Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI LOSION EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyantum)

SEBAGAI REPELLENT TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Abstrak
Daun salam merupakan bagian darii tumbuhan salam yang mengandung seyawa
tepenoid berpotensi sebagai repelen alami nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui komposisi formula dan efektivitas replen sediaan losion ekstrak
n-heksan daun salam dengan konsentrasi 0%, 40%, 50%, dan 60%. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental. Pembuatan ekstrak daun dalam dengan
metode maserasi. Losion dibuat dalam 4 formula dengan basis fomula nonionik
yaitu FI dengan kosentrasi ekstrak 0%, FII dengan konsentrasi ekstrak 40% , FIII
dengan konsentrasi 50% dan FIV dengan konsentrasi 60%. Hasil uji parameter
non spesifik diperoleh kadar air 2,9%, kadar abu total 5% dan dan kadar abu tidak
larut asam 0,6% kemudiian dilanjutkan uji homogenitas, pH, sentrifugasi, daya
sebar,viskositas dan cycling test. Pengujian aktifitas repelen dilakukan dengan
cara menghitung jumlah nyamuk yang hinggap dan tidak, pesentasae rata-rata
daya tolak nyamuk Aedes aegypti pada kosentrasi 40% yaitu 65,3% , pada
kosentrasi 50% yaitu 78,6%, dan pada kosentrasi 60% yaitu 90,8%, yang paling
efektif yaitu konsentrasi 60%. Dari hasil uji Anova One Way nilai p 0,000 ≤ 0,05
sehingga ada perbedaan berbagai konsentrasi ekstrak daun salam sebagai repelen
terhadap nyamuk Aedes aegyptii. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak
daun salam dapat dibuat sediaan losion berbasis nonionik dengan berbagai macam
kosentrasi. Sifat fisik sediaan losion dengan variasi kadar ekstrak daun salam
tiidak mempengaruhi kestabilan fisik losion dan tidak mengalami perubahan
selama dilakukan pengujian serta memiliki efektivitas repelen nyamuk.

Kata kunci : Aedes aegypti, Ekstrak daun salam, N-heksan, Repellent


FORMULATION LOTION BAY LEAF EXTRACT (Syzygium polyantum)
AS REPELLENT TO Aedes aegypti MOSQUITO
Abstract
Bay leaves are part of the bay plant which contains tepenoid compounds which
have the potential to act as natural mosquito repellents. The purpose of this study
was to determine the composition of the formula and the effectiveness of
replenishment of the bay leaf n-heksan extract lotion with concentrations of 0%,
40%, 50%, and 60%. This research is an experimental research. Making deep
leaf extract by maceration method. The lotion was made in 4 formulas based on
nonionic formulas, namely FI with an extract concentration of 0%, FII with an
extract concentration of 40%, FIII with a concentration of 50% and FIV with a
concentration of 60%. The results of the non-specific parameter test obtained a
water content of 2.9%, a total ash content of 5% and an acid insoluble ash
content of 0.6%, then continued with the homogeneity, pH, centrifugation,
dispersion, viscosity and cycling test. Repellent activity testing was carried out by
counting the number of mosquitoes that landed and did not, the average
percentage of Aedes aegypti mosquito repulsion at a concentration of 40%,
namely 65.3%, at a concentration of 50%, namely 78.6%, and at a concentration
of 40%. concentration of 60% is 90.8%, the most effective is concentration of
60%. From the results of the Anova One Way test, the p value is 0.000 ≤ 0.05 so
that there are differences in the various concentrations of bay leaf extract as a
repelleb nt against the Aedes aegyptii mosquito. The results of this study indicate
that bay leaf extract can be made into nonionic based lotions with various
concentrations. The physical properties of lotion preparations with varying levels
of bay leaf extract did not affect the physical stability of the lotion and did not
change during testing and had the effectiveness of mosquito repellents.

