PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Setelah dilaksanakannya praktikum ini diharapkan para peserta praktikum dapat
melakukan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan GPS, mengolah, dan
menginterpretasikan hasil data yang didapatkan.
1.4 Manfaat
Untuk melakukan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan
GPS,mengolah dan menginterpretasikan hasil data yang di dapat.
Sistem Informasi Geografis (Geographic System information, GIS) adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain, GIS adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
operasi kerja untuk menangkap, menyimpan, menganalisa, serta mengelola data dan
karakteristik yang berhubungan secara spasial mengambil referensi ke-bumi. Lebih jauh, sistem
ini dapat didefinisikan sebagai sistem komputer untuk menggabungkan data, mengatur data,
dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi
(Bernhardsen,2008).
GPS adalah alat yang mampu menterjemahkan dan menampilkan ID2 sehingga bisa
dipakai sebagai petunjuk tempat atau posisi. Selain posisi X dan Y GPS juga ternyata mampu
menterjemahkan posisi ketinggian atau Z. Beberapa fungsi baru dari GPS saat ini seperti :
kompas, jalur perjalanan, penunjuk arah ke-lokasi tertentu, penghitung jarak, dan yang lain-
lainnya yang berhubungan dengan navigasi. GPS merupakan susunan 27 satelit (3 cadangan)
jadi jumlahnya ada 30 buah satelit, dan mempunyai 6 lintasan satelit sehingga seluruh daerah
dapat terliput dalam waktu 24 jam sepanjang tahun, setiap satelit ini mengelilingi bumi 2 kali
sehari. Orbit setiap satelit diatur sedemikian rupa sehingga pada setiap saat dimana pun dimuka
bumi, setidaknya 1 satelit bisa terlihat oleh pengamat dibumi. Satelit-satelit ini memancarkan
sinyal secara konstan dari ketinggian sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi. Untuk dapat
menampilkan data 2 dimensi sebuah GPS harus bisa menangkap minimal 3 sinyal satelit
sedangkan untuk data 3 dimensi memerlukan minimal 4 sinyal satelit (Abidin,2002).
Mapsource adalah software dari garmin, Garmin dikenal sebagai perusahan pembuat
GPs. Mapsource ini adalah software dari garmin untuk melengkapi produknya. Peta di
Mapsource full sifatnya offline bisa di buka tanpa jaringan Internet karena databasenya sudah
di sediakan di dalam (Hewlett,2005).
Teknologi satelit untuk geodesi dan pemetaan dibutuhkan pusat dari elipsoid dan
pusat dari geoid pada datum, berarti elipsoid adalah geosentrik disekitar pusat gravitasi bumi,
hanya seperti orbit dari satelit GPS. The United States Department of Defense melakukan
pengembangan global, datum geosentrik, dan dikenal dengan World Geodetic System 1984
(WGS 84). Sistem GPS menggunakan datum WGS 84. Beberapa peningkatan untuk
meningkatkan akurasi dibuat selama 1990-an, tetapi tetap dikenal dengan nama yang sama
(McNamara,2008).
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth
Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar
yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan globe GIS 3D. Google Earth
memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur (seperti jembatan) 3D,
yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D
(Zahi,2010).
Sebelum menggunakan google earth, sebaiknya mengenal satu persatu bagian dari
software ini dengan baik. Berikut penjelasan dari bagian-bagian google earth. Search panel
digunakan untuk menemukan tempat, arah, dan mengolah hasil pencarian. Overviewmap untuk
melihat posisi suatu daerah terhadap peta bumi. Hide atau show sidebar untuk
menyembunyikamn tampilan sidebar (search, place, dan layers panel). Placemark untuk
memberi placemark( penanda tempat). Polygon untuk menambah polygon.path untuk
menambah path. Image overlay untuk menambah gambar overlay di bumi. Mapsource untuk
mengukur jarak. Sun untuk memberi efek bayangan matahari. Sky untuk melihat bintang, rasi
bintang, galaksi, dan bulan. Email untuk mengirim email suatu gambar atau suatu tampilan.
Print untuk mencetak tampilan bumi. Show in google mas untuk melihat tampilan dengan
google map di web browser. Navigation controls untuk melakukan navigasi. Layers panel untuk
menampilkan tempat – tempat menarik yang telah ditandai. Place panel untuk melokasikan,
menimpan, mengorganisasi, dan mengunjungi placemarks. Add Content untuk mengimpor file
ke KMZ. 3D viewer jendela utama untuk melihat peta bumi. Status bar untuk melihat koordinat,
elevasi, dan status streaming suatu tampilan (Zahi,2010).
