Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Sri Hidayati

NIM : 1167020075

KELAS : Bioligi 4B

MATA KULIAH : Mikrbiologi Lanjutt

1. Sumber energi mikroba selain foton dari cahaya matahari


semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Beberapa bentuk
kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi pancaran atau cahaya
dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi atau
kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh
energinya. Makhluk –makhluk ini disebut kemotrof.
Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya sejumlah
kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa
senyawa karbon organik, seperti gula –gulaan dan karbohidrat lain
Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3),
sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan
produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.
Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.
Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium,
kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya
yang normal.
Jasad yang heterotrof tidak mampu mensintesis makanannya sendiri sehingga
hidupnya dapat sebagai saprofit dan parasit. Organisme heterotrof memerlukan
senyawa organik lebih banyak dari organism lain. Organisme ini tidak dapat
mengambil unsur – unsur dari atmosfer, namun apabila diberi persediaan satu
substansi organik seperti glukosa untuk karbon, dan energi organisme tersebut dapat
menggunakan bahan anorganik untuk keperluan yang lain. Berdasarkan pada
penggolongan pola kehidupan tersebut diatas mikroorganisme termasuk dalam
heterotrof dan yang lainnya termasuk autotrof. Perbedaan kedua golongan tersebut di
atas menjadi kabur setelah diketahui bahwa growth faktor yang khas diperlukan pula
oleh jasad-jasad yang menggunakan bahan organik sebagai makanan pokoknya. Jika
kebutuhan faktor penumbuh kita pertimbangkan maka jasad-jasad bakteri-bakteri
hidup dapat digolongkan berdasarkan sumber energi yang digunakan jasad bakteri
tersebut menjadi jasad bakteri yang fotoautotrof dan kemoautotrof. Jasad Bakteri
fotoautotrof menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
pertumbuhannya, sedangkan jasad bakteri kemoautotrof mendapatkan energi dari
hasil-hasil oksidasi reduksi tanpa adanya sinar matahari sebagai contoh dapat
ditemukan disini adalah proses nitrifikasi pada amoniak atau garamnya yang terjadi
didalam tanah sehingga terbentuklah senyawa nitrit yang dilakukan oleh bakteri nitrit.
Disamping nutrisi yang memadai kondisi lain harus dipenuhi untuk menumbuhkan
bakteri. Medium harus mempunyai pH yang tepat yaitu tidak boleh terlalu asam atau
terlalu basa. Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basah dengan
pengecualian basil kolera (vibrio cholerae) pada dasarnya tidak satupun dapattumbuh
baik pada pH lebih dari 8.
2. Sumber energi kimia
Bakteri kemoautotrof (chemo = kimia, auto = sendiri, trophein = makanan)
adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi
kimia. Energi kimia berasal dan reaksi oksidasi senyawa anorganik, misalnya amonia
(NH3), nitrit (HNO2), belerang (S), dan FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof, antara
lain Thiobacillus ferrooxidans, Cladothrix dan Leptothrix ochracea (mengoksidasi
ion besi), Nitrosomonas danNitrosococcus (mengoksidasi
amonia), Nitrobacter (mengoksidasi nitrit), Methanomonas(mengoksidasi
metana), Hydrogenomonas (mengoksidasi gas hidrogen), dan Thiobacillus
thiooxidans (mengoksidasi belerang).
Beberapa reaksi kimia yang dilakukan oleh bakteri kemoautotrof adalah
sebagai berikut.
1. Bakteri besi (Cladothrix, Leptothrix) mengoksidasi ion ferro (Fe2+) menjadi ion fern
(Fe3+).
Reaksi:
4FeCO3 + O2 + 6H2O —Cladothrix–> 4Fe(OH)3 + 4C02 + energi
2. Bakteri belerang (Thiobacillus thiooxidans) mengoksidasi sulfur menjadi sulfat.
Reaksi:
2S ÷ 2H2O + 3O2 —Thiobacillus thiooxidans–> 2H2SO4 + energi
3. Bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrosococcus) mengoksidasi amonia menjadi nitrit.
Reaksi:
2NH3 + 3O2 — Nitrosomonas –> 2HNO2 ÷ 2H2O + energi
amonia asam nitrit
4. Bakteri nitrat (Nitrobacter) mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.
Reaksi:
2HNO2 + O2 — Nitrobacter
—> 2HNO3 + energi
asam nitrit asam nitrat
Bakteri yang mengoksidasi amonia (Nitrosomonas, Nitrosococcus) dan nitrit
(Nitrobacter) disebut bakteri nitrifikasi. Selain bakteri yang telah disebutkan di atas,
ada lagi satu golongan bakteri yang termasuk bakteri kemoautotrof, yaitu golongan
bakteri denitrifikasi. Bakteri denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa
nitrat menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia. Senyawa nitrit dan amonia merupakan
racun bagi tanaman. Proses denitrifikasi dapat terjadi bila sirkulasi udara di dalam
tanah kurang lancar. Golongan bakteri denitrifikasi antara lain dari
genus Pseudomonas, Microccus, Beggiatoa, dan Bacillus.

Anda mungkin juga menyukai