Keywords: Aedes aegypti, Bay leaf extract, N-hexane, Repellent


A. Pendahuluan efisien serta ramah lingkungan, yaitu
Nyamuk sering mendatangkan insektisida dari tumbuh-tumbuhan.
masalah bagi manusia. Bukan hanya Ada beberapa tanaman yang
gigitan dan suara dengungannya memiliki bau yang khas dan
yang mengganggu, perannya sebagai aromanya tidak disukai oleh nyamuk.
pembawa penyakit seperti malaria Tanaman-tanaman tersebut antara
dan demam berdarah, bisa lain: daun mint, umbi lengkuas,
mendatangkan masalah yang serius. sambiloto, babadotan, daun alpukat,
Salah satu upaya pengendalian daun salam, pucuk merah, dan daun
terhadap penyakit-penyakit tersebut zodia. Jenis tanaman insektisida
adalah melakukan pengendalian tersebut dapat dibuat ekstraknya
terhadap vektor penyakit. Vektor yang akan digunakan sebagai
penyakit yang sampai saat ini sering pengganti bahan zat kimia untuk obat
menimbulkan masalah kesehatan anti nyamuk.
khususnya di Indonesia adalah Aedes Tanaman-tanaman tersebut
aegypti. Nyamuk ini merupakan dikenal mengandung senyawa aktif
vektor utama penyebab penyakit seperti flavonoid, saponin, tanin,
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di alkaloid, dan terpenoid. Berdasarkan
Indonesia. penelitian yang sudah dilakukan oleh
Ada berbagai macam cara untuk Aseptianova (2015), menyatakan
menghindari gigitan nyamuk. Salah bahwa tanaman-tanaman tersebut
satunya dengan pemakaian Anti dapat digunakan sebagai insektisida
nyamuk berbentuk losion ataupun alami untuk membunuh nyamuk
pakaian yang dapat melindungi tubuh Aedes Aegypti. Daun Salam
dari gigitan nyamuk. Di Indonesia, ( Syzygium polyantum ) adalah
hampir semua losion anti nyamuk tanaman yang sering dimanfaatkan
yang beredar mengandung bahan dalam pengolahan makanan dan juga
kimia sintesis dan berbahan aktif menghasilkan metabolit sekunder,
DEET (Diethyl toluamide). salah satunya mengandung minyak
Bahan kimia sintesis mengandung atsiri (sitral, eugenol), tanin, dan
racun, dalam konsentrasi 10-15 % flavonoid). Daun salam juga
dan akan berbahaya khususnya bagi berpotensi sebagai penolak nyamuk
anak-anak apabila penggunaannya karena mengandung bahan aktif
kurang hati-hati. Bahan aktif DEET bersifat menolak nyamuk yaitu
ini tidak akan larut dalam air, senyawa terpenoid. Berdasarkan hal
menempel pada kulit selama 8 jam tersebut di atas peneliti tertarik untuk
dan akan terserap masuk ke dalam membuat penelitian mengenai
tubuh melalui pori-pori kulit menuju pembuatan sediaan losion khususnya
sirkulasi darah. Hanya 10-15% yang losion antinyamuk yang mengandung
akan terbuang melalui urin. Oleh ekstrak daun salam.
karena itu, untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan dari B. BAHAN DAN METODE
penggunaan insektisida kimia dan 1. Bahan
bahan kimia sintesis yang Daun salam (Syzygium
mengandung racun, diperlukan cara polyanthum) varietas lokal, etanol
lain yang lebih aman, efektif, dan destilasi, bahan emulsi, bahan
penstabil, bahan pelembut, bahan diberikan beban (50 g, 100g, 200g,
pelembab, bahan pembasah, bahan dan 500g) dibiarkan 1 menit lalu
pengawet. diukur luas sebarannya.
Uji Viskositas pada sediaan
2. Alat Penelitian losion. Pengujian viskositas
Pisau, blander, seperangkat alat ditentukan dengan viskometer
maserasi, seperangkat alat destilasi HAKKE550 dengan spindel MV.
vakum, , mortar, stamper, timbangan Untuk selanjutnya dilakukan
gram kasar, analitycal balance, perhitungan data.
batang pengaduk, penjepit kayu,
pinset, erlenmeyer (pyrex), corong, C. Hasil
beker glass, sudip, kertas perkamen, Tabel 1. Formulasi losion
penangas air. Berat lotion 100 mg
(pemakain luar )
Formula
3. Prosedur Penelitian
FI F II F III F IV
a. Pembuatan Lotion
Semua bahan fase minyak (As. R
Stearate, Lanolin, paraffin liquid, / Ekstrak
solulan 98, ceresin ) dilebur diatas daun - 40% 50% 60%
penangas air 70-80oC di atas salam
waterbath. Bahan fase air (Propilen
glikol, aracel 165, dan veegum) Lanolin 3% 3% 3% 3%
dilarutkan terpisah pada suhu 70-
80oC. Setelah semua fase terlarut, Solulan 2% 2% 2% 2%
ditambahkan fase air ke dalam fase 98
minyak sedikit demi sedikit sambil
Asam
dilakukan pengadukan yang konstan stearat
4% 4% 4% 4%
hingga membentuk emulsi.
Campuran tersebut kemudian Ceresin 1% 1% 1% 1%
ditambahkan ekstrak daun salam (zat 0,3 0,3 0,3 0,3
aktif). Sediaan lotion dimasukkan ke Paraffin
% % % %
dalam wadah dan dilakukan evaluasi Arlacel
4% 4% 4% 4%
sediaan. Formula yang digunakan 165
dapat dilihat pada tabel 1. 0,5 0,5 0,5 0,5
Veegum
b. Pengujian Sediaan Lotion % % % %
Propylen
Uji organoletik, diamati bentuk, e glycol
5% 5% 5% 5%
bau, dan warna sedian lotion yang 80,2 80,2 80,2 80,2
memiliki variasi konsentrasi ekstrak . Water
% % % %
Uji pH, ditimbang sebanyak 1
Parfume q.s q.s q.s
gram sediaan lotion lalu diencerkan q.s
dengan 10 ml aquades. Kemudian
digunakan pH-meter untuk Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis
mengukur pH sediaan lotion. Formul Bentuk Aroma Warna
Uji daya sebar, ditimbang 0,5 a
gram diletakan di tengah-tengah FI Semi Tidak Putih
antara 2 lempeng gelas. Kemudian padat beraroma
F II Semi Berbau Coklat Bentuk Semi padat
padat khas Aroma Beraroma
F III Semi Berbau Coklat Warna Coklat tua
padat khas F IV Bentuk Semi padat
F IV Semi Berbau Coklat Aroma Beraroma
padat khas tua

D. Pembahasan
Uji organoleptis yang dilakukan
bertujan untuk melihat tampilan
Tabel 3. Hasil Uji pH fisik sediaan yang meliputi warna,
Formul bentuk, dan bau. Berdasarkan hasil
pH
a
FI 5,2
yang diperoleh pada ke-3 formulasi
F II 5,3 bentuk sediaan yang didapat
F III 5,3 berbentuk semisolid, warna coklat
F IV 5,2 sesuai dengan warna ekstrak daun
salam dan bau yang dihasilkan
Tabel 4. Hasiil uji daya sebar adalah berbau khas daun salam.
Formula Sebaran (cm) Warna yang dihasilkan dari sediaan
FI 5,95 cm lotion dipengaruhi oleh konsentrasi
F II 5,69 cm ekstrak daun salam yang digunakan.
F III 5,62 cm
F IV 5,56 cm
Uji pH pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah losion
Tabel 5. Hasil Viskositas
yang telah dibuat telah memenuhi
Formula Viskositas (Cp)
FI 4265 Cp
syarat pH untuk sedian losion topikal
F II 4420 Cp yaitu antara 4,5-8,0. Sediaan topikal
F III 4927 Cp dengan nilai pH terlalu asam dapat
F IV 5824 Cp mengiritasi kulit sedangkan bila nilai
pH terlalu basa dapat membuat kulit
Tabel 6. Hasil Sentrifugasi kering dan bersisik. Pengujian
Formula Hasil Sentrifugasi (√) 3000 rpm dilakukan penggunaan pH meter dan
Pisah Tidak hasil uji pH sediaan losion anti
FI √ nyamuk ekstrak daun salam dapat
F II √
F III √
dilihat pada tabel di bawah ini.
F IV √ Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa formula losion ekstrak daun
Tabel 7. Hasil Uji Cycling test salam masih memenuhi standar pH
Formul Pengamatan kulit ( 4,5-8,0) sesuai dengan SNI
Siklus ( 1-6 )
a 16-4399-1996 sehingga tidak
Warna Putih berakibat mengiritasi kulit. Hasil pH
F I Bentuk Semi padat ini didapat karena bahan basis yang
Aroma Tidak berbau digunakan bersifat anionik sehingga
Warna Coklat tidak berpengaruh pada pH.
F II Bentuk Semi padat Uji daya sebar bertujuan
Aroma Beraroma
F III Warna Coklat
untuk mengetahui daya penyebaran
krim/emulsi pada kulit. Hasil yang
diperoleh berkisar pada 5,9 cm – 6,5 ini dapat disimpulkan bahwa
cm. Berdasarkan data yang perpindahan penyimpanan pada suhu
diperoleh sediaan lotion yang dibuat berbeda tidak mempengaruhi
memiliki kemampuan menyebar organoleptis sediaan losion , baik
yang baik dimana luas sediaan uji formula I, II, III, dan IV stabil
sebanding dengan penambahan terhadap uji cycling test.
beban. Hal ini disebabkan karena
lotion adalah sediaan kosmetika E. Kesimpulan
berupa emulsi yang mengandung air Berdasarkan penelitian dan
lebih banyak. analisa yang dilakukan dapat
Uji daya lekat bertujuan disimpulkan bahwa esktrak daun
untuk mengetahui sejauh mana lotion salam dengan kosentrasi yang
dapat menempel pada kulit. Apabila berbeda dapat difomulasikan menjadi
lotion memiliki daya lekat yang sediaan losion dengan komposisi
rendah, maka efek yang diinginkan losion nonionik yang memiliki
tidak tercapai. Namun, jika daya efektivitas daya proteksi terhadap
lekat yang dihasilkan kuat maka nyamuk Aedes aegypti
akan menghambat pernafasan kulit.
Berdasarkan hasil yang diperoleh 6. Ucapan Terimakasih
tidak terdapat perbedaan yang ucapan terimakasih diberikan kepada
signifika pada tiap formulasi. semua pihak.
Uji viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer HAKKE DAFTAR PUSTAKA
550 dengan spindel MV. Berdasarkan 1. Hilda, A. 2015. Ekstraksi
hasil pengukuran yang diperoleh Dan Karakterisasi Senyawa
dapat diketahui bahwa adanya Antosianin dari Buah
perbedaan konsentrasi ekstrak daun Raspberry (Rubus rosifolius).
salam (Syzygium polyantum) pada Padang: UPT. Perpustakaan
tiap formulasi berpengaruh pada Unand.
viskositas sediaan.Hal ini disebabkan 2. Lachman, L., H. A.
karena konsentrasi ekstrak formulasi Lieberman, dan J. L. Kanig.
berfungsi sebagai zat aktif dapat juga 1994. Teori dan Praktek
meningkatkan viskositas sediaan. Farmasi Industri. Edisi III.
Uji setrifugasi berkaitan langsung Jakarta: Universitas
dengan kestabilan fisik sediaan Indonesia. Rowe, R. C., P. J.
losion. Metode sentrifugasi dengan Sheskey, and P. J. Weller.
kecepatan 3000 rpm selama 30 2003.
menit. Hasil evaluasi menunjukan 3. Handbook ofpharmaceutical
semua formula stabil setelah Excipients. Edisi ke-4.
sentrifugasi. London: Pharmaceutical
Uji dapat Cycling test diketahui Press. Rowe, R. C., P. J.
bahwa setiap formula losion tidak Sheskey, and M. E. Quinn.
mengalami perubahan warna, bentuk 2009.
maupun aroma dari setiap siklusnya, 4. Handbook of Pharmaceutical
dan tidak berubah pula dengan Excipients. Sixth Edition.
organoleptis awal sediaan losion. Hal USA: Pharmaceutical Press.
5. Swastika, A., Mufrod dan
Purwanto. 2013. Aktivitas
Antioksidan Krim Ekstrak
Sari Tomat (Solanum
lycopersicum L.). Trad. Med.
J. Vol. 18(3): 132-140.
6. Sularto, S. A. dkk. 1995.
Pengaruh Pemakaian Madu
sebagai Pensubstitusi Gliserin
dalam Beberapa Jenis Krim
TerhadapKestabilan Fisiknya.
Bandung:UniversitasPadjajan
7. Voigt, R. 1994. Buku
Pelajaran Teknologi Farmasi.
Edisi ke-5. Yogyakarta:
UGM Press

Anda mungkin juga menyukai