Anda di halaman 1dari 19

DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP

LINGKUNGAN

Makalah yang diajukan untuk tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia di


Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti,
semester ganjil tahun akademik 2016/2017

Oleh :

Ade Tiyas N 072001600002

Barona Bella Desta 072001600009

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti

Jakarta

2016

[1]
Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................iii
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................2
1.4. Anggapan Dasar dan Hipotesis.....................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................4
2.1. Pengertian Batubara......................................................................4
2.2. Bagaimana proses terbentuknya Batubara....................................5
2.3. Dampak Penambangan Batubara terhadap manusia...................6
2.4. Dampak Penambangan Batubara terhadap lingkungan..............7
2.5. Cara mengatasi dampak negatif dari penambangan Batubara....8
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan........................................................................................9
3.2. Saran.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11

[2]
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang penulis beri judul
“Dampak Penambangan Batubara Terhadap Lingkungan di Indonesia”.

Dalam proses penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna. Oleh


karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca. Akhirnya, penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Jakarta,November 2016

Penulis

[3]
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya
alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya
alam non hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya
non hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada
umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral
tersebut antara lain, minyak bumi, emas, batu bara, perak, dan timah. Sumber
daya itu diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan
penambangan bahan galian, tetapi kegiatan–kegiatan penambangan selain
menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup terutama perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika
lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan kualitas tanah,
penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah, timbulnya debu dan
kebisingan.

Dengan kata lain, industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur.
Oleh karena itu, di dalam mengusahakan industri pertambangan akan selalu
berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun
mutu materialnya. Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usaha
meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup.

[4]
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan batubara dan bagaimana proses terbentuknya ?
2. Apa dampak penambangan batubara terhadap masyarakat dan lingkungan ?
3. Bagaimana cara proses penambangan batubara ?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari penambangan tersebut ?

1.2 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian dari batubara dan proses pembentukannya.
2. Mengetahui jenis-jenis dari Batubara dan metode penambangannya.
3. Mengetahui dampak pengelolaan tambang batubara, dan
4. Mengetahui cara mengatasi dampak negatif dari penambangan tersebut.

[5]
1.4.2 Anggapan Dasar
Dampak dari penambangan Batubara dapat merusak lingkungan, pertambangan
terbuka (open pit mining) dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat
seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Hilangnya
vegetasi secara tidak langsung ikut menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur
tata air, pengendalian erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen dan
pengatur suhu. Selain itu penambangan batu bara juga bisa mengakibatkan
perubahan sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan penambangan. Upaya
pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
pertambangan batu bara perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu sehingga akan
dapat mengurangi pencemaran akibat aktivitas pertambangan batubara dan
memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi di sekitar pertambangan.

1.4.2 Hipotesis

 Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan


kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan
(merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang
disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing contohnya sampah, limbah
industri, minyak, dan logam berbahaya. sebagai akibat perbuatan manusia,
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula
(Susilo, 2003).

 Sistem penambangan batubara yang sering diterapkan oleh perusahaan-


perusahaan yang beroperasi adalah sistem tambang
terbuka (Open Cut Mining) Penambangan batubara dengan sistem
tambang terbuka dilakukan dengan membuat jenjang (Bench) sehingga
terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambang
an.Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang serta me
mbuangdan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back filling
per blokpenambangan serta menyesuaikan kondisi penyebaran deposit sum
berdaya mineral, (Suhala eta, 1995).

 Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal dampak
yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat
bersifat permanen atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula
(Dyahwanti, 2007).

[6]
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batubara

Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari
endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan
lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan
tahun sehingga membentuk lapisan batubara.

2.1. Pembentukan Batubara

Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan,


keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal
ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari jaringan tumbuhan yang telah
mengalami coalification.

Ada dua proses yang terjadi yaitu :

a. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses
perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material
organik serta membentuk gambut.

b. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
biuminus, dan akhirnya antrasit.

[7]
2.2 Materi Pembentuk Batubara

Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan


pembentuk Batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

a. Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat
sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon
tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari periode ini.
b. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya
merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta berkembangbiak dengan spora.

c. Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan


heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus.

d. Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern,
buah menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.

Pada dasarnya pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat arang
dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil rekayasa dan
inovasi manusia, selama jangka waktu yang pendek, sedang batubara terbentuk
oleh proses alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun.

Batubara terbentuk oleh proses alam,dan banyak parameter yang berpengaruh


pada pembentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh
makin tinggi mutu batubara yang terbentuk.

2.2.3 Jenis Batubara

[8]
Jenis dan kualitas batubara tergantung pada tekanan, panas dan waktu
terbentuknya batubara. Berdasarkan hal tersebut, maka batubara dapat
dikelompokkan menjadi 5 jenis batubara, diantaranya adalah antrasit, bituminus,
sub bituminus, lignit dan gambut (Puslibang Kementrian ESDM, 2006)
1. Antrasit merupakan jenis batubara dengan kualitas terbaik, batubara jenis
ini mempunyai ciri-ciri warna hitam metalik, mengandung unsur karbon
antara 86%-98% dan mempunyai kandungan air kurang dari 8%.
2. Bituminus merupakan batubara dengan kualitas kedua, batubara jenis ini
mempunyai kandungan karbon 68%-86% serta kadar air antara 8%-10%.
Batubara jenis ini banyak dijumpai di Australia.
3. Sub Bituminus merupakan jenis batubara dengan kualitas ketiga, batubara
ini mempunyai ciri kandungan karbonnya sedikit dan mengandung banyak
air.
4. Lignit merupupakan batubara dengan kwalitas keempat, batubara jenis ini
mempunyai cirri memiliki warna muda coklat, sangat lunak dan memiliki
kadar air 35%-75%.
5. Gambut merupakan jenis batubara dengan kwalitas terendah, batubara ini
memiliki ciri berpori dan kadar air diatas 75%.

3. Metode Penambangan Batubara

Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan eksploitasi


sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan umumnya membutuh
kan investasi yang besar terutama untuk membangun fasilitas infrastruktur.

Karakteristik yang penting dalam pertambangan batubara ini adalah bahwa


harga pasar sumberdaya batubara ini yang sangat prospektif menyebabkan
industri pertambangan batubara dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi
dari segi aspek fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik.

Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan menggunakan dua


metode yaitu (Sitorus, 2000) :

1. Penambangan permukaan (surface/ shallow mining) , meliputi tambang


terbuka penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.
2. Penambangan dalam (subsurfarcel deep mining).

Kegiatan penambangan terbuka (open mining) dapat mengakibatkan


gangguan seperti
1. Menimbulkan lubang besar pada tanah.
2. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan
galian yang dikembalikan ke dalam lubang galian.

[9]
3. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock filing
dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci
ke daerah hilir.
4. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang
yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat
bahan beracun, kurang bahan organik humus atau unsur hara telah
tercuci .

5. Pengangkutan Batubara

Cara pengangkutan batu bara ke tempat batu bara tersebut akan


digunakan tergantung pada jaraknya. Untuk jarak dekat, batu bara
umumnya diangkut dengan menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk
jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu bara diangkut
dengan menggunakan kereta api atau tongkang atau dengan alternatif
lain dimana batu bara dicampur dengan air untuk membentuk bubur batu
dan diangkut melalui jaringan pipa.

Kapal laut umumnya digunakan untuk pengakutan internasional dalam


ukuran berkisar dari Handymax (40-60,000 DWT), Panamax (about 60-
80,000 DWT) sampai kapal berukuran Capesize (sekitar 80,000+ DWT).
Sekitar 700 juta ton (Jt) batu bara diperdagangkan secara internasional
pada tahun 2003 dan sekitar 90% dari jumlah tersebut diangkut melalui
laut.

Pengangkutan batu bara dapat sangat mahal – dalam beberapa kasus,


pengangkutan batu bara mencapai lebih dari 70% dari biaya pengiriman
batu bara. Tindakan-tindakan pengamanan diambil di setiap tahapan
pengangkutan dan penyimpan batu bara untuk mengurangi dampak
terhadap lingkungan hidup.

[10]
6. Sumber Daya Batubara di Indonesia

Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau


Kalimantan dan Pulau Sumatera. batubara merupakan bahan bakar utama selain
solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri.

Dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat daripada solar dengan
perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori, sedangkan batubara Rp.
0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan cadangan energi fosil
terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai puluhan milyar
ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga ratusan
tahun kedepan. Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara
dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan
melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan
kurang memberi nilai tambah tinggi.

2.4 DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP


MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

[11]
1. Dampak Terhadap masyarakat
Dampak Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap masyarakat,
munculnya berbagai penyakit antara lain :
1. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Karena Limbah tersebut mengandung
belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam
sulfat (H2sO4), di samping itu debu batubara menyebabkan polusi udara
di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat
memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau
lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.

2. Dampak Terhadap Lingkungan


Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan
batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang
cukup besar, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara
secara langsung menyebabkan pencemaran antara lain ;

1. Pencemaran air

Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu


dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan
sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air

[12]
sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat
endapan pencucian batubara tersebut.

Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat


berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut
mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn),
asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang
dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.

Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan
di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitif terhadap perubahan pH yang
drastis.

2. Pencemaran udara

Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari


pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan
juga sebagai polusi yang membentuk huan asam(acid rain) dan ground level
ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara.

Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi kesehatan.udara


kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil dalam
merangsang penyakit pernafasan seperti influenza, bronchitis dan pneumonia
serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.

[13]
3. Pencemaran Tanah

Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia
seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun
bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik.
SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran
tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil


tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan
habitatnya, degradasi kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga
pada batas tertentu dapat megubah topografi umum daerah penambangan secara
permanen.

Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini
mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.

[14]
2.5 CARA MENGURANGI DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan batubara


adalah sebagai berikut :

1. Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan batubara mesti ada
ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak tegas setiap
penguasaha aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur dan
penurunan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial yang
ditimbulkannya.

2. Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah semrawutnya


pengelolaan sumber daya alam tambang batubara, saat ini hal yang paling mudah
dan sangat mungkin untuk dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru
lagi. Sehingga memudahkan untuk melakukan monitoring terhadap pertambangan
batubara yang ada.

3. Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus


melakukan penghentian pertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang
bulu dan transparan.

4. Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua
usaha pertambangan batubara.

5. Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk


kelestarian lingkungan hidup.

[15]
6. Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan
perusahaan pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak.

7. Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang.

8. Setiap perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas penambangan dan


menjamin serta memastikan hasil reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak
pemerintah harus mengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga benar-
benar yakin kalau proses reklamasi berjalan dengan baik dan menampakkan hasil.

9. Menggunakan alat-alat penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga


meminimalisasi dampak lingkungan serta memperkecil angka kecelakaan dalam
pertambangan batubara tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan
bakar. Materi pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita, Pteridofita,
Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminus
4. Lignit
5. Gambut Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan
tahap malihan atau geokimia.

Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di


Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun ke depan.

Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi
gas batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan
memcahnya menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam
sbuah tangki besar.

Membuang Nox dari batubara dapat dilakukan dengan cara Staged Combustion.
Dampak penambangan batubara adalah kerusakan terhadap lingkungan yaitu air,
udara, tanah, hutan dan laut. Usaha mengurangi dampak pertambangan bisa di

[16]
upayakan oleh pemerintah maupun pihak perusahaan.

3.2 SARAN

Pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang AMDAL,


sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari pada
keuntungan semata.

Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti
melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-
perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat
meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan.

Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan


bekas penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan.

[17]
DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. 2004. Pengelolaan DTA Danau dan Dampak Hidrologisnya. Balai


Penelitian Tanah. Bogor. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/56/pdf [16
Juni 2006].

Agus F, Farida, Noordwijk Van Meine, editor. 2004. Hydrological Impacts of


Forest, Agroforestry and Upland Cropping as a Basis for Rewarding
Environmental Service Providers in Indonesia. Proceedings of a workshop in
Padang/Singkarak, West Sumatra, Indonesia, 25-28 February 2004. ICRAF-SEA.
Bogor

Latifa, S. 2000. Keragaan Accacia mangium wild pada Lahan Bekas Tambang
Timah(Studi kasus di areal PT. Timah). Tesis Sekolah Pascasarjana.IPB.
Boger.

Pusat Penelitian ttan Pengembangan (Puslitbang) Teknologi Mineral dan


Batubara. Departemen ESDM. 2006. Batubara Indonesia. Departemen ESDM.
Jakarta.

Sitorus. S.R.P. 2000. Pengembangan Sumberdaya Tanah Berkelanjutan.


Jurusan Tanah.Fakultas pertanian lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Boger.

Soemarwoto, 0 . 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada


Uversity Press. Yogyakarta.

Suhala, S, A. F. Yoesoef dan Muta'alim. 1995. Teknologi Pertambangan


Indonesia. Pusat Penelitlan dan Pengembangan Teknologi Mineral,Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta.

Wardana. W. A. 2001 . Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi


Yogyakarta.Yogyakarta.

[18]
[19]

Anda mungkin juga menyukai