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur
dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat lunak ini melakukan
plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik segi empat (grid) yang
beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horisontal yang dalam Surfer berbentuk
segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis
vertikal dan horisontal ini memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan
nilai Z yang berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan
rangkaian nilai Z yang teratur dari sebuah data XYZ. Hasil dari proses gridding ini adalah file
grid yang tersimpan pada file .grd.(Munardi,2012).
Langkah dalam penginstalan program surfer adalah dengan memasukkan master
program surfer pada CD ROM atau media lain. Dibuka melalui explorer dan diklik dobel pada
setup. Surfer menanyakan lokasi pemasangan. Dijawab dengan drive yang diinginkan. Lembar
kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet, dan editor. Surface plot adalah
lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau file grid. Pada saat awal dibuka, lembar
kerja ini berada pada kondisi yang masih kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah
untuk selanjutnya disajikan. Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta
dalam dua dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana operator melakukan pengaturan
ukuran, teks, posisi oobyek, garis, dan berbagai properti lain.pada lembar ini pula diatur ukuran
kertas kerja yang nanti akan digunakan sebagai media peta (Lach,2005).
BAB III
METODOLOGI
3.2.1.2 GPS
3.3.2.1 MapSource
Pertama, dibuka software mapsource terlebih dahulu, dengan tampilan
sebagai berikut.
Kemudian, untuk input data dari GPS di klik Edit kemudian di klik New
Waypoint.
Selanjutnya, dipilih file yang dari software mapsource dengan format MPS.
Lalu akan muncul tampilan gambar pada google earth seperti berikut ini dengan
elevasinya.
Selanjutnya, dibuka data waypoint yang terdapat pada microsoft Excel, lalu
dicopy data tersebut.
Gambar 3.16 Data Koordinat pada Excel
Kemudian, dibuka kembali software Surfer dan di pastekan data tersebut pada
Worksheet.
Berikutnya, data tersebut disimpan dengan di klik menu File lalu Save.
Langkah selanjutnya, dibuka menu plot kemudian di klik menu grid dan dipilih
data.
Lalu, dibuka data yang telah disimpan dengan format BLN tadi dan kemudian
diklik Open.
Lalu, pada menu plot di klik menu New Contour Map untuk dibuat peta
konturnya.
Kemudian, akan muncul peta kontur dari data yang telah diinputkan.
Lalu, peta kontur tersebut diberi warna dengan pilihan Chroma Depth dan
ditambah kan scale bar.
Gambar 3.27 Peta Kontur 2D Berwarna
Selanjutnya dipilih file yang sama dengan file pada peta kontur 2D dengan
format GRD.
Kemudian peta 3D tersebut diberi warna yang sama dengan peta 2D yakni
Chroma Depth dan ditambahkan dengan scale bar.
Gambar diatas merupakan gambar hasil input data dari data yang telah
diambil dengan GPS pada saat tracking. Dengan menginputkan data X
(longitude), Y(latitude), dan Z(elevasi) di setiap titik yang telah ditandai maka
didapatkan peta dengan waypoint dan pola seperti gambar diatas.
Pada akuisisi data dengan menggunakan GPS untuk menghasilkan data berupa
koordinat lintang selatan (S), Bujur timur (E), dan ketinggian (elevasi) di setiap titiknya
(waypoint) dilakukan marking dan tracking pada GPS. Tracking merupakan metode
untuk pengambilan data GPS yang dilakukan dengan cara mengikuti rute yang telah
ditentukan disertai dengan menandai titik, dimana antar titik dipisahkan dengan jarak
tertentu. Fungsi dari tracking tersebut adalah untuk memperoleh data pengukuran GPS
yang nantinya data tersebut digunakan dalam interpretasi data. Interpretasi data berupa
peta kontur 2D dan 3D yang dapat memberikan informasi terkait dengan keadaan
topografi dataran Universitas Brawijaya. Pada saat tracking dilakukan marking.
Marking merupakan proses menandai titik waypoint yang disertai dengan hasil
pembacaan data GPS. Fungsi dari marking adalah untuk menyimpan data titik dengan
pemberian nama yang berbeda dari titik yang lain. Apabila dalam pemberian nama
antara titik satu dengan titik yang lain sama maka titik yang satu tidak bisa disimpan.
Setelah dilakukannya prosesing dari data yang didapat, dapat disimpulkan
bahwa Universitas Brawijaya memiliki topografi yang relatif datar dengan ketinggian
yang makin meningkat secara perlahan menuju arah barat laut. Hal ini sesuaii dengan
keadaan sebenernya dimana semakin ke arah barat, ketinggiannya semakin meningkat.
Hasil pemodelan tersebut dapat dilihat dari hasil interpretasi menggunakan aplikasi
Surfer.
