Anda di halaman 1dari 11

Belajar Membaca Al-Quran

Cara Cepat Belajar Membaca Al-Quran, Memahami Bahasa Al-Qur’an Dan Menerjemahkan Al-
Qur’an
Skip to content
 Home
 Sitemap

>>> Bayangkan dalam waktu 8 Jam, Anda bisa memahami bahasa Al-Qur’an, KLIK DISINI!

← Hukum Wanita Haid Membaca Al-Quran


Baca Al-Qur’an Dengan Tartil →

Membaca Al-Quran Dengan Tajwid


Posted by Belajar Membaca Alquran

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari
tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni
tanda-tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk
mempermudah, mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.

Tajwīd (‫ )تجويد‬secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau
bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (‫تجويدا‬-ّ‫يجوود‬-ّ‫ )جوود‬dalam bahasa
Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-
Quran maupun Hadist dan lainnya.

Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam
pembacaan Al-Quran, diantaranya :

a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf

b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf

c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf

d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap
ayat Al-Quran

e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti
pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid

f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani


Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah melafazkan, membunyikan dan menyampaikan dengan
sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-Quran. Menurut para Ulama
besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah Fardhu
Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwd ketika memabaca Al-Quran dan Fardhu ‘Ain
atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru
masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya.

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu
sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan
dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap
ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

Berikut ini ada dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap
HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :

1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya “Dan
bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4]. Ayat ini
jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al-
Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-
hurufnya (bertajwid).

2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.
(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan
sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W. Sholat
kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali
sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya
sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah)
mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang
menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan para
ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang menyatakan bahwa
membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu yang fardhu dan wajib.

Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari,
dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain :

1. Hukum Ta’awuz dan Basmalah

Isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi minasy


syaitaanir rajiim” (‫)اﻋوﺬ ﺑﺎﻟ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﻥ اﻟﺮجﻴﻢ‬

cara melafazkan basmalah adalah bunyinya:

“Bismillahir rahmaanir rahiim” (‫)ﺑﺴﻢ ﺍ اﻟﺮﺤﻤﻦ اﻟﺮﺤﻴﻢ‬.


Terdapat 4 cara membaca iati’azah, basmalah dan surat :

a. memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,

b. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,

c. membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,

d. membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.

Terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda
awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu
keharusan dengan tujuan :

a. Basmalah sebagai pemisah dengan surat Al-Quran yang lain

b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran

c. Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran

d. Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti. Namun basamalah tidak selalu
menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk melanjutkan surat berikutnya. Walau
bagaimana pun, tidak harus membaca demikian karena dikhawatirkan ada yang mengganggap
basmalah merupakan salah satu ayat daripada surat yang sebelumnya.

Dalam ilmu tajwid juga dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-
bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya, antara lain :

A. Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari :


Contoh : ayat diatas merupakan surat Al-Quran ( QS: Al-Baqarah ayat 145 ), huruf yang
diberi warna (merah : izhar halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab).

1. Izhar Halqi

Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus
“jelas” Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti: alif/hamzah(
‫)ء‬, ha’ (‫)ح‬, kha’ (‫)خ‬, ‘ain (‫)ع‬, ghain (‫)غ‬, dan ha’ (‫)ﮬ‬. Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.

Contoh : ‫ينﺎةر يحﺎمﻣﻴيةة‬

2. Idgham

Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim (‫)م‬, nun (‫)ﻥ‬, wau (‫)و‬, dan ya’ (‫)ي‬,
maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.

Contoh: ‫ فميي يﻋيﻤةد مﻣيﻤدديدّةة‬harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.

3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra’ (‫ )ر‬dan lam (‫)ل‬, maka ia harus dibaca
lebur tanpa dengung.

Contoh: ‫ يﻣيﻦ ﻟييﻢ‬harus dibaca Mal lam

Pengecualian

Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam
satu kata, seperti ‫ قمينيواةﻥ‬,‫ ايمدّينيﻴﺎ‬,‫ﺑبينيﻴﺎةﻥ‬, dan ‫صينيواةﻥ‬
‫ م‬, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.

4. Iqlab

Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (‫)ب‬. Dalam bacaan ini,
bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim (‫)م‬.

Contoh: ‫ ﻟيﻴبننبييﺬدﻥ‬harus dibaca Layumbażanna

5. Ikhfa’ haqiqi

Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta’(‫)ت‬, tha’ (‫)ث‬, jim (‫)ج‬, dal (ّ‫)د‬,
dzal (‫)ذ‬, zai (‫)ز‬, sin (‫)س‬, syin (‫)ش‬, sod (‫)ص‬, dhod (‫)ض‬, tho (‫)ط‬, zho (‫)ظ‬, fa’ (‫)ف‬, qof (‫)ق‬, dan kaf (
‫)ك‬, maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)

Contoh: ‫سيﻄيﻦ‬
‫نييقععﺎ فييو ي‬

B. Hukum mim mati

Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-
Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim
mati (‫ )مم‬yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu.

Contoh
bacaan diatas diambil dari (QS: Al-Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna (biru :
ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar syafawi).
Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :

1. Ikhfa Syafawi (‫)ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔوي‬

Apabila mim mati (‫ )يم‬bertemu dengan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dibunyikan samar-
samar di bibir dan dibaca didengungkan.

Contoh: (‫)يويكيلبببهﻢ يﺑﺎمسطة( )تييﺮمﻣﻴمهﻢ ﺑممﺤيجﺎيرةة( )يفﺎيحبكﻢ ﺑييﻴنيبهﻢ‬

2. Idgham Mimi ( ‫)ﺇدّغﺎم ﻣﻴﻤى‬

Apabila mim mati (‫ )يم‬bertemu dengan mim (‫)م‬, maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut
juga idgham mislain atau mutamasilain.

Contoh : (‫)يكيﻢ مﻣﻦ فمئيةة( )يأم يﻣيﻦ‬

3. Izhar Syafawi (‫)ﺇﻇهﺎر ﺷﻔوي‬

Apabila mim mati (‫ )يم‬bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (‫ )يم‬dan ba (‫)ب‬,
maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.

Contoh: (‫ﺴويﻥ( )ﻟييعلدبكيﻢ تيتدبقويﻥ‬


‫)تييﻤ ب‬

C. Hukum mim dan nun tasydid

Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (‫ )واجﺐ اﻟﻐنﻪ‬yang bermakna
bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-
duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki
tanda syadda atau bertasydid (‫ وم‬dan ‫)وﻥ‬.

‫مﻣيﻦ ايﻟمجندة يواﻟندﺎ م‬


Contoh: ‫س‬

D. Hukum alif lam ma’rifah

Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang
bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.

- Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(‫)ء‬, ba’ (‫)ب‬,
jim (‫)ج‬, ha’ (‫)ح‬, kha’ (‫)خ‬, ‘ain (‫)ع‬, ghain (‫)غ‬, fa’ (‫)ف‬, qaf (‫)ق‬, kaf (‫)ك‬, mim (‫)م‬, wau (‫)و‬, ha’ (‫)ﮬ‬
dan ya’ (‫)ي‬. Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (‫ )اﻟقﻤﺮ‬yang
artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas
tanpa meleburkan bacaannya.

- Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (‫)ت‬, tha’ (‫)ث‬, dal (ّ‫)د‬,
dzal (‫)ذ‬, ra’ (‫)ر‬, zai (‫)ز‬, sin (‫)س‬, syin (‫)ش‬, sod (‫)ص‬, dhod (‫)ض‬, tho (‫)ط‬, zho (‫)ظ‬, lam (‫ )ل‬dan nun (
‫)ﻥ‬. Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (‫ )اﻟﺸﻤﺴﻴﻪ‬yang artinya adalah matahari. Maka
dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf
setelahnya.

E. Hukum idgham

Idgham (‫ )ﺇدّغﺎم‬adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke
dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan
suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:

- Idgham mutamathilain (‫ – ﺇدّغﺎم ﻣتﻤﺎﺛلﻴﻦ‬yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama
sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib
diidghamkan. Contoh: ‫يقد يدّيﺨبلويا‬.

- Idgham mutaqaribain (‫ – ﺇدّغﺎم ﻣتقﺎرﺑﻴﻦ‬yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan
makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal.
‫نييﺨبلق ب‬
Contoh: ‫ڪيﻢ‬

- Idgham mutajanisain (‫ – ﺇدّغﺎم ﻣتجﺎنﺴﻴﻦ‬yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama
makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh:
‫بقﻞُ يربﱢ‬

F. Hukum mad

Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli
bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari
huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu
alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya
bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.

G. Hukum ra’

Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga cara
yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.

* Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:

1. Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.

Contoh: ‫يرﺑﱢينﺎ‬

2. Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau
fathah.

Contoh: ‫يواﻻييرض‬
3. Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.

Contoh: ‫ٱيرمجبعيوا‬

4. Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi
berjumpa dengan huruf isti’la’.

Contoh: ‫صﺎد‬
‫مﻣيﺮ ي‬

* Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:

1. Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.

Contoh: ‫مريجﺎةل‬

2. Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain

Contoh: ‫يﺧيﻴةﺮ‬

3. Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan
huruf isti’la’.

Contoh: ‫فميﺮيﻋويﻦ‬

* Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati
yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.

Contoh: ‫فميﺮق‬

Isti’la’ (‫)استعﻼ ﺀ‬: terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (‫)خ‬, sod (‫)ص‬, dhad (‫)ض‬, tha (‫)ط‬, qaf (‫)ق‬, dan zha
(‫)ظ‬.

H. Qalqalah

Qalqalah (‫ )قلقلﻪ‬adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau
memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (‫)ق‬, tha (‫)ط‬, ba’ (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dan dal (ّ‫)د‬. Qalqalah
terbagi menjadi dua jenis:

- Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris
matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.

Contoh: ‫ ﻴييدبﻋويﻥ‬,‫ﻴييﻄيﻤبعويﻥ‬

- Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau
berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak
diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
‫ٱيﻟﻔيﻟي م‬
‫ يﻋﻟي ة‬,‫ﻖ‬
Contoh: ‫ﻖ‬

I. Waqaf (‫)وقف‬

Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah
menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas
dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:

- ‫( تﺂوم‬taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak
mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat
yang sebelumnya maupun yang sesudahnya

- ‫( كﺎف‬kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut
masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya

- ‫( حﺴﻦ‬Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna
atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya

- ‫( قبﻴﺢ‬Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena
bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.

Tanda-tanda waqaf lainnya :

1. Tanda mim ( ‫ ) ﻣـ‬disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna.
Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat
sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫) م‬, memiliki
kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;

2. tanda tho ( ‫ ) ط‬adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.

3.tanda jim ( ‫ ) ج‬adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan
juga untuk tidak berhenti.

4. tanda zha ( ‫ ) ﻇ‬bermaksud lebih baik tidak berhenti

5. tanda sad ( ‫ ) ص‬disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik
untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih
diperbolehkan berhenti pada waqaf sad

6. tanda sad-lam-ya’ ( ‫ ) صلﮯ‬merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal
atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ‫ ) ق‬merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yang bermakna “telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan
walaupun boleh diwaqafkan

8. tanda sad-lam ( ُ‫ ) ﺼﻞ‬merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala
boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan

9. tanda Qif ( ‫ ) قﻴف‬bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut
biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti

10. tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda Saktah ( ‫ ) سﮑتﻪ‬menandakan berhenti seketika tanpa mengambil
napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk
meneruskan bacaan

11. tanda Waqfah ( ‫ ) وقﻔﻪ‬bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ‫) سﮑتﻪ‬, namun harus berhenti
lebih lama tanpa mengambil napas

12. tanda Laa ( ‫ ) ﻻ‬bermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kala pada
penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak
dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti
atau tidak

13. tanda kaf ( ‫ ) ك‬merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata
lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul

14. tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya
adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak
perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

Sebenarnya masih banyak hukum bacaan dan tanda bacaan dalam Al-Quran bila dipelajari
memerlukan waktu pemahaman yang cukup lama agar fasih dan benar dalam membaca,
melafazkan dan pengucapan harakat (panjang-pendeknya suatu bacaan), tajwid lainnya yang
harus dipelajari dan dipahami. Lebih baik lagi apabila mempelajari kitab Iqro (kitab kecil ).

>>> Bayangkan dalam waktu 8 Jam, Anda bisa memahami bahasa Al-Qur’an, KLIK DISINI!
This entry was posted in Adab Membaca Al-Quran, Membaca Al-Quran Dengan Tajwid and
tagged belajar cepat membaca alquran, belajar membaca alquran dengan cepat, belajar membaca
alquran gratis, cara belajar membaca al quran, cara belajar membaca alquran, cara cepat belajar
membaca al quran, cara cepat belajar membaca alquran, cara cepat membaca alquran, cara
membaca al quran yang benar, cara membaca alquran yang benar, cara mudah belajar membaca
al quran, manfaat membaca al quran, manfaat membaca alquran, membaca alquran dengan
benar, membaca alquran dengan tajwid, membaca alquran online. Bookmark the permalink.
← Hukum Wanita Haid Membaca Al-Quran
Baca Al-Qur’an Dengan Tartil →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *

Email *

Website

Comment

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title="">
<acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime="">
<em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

 Recent Posts
o Cara Mendidik Anak Dengan Alquran

o Belajar Membaca Alquran Untuk Anak

o Belajar Membaca Al-Qur’an

o Baca Al-Qur’an Dengan Tartil

o Membaca Al-Quran Dengan Tajwid

o Hukum Wanita Haid Membaca Al-Quran

o Adab Membaca Al-Quran

Belajar Membaca Al-Quran Cara Cepat Belajar Membaca Al Quran, Memahami Bahasa Al-
Qur’an Dan Menerjemahkan Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai