KECURANGAN
JKN
Disampaikan dalam Rakernas Kesehatan 2020
Kemayoran, Jakarta
MENGAPA KPK FOKUS PADA SEKTOR
KESEHATAN DAN PROGRAM JKN?
Besarnya potensi
Melibatkan jumlah penyimpangan di
Menyangkut hajat anggaran Fasilitas Kesehatan.
hidup orang banyak kesehatan yang Berdasarkan data, fraud dalam
klaim layanan kesehatan dapat
makin besar mencapai angka 5-10%
(pengalaman USA).
ANGGARAN KESEHATAN & PROGRAM JKN
84
82
74 53.56
50.77
67 67 48.11
45.57
57 43.14
53 40.7
38.24
35.48
43
41 32.4
29.46
25.87
21.95
16.31
11 11
7 7 8 11.64
3 4 4
1 2 1 7.76
3.28 4.14
2014 2015 2016 2017 2018
-3
-6
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Pendapatan iuran Pendapatan lain-lain Beban jamkes -12
-14
Beban lain-lain Surplus/defisit
Overbilling
Over-provision
Uncertainty Phantom
Savedoff & Hussmann in Patients
Global Corruption Report 2006
Absenteeism
Conspiracy : mark up,
Externality fictitious procurement
Pelaku Fraud
(Permenkes 16/2019)
Tenaga
Medis Faskes
Regulator/Pemangku
Kepentingan Lainnya
Kenapa Pencegahan
Fraud JKN?
● Cause catastrophic losses
● Cost management matters
● “known unknown”
● Common
● Increase confidence in your
organization
Why fraud awareness
and prevention?
● Menyamakan persepsi
pada stakeholder terkait
● Mencegah kriminalisasi APH
● Menyelamatkan program
JKN dan keuangan negara
Pencegahan Fraud di Faskes
Penjelasan Permenkes 16/2019
Pencegahan Fraud
Partisipasi Evaluasi
Pencegahan Fraud (1)
Pencegahan Fraud
Perlu Penanganan
Perbaikan sistem
Pemberian sanksi pencegahan, regulasi,
pengendalian
16
Komposisi SubTim Penanganan Fraud
Tingkat Pusat
BPJS Dinas
Kesehatan Kesehatan
Wilayah Provinsi
Inspektorat
Provinsi
01 Utilisasi layanan operasi katarak 2014 – Nov 2017 ± 914rb kasus dengan biaya
Rp6,16 T. Adanya indikasi unnecessary treatment berupa prosedur laser setelah
operasi katarak dan fragmentasi berupa operasi katarak ≥2x/pasien.
RS dengan utilitas RS dengan layanan
Utilisasi pelayanan fisioterapi melebihi rekomendasi dari PERDOSRI, indikasi 02 operasi katarak fisioterapi terbanyak &
fraud berupa fragmentation, unbundling, phantom billing atau unnecessary tertinggi >12x/bulan/pasien
treatment.
Hasil Piloting
PERMASALAHAN Kasus Operasi Katarak REKOMENDASI
VISUS
PNPK
Operasi katarak pada dua lokasi dilaksanakan Kemenkes segera melakukan
dengan visus > 6/18 (RS LOKUS 1 20/40, KLINIK penetapan PNPK operasi katarak yang
LOKUS 2 6/12). Standar Perdami dan PNPK disusun bersama oleh organisasi
Pelayanan Operasi Katarak terbaru sebesar 6/18.
profesi
FRAGMENTASI PPK
Operasi katarak pada dua mata pada umumnya Kemenkes menginstruksikan Rumah
dilaksanakan secara terpisah/fragmentasi sakit membuat PPK operasi katarak
(kanan dan kiri). sesuai dengan PNPK
Phantom Billing
Hasil Piloting
Kasus Fisioterapi
PERMASALAHAN REKOMENDASI
LAYANAN TIDAK TERCATAT PNPK
Terdapat tindakan fisioterapi yang tidak Kemenkes segera melakukan
tercatat di rekam medis pasien dengan
penetapan PNPK fisioterapi yang
total nilai tagihan di 3 lokasi piloting
sebesar Rp501.273.400,- (indikasi disusun bersama oleh organisasi
phantom billing) profesi
RS Lokus 1 PPK
Dari 11 sampel pasien, 2.167 dari 2.237
(88%) tindakan dengan nilai
Kemenkes menginstruksikan Rumah
Rp277.491.600,- tidak tercatat di rekam sakit membuat PPK fisioterapi sesuai
medis. dengan PNPK
RS Lokus 2
Dari 12 sampel pasien, 1.112 dari 1.226 AUDIT KLAIM
(96%) tindakan dengan nilai BPJS Kesehatan melakukan audit klaim
Rp219.429.600,- tidak tercatat di rekam ke RS lokus yang terindikasi phantom
medis. billing
RS Lokus 3 REASSESSMENT
Dari 10 sampel pasien, 20 tindakan dari
Reassessment frekuensi fisioterapi belum dilaksanakan
total 878 (2%) tindakan dengan nilai
sehingga berpotensi mengakibatkan unnecessary
Rp4.352.000,- tidak tercatat di rekam
treatment (ditemukan kasus pasien dengan frekuensi
medis. 25
fisioterapi 24x/bulan)
Contoh Inefisiensi yang
Berdampak pada Defisit JKN
Hasil Piloting
Kasus Penetapan Kelas RS
Potensi Lebih Bayar (Rp)*
PERMASALAHAN
RS Lokus 1
(Kelas B)
Rp 18,407,016,766 RS Lokus 2
4 dari 6 RS sampel tidak memenuhi ketentuan penetapan kelas
1 berdasarkan Permenkes 56/2014
(Kelas C)
Rp 7.390.909.500
* Potensi Lebih Bayar per RS = total klaim yang telah dibayarkan - total klaim
periode yang sama jika kelas diturunkan ( B ke C, C ke D)
26
Hasil Piloting
Pelayanan PONED dan Rawat Inap di FKTP
PERMASALAHAN REKOMENDASI