PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Akar masalah (root cause) merupaka isu fundamental yang menjadi titik awal dimana
bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka peluang terjadinya insiden
akan berkurang. Akar masalah adalah alasan paling mendasar mengapa suatu masalah terjadi.
Dalam konteks FMEA, RCA digunakan untuk menganalisa apa yang salah dengan
proses dan sistem pelayanan kesehatan. RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi,
berdampak luas yaitu pada semua KTD dan Sentinel. Apabila terjadi insiden lain seperti
KTC, KNC, dan KPC cukup dilakukan investigasi sederhana.
Rumah Sakit bertugas memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah tersebut terjadi untuk
kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya. RCA dilakukan oleh unit yang menemukan
insiden. Sementara tim PMKP bertanggung jawab untuk :
- Mengingatkan untuk dilaksanakan RCA
- Mengatur penyelenggaraan suatu investigasi
- Mengelola tim RCA
- Pelaporan secara organisatoris dan memonitor tindak lanjut upaya pengurangan
resiko.
- Koordinasi program RCA dan pelatihan
- Evaluasi program RCA
Alat yang menggambarkan penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram ini
memfasilitasi proses identifikasi masalah sebagai langkah awal untuk menentukan fokus
perbaikan, mengembangkan ide pengumpulan data, mengenali penyebab terjadinya
masalah dan menganalisa masalah tersebut. Pengisian diagram fish bone dilakukan dengan
melihat faktor-faktor kontributor.
Faktor Kontributor, Komponen dan Subkomponen dalam investigasi insiden klinis
1. Faktor Kontributor Eksternal diluar RS
Komponen :
- Regulator dan ekonomi
- Peraturan dan kebijakan Depkes
- Peraturan nasional
- Hubungan dengan organisasi lain
FMEA adalah proses untuk mengurangi resiko yang dilakukan di Rumah Sakit
paling sedikit sekali setahun.
3.1 Pengertian
Definisi FMEA adalah :
Alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali model-model
adanya kegagalan/ kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap
model kesalahan/ kegagalan dan mencari solusi dengan melakukan perubahan desain/
prosedur.
Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi. Hal tersebut dirancang untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Proses proaktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi. Mengantisipasi
kesalahan akan meminimalkan dampak buruk.
Kelebihan FMEA adalah pengguna dapat fokus pada proses merancang ulang
proses-proses yang memiliki potensi masalah untuk mencegah terjadinya kegagalan di
kemudian hari. Kegagaln yang sering terjadi dalam proses penyusunan FMEA adalah :
a. FMEA hanya digunakan sebagai formalitas dan dokumentasi. Seluruh anggota tim
harus menyadari bahwa FMEA digunakan untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
b. Memilih proses yang terlalu rumit
c. Representasi anggota tim yang tidak memadai. Tim setidaknya harus terdiri dari
manajemen, unit, staf medis dan staf administrasi yang terlibat dalam proses yang
dinilai.
d. Tidak adanya dukungan dari pimpinan. Tim harus mendapat dukungan baik SDM
maupun sumber daya untuk menyusun analisa dan tindak lanjut yang diperlukan.
e. Waktu untuk merancang ulang dan implementasi proses baru terlalu singkat.
Jelaskan subproses kegiatan yang dipilih dan kemungkinan kegagalan pada setiap
subproses
Langkah 3 : Identifikasi Kemungkinan Kegagalan dan Efek yang Mungkin Terjadi ke
Pasien
Failure modes/ kemungkinan kegagalan adalah suatu prilaku yang dapat gagal dan
secara umum menjelaskan bagaimana suatu kegagalan terjadi dan dampaknya terhadap suatu
proses. Efek adalah hasil dari kegagalan tertentu atas kestabilan seluruh atau sebagian proses.
Efek kegagalan adalah konsekuensi dari failure mode pada operasional, fungsi atau status
dari tahapan proses.
Identifikasi failure mode mengharuskan semua anggota tim untuk berfikir jauh
kedepan/ outside the box. Harus difikirkan proses keseluruhan sistem dan hubungan
subproses yang satu dengan yang lainnya. Berikut contoh failure mode dan efeknya menurut
JCI.
Tabel 1 Contoh Failure Mode dan Efeknya
Kemungkinan failure mode Efek yang mungkin terjadi
Salah obat Tidak ada cedera
Salah dosis Tidak ada cedera namun memperpanjang
perawatan
Salah frekuensi pemberian Ada cidera tetapi tidak berat
Salah cara pemberian Ada cidera dan cacat, kematian
- Menentukan probabilitas
Probabilitas suatu kejadian adalah kemungkinan bahwa sesuatu akan terjadi. Pertanyaan
kuncinya adalah : Berapa besar kemungkinan bahwa failure mode atau dampak ini akan
terjadi? Berikut adalah tabel skala probabilitas kejadian :
Tabel 3 : Skala Probabilitas Kejadian (Occurence)
Level Deskripsi Contoh
5 Sangat sering Sangat sering muncul, mungkin beberapa kali dalam 1 bulan
& pasti
4 Sering Hampir sering muncul dalam waktu singkat, mungkin beberapa
(frequent) kali dalam 1 tahun
3 Kadang- Kemungkinan akan muncul, beberapa kali dalam 1-2 tahun
kadang
(occasional)
2 Jarang Kemungkinan akan muncul, dapat terjadi salam 2-5 tahun
(uncommon)
1 Hampir tidak Jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai 30 tahun)
pernah
Failure mode dengan nilai RPN/ CI yang tinggi membutuhkan perhatian besar.
Penyusunan prioritas failure mode ini dilakukan karena untuk melakukan RCA
membutuhkan waktu yang cukup lama dengan sumber daya yang besar, maka harus dibuat
prioritas failure mode sehingga dengan waktu yang terbatas tindak lanjut dapat
dilaksanakan dengan maksimal. Tim akan memusatkan konsentrasi pada failure mode
yang memiliki tingkat resiko paling tinggi.