Anda di halaman 1dari 17

PAKET PENYULUHAN

ABORTUS

OLEH :

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 02 Kota Malang Jawa Timur 65112

2018
PAKET PENYULUHAN

ABORTUS

POLI OBGYN

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitas

OLEH KELOMPOK 13:

NADIAH (201510300511007)

ZUBIATIN MA’UNAH (201510300511073)

AINUR RAHMAN (201510300511006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
PAKET PENYULUHAN
“Abortus”

Topik : Abortus
Sub – topik : Konsep Abortus
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang Poli Obgyn
Tempat : Ruang Poli Obgyn
Hari/tanggal : Selasa, 30 Januari 2018
Waktu : 07.30-08.00 WIB
Pemateri : PKRS Ruang Poli Obgyn dan Mahasiswa DIII
Keperawatan UMM

A. Latar Belakang

Abortus adalah dikeluarkannya kosepsi sebelum mampu hidup


diluar kandungan dengan berat kurang dari 100 gr / umur kehamilan kurang
dari 28 minggu. Abortus incomplete adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
umur kehamilan kurang dari 20 minggu dengan masih ada sisi yang
terganjal didalam uterus. (Manuaba, 1990)
Pada kasus abortus umumnya dan abortus incomplete khususnya
memerlukan observasi yang intensiv perawatan dan pengawasan yang baik,
supaya tidak terjadi infeksi dan syok akibat dari perdarahan. Perdarahan
tidak dapat berhenti sebelum hasil konsepsi secara keseluruhan dikeluarkan
yaitu dengan kuretage (Manuaba, 1990)
Kuretage merupakan tindakan untuk mengeluarkan sisa hasil
konsepsi yang belum keluar untuk mencegah terjadinya perdarahan
berkelanjutan dan komplikasi lain seperti (infeksi, kanker, dll) yang dapat
membahayakan nyawa ibu. (Sarwono, 2002)
B. Tujuan
- Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang abortus.
- Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan peyuluhan diharapkan peserta dapat
mengetahui tentang:
1. Pengertian Abortus
2. Penyebab Abortus
3. Jenis- jenis Abortus
4. Tanda dan gejala Abortus
5. Penatalaksanaan Abortus
6. Pencegahan Abortus

C. Sasaran dalam Penyuluhan


Sasaran dalam penyuluhan ini adalah Pengunjung Ruang Poli
Obgyn RSSA Malang

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Ceramah dan tanya jawab
2. Alat
Laptop, LCD dan Proyektor
3. Materi SAP
Power point presentation
Layout

: POSTER : PDDM

: OBSERVER : MC

: PESERTA : PEMATERI

: LCD
E. Rencana Pelaksanaan
Struktur Organisasi dan pembagian tugas :
1. Penyaji : Nadiah
2. Observer dan Fasilitator : Zubi’atin Maunah
3. Moderator : Ainur Rahman

F. Rencana Kegiatan Penyuluhan (POA)

KEGIATAN
NO KEGIATAN SARAN WAKTU
PENYULUHAN
Saran mendengarkan serta
1 Pembukaan 5 menit
memperhatikan para penyuluh
Sasaran mendengarkan,
2 Ceramah/menyiapkan materi memperhatikan dan mengerti 15 menit
tentang materi yang disampaikan
Sasaran menanyakan tentang
3 Tanya jawab 15 menit
materi yang tidak dimengerti
Sasaran dapat menyebutkan isi
4 Penutupan dan evaluasi 10 eni
materi yang telah disampaikan

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
 SAP sudah dipersiapkan
 Media sudah dipersiapkan
 Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai
2. Outcome
 Audience aktif
 Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah ditentukan
 Media yang digunakan sesuai kebutuhan
3. Evaluasi Hasil
 Penyaji melakukan kegiatan sesuai peran
 Peserta yang datang sesuai dengan target yang sudah ditetapkan
Diakhir kegiatan sudah dilakukan evaluasi hasil kegiatan dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung dan diharapkan ibu dapat
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan materi yang disampaikan :
Pertanyaan :
1. Apa pengertian dari abortus ?
2. Apa penyebab dari abortus ?
3. Apa tanda dan gejala dari abortus ?
H. Lampiran

