Kepada Yth,
Kepala Badan POM
cq.Direktur Pengawas Narkotika,
Psikotropika dan NAPZA
Di –
Jakarta
Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, bersama ini Kami sampaikan Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan (TPP). (terlampir).
Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya,
atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Kepada Yth,
Ka. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
RSJD Prov Lampung
Di –
Bandar Lampung
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
“Terdapat kesalahan dalam dokumen pemakaian harian Metadon atas nama pasien H.G
yang terjadi pada tanggal 27 November 2017”
Untuk itu kepada Kepala PTRM agar dapat mengkoordinasikan pelaksanaan aktifitas
pelayanan PTRM sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Kepada Yth,
Kaur. Umum dan Rumah Tangga
RSJD Prov Lampung
Di –
Bandar Lampung
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pemakaian yang dilaporkan sebagai penggunaan Metadon di Bulan
Februari 2017 dan sebagian bulan Maret 2017 dengan kondisi stok akhir kosong
sehingga dilaporkan sebagai stok minus yang disebabkan keterlambatan dalam
pengiriman Surat Pesanan (SP) ke Kementrian Kesehatan.
2. Tidak menyampaikan laporan bulanan penggunaan Narkotik (Metadon) secara
tertib sesuai dengan ketentuan. Laporan terakhir yang disampaikan kepada Badan
POM adalah bulan Juni 2017
Untuk itu kepada Kaur.Umum dan Rumah Tangga agar dapat berkoordinasi mengenai
pengiriman surat pesanan dan laporan bulanan penggunaan Metadon dengan Apoteker
penanggung jawab Metadon.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Kepada Yth,
Petugas Rekap Bulanan Laporan Metadon
RSJD Prov Lampung
Di –
Bandar Lampung
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan catatan jumlah Metadon yang diberikan kepada pasien dalam
rekapitulasi bulanan perorangan penggunaan Metadon dengan formulir
penggunaan Metadon harian per pasien.
2. Terdapat kesalahan penanggalan penyerahan Metadon yang terjadi pada bulan
November 2017
Untuk itu Kepada Petugas Rekap Bulanan Laporan Metadon untuk dapat melakukan
pencatatan dan pelaporan penggunaan Metadon dengan teliti dan hati-hati.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Kepada Yth,
Apoteker Penanggung Jawab Pelayanan
Metadon RSJD Prov Lampung
Di –
Bandar Lampung
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pemakaian yang dilaporkan sebagai penggunaan Metadon di Bulan
Februari 2017 dan sebagian bulan Maret 2017 dengan kondisi stok akhir kosong
sehingga dilaporkan sebagai stok minus yang disebabkan keterlambatan dalam
pengiriman Surat Pesanan (SP) ke Kementrian Kesehatan.
2. Tidak menyampaikan laporan bulanan penggunaan Narkotik (Metadon) secara tertib
sesuai dengan ketentuan. Laporan terakhir yang disampaikan kepada Badan POM
adalah bulan Juni 2017
3. Terdapat perbedaan catatan jumlah Metadon yang diberikan kepada pasien dalam
rekapitulasi bulanan perorangan penggunaan Metadon dengan formulir penggunaan
Metadon harian per pasien.
4. Terdapat kesalahan penanggalan penyerahan Metadon yang terjadi pada bulan
November 2017
Untuk itu Kepada Apoteker Penanggung Jawab Pelayanan Metadon untuk dapat
berkoordinasi dengan Kaur.Umum dan Rumah Tangga mengenai pengiriman surat
pesanan dan laporan bulanan serta melakukan double crosschek terkait pencatatan dan
pelaporan penggunaan Metadon yang dilakukan oleh petugas perekap bulanan.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Kepada Yth,
Ka. Instalasi Farmasi RSJD Prov Lampung
Di –
Bandar Lampung
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Petugas Badan POM dan Balai Besar
POM di Bandar Lampung Nomor: T-PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017
pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang dilakukan pada
tanggal 28 November 2017, Kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat pemakaian yang dilaporkan sebagai penggunaan Metadon di Bulan
Februari 2017 dan sebagian bulan Maret 2017 dengan kondisi stok akhir kosong
sehingga dilaporkan sebagai stok minus yang disebabkan keterlambatan dalam
pengiriman Surat Pesanan (SP) ke Kementrian Kesehatan.
