Anda di halaman 1dari 7

A.

LATAR BELAKANG
Permasalahan besar nasional yang perlu dipecahkan secara terpadu dan bersinergi
dengan melibatkan institusi, instansi, lembaga pemerintah, dunia usaha dan komponen
masyarakat adalah permasalahan pengangguran. Data statistik menunjukkan pada tahun 2017
mengalami kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04
juta orang pada Agustus 2017 dari Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang
(Kompas.com/PRAMDIA ARHANDO JULIANTO, 2017). Angka pengangguran masih
sangat tinggi dengan jumlah mencapai 8,12 juta jiwa atau 6,80% dari jumlah angkatan kerja,
menurun sedikit dibanding tahun 2011 yang berjumlah 8,59 juta jiwa. Sebagian dari
pengangguran tersebut lulusan perguruan tinggi yang pada tahun 2010 berjumlah 13,35%
dari 8,2 juta lulusan diploma dan sarjana di Indonesia.Tercatat pada Mei 2016 oleh Badan
Pusat Statistik (BPS). Jumlah pengangguran di Republik Indonesia mencapai angka 7,02 Juta
Jiwa (5,81 persen dari jumlah penduduk). 6,22 % dari jumlah tersebut (sekitar 436 ribujiwa)
merupakan sarjana, atau minimal lulusan strata 1. Idealnya, angka pengangguran sebuah
negara berada di angka 3% untuk menemukan supply dan demand dari jumlah pencari kerja
dan jumlah kebutuhan tenaga kerja.
Banyaknya jumlah pengangguran tersebut, termasuk lulusan perguruan tinggi
dikarenakan berbagai faktor, diantaranya :
1. Sistem pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada
bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang lebih cepat lulus dan mendapatkan
pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Sehingga lulusannya
lebih bertindak sebagai pencari kerja (job seekers) ketimbang membuka lapangan (job
creators) pekerjaan bagi orang lain;

2. Masalah link and match antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja sampai
sekarang ini belum terselesaikan dengan baik. Artinya lulusan perguruan tinggi masih
dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, terutama oleh kalangan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Menurut pandangan DUDI lulusan perguruan
tinggi (terutama S1) kurang siap pakai, cukup lama menyesuaikan dengan lingkungan
kerjanya (apabila sudah diterima sebagai pegawai);
3. Kondisi seperti tersebut di atas, sebenarnya sebagai akibat dari orientasi kurikulum
perguruan tinggi yang dominan pada pencapaian indeks prestasi akademik (IPK) dan
penyelesaian masa studi, sedangkan kompetensi lain misalnya bidang keterampilan
(life skills), softskill dan kewirausahaan belum banyak dikembangkan. Pembinaan
potensi mahasiswa selama di kampus lebih dominan mengembangkan aspek kognitif,
bakat dan minat dengan tujuan sebatas untuk kepentingan mengisi waktu luang. Ada
kecenderungan mahasiswa dalam kegiatan ekstra kampusnya lebih terfokus kepada
hal-hal bidang politik ketimbang hal-hal bidang ekonomi atau kewirausahaan;

4. Dari sisi demand tenaga kerja, yaitu dunia usaha dan indusktri sebagai end user, daya
serapnya hanya mencapai 10% sampai 15%, sehingga setiap tahun terjadi
peningkatan jumlah angkatan kerja yang tidak terserap. Akibatnya jumlah
pengangguran, terutama dari kalangan intelektual terus mengalami peningkatan.

Sehingga sangat perlu di tumbuh kembangkan program kewirausahaan (Entrepreneur


Programs) dimulai tingkat level terendah dalam lingkup Universitas yaitu pada tingkat
Program Studi khususnya Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Dari hasil kegiatan rutin kewirausahaan telah
memberikan feed back yang sangat positif terutama dalam menumbuhkan dan
mengembangkan jiwa entreupreneurship dikalangan mahasiswa Program Studi Teknik
Industri, memberikan pengalaman nyata didunia kerja, membuka kesempatan kerja dan
memperkuat hubungan kemitraan Universitas PGRI Adi Buana dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja pada akhirnya.

