Anda di halaman 1dari 2

1.

Faktor genetik
Faktor risiko penyakit jantung diantaranya riwayat keluarga dengan penyakit jantung
terutama pada penyakit jantung kongenital. Banyak demam rematik atau penyakit jantung
rematik terjadi pada satu keluarga ataupun pada anak kembar. Hal ini diduga karena
terdapat adanya suseptibilitas genetik yang diwariskan yang menyebabkan peningkatan
sensitifitas terhadap infeksi streptokokus β hemolitikus grup A. (Sawhney, 2003)

2. Golongan etnik dan ras


Faktor risiko terjadinya kardiomiopati peripartum diantaranya terjadi lebih banyak pada
ras afrika-amerika. Di negara-negara barat stenosis mitral umumnya terjadi bertahun-tahun
setelah serangan penyakit jantung reumatik akut. Tetapi data di India menunjukkan bahwa
stenosis mitral organik terjadi hanya dalam waktu yang relatif singkat, hanya 6 bulan – 3
tahun setelah serangan pertama. (Nedari, 2014)

3. Umur
Umur agaknya menjadi faktor predisposisi penting pada timbulnya penyakit jantung. Usia
hamil >35 tahun merupakan faktor berkaitan dengan munculnya penyakit jantung pada
kehamilan. Pada saat bertambah usia, perubahan fisiologis terjadi walaupun tidak
menderita penyakit. Otot jantung tidak berelaksasi maksimal sehingga tidak bekerja
efektif. Perubahan yang terjadi dapat memperburuk penyakit kardiovaskuler. (Nedari,
2014)

4. Kehamilan multiparitas
Paritas tinggi dihubungkan dengan risiko hipertensi, plasenta previa dan rupur uterus.
Paritas tinggi juga menjadi faktor resiko kondisi peningkatan tekanan darah saat kehamilan
yang lebih berat yaitu preeklampsia. (Nedari, 2014)
5. Hipertensi
Hipertensi merupakan aktor resiko penting untuk penyakit jantung koroner dan penyakit
jantung hipertensi. Akibat jangka panjang dari peningkatan tekanan darah adalah rusaknya
dinding arteri sehinggarentan mengalami aterosklerosis dan ruptur. (Wayne, 2011)
6. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya
demam rematik menahun yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit jantung
rematik. Insiden demam reumatik di negara-negara yang sudah maju jelas menurun
sebelum era antibiotika sehingga secara tidak langsung insiden penyakit demam rematik di
negara-negara maju sangat rendah . Termasuk kedalam sosial ekonomi yang buruk adalah
keadaan sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni yang padat,
rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk mengobati anak yang menderita sakit
sangat kurang. (Sartrain, 2012)

Anda mungkin juga menyukai