Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peta merupakan salah satu cara terbaik untuk memvisualisasikan hasil penilaian
kerawanan (vulnerabilitas). Peta dapat memadukan dimensi keruangan (spasial),
karakteristik dari hazard serta berbagai informasi lainnya seperti gambaran lingkungan
maupuan data masyarakat yang relevan. Pembuatan peta tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan penggunaan beberapa software yaitu software MapSource,
Google Earth dan Surfer.Peta tersebut dapat dibuat berdasarkan data titik koordinat
longitude (x), latitude (y) dan elevasi (z) yang diambil dari suatu lokasi.Data koordinat
tersebut diukur menggunakan suatu alat yang disebut dengan GPS. Pengambilan data
(akuisisi data) titik koordinat menggunakan GPS dari satu titik lokasi ke lokasi lain
sampai nanti akhirnya kembali pada titik awal (metode looping). Pengambilan data
tersebut dikenal dengan tracking. Melalui tracking ini, maka akan didapatkan suatu data
koordinat x, y dan z. Kemudian data tersebut dapat diolah (dilakukan tahap processing)
ke dalam software MapSource, Google Earth dan Surfer dengan sedemikian rupa
sehingga akan dihasilkan interpretasi data berupa peta yang dapat terlihat jelas
gambaran relief permukaan lokasi target yang nantinya akan bermanfaat dalam mitigasi
bencana ataupun dalam kegunaan ke geofisika an lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara melakukan pengukuran secara langsung di lapangan
menggunakan GPS ?
1.2.2 Bagaimana melakukan pengolahan data yang di dapat dari GPS ?
1.2.3 Bagaimana cara menginterprestasikan data yang sudah di olah ?

1.3 Tujuan
Setelah dilaksanakannya praktikum ini diharapkan para peserta praktikum dapat
melakukan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan GPS, mengolah, dan
menginterpretasikan hasil data yang didapatkan.
1.4 Manfaat
Untuk melakukan pengukuran secara langsung di lapangan menggunakan
GPS,mengolah dan menginterpretasikan hasil data yang di dapat.

1.5 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan dalam praktikum ini yaitu pengambilan data dengan marking
dua ratus titik menggunakan GPS. Kemudian melakukan tracking depan Hutan MIPA
ke depan FMIPA. Lalu menuju ke depan Fakultas Kedokteran,selanjutnya ke depan air
mancur FEB menuju ke pertigaan Fakultas Teknik lalu kembali lagi ke Hutan MIPA.
Setelah didapatkan data dua ratus titik kemudian data diolah terlebih dahulu pada
software mapsource,lalu Google Earth kemudian Surfer dengan bantuan Microsoft
Excel dalam pengolahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis (Geographic System information, GIS) adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain, GIS adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
operasi kerja untuk menangkap, menyimpan, menganalisa, serta mengelola data dan
karakteristik yang berhubungan secara spasial mengambil referensi ke-bumi. Lebih jauh, sistem
ini dapat didefinisikan sebagai sistem komputer untuk menggabungkan data, mengatur data,
dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi
(Bernhardsen,2008).
GPS adalah alat yang mampu menterjemahkan dan menampilkan ID2 sehingga bisa
dipakai sebagai petunjuk tempat atau posisi. Selain posisi X dan Y GPS juga ternyata mampu
menterjemahkan posisi ketