LINGKUNGAN
Oleh :
Universitas Trisakti
Jakarta
2016
[1]
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................iii
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................2
1.4. Anggapan Dasar dan Hipotesis.....................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................4
2.1. Pengertian Batubara......................................................................4
2.2. Bagaimana proses terbentuknya Batubara....................................5
2.3. Dampak Penambangan Batubara terhadap manusia...................6
2.4. Dampak Penambangan Batubara terhadap lingkungan..............7
2.5. Cara mengatasi dampak negatif dari penambangan Batubara....8
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan........................................................................................9
3.2. Saran.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11
[2]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang penulis beri judul
“Dampak Penambangan Batubara Terhadap Lingkungan di Indonesia”.
Dalam proses penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Jakarta,November 2016
Penulis
[3]
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya
alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya
alam non hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya
non hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada
umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral
tersebut antara lain, minyak bumi, emas, batu bara, perak, dan timah. Sumber
daya itu diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan
penambangan bahan galian, tetapi kegiatan–kegiatan penambangan selain
menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup terutama perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika
lingkungan, habitat flora dan fauna menjadi rusak, penurunan kualitas tanah,
penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air tanah, timbulnya debu dan
kebisingan.
Dengan kata lain, industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur.
Oleh karena itu, di dalam mengusahakan industri pertambangan akan selalu
berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun
mutu materialnya. Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usaha
meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
[4]
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan batubara dan bagaimana proses terbentuknya ?
2. Apa dampak penambangan batubara terhadap masyarakat dan lingkungan ?
3. Bagaimana cara proses penambangan batubara ?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari penambangan tersebut ?
[5]
1.4.2 Anggapan Dasar
Dampak dari penambangan Batubara dapat merusak lingkungan, pertambangan
terbuka (open pit mining) dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat
seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Hilangnya
vegetasi secara tidak langsung ikut menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur
tata air, pengendalian erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen dan
pengatur suhu. Selain itu penambangan batu bara juga bisa mengakibatkan
perubahan sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan penambangan. Upaya
pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
pertambangan batu bara perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu sehingga akan
dapat mengurangi pencemaran akibat aktivitas pertambangan batubara dan
memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi di sekitar pertambangan.
1.4.2 Hipotesis
Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal dampak
yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat
bersifat permanen atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula
(Dyahwanti, 2007).
[6]
BAB II
PEMBAHASAN
Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari
endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan
lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan
tahun sehingga membentuk lapisan batubara.
a. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses
perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material
organik serta membentuk gambut.
b. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
biuminus, dan akhirnya antrasit.
[7]
2.2 Materi Pembentuk Batubara
a. Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat
sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon
tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari periode ini.
b. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya
merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta berkembangbiak dengan spora.
d. Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern,
buah menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.
Pada dasarnya pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat arang
dari kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil rekayasa dan
inovasi manusia, selama jangka waktu yang pendek, sedang batubara terbentuk
oleh proses alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun.
[8]
Jenis dan kualitas batubara tergantung pada tekanan, panas dan waktu
terbentuknya batubara. Berdasarkan hal tersebut, maka batubara dapat
dikelompokkan menjadi 5 jenis batubara, diantaranya adalah antrasit, bituminus,
sub bituminus, lignit dan gambut (Puslibang Kementrian ESDM, 2006)
1. Antrasit merupakan jenis batubara dengan kualitas terbaik, batubara jenis
ini mempunyai ciri-ciri warna hitam metalik, mengandung unsur karbon
antara 86%-98% dan mempunyai kandungan air kurang dari 8%.
2. Bituminus merupakan batubara dengan kualitas kedua, batubara jenis ini
mempunyai kandungan karbon 68%-86% serta kadar air antara 8%-10%.
Batubara jenis ini banyak dijumpai di Australia.
3. Sub Bituminus merupakan jenis batubara dengan kualitas ketiga, batubara
ini mempunyai ciri kandungan karbonnya sedikit dan mengandung banyak
air.
4. Lignit merupupakan batubara dengan kwalitas keempat, batubara jenis ini
mempunyai cirri memiliki warna muda coklat, sangat lunak dan memiliki
kadar air 35%-75%.
5. Gambut merupakan jenis batubara dengan kwalitas terendah, batubara ini
memiliki ciri berpori dan kadar air diatas 75%.
[9]
3. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock filing
dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci
ke daerah hilir.
4. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang
yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat
bahan beracun, kurang bahan organik humus atau unsur hara telah
tercuci .
5. Pengangkutan Batubara
[10]
6. Sumber Daya Batubara di Indonesia
Dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat daripada solar dengan
perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori, sedangkan batubara Rp.
0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan cadangan energi fosil
terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai puluhan milyar
ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga ratusan
tahun kedepan. Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara
dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan
melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan
kurang memberi nilai tambah tinggi.
[11]
1. Dampak Terhadap masyarakat
Dampak Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap masyarakat,
munculnya berbagai penyakit antara lain :
1. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Karena Limbah tersebut mengandung
belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam
sulfat (H2sO4), di samping itu debu batubara menyebabkan polusi udara
di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan batubara. Hal ini
menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat
memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau
lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.
1. Pencemaran air
[12]
sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat
endapan pencucian batubara tersebut.
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan air
menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan
di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitif terhadap perubahan pH yang
drastis.
2. Pencemaran udara
[13]
3. Pencemaran Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia
seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun
bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik.
SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran
tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
Disamping itu, penambangan batubara juga menghasilkan gas metana, gas ini
mempunyai potensi sebagi gas rumah kaca. Kontribusi gas metana yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, memberikan kontribusi sebesar 10,5% pada
emisi gas rumah kaca.
[14]
2.5 CARA MENGURANGI DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA
1. Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan batubara mesti ada
ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak tegas setiap
penguasaha aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur dan
penurunan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial yang
ditimbulkannya.
4. Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua
usaha pertambangan batubara.
[15]
6. Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan
perusahaan pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan
bakar. Materi pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita, Pteridofita,
Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminus
4. Lignit
5. Gambut Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan
tahap malihan atau geokimia.
Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi
gas batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan
memcahnya menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam
sbuah tangki besar.
Membuang Nox dari batubara dapat dilakukan dengan cara Staged Combustion.
Dampak penambangan batubara adalah kerusakan terhadap lingkungan yaitu air,
udara, tanah, hutan dan laut. Usaha mengurangi dampak pertambangan bisa di
[16]
upayakan oleh pemerintah maupun pihak perusahaan.
3.2 SARAN
Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti
melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-
perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat
meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan.
[17]
DAFTAR PUSTAKA
Latifa, S. 2000. Keragaan Accacia mangium wild pada Lahan Bekas Tambang
Timah(Studi kasus di areal PT. Timah). Tesis Sekolah Pascasarjana.IPB.
Boger.
[18]
[19]