Namun demikian program-program pembinaan kewirausahaan mahasiswa yang


selama ini diselenggarakan di lingkungan level Universitas hingga Program Studi Teknik
Industri masih terbatas baik dari segi jumlah mahasiswa yang terlibat maupun hasil akhir
untuk menjadikan mahasiswa sebagai pelaku wirausaha. Hal ini karena masih terbatasnya
dana yang tersedia untuk penyelenggaraan program tersebut. Oleh karena itu, Program
Mahasiswa Wirausaha (entreupreneur student program) dapat meningkatkan program
kewirausahaan yang selama ini sedang dikembangkan dan mendorong menuntaskan untuk
lahirnya wirausaha baru dari kalangan mahasiswa. Diharapkan dengan pembentukan
Inkubator pada Program Studi Teknik Industri di lingkungan Universitas PGRI AdiBuana
Surabaya merupakan usaha efektif dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru yang
tangguh, kreatif dan profesional, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing
nasional. Inkubator Program Studi Teknik Industri merupakan suatu lembaga inter mediasi
yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan (inkubasi) terhadap
peserta inkubasi (tenant). Inkubator Program Studi Teknik Industri berupaya untuk
menciptakan dan mengembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya
saing tinggi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini yang menjadi
alasan kuat mengapa Inkubator Program Studi Teknik Industri ini perlu didirikan. Inkubator
Program Studi Teknik Industri ini diberi nama “Industrial Marchendise” atau bisa di singkat
dengan “IM”.

Inkubator bisnis berdasarkan Pedoman Pembinaan Pengusaha Kecil melaui Inkubator


tahun 1998/1999 adalah suatu lembaga yang mengembangkan calon pengusaha menjadi
pengusaha yang mandiri melalui serangkaian pembinaan terpadu meliputi penyediaan tempat
kerja/kantor, sarana perkantoran, bimbingan dan konsultasi manajemen, bantuan penelitian
dan pengembangan, pelatihan, bantuan pemodalan dan penciptaan jaringan usaha baik local
maupun internasional. Hal tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan pelaksanaan Tri
dharma Perguruan tinggi. Menurut pendapat Peter Reith, MP (2000) yang menyebutkan
bahwa secara umum incubator bisnis menyediakan “7S”, yaitu :

1. Space berate incubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada tahap
awal.
2. Shared ditujukan bahwa incubator menyediakan fasilitas kantor yang bisa digunakan
secara bersama.
3. Services meliputi konsultasi manajemen, permasalahan pasar, aspek keuangan, aspek
hukum, informasi perdagangan dan teknologi.
4. Support yaitu membantu mengakses kepada riset, jaringan professional, teknologi,
internasional dan investasi.
5. Skill development yaitu memberikan latihan menyiapkan rencana bisnis, manajemen
dan kemampuan yang mendukung dalam berwirausaha.
6. Seed capital yaitu pemberian dana bergulir internal atau dengan membantu akses
usaha kecil pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang ada.
7. Synergy yaitu kerjasama tenant dalam jejaring (network) dengan perguruan tinggi,
lembaga riset, pengusaha, professional maupun dengan masyarakat internasional.

Berdasarkan hal tersebut diatas diharapkan ada beberapa pihak yang mendukung
dari pelaksanaan Inkubator Program Studi Teknik Industri ini, yaitu :

1. Regional development incubator, fokus program untuk agribisnis, teknologi informasi


dan terapan dan peningkatan keterampilan skill serta akademis untuk pangsa pasar
bisnis.
2. Research university technology based business incubator yaitu dasar pengembangan
riset dan berbasi di Universitas, fokuspada program yang menyediakan pelatikan dan
pendidikan guna mencetak seorang entrepreneur yang melakukan ekstrak teknologi
untuk memenuhi kebutuhan pasar juga mengisi berbagai peluangbisnis yang tersedia.
3. Public-private partnership/industrial development incubator yaitu pelibatan
perusahaan level menengah-atas dalam pengembangan usaha kecil sebagai vendor
untuk sistem komponen dan services.
4. Foreign sponsor/international trade and technology yaitu kolaborasi dengan pihak
asing atau luar negeri dalam pengembangan teknologi, financial dan fasilitator
pengusaha kecil-menengah untuk memasuki pasar luar negeri/internasional.
5. Others incubator yaitu jenis inkubator yang memfokuskan pada program
pengembangan kelompok tertentu.

B. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum yang digunakan dalam pendirian Inkubator Program Studi Teknik
Industri ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaplikasian Tri Dharma Perguruaan Tinggi.


2. Keputusan Dirjen Perguruan Tinggi tentang Pengembangan Kewirausahaan yang
terkenal dengan “Enam Wahana Rintisan Wirausaha Baru” yang dikembangkan
diseluruh Perguruan Tinggi Di Indonesia. Enam Wahana Rintisan Wirausaha Baru itu
adalah :
a. Kuliah Kewirausahaan
b. Magang Kewirausahaan
c. Karya Alternatif Mahasiswa
d. Kuliah Kerja Nyata Usaha
e. Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja
f. Inkubator Bisnis
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan
Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi
dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
4. Instruksi Presiden Nomor 05 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008 –
2009 melalui Program Kerja Peningkatan Penggunaan Teknologi dengan
TindakanPeran Pusat Inovasi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menegah).
5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator
Wirausaha.

C. TUJUAN
1. Memberikan tutorial, simulasi dan mentoring bisnis kepada mahasiswa Teknik
Industri agar mampu membuka lapangan kerja setelah lulus kuliah.
2. Menciptakan Usaha Kecil dan Menengah yang mandiri dan berlandaskan
Information and Commucation Technologies (ICT), Will, Attitude, Novelity and
Inovation (WANI).
3. Membantu alih teknologi tepat guna termasuk teknologi hasil putaran (Spinoff) dari
industry besar, perguruan tinggi atau lembaga penelitian atau lembaga penelitian
beserta proses komersilnya.
4. Menjadi mediator mahasiswa, dunia usaha, pemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat dalam rangka pengembangan ide bisnis.
5. Mempercepat perkembangan kewirausahaan di Indonesia untuk mencapai
pengembangan ketahanan ekonomi berkelanjutan dalam menghadapi era perdagangan
bebas.
6. Menciptakan bibit pengusaha di usaha muda serta menyiapkan mental dalam
berwirausaha kelak.
7. Menciptakan laboratorium kewirausahaan sebagai pendukung mata kuliah
Kewirausahaan.
8. Memberikan informasi mengenai proses inkubasi bisnis dan teknologi berdasarkan
bidang Teknik Industri bagi civitas akademika, calon tenant dan pengelola incubator
dalam menjali proses incubator Teknik Industri.
D. STRUKTUR ORGANISASI

CEO

Ketua Program Studi Teknik Industri

PIMPINAN

1. Drs. H. Djoko Adi Walujo, ST.,MM., DBA


2. Muhamad Abdul Jumali ST., MT SEKRETARIS
BENDAHARA
Ir. Titiek Koesdijati, MT.
Drs. Rusdiyantoro, ST., MT.
Nitabian Iftita R, ST., MT.
1. Erwin Dwiky Novandy

BAGIAN PEMASARAN

Riko Andika, ST.


1. Ekha Chandra Kurniawan

BAGIAN PENGEMBANGAN KREATIF BAGIAN PENGADAAN


BAGIAN PRODUKSI
& DESIGN BARANG & BAHAN

Prof. H. Gempur Santoso, M.Kes. M. Ali Nuhsron, ST., MT. Indra Dwi Febryanto, ST., MT.
Yitno Utomo, ST., MT. Prihono, ST., MT. 1. Rio Budi Saputra
1. Eko Nowo Tri Raharjo 1. Simon Manu

Anda mungkin juga menyukai