Laporan Praktikum Suppos
Laporan Praktikum Suppos
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definsi dari aponin.
2. Untuk mengetahui aktivitas dari saponin
3. Untuk mengetahui ciri- ciri adanya saponin
4. Untuk mengetahui tanaman yang mengandung saponin.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
Metabolit sekunder atau alelokimia merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang
dihasilakan dari jaringan tumbuhan dan dapat besifat toksik. Dan yang termasuk dalam metabolit
sekunder antara lain tanin, saponin,terpenoid,akaloid dan flavonoid.
(Ishaaya, 1986; Howe dan Westley, 1988 di kutip oleh Elena,2006).
II.5 Formulasi
Sebagaimana diketahui, bahan utama yang digunakan dalam salut gula adalah sukrosa,
walaupun sukrosa ini dapat diganti dengan bahan lain seperti sorbitol untuk produk berkalori
rendah ataupun produk diabetik. Formulasi penyalut gula dalam air merupakan formulasi yang
paling banyak digunakan.
Proses salut gula terdiri atas berbagai tahap dan dirancang untuk tercapai fungsi tertentu.
Akibatnya, bermacam-macam bahan tambahan dapat dimasukkan ke dalam tiap tipe formulasi.
Contoh bahan tambahan yang digunakan adalah :
1. Pengisi ( kalsium karbonat, talk, titanium dioksida )
2. Pewarna ( pewarna yang larut dalam air, lak aluminium, besi oksida, titanium dioksida ).
3. Pembentuk salut selaput ( gom arab, gelatin, senyawa selulosa )
4. Antiadhesi ( talk )
5. Penambah rasa
6. Surfaktan ( sebagai zat pembasah dan zat pembantu dispersi ).
Walaupun kebanyakan formulasi salut yang digunakan dalam proses salut gula
diaplikasikan dalam keadaan cair, beberapa diantaranya, misalnya serbuk tabur, diterapkan
dalam keadaan kering.
II.7 Proses penyalutan gula dilakukan dalam tujuh tahap utama meliputi :
a. Penyegelan (sealing)
Kebanyakan formulasi salut yang digunakan dalam proses salut gula adalah akuosa,
sedangkan inti tablet yang berpori dan merupakan absorben kuat diformulasikan untuk
berdisentegrasi dengan cepat jika berkontak dengan air. Salut segel di terapkan langsung pada
inti tablet yang berfungsi :
o untuk memisahkan ingredien tablet (terutama zat aktif) dan air (yang merupakan konsisten utama
dari formulasi penyalut) untuk memastikan stabilitas produk yang baik.
o memperkuat inti tablet.
Kuantitas bahan yang di terapkan sutu salut segel akan bergantung terutama pada tablet dan
ukuran baths. Jika permukaan inti tidak di lindungi dengan baik,stabilitas produk jadi (fisika-
kimia) dapat rusak.
Maksud penyegelan adalah memberikan perlindungan awal dan menjaga ingridient tablet inti
bermigrasi ke dalam penyalut, dan akhirnya merusaak penampilan produk jadi.
Ada beberapa polimer yang di dapat digunakan sebagai penyalut segel, misalnya selak, zein,
hidroksipropilmetil selulosa (HPMC), polivinil asetat ftalat (PVAP), dan selulosa ftalat asetat
(CAP). Polimer tersebut dilarutkan pada konsentrasi 15-30% b/b dalam suatu pelarut organik
yang sesuai.
Apabila menggunakan polimer yang tidak larut air sebagai dasar untuk formulasi penyalut
segel, digunakan penyalutan dalam jumlah minimal guna memberi perlindungan yang sesuai.
Kalau tidak, karakteristik pelepasan zat aktif dapat berpengaruh.
e. Pengeringan (finishing)
Proses pengeringan salut sirop yang terakhir dengan cara perlahan-lahan sehingga
memperoleh hasil akhir yang licin.
f. Pengilapan (polishing)
Permukaan tablet yang baru saja disalut warna biasanya pudar. Oleh karena itu, tablet perlu
dipoles dengan menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan permukaan tablet salut gula
yang halus. Metode untuk memperoleh satu permukaan yang halus cenderung sangat beragam,
namun pada umumnya di anjurkan agar tablet hendaknya di biarkan semalam diatas nampan
sebelum pemolesan guna memastikan bahwa tablet sudah kering. Konsentrasi lembab yang
sangat berlebihan dalam tablet dapat mengakibatkan:
1. sulit mencapai permukaan halus yang baik,
2. meningkatnya resiko “berbunga” dan “berkeringat” pada periode yang lebih lama.
g. Pencetakan cap (penstempelan)
Jika tablet yang disalut gula selanjutnya di beri identitas dengan suatu nama produk,
kekuatan dosis, atau logo perusahaan, hal ini harus dilakukan dengan suatu proses
penstempelan. Secara khas, penstempelan demikian meliputi penerapan tinta bercap farmaseutik
pada permukaan tablet yang disalut dengan suatu proses penstempelan yang dikenal sebagai
offset rotoggravure.
Tablet salut gula dapat distempel sebelum atau sesudah pengilapan. Tiap pendekatan itu
mempunyai keuntungan dan keterbatasan. Penstempelan sebelum pengilapan memungkinkan
tinta dapat melekat lebih kuat pada permukaan tablet, tetapi tulisan dapat hilang karena sentuhan
atau gesekan pelarut organik selama proses pengilapan. Penstempelan setelah pengilapan dapat
dihindari masalah penggosokan cap selama pengilapan, tetapi tinta tidak akan melekat dengan
baik pada permukaan tablet yang dilapisi malam. Adhesi tinta stempel dapat ditingkatkan dengan
penerapan larutan dasar pencetak dari selak yang dimodifikasi sebelum penstempelan.
Tablet salut dengan gula dari suspensi dalam air yang mengandung serbuk tak larut, seperti
pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan yang lama dan memerlukan penyalut yang
tahan air. Hal ini akan memperlambat disolusi dan memperbesar bobot tablet.
Yang perlu diperhatikan pada produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan tablet salut
gula.
Dalam setiap proses penyalutan beragam masalah dapat timbul, diantaranya :
o Masalah dalam ketahan inti.
Inti tablet harus cukup kuat untuk menahan efek erosi setiap proses penyalutan. Pentingnya
sifat fisik inti tablet, seperti kekerasan (kekuatan remuk diametral), friabilitas dan kecenderungan
laminasi.
Bila tidak memperhatikan hal tersebut mengakibatkan terjadinya fragmentasi tablet selama
proses penyalutan. Fragmentasi tablet dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti tablet yang
pecah tidak dapat dijual, tablet yang pecah harus diperiksa dan dikeluarkan. Fragmen dari tablet
yang pecah dapat melekat pada pada permukaan tablet yang utuh karena sifat adhesif cairan
penyalut.
o Masalah mutu tablet jadi :
a) Salut sumbing
Penambahan polimer seperti selulosa, polivinil piroidin, gom atau gelatin pada berbagai
formula dapat membantu meningkatkan keutuhan struktur sehingga mengurangi sumbing pada
tablet. Penggunaan berlebih dan pigmen yang tidak larut cenderung meningkatkan kerapuhan
salut gula maka hendaknya sedapat mungkin dihindari.
b) Keretakan salut
Inti tablet yang memuai selama atau setelah penyalutan mungkin menyebabkan salut
retak. Pemuaian seperti itu, dapat disebabkan oleh absorpsi lembab oleh inti tablet atau mungkin
disebabkan oleh relaksasi tekanan dari inti setelah pengempaan. Absorpsi lembab dapat
diminimalkan oleh penggunaan salut segel yang tepat, sedangkan pemuaian karena relaksasi
tegangan pascakempa dapat diatasi dengan memperpanjang waktu antara pengempaan dan
penyalutan gula.
c) Salut yang tidak kering
Ketidaksanggupan untuk mengeringkan salut gula baik, terutama salut berbasis sukrosa
sering merupakan suatu indikator adanya konsentrasi gula invert yang berlebihan,yaitu lebih
besar dari 15%.
d) Tablet kembar
Formulasi salut gula bersifat sangat lengket. Terutama jika mulai mengering dan
memungkinkan tablet yang berdekatan menempel.
Tablet kembar atau multitablet merupakan suatu masalah apabila tablet yang akan disalut
mempunyai permukaan datar, yang dapat dengan mudah bersentuhan sama lain. Hal ini terutama
masalah pada tablet yang berbentuk kaplet dosis tinggi yang mempunyai dinding pinggiran
tinggi. Pemilihan desain pons tablet yang tepat dapat secara selektif digunakan untuk
meminimalkan masalah.
e) Warna yang tidak merata
Tahap penyalutan warna pada proses penyalutan gula merupakan tahap kritis pada mutu
tablet jadi. Distribusi warna yang tidak merata sering terlihat jelas terutama pada warna yang
lebih gelap dan merupakan penyebab utama penolakan bets.
f) Menyerupai marmer
Untuk mencapai produk salut gula yang bermutu tinggi yaitu memastikan bahwa warna
terdistribusi seragam dalam lapisan warna. Selain itu, pastikan juga bahwa pada waktu yang
sama pada akhir penerapan salut warna diperoleh permukaan salut yang halus (sebelum
pemolesan). Kegagalan mencapai kehalusan yang dipersyaratkan sering mengakibatkan
penampilan seperti marmer pada pemolesan. Maslah ini terjadi sebagai akibat pengumpulan
malam dalam lekukan permukaan kecil dari salut kasar. Fenomena ini, lebih jelas pada warna
yang lebih gelap.
Tablet sangat baik disimpan dalam wadah tertutup rapat ditempat dengan kelembapan nisbi
yang rendah serta terlindung dari temperatur yang tinggi. Dalam kebanyakan hal penyaluran
obat, ahli farmasi diharapkan jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk-
produk hasil pabrik.
Kondisi-kondisi penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan oleh beberapa obat
tertentu harus dijaga oleh ahli farmasi serta diperhatikan tanggal kadaluarsanya.
BAB IV
KESIMPULAN