PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan visi “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang
Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”, salah satu misi
yang diemban oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia adalah
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan. Produk
perikanan prima yang dimaksud merupakan produk yang berkualitas tinggi (high
quality), aman dikonsumsi (safe), tertelusur (traceable), memiliki nilai yang tinggi
(high value content), berhasil dalam persaingan di pasar domestik dan pasar
internasional (competitive), dan secara simultan dapat memberikan manfaat untuk
kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan.
Untuk mewujudkan produk perikanan yang berkualitas tinggi, aman
dikonsumsi, tertelusur, dan memiliki nilai yang tinggi, maka perlu di perlukan
jaminan dari lembaga yang mengeluarkan bahwa produk perikanan yang dimaksud
berkualitas tinggi, aman dikonsumsi, tertelusur, dan memiliki nilai yang tinggi.
Lembaga yang dimaksud salah satunya yakni Balai Pengendalian dan pengujian
mutu hasil perikanan (BPPMHP).
Indonesia sebagai negara produsen hasil perikanan dituntut melaksanakan
pembangunan perikanan yang bertanggung jawab, termasuk dibidang pasca panen
dan perdagangan sesuai prinsip – prinsip yang tertuang dalam “ Code of Conduct
for Responsible Fisheries “. Dalam kondisi demikian, masalah dan mutu jaminan
keamanan pangan menjadi orientasi dan tujuan dalam kegiatan pra dan pasca
panen produk dan hasil perikanan. Dengan demikian produk – produk perikanan
yang dihasilkan dari Indonesia sesuai preferensi dan ekspektasi konsumen.
Meningkatkan mutu hasil perikanan melalui penerapan pengawasan analisa bahan
tertentu, meningkatkan harmonisasi system pengawasan mutu dengan negara
mitra importir dalam bentuk nota kesepahaman (MOU) serta peningkatan upaya
pengawasan dan penguatan laboratorium pengujian mutu.
Balai Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Provinsi
Gorontalo yang pada saat ini telah memasuki usia ke XIV (empat belas) tahun,
berupaya menyesuaikan dengan sistem yang berkembang saat ini. BPPMHP
Gorontalo telah diakreditas oleh KAN (LP – 562 – IDN) sehingga status Akreditasi
BPPMHP Gorontalo menjadi jelas.
Tugas utama yang harus di emban oleh BPPMHP adalah melakukan sertifikasi
dengan menerbitkan Health Certificate (HC) untuk hasil perikanan yang di ekspor
serta melakukan pengendalian mutu hasil perikanan dengan melakukan monitoring
mutu di sentra – sentra produksi hasil perikanan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai bagian dari unit kerja Dinas
Kelautan dan Perikanan harus hadir dalam rangkah meminimalisir permasalahan
yang dihadapi oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI), Usaha Menengah Kecil Mikro
UMKM) dan masyarakat, dimana UPTD sebagai unit perpanjangan dari Dinas
mempunyai tujuan :
- Memberikan pelayanan terhadap pengusaha perikanan khusunya Unit
Pengolahan Ikan (UPI) mulai dari aspek pembinaan teknis, sanitasi dan higyenis
serta penanganan ikan yang baik (Good Handling pratice)
- Memberikan pelayanan prima terhadap para eksportir ikan, sehingga para
eksportir dapat melakukan ekspor langsung dari Gorontalo.
- Memberikan pelayanan sertifikasi Health Certificate (HC) yang berbasis IPI (In
Proses Inspection).
- Mendukung peningkatan produksi dengan mutu yang baik.
- Memberikan jaminan keamanan pangan.
b. Tujuan
Adapun tujuan dibentuknya UPTD Balai Pengujian dan Penerapan Mutu Hasil
Perikanan ini adalah :
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Balai Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil
Perikanan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan pengendalian dan pengujian mutu hasil perikanan;
b. Melaksanakan Sertifikasi hasil perikanan;
c. Melaksanakan pengambilan contoh, pengujian laboratoris terhadap bahan
baku, bahan penolong dan atau bahan tambahan makanan serta produk akhir;
d. Melaksanakan pengendalian mutu hasil perikanan yang didistribusi atau
dipasarkan;
e. Mengembangkan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
f. Membuat laporan secara berkala.
BAB II
KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD
1. Keadaan Aset
Aset BPPMHP sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
1.1. Aset Tidak Bergerak
Tabel 6. Aset Tidak Bergerak di UPTD BPPMHP
No. Jenis Aset Volume Keterangan
1. Laboratorium Mikro 63 m² Baik
2. Laboratorium Kimia 68 m² Baik
3. Laboratorium Organoleptik 40 m² Baik
4. Ruang Kepala Balai 10,8 m² Baik
5. Ruang Tamu 16 m² Baik
6. Ruang Tata Usaha 36,22 m² Baik
7. Ruang Staf 12,28 m² Baik
8. Ruang Workhsop 48 m² Baik
Kimia
Tahun
No. Jenis Peralatan Volume Ruang KET.
