang dihasilkan maka semakin polar
dan pekat fraksi yang diperolah seperti warna hijau pekat dan sebaliknya
semakin pudar warna yang dihasilkan maka fraksi juga kurang polar dan
encer.
B. Saran
pratikum, supaya pratikan bisa lebih berhati-hati, cermat, dan tidak ceroboh
menghindari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Penuntun dan Buku Kerja Fitokimia II. Universitas Muslim
Indonesia; Makassar.
Badan POM RI, 2008, Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan POM;
Jakarta.