Ekonom-ekonom aliran ketergantungan menganggap sistem tata ekonomi dunia sebagai akar penyebab keterbelakangan negara-negara, khususnya di wilayah selatan. Sistem perdagangan internasional menempatkan negara berkembang yang hanya mampu mengekspor produk bahan baku ke negara maju, sedangkan negara maju mengekspor komoditas olahan yang bernilai tinggi ke negara berkembang. Akibatnya, kondisi neraca pembayaran negara berkembang selalu defisit, belum lagi dalam operasi perusahaan multinasional yang hanya menjadikan negara berkembang sebagai tempat mencari bahan baku, menyerap tenaga kerja murah, dan menjual produk sementara profitnya dibawa ke negara asal. Aliran ekonomi klasik percaya bahwa perekonomian dunia akan maju bila semua rintangan yang terjadinya perdagangan dunia dihapus. Kebijaksanaan yang di sarankan oleh ekonom klasik/neoklasik yaitu menekankan pada pembuatan kebijakan finansial dan makro ekonomi, nilai tukar mata uang yang kompetitif, liberalisasi sektor keuangan dan perdagangan, privatisasi dan deregulasi. Perspektif klasik dibantah oleh aliran dependensia yang menganggap instrumen ULN (Utang Luar Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing) sebagai biang dari kemerosotan perekonomian negara-negara berkembang.