Dari permodelan yang telah dilakukan, terdapat sedikit perbedaan hasil antara
data elevasi GPS dengan data elevasi yang didapat dari Google Earth. Hal ini
dikarenakan pada GPS masih harus memperhatikan ralat yang terdapat didalamnya
yaitu sebesar 9 meter baik pada elevasi ataupun pada koordinatnya. Sedangkan pada
Google Earth, elevasi yang didapatkan adalah hasil pembacaan sendiri dengan cara
mengarahkan pointer pada PC ke waypointnya, dimana hal tersebut dapat saja terjadi
kesalahan dalam menunjukanya dengan pointer, selain itu juga bisa saja terdapat
kesalahan dalam pembacaan koordinat yang didapat pada GPS di aplikasi Google Earth,
dimana koordinat yang didapatkan tersebut belum dikoreksi dengan ralat GPS yang
sebesar 9 meter.
Hal yang dilakukan dalam melakukan pengambilan data geofisika, khususnya
pemetaan dengan tracking yakni melakukan akuisisi data dengan cara plot posisi/ titik
koordinat menggunakan GPS. Titik yang diplot sebanyak 100 titik dengan spasi tertentu
agar wilayah yang akan disurvei beruang lingkup luas. Data yang diperoleh dari GPS
berupa latitude, longitude dana elevation. Pada saat penentuan posisi tersebut,
geofisikawan harus mampu menganalisis lingkuangan dari titik sekitr supaya nantinya
pada saat interpretasi dengan mudah mengetahui mengapa data tersebut bernilai sekian.
Kemudian data tersebut diolah/ dilakukan processing, dimasukkan pada software-
software yang ada.
Pada saat interpretasi data, diperhatikan beberapa tampilan yang ada. Karena
data interpretasi ialah gambaran akhir dari data hasil tracking dan dikaitkan dengan hasil
analisis dengan pernyataan, kriteria atau standar tertentu. Pada saat ini lah, seorang
geofisikawan akan menjelaskan processing data yang telah disurvei, selain itu hal yang
penting ialah mampu menjawab permasalahan mengapa atau apa yang terjadi, kenapa
interpretasinya berbentuk sedemikian rupa. Pengolahan data pada software Mapsource
hanya dengan cara menginput dari GPS maupun manual. Ketika kita ingin menentukkan
titik mana, kita hanya memasukkan data koordinat berupa lintang, bujur maupun format
UTM. Sedangkan pada Surfer, kita harus memasukkan data koordinat berupa UTM, lalu
dilakukan gridding report sehingga dapat divisualkan menjadi peta kontur 2D maupun
3D.
Faktor yang memengaruhi data yang diperoleh GPS ialah banyaknya satelit yang
memberikan informasi terhadap pengguna, garis lintang bumi, topografi, pasang surut
lautan, cuaca dan ketinggian. Garis lintang bumi memengaruhi karena kita tahu bentuk
bumi ialah elips, semakin besar derajatnya maka jari-jari bumi berkurang sehingga ada
faktor dari besaran vektor jarak pusat bumi ke pengguna, ke satelit dan pengguna ke
satelit. Sehingga diperlukan beberapa koreksi. Topografi ini menyebabkan adanya
refleksi dari dataran tinggi yang memantulkan sinyal bahkan sinyal dari satelit tak
mampu melewatinya, sehingga diperlukan koreksi. Pasang surut lautan menyebabkan
perbedaan bidang ellipsoid dan geoid lebih tampak. Cuaca disini sebenarnya relatif
menganggu sinyal dari satelite yang akan menuju pengguna, dan ketinggian sama
halnya dengan besaran jarak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akuisisi data dengan menggunakan GPS didasarkan pada konsep marking dan
tracking dilapangan. Hasil akuisisi data GPS berupa data koordinat lintang selatan (S),
Bujur Timur (E), dan Ketinggian (elevasi). Processing data dilakukan dengan
menggunakan software mapsource dimana dilakukan gridding waypoint dari data GPS,
Microsoft Excel digunakan untuk pengelompokan data GPS menjadi komponen
X,Y,dan Z sedangkan interpretasi data digunakan software surfer. Hasil interpretasi data
berupa peta kontur 2D dan peta kontur 3D (surface 3D). Dari hasil interpretasi data pada
peta kontur 2D, dapat dikatakan bahwa topografi dataran Universitas Brawijaya tidak
seluruhnya rata permukaannya melainkan terdapat permukaan dengan dataran tinggi.
Pada gambar ditunjukkan pada bagian garis yang semakin berhimpit antar garis
lekukan yang lain. Sedangkan pada peta kontur 3D dikatakan bahwa, dataran
Universitas Brawijaya yang tinggi ditunjukkan dengan gambar peta yang terlihat
cembung permukaannya.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam penentuan posisi (titik) dilakukan dengan jarak yang tidak
terlalu jauh agar keakurasian data semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA