PENDAHULUAN
perilaku tidak pantas, dan sikap maladaptif dalam masyarakat dapat disebut
sebagai gangguan jiwa. Salah satu perilaku menyimpang dari klien gangguan jiwa
bagi pasien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu pasien
melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini,
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, di arahkan pada diri sendiri,
orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk,
yaitu perilaku kekerasan pada saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan
utama pada proses fikir serta sharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses
1
2
kurang dari 450 juta penderita gangguan jiwa skizofrenia ditemukan di dunia.
Sekitar 1 dari setiap 100 orang penduduk Amerika Serikat (2,5 juta) mengalami
per mil atau 1-2 orang dari 1.000 warga di Indonesia. Prevalensi penderita
gangguan jiwa di Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,3 per mil penduduk, prevalensi
tahun 2007, menunjukan sebesar 4,6 per mil (empat sampai lima dari 1000
2013 Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.
jiwa di Indonesia saat ini, mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori
gangguan jiwa ringan 11,16% dan 0,46% menderita gangguan jiwa berat.
gangguan jiwa berat terbesar di Indonesia adalah skizofrenia yakni 70%. Sesuai
dengan data yang telah di laporkan di atas, bahwa gangguan jiwa berat yang
timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12
tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta
jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, dimana sekitar
skizofrenia sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari
berobat ke rumah sakit ini, dikarenakan takut ketahuan bahwa anaknya gila, selain
dengan gencar bahwa pasien gangguan jiwa bisa sembuh, bisa diobati apabila
Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem total jumlah pasien dari data Rekam Medik,
Januari-Desember Tahun 2016. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
4
kekerasan pasien dengan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Ildrem 2017.
Sibual-buali Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera
skizofrenia.
TINJAUAN PUSTAKA
Budi Anna Keliat dan Susanto Priyo Hastono, penelitian ini menggunakan kuasi
riwayat kekerasan, baik sebagai pelaku, korban atau saksi lebik banyak yaitu 45
Penelitian ini dilakukan oleh Ns. Abdul Jalil, M.Kep, Sp.Kep.J Penelitian
adalah klien yang dirawat di RSJ Prof dr. Soeroyo Magelang periode Desember
2014 sampai dengan Juli 2015. Sampel penelitian adalah sebesar 284 klien yang
defisit perawatan diri. Kuesioner telah memiliki validitas dan reliabilitas konstruk
6
7
dan telah digunakan selama Residensi I s/d III dan dapat mengukur kemampuan
medik klien, observasi dan wawancara pada setiap klien yang telah terpilih secara
acak. Analisis dilakukan dengan bantuan komputer. Uji hipotesis dilakukan uji
regresi logistik untuk data nominal. Jumlah sampel berimbang antara lakilaki dan
perempuan, perempuan lebih banyak yaitu 59,9% dan laki-laki 40,1%, sebagian
besar berpendidikan rendah 171 (60,4%), bahkan terdapat 6,7% yang tidak
sekolah, sebagian besar tidak bekerja (70,4%) dan 61,3% tidak menikah. Klien
2.2. Skizofrenia
klien, cara berfikir, bahasa emosi, perilaku sosialnya. Skizofrenia adalah suatu
bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta
a. Faktor genetik.
traid loci. Skizofrenia yang paling sering kita lihat mungkin disebabkan oleh
Ini juga mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat keparahan pada orang
orang yang mengalami gangguan ini(dari ringan sampai berat) dan mengapa
b. Faktor biokimia.
semakin kuat, adanya trauma yang bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang tua
a. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat ransangan terlalau kuat dan otak tidak
sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada
tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala atau berbicara sendiri denga keras tanpa
b. Gejala negatif.
energy dan minat dalam hidup yang memebuat klien menjadi orang yang malas.
Karena klien skizofrenia hanya memiliki energy yang sedikit. Mereka tidak biasa
melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul
ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan tangannya, seakan-akan dan tidak
memiliki emosi apa pun. Mereka mungin biasa menerima pemberian dan
perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengespresikan perasaan mereka. (3)
a. Skizofrenia paranoid
Ini adalah Jenis skizofrenia yang palin sering di jumpain di Negara mana
pun. Gambaran klinis didominasi oleh waham-waham yang secara relative stabil,
tidak menonjol.
b. Skizofrenia hebefrnik
Suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif yang tampak jelas, dan
secara umum juga dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat mengambang
serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yang tak bertanggung jawab dan tak
tanpa hampa tujuan dan hampa perasaan. Bentuk skizofrenia ini biasanya mulai
antara umur 15 dan 25 tahun, cenderung mempunyai prognosis yang buruk akibat
c.Skizofrenia Katatonik
dan dominan dan dapat bervariasi antara kondisi ekstrem seperti hiperkinesis dan
stupor, atau antara sifat penurut yang otomatis dan negativism. Sikap dan posisi
tubuh yang di paksakan dapat dipertahankan untuk waktu jangka lama. Episode
11
mencolok.
skizofrenia tetapi tidak sesuai dengan satupun suptipe diatas seperti (Skizofrenia
paranoid dan skizofrenia katakonik) atau memperlihatkan gejala lebih dari suptipe
tanpa ada gambaran predomiasi yang jelas untuk kelompok diagnosis yang khas.
tetap ada tapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya. Gejala-gejala yang
menetap ini dapat posiwc .tif atau negative, walaupun biasanya yang terakhir itu
lebih sering.
f. Skizofrenia residual
dimana telah terjadi progresi yang jelas dari stadium awal (terdiri dari satu atau
lebih episode dengan gejala psikotik yang memenuhi kriteria umum skizofrenia
diatas) ke stadium lebih lanjut yang ditandai secara khas oleh gejala-gejala
g. Skizofrenia simpleks
Suatu kelainan yang tidak lazim di mana ada perkembangan yang bersifat
Tidak terdapat waham dan halusinasi, serta gangguan ini bersifat kurang nyata
katatonik. Ciri-ciri “negtif” yang khas dari skizofrenia residual (misalnya afek
5. Terapi Skizofrenia.
tersebut yaitu samototerapi, psikoterapi, dan sosioterapi. dengan kata lain, tidak
komprehensif.
a. Farmakoterapi
d. Psikoterapi. (9)
pada diri sendiri maupun orang lain, secara verbal maupun non verbal, bertujuan
13
komunikasi terapeutik perawat dengan kategori tuntas sebanyak 3 orang (18,8 %),
dan kategori tidak tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %). Sedangkan, responden klien
kategori tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %), dan kategori tidak tuntas sebanyak 3
orang (18,8 %). Hasil uji Chi-square pada perbandingan ketuntasan perawatan
dan pekerja sosial, diperoleh nilai p = 0,317 lebih besar dari taraf signifikansi
(0,05) (11)
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal dan fisik. Sedangkan marah
tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebik merujuk kepada suatu perangkat
perasaan-perasaan tertentu yang bisa disebut dengan persaan marah. Dengan kata
lain kemarahan adalah persaan jengkel yang muncul sebagai respon terhadap
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah
atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering
dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal suatu sisi dan perilaku
kekerasan (violence) disisi lain. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukain seseorang secara fisik maupun psikologis dan
dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang-
barang perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu.
“ia” tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituru atau
A. Faktor Predisposisi
respon agresif.
15
2. Faktor Genetik adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi
B. Factor Psikologis
1. Teori Psikoanalisa
fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan
monolelir kekerasan. Adanya contoh, model perilaku yang ditiru dari media
tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control social yang
2. Faktor Presipitasi
berkaitan dengan :
17
a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksis diri atau simbol solidaritas seperti
b. Ekspresi diri tidak terpenuhi kebutuhan dasar dan kondisi social ekonomi.
rasa frustasi.
stres bagi individu. Itu mencakup kognitif, efektif, fisiologis, perilaku, dan respon
intensitas, dan pentingnya sebagai konsekuensi dari interpretasi yang unik dan
makna yang diberikan kepada orang yang beresiko. Respon perilaku adalah hasil
dari respon emosional dan fisiologis, serta analisis kognitif seseorang tentang
18
situasi stres. Camplan menggambarkan empat fase dari respon perilaku individu
keluarga, kelompok dan masyarakat sangat berperan penting pada saat ini.
Keyakinan spiritual dan melihat diri positif dapat berfungsi sebagai dasar
harapan dan dapat mempertahankan usaha seseorang mengatasi hal yang paling
sama dan dukungan dari orang lain, dan memberikan kontrol sosial individu yang
19
lebih besar. Akhirnya, aset materi berupa barang dan jasa yang bisa dibeli dengan
uang. (10)
5. Mekanisme koping yang dipakai klien marah untuk melindungi diri antara lain :
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seorang wanita muda yang menyangkal
masuk ke alam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang
tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang
diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak
baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya
yang membangkitkan emosi itu. Misalanya anak berusia empat tahun marah
perilaku kekerasan :
1. Fisik
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
g. Pandangan tajam
i. Mengepalkan tangan
2. Verbal
a. Bicara kasar
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak nyaman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
menuntut.
5. Intelektual
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
7. Sosial
8. Perhatian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari segi biologis semua makhluk hidup
sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat
luas, sepanjang kegiatan yang dilakukanya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara,
dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses (Stimulus-
belum diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau “observable
behavior”.
23
adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif (cognitive),
sebagai berikut :
1. Pengetahuan (knowledge)
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda beda. Secara garis
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memangil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak
demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.
Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaan- pertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa
24
a. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang
b. Aplikasi (aplication)
tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang
tempat ia bekerja atau dimana saj. Orang yang telah paham metodologi penelitian
c. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat
d. Sintesis (synthesis)
meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang
dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat
atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah
dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah
dibaca.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam respons
stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan
26
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau
sarana dan prasarana. Seorang ibu hamil sudah tahu bahwa periksa hamil itu
penting untuk kesehatanya dan janinya, dan sudah ada niat (sikap) untuk periksa
hamil. Agar sikap ini meningkat menjadi tindakan, maka diprlukan bidan,
Posyandu, Puskesmas yang dekat dari rumahnya, atau fasilitas tersebut mudah
kehamilanya.
kualitasnya, yaitu
tetangga-nya. Seorang anak kecil menggosok gigi namun masih selalu diingatkan
hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Misalnya,
27
seorang ibu selalu membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang, tanpa harus
menunggu perintah dari kader atau petugas kesehatan. Seorang anak secara
c. Adopsi (adoption)
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
Misalnya menggosok gigi, bukan sekedar gosok gigi, melainkan dengan teknik-
teknik yang benar. Seorang ibu memasak memilih bahan masakan bergizi tinggi
Kata komunikasi berasal dari kata “to commune” yang berarti “menjadi
pasien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk membantu pasien mancapai
kembali kondisi yang adaptif dan positif. Komunikasi adalah proses ketika
Model ini adalah model yang melibatkan tiga unsur dasar dalam
(komunikan).
Pesan adalah produk aktual yang di hasilkan sumber atau komunikan. Pesan
berupa kata-kata, pembicaraan, percakapan telfon, grafik dan gambar, gerak tubuh
manusia dan dapat dilakukan secara terus menerus dan bersifat dinamis, sehingga
komunikasi yang terbentuk antara satu manusia dan manusia lain dapat
hanya melibatkan unsur penyampaian pesan (direct message), tetapi juga ada
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
komunikasi yang baim dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan
membantu pasien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap
perawatan. (3)
fungsional berikut:
1. komunikator
2. komunikan
3. massage
kepada penerima
30
4. umpan balik
Umpan balik merupakan suatu respon yang diberikan oleh penerima pesan
5. konteks
Konteks dalam hal ini adalah berhungan dengan lingkungan dan waktu
pasien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karenanya sangat
berikut ini:
karakter, memahami perasaan dan perilaku pasien dengan melihat perbedaan latar
3. semua kominikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga
2.5. Hipotesis
METODE PENELITIAN
dalam melakukan penelitian yang lajim disebut paradigma penelitian. Pada bagian
ini juga diuraikan jenis atau bentuk penelitian. Pada penelitian ini peneliti
dengan Cross Sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel
Perilaku Kekerasan Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara, adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat
32
33
Penelitian ini dilakukan dalam waktu 3 bulan dimulai dari bulan Mei sampai
dengan Juli Tahun 2017 di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
adalah pasien penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode total sampling yaitu sebanyak
Di Ruangan Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2017. Berdasarkan tinjauan pustaka serta kerangka teori penelitian
TABEL 3.1
IDefenisi Operasional
Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Katego Skala
Independ Operasional ukur ri Ukur
en
Komunika komunikasi yang Kuesioner Skor ≥ 10 2 Ordinal
si memiliki makna 9 Baik
terapeutik terapeutik bagi pasien Pertanyaan
dan 2dilakukan oleh Skor ≤ 9 1
perawat untuk Ya (2) Buruk
membantu pasien Tidak (1)
mencapai kembali
kondisi yang adaptif
dan positif
Variabel Defenisi Alat ukur Hasil Katego Skala
Dependen Operasional ukur ri Ukur
Perilaku respon terhadap stresor Kuesioner Skor ≤ 6 1 Ordinal
kekerasan yang di hadapi oleh 6 Baik
seseorang, yang di Pertanyaan
tunjukkan dengan Skor ≥ 7 2
perilaku aktual Ya (1) Buru
melakukan kekerasan, Tidak (2)
baik pada diri sendiri
maupun orang lain,
secara verbal maupun
non verbal, bertujuan
untuk melukai orang
secara fisik maupun
psikologis.
3.6.2. Data sekunder diperoleh dari profil Rumah Sakit atau diperoleh dari hasil
dokumentasi.
36
3.6.3. Data tersier diperoleh dari naskah yang sudah dipublikasikan atau jurnal
a. Proses Editing
b. 23YJProses Coding
Data yang sudah disunting diberi kode atau coding, yakni mengubah data
Data dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
software komputer.