MATERI ABORTUS

A. DEFINISI
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan dengan cara apapun
sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk hidup. (Mochtar Rustam,1998)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu. (Sarwono,
1999)
Abortus adalah dikeluarkan hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Manuaba,
1998)

B. PENYEBAB ABORTUS
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti
tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor ibu
a. Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri
(salmonella tphy), parasit (plasmodium).
b. Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, air
raksa, timah).
c. Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit
jantung.
d. Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
e. Trauma fisik
f. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu yang
terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain
itu pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda tergantung
pada orang lain. Abortus dapat juga terjadi pada ibu yang tua usianya
meskipun mereka telah berpengalaman, namun kondisi badan dan
kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin intra uterin.
g. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik
(menyebabkan abortus), persalinan lama dan perdarahan pada saat
persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
2. Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau
plasenta contohnya abnormal pembentukan plasenta, kelainan
kromosom (monosomi, trisomi).
3. Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol,
kopi, dan bahan kimia.

C. JENIS ABORTUS
1. Abortus spontan (abortus tanpa tindakan)
a. Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kalangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b. Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana
hasil kosepsi masih berada pada kavum uteri. Dalam hal ini rasa mules
menjadi lebih sering dan keluar perdarahan bertambah.
c. Abortus inkomplet
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar.
d. Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi
telah dikeluarkan dari kavum uteri
e. Missed abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.Missed
abortion biasanya di dahului oleh abortus iminens yang kemudian
menghilang secara spontan, atau setelah pengobatan.Gejala subyektif
kehamilan menghilang, mamae agak mengendor lagi, uterus mengecil,
tes kehamilan menjadi negative.
f. Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut.Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannnya berakhir sebelum 28 minggu.

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)


Kondisi yang memungkinkan dilakukan tindakan abortus
provokatus adalah ibu dengan perdarahan terus-menerus atau jika janin
telah meninggal, ibu dengan mola hidatidosa, infeksi uterus akibat tindakan
abortus kriminalis (akibat pemerkosaan), ibu dengan kanker servik, kanker
payudara, hipertensi, TB paru aktif, DM yang disertai komplikasi vaskuler,
epilepsy, hiperemsis gravidarum yang berat, telah berulang kali mengalami
operasi Caesar, dan ibu dengan gangguan jiwa disertai kecenderungan untuk
bunuh diri.
a. Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang
tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan
kehamilannya yaitu :
 Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
 Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk
punya anak lagi.
 Kehamilan di luar nikah.
 Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah
beban ekonomi keluarga.
 Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan,
janin cacat.
 Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest
(hubungan antar keluarga).
 Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan
kehamilan yang tidak diinginkan

D. TANDA DAN GEJALA ABORTUS


1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan
hasil konsepsi.
4. Rasa mules atau kram perut di daerah atas simpisis, sering nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.

E. PENATALAKSANAAN
1. Abortus iminens
a. Istirahatkan baring.
b. Observasi perdarahan.
c. Hindarkan koitus
d. Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai zat.
e. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
2. Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum
atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
a. Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus
dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera
lakukan:
 Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila perlu)
atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4 jam bila
perlu).
 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
 Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa
hasil konsepsi.
 Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam 500 ml
cairan intravena (Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt untuk
membantu ekspulsi hasil konsepsi).
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
3. Abortus inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
miso prostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
 Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi
vakum manual tidak tersedia.
 Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400
mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
c. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
 Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
 Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Missed abortion
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah
hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu
tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam
darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin
yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental
penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan
merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan ingin
supaya janin secepatnya dikeluarkan.

F. PENCEGAHAN
1. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 30 tahun.
2. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk
mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin.
3. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik
untuk menjadi orangtua.
4. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
5. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
6. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup,
makan makanan yang bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma
fisik, pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari bahaya
radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak mengkonsumsi
bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak
merokok, minum kopi dan minuman beralkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1983. Obstetri Patologi. Bandung : Elemen
Lampiran 1
Daftar Hadir Peserta

NO NAMA TTD

10

11

12

13

14

15

16

17

18
19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39
40

Anda mungkin juga menyukai