2. Tidak menyampaikan laporan bulanan penggunaan Narkotik (Metadon) secara tertib
sesuai dengan ketentuan. Laporan terakhir yang disampaikan kepada Badan POM
adalah bulan Juni 2017
3. Terdapat perbedaan catatan jumlah Metadon yang diberikan kepada pasien dalam
rekapitulasi bulanan perorangan penggunaan Metadon dengan formulir penggunaan
Metadon harian per pasien.
4. Terdapat kesalahan penanggalan penyerahan Metadon yang terjadi pada bulan
November 2017
Untuk itu kepada Kepala Instalasi Farmasi RSJD Provinsi Lampung agar dapat
mengkoordinasikan pelaksanaan aktifitas pelayanan PTRM sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
dr. Ansyori
NIP: 19631108 200212 1 004
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Jl. Raya Gedong Tataan Km.13 Telp.(0721) 271170 / Fax. (0721) 271171
BANDAR LAMPUNG 35371
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Petugas Badan POM dan Balai Besar POM Nomor: T-
PW.04.11.351.12.17.54, tanggal 7 Desember 2017 pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung bersama ini Kami sampaikan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
(TPP).
Pemakaian harian metadon, terdapat data pemakaian harian Metadon yang fiktif pada formulir
penggunaan harian atas pasien HG, yaitu pada :
a. Tanggal 28 November 107 pukul 12.00 sebanyak 3 (tiga) dosis masing-masing 37 mh
b. Tanggal 01 Desember 2017 pukul 12.00sebanyak 4 (empat) dosis masing-masing 37 mg.
Pemakaian fiktif ini diketahui karena tanggal dan waktu yang tertera pada formulir penggunaan
harian melebihi tanggal dan waktu dilaksanakannya pemeriksaan dokumen yaitu tanggal 28
November 2017 pukul 10.00
AI. TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut dengan melakukan telusur kronologis kejadian.
Berdasarkan hasil telusur diketahui terjadi kesalahan yang dilakukan oleh petugas pelayanan
Metadon dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Kronologis kejadian yang sebenarnya
adalah pasien HG datang pada hari Senin tanggal 27 November 2017 pukul 12.00 minum 1 dosis.
Berdasarkan jadwal yang petugas pelayanan Metadon berikan, pasien akan diberikan 3 dosis THD
dan harus kembali mengambil 3 dosis selanjutnya pada hari Kamis tanggal 30 November 2017.
Namun, pasien mau keluar kota sehingga tidak bisa datang pada hari Kamis tanggal 30 November
2017 tersebut. Hal ini menjadi pertimbangan petugas pelayanan untuk memberikan langsung 6
dosis THD (Bukti berupa surat pernyataan pasien HG melakukan pengambilan 6 dosis THD
Terlampir). Akan tetapi, petugas melakukan kesalahan dalam penulisan pada Formulir
penggunaan harian, dimana hari Senin tanggal 27 November 2017 ditulis petugas tanggal 28
November 2017. Petugas yang memiliki persepsi bahwa pemberian THD hanya dapat dilakukan
untuk waktu 3 hari, maka dosis THD untuk 6 hari dibuat menjadi 2 kali pengambilan. Dikarenakan
petugas mengira hari Senin jatuh pada tanggal 28 November 2017, maka petugas menghitung 3
hari setelahnya, yaitu hari Kamis jatuh pada tanggal 1 Desember 2017. Hal ini yang menyebakan
terjadinya kesalahan pencatatan dan pelaporan pada buku harian pemakaian.
Sebagai tindak Perbaikan dan Pencegahan, telah diberikan Surat Teguran kepada dokter
penanggung jawab pelayanan Metadon, petugas pelayanan Metadon, Apoteker penanggung jawab
Metadon dan Kepala Instalasi Farmasi (Surat Teguran Terlampir). Terhitung tanggal 2
Desember 2017 pemberian pelayanan Metadon akan langsung dilakukan oleh Apoteker
penanggung jawab Metadon.
Tidak melakukan pencatatan mengenai pemasukan dan penyerahan Narkotika (Metadon) pada
kartu stok sesuai dengan ketentuan di untit pleyanan PTRM. Pencatatan berupa
penggunaan/penyerahan Metadon hanya dilakukan pada formulir pemakaian harian pasien
AII. TPP
Hasil temuaan ini telah dilakukan tindak lanjut dengan melakukan pencatatan pemasukan dan
penyerahan Narkotika (Metadon) pada kartu stok sesuai dengan ketetntuan di unit pelayanan
PTRM terhitung tanggal 28 November 2017. (Bukti penulisan pada kartu stok Terlampir)
Melakukan penyimpanan Narkotika berupa Metadon yang telah kadaluwarsa di dalam lemari
khusus Narkotika bergabung dengan Psikotropika
AIII. TPP
Hasil temuan ini telah dilakukan tindak lanjut dengan melakukan penyimpanan Narkotika berupa
Metadon yang kadaluwarsa terpisah dengan obat Psikotropik. (Foto Terlampir)
Psikotropika di gudang instalasi farmasi disimpan pada rak obat bergabung dengan Obat-Obat
Tertentu dan juga obat lainnya
AIV. TPP
Hasil temuan ini telah dilakukan tindak lanjut dengan melakukan penyimpanan Psikotropika,
Obat-Obat Tertentu, dan obat lainnya pada lemari dan rak terpisah. Psikotropika disimpan dalam
lemari besi terkunci yang tidak digabung dengan obat-obat lain sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 3 Tahun 2015 Pasal 25 ayat (3), sedangkan Obat-Obat Tertentu
disimpan pada rak palet yang terpisah dengan obat lainnya. (Bukti Foto Penyimpanan Obat
Terlampir)
Melakukan pencatatan pemasukan dan penggunaan Psikotropika pada kartu stok di gudang
instalasi farmasi tidak akurat sehingga terdapat selisih antara jumlah stok fisik dengan jumlah stok
yang ada pada kartu stok
Av. TPP
Koreksi telah dilakukan terkait adanya selisih antara jumlah stok fisik Psikotropik berupa
Phenobarbital 30 mg dengan jumlah stok yang ada pada kartu stok, yaitu sebanyak 55 Box. Telah
dilakukan penelusuran catatan, diperoleh hasil bahwa pengeluaran Phenobarbital 30 mg di bulan
Agustus yang seharusnya 45 box sesuai dengan yang tertulis pada buku harian pengeluaran gudang
akan tetapi pada kartu stok tertulis 100 box, hal ini yang menyebabkan terjadinya selisih sebesar
55 Box antara jumlah stok di kartu stok dengan jumlah stok fisik di gudang instalasi farmasi.
Sebagai tindakan Perbaikan dan Pencegahan, kepala instalasi farmasi telah melakukan teguran
terhadap petugas penanggung jawab gudang, agar melakukan tugas secara teliti dan hati-hati serta
melakukan double cross-chek terkait pengeluaran barang dari gudang dengan petugas gudang.
(Surat Teguran Terlampir)
Penyerahan Metadon untuk pelayanan harian pasien tidak dilengkapi dengan resep, tetapi
penyerahan dengan dilengkapi resep hanya dilakukan pada saat pendaftaraan pasien baru
(penyerahan pertama)
AVI. TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut berupa koordinasi dengan ruang pelayanan bahwa
terhitung tanggal 29 November 2017 setiap penyerahan Metadon hanya dapat dilakukan
berdasarkan resep dokter sesuai dengan ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Pasal 19 ayat 5. (Bukti Resep Terlampir).
Catatan jumlah Metadon yang diberikan kepada pasien berbeda antara yang dicantumkan dalam
rekapitulasi bulanan perorangan penggunaan Metadon dengan formulir penggunaan Metadon
harian per pasien, antara lain:
AVII. TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut berupa penelusuran catatan dan laporan, diketahui
bahwa petugas perekap laporan bulanan telah melakukan kesalahan dalam penulisan laporan.
Diketahui bahwa pemakaian yang sebenarnya adalah sesuai dengan yang tertulis pada formulir
penggunaan harian. Sebagai tindak perbaikan dan pencegahan, telah diberikan teguran kepada
petugas petugas perekap laporan bulanan, Apoteker penanggung jawab Metadon dan Kepala
Instalasi Farmasi untuk dilakukan double crosschek kesesuaian pencatatan rekap bulanan dengan
formulir penggunaan harian (Surat Teguran Terlampir).
Laporan penggunaan Narkotik (Metadon) yang disampaikan kepada Badan POM tidak akurat
diantaranya:
a. Terdapat pemakaian yang dilaporkan sebagai penggunaan Metadon di Bulan Februari 2017
dan sebagian bulan Maret 2017 dengan kondisi stok akhir kosong sehingga dilaporkan sebagai
stok minus
b. Terdapat kesalahan penanggalan penyerahan Metadon pada bulan Oktober yaitu dengan
mencantumkan adanya penggunaan pada tanggal 31 september 2017 sedangkan pada
pencatatan di formulir pemakaian harian tidak terdapat pemakaian/penggunaan Metadon pada
tanggal 31 september 2017
AVIII. TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut berupa penelusuran catatan dan laporan, diketahui
ketidak akuratan laporan disebabkan oleh:
a. Stok minus yang terjadi di bulan Februari 2017 dan sebagian bulan Maret 2017 dikarenakan
adanya keterlambatan barang masuk (Metadon) dari Kementrian Kesehatan, stok tersisa 55
mg pada tanggal 16 Februari 2017, sedangkan barang masuk dari Kementrian baru datang
pada tanggal 9 Maret 2017 sebesar 40.000 mg. Agar tetap dapat memenuhi pelayanan terhadap
kebutuhan pasien, petugas melakukan pengenceran Metadon menggunakan Aquadest,
sehingga dapat menambah stok yang ada. Keterlambatan diakibatkan kurangnya koordinasi
antara petugas penanggung jawab Metadon dengan petugas bagian umum (RT) yang
bertanggung jawab mengirimkan Surat Pesanan (SP) ke Kementrian Kesehatan.
Keterlambatan SP, menjadikan barang masuk terlambat. Sebagai tindak perbaikan dan
pencegahan, telah dilakukan koordinasi antara Apoteker penanggung jawab Metadon dan
Petugas umum.
b. Kesalahan penanggalan penyerahan Metadon bukan terjadi pada Bulan Oktober 2017, akan
tetapi pada bulan November 2017. Kesalahan terjadi disebabkan pengetikkan pada kolom
bulan di laporan November 2017, seharusnya tertulis bulan Oktober (berakhir tanggal 31) dan
bulan November tetapi tertulis Bulan September dan Oktober. Hal ini terjadi dikarenakan
petugas melakukan penyalinan (copy-paste) dari bulan sebelumnya tanpa melakukan
pemeriksaan kembali. (Laporan Perbaikan Terlampir)
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut dengan melakukan pemisahan antara arsip resep
Psikotropika dan resep Non-Psikotropika terhitung tanggal 2 Desember 2017 sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Pasal 44 (Bukti
Pemisahan Arsip Resep Terlampir).
Tidak menyampaikan laporan bulanan penggunaan Narkotika (Metadon) secara tertib sesuai
dengan ketentuan. Laporan terakhir yang disampaikan kepada Badan POM adalah bulan Juni 2017
AX. TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut berupa penelusuran pengiriman laporan bulan. Hal ini
terjadi disebabkan kurangnya koordinasi antara petugas penanggung jawab Metadon dan Petugas
Umum yang bertanggung jawab mengirimkan laporan. Sebagai tindak perbaikan dan pencegahan,
terhitung Bulan Desember akan dilakukan permintaan bukti pengiriman laporan oleh petugas
penanggung jawab Metadon kepada petugas umum untuk selanjutnya dilakukan pengarsipan
sebagai bukti pengiriman laporan.
Format resep Psikotropika belum sesuai dengan ketentuan diantaranya tidak mencantumkan Kop
Rumah Sakit dan tanda tangan dokter penulis resep.
AXII TPP
Hasil temuan telah dilakukan tindak lanjut dengan diadakannya rapat koordinasi yang dipimpin
oleh Direktur Rumah Sakit dengan semua stakeholder yang terlibat dalam penulisan resep pada
tanggal 14 Desember 2017. Sebagai tindak perbaikan dan pencegahan dilakukan penggantian
resep Psikotropika. Resep yang tidak mencantumkan Kop Rumah Sakit (resep internal) diganti
dengan resep yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. (Contoh Resep Terlampir).