Perolehan
1 2 3 4 5 6
1 Blender Stainless (Waring/Set Time) 1 2001 Kimia Baik
2 Erlenmeyer 1000 ml (Pyrex) 1 2001 Kimia Baik
3 Erlenmeyer 250 ml (Pyrex) 9 2001 Kimia Baik
4 Erlenmeyer 250 ml (Schott Duran) 1 2001 Kimia Baik
5 Erlenmeyer 500 ml (Pyrex) 4 2001 Kimia Baik
Frezeer/Refrigator, R 134 A (Derby/194
6 watt) 1 2001 Kimia Baik
7 Gelas Ukur 10 ml (Pyrex) 5 2001 Kimia Baik
8 Gelas Ukur 100 ml (Pyrex) 6 2001 Kimia Baik
9 Gelas Ukur 1000 ml (Pyrex) 10 2001 Kimia Baik
10 Gelas Ukur 25 ml (Pyrex) 6 2001 Kimia Baik
11 Gelas Ukur 250 ml (Pyrex) 9 2001 Kimia Baik
12 Gelas Ukur 50 ml (Pyrex) 5 2001 Kimia Baik
13 Gelas Ukur 500 ml (Pyrex) 6 2001 Kimia Baik
14 Magnet Stirrer (Dalam Plastik Putih) 1 2001 Kimia Baik
15 Penjepit (Stailess Ujung Kain) 1 2001 Kimia Baik
16 Pipet (Pyrex/1-0,01 ml) 26 2001 Kimia Baik
17 Pipet (Pyrex/10-0,01 ml) 10 2001 Kimia Baik
18 Pipet (Pyrex/2-0,02 ml) 31 2001 Kimia Baik
Styrer Magnetic/Thermolyne
19 (Cimarec/Phase:1) 2 2001 Kimia Baik
Tabung Reaksi/Test Tube (Pyrex/20-100
20 ml) 13 2001 Kimia Baik
21 Tabung Reaksi/Test Tube (Pyrex/20-50 ml) 3 2001 Kimia Baik
22 Timbangan Analitik (Merek ) 2 2001 Kimia Baik
23 Cawan Porselin (Cap 150 ml HW 109/3) 9 2002 Kimia Baik
24 Electro mantle (EM0500/C) 2 2002 Kimia Baik
25 Kaki Tiga 3 2002 Kimia Baik
26 Lemari Asam (120X76X40 cm) 1 2002 Kimia Baik
27 Pengaduk L (Iwaki/Glass) 4 2002 Kimia Baik
28 Pipet Volumetric (Pyrex 10 ml) 15 2002 Kimia Baik
29 Pipet Volumetric (Pyrex 25 ml) 11 2002 Kimia Baik
30 Pipet Volumetric (Pyrex 3 ml) 12 2002 Kimia Baik
31 Pipet Volumetric (Pyrex 5 ml) 11 2002 Kimia Baik
32 Pipet Volumetrik 3 ml 10 2002 Kimia Baik
33 Pipet Volumetrik 4 ml 5 2002 Kimia Baik
34 Pipet Volumetrik 6 ml 4 2002 Kimia Baik
35 Pipet Volumetrik 8 ml 5 2002 Kimia Baik
36 Pompa Vacum (220 V) 1 2002 Kimia Baik
37 Rak tabung Reaksi (Dim 18 mm f/1000 10 2002 Kimia Baik
38 Spectrophotometer (Specord 30) 1 2002 Kimia Baik
39 Timbangan Ohaus Adventurer (Max 210 gr) 1 2002 Kimia Baik
Tungku Pengabuan (FB-1410 M-26
40 Furnace) 1 2002 Kimia Baik
41 Alat Destilasi Air (GFL, 10603000 F) 2001/4 1 2003 Kimia Baik
42 Batang Pengaduk Glass 3 2003 Kimia Baik
43 Corong Saring, Glass, Diameter 6 2003 Kimia Baik
44 Talenan (Plastik) 2 2003 Kimia Baik
45 Vortex (Maxi Mix II) 1 2003 Kimia Baik
46 Fire Extingnisher (Gennebo) 1 2006 Kimia Baik
47 AAS (Aotomatic Absrb. Spectro) "Varian" 1 2007 Kimia Baik
48 Destructdigest Unit Type KB-8-S/GH 1 2008 Kimia Baik
49 Digital Titrator 1 2008 Kimia Baik
50 Distill Unit Type KL-9/16/GH 1 2008 Kimia Baik
51 Furnace (1 L) 1 2009 Kimia Baik
52 Tabung + Isi Argon (7 m3) 1 2009 Kimia Baik
53 Watherbath 1 2009 Kimia Baik
MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MS
TEKNIS DIBIDANG
PENGEMBANGAN
BUKAN MERUPAKAN KEGIATAN PERUMUSAN PERBENIHAN DAN
2
KEBIJAKAN KESEHATAN IKAN DAN
LINGKUNGAN IKAN LAUT DAN
PAYAU
KEGIATANNYA MERUPAKAN MS
KEGIATAN DINAS KELAUTAN
3 BUKAN MERUPAKAN KEGIATAN LINTAS SKPD
DAN PERIKANAN
PEMBAGIAN KERJA, MS
PENGAWASAN DAN
MEMERLUKAN ARAHAN, PENGATURAN DAN KEPUTUSAN DALAM
PEMBAGIAN KERJA, PENGAWASAN DAN/ATAU OPERASIONAL UPTD
4
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MERUJUK PADA STRUKTUR
PELAKSANAANYA ORGANISASI DAN TATA
KERJA DARI UPTD BP3KLILP
PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT
(PEMBUDIDAYA) MEMENUHI
LAYANAN KEPADA MASYARAKAT MENJADI
7 KRITERIA TEPAT JENIS,
LEBIH DEKAT MURAH DAN CEPAT
JUMLAH, UKURAN, WAKTU,
TEMPAT, MUTU DAN HARGA
KEBUTUHAN BENIH
MASYARAKAT SEJUMLAH
440.830.200 EKOR DI
WILAYAH PROVINSI
GORONTALO, UPTD BBIP
HANYA MAMPU MENSUPLAY
LAYANAN YANG DIBERIKAN UPT TERSEBUT
30% DARI TOTAL KEBUTUHAN
MERUPAKAN LAYANAN PEMERINTAH YANG
8 BENIH, HAL INI MASIH
DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT ATAU
DIMUNGKINKAN
PENYELENGARA PEMERINTAH
PENGEMBANGAN UPTD BBIP
DIMASA YANG AKAN DATANG
DAN MERUPAKAN LINI
SEKTOR PEMBENIHAN LINTAS
KAB/KOTA
Diisi penjelasan tentang uraian beban kerja dengan metode sebagaimana dibawah ini.
Juml
Jam
Has Satu Nor Beb ah Jumla
Kerja
N Jabat Tugas il an ma an Jam h
Uraian tugas Efektif
o. an jabatan Ker Hasil Wak Kerj Kerja Pega
Pertah
ja Kerja tu a Efekt wai
un
if
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kepal Melaksana a.Menyelenggar
akan
a kan
penyusunan
UPTD penyusun rencana
an program dan
anggaran,
rencana pemantauan
program dan evaluasi
dan serta pelaporan;
b.
anggaran, Menyelenggarak
pemantau an urusan tata
usaha dan
an, rumah tangga
evaluasi, c. Menyel
serta enggarakan
optimalisasi
pelaporan pengelolaan
pelaksana sarana dan
n prasarana
pengolahan
pelayanan dan
pengujian pemasaran
hasil
mutu dan
perikanan
keamanan yang
produk pengadaanny
a melalui
perikanan, APBN
diversifika
si produk D.Menyelenggar
akan bimbingan
perikanan, pemenuhan
dan persyaratan
pemenuha Standar
Nasional
n Indonesia (SNI)
persyarata
n SNI
produk
perikanan
Ket : Jumlah Jam Kerja Efektif adalah Jumlah hasil kerja x Norma Waktu x Beban Kerja
BAB IV
ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI
Isi Bab IV ini adalah uraian dari dokumen Analisis Belanja Pegawai yang disyaratkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah,
sehingga dokumen analisi rasio belanja pegawai tidak diajukan secara terpisah tetapi
disatukan dalam dokumen kajian.
Analisis belanja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada masing-
masing perangkat daerah sebelum dan sesudah pembentukan UPTD.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas, maka yang menjadi kesimpulan dalam
Dokumen Kajian pembentukan UPTD………. makaperlu adanya Pembentukan Peraturan
Gubernur Gorontalo tentang Pembentukan UPTD…..mengingat sifatnya yang
urgendanpembentukannya yang merupakan perintah dari peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi serta sebagai wadah dalam melaksanakan sebagian fungsi
operasional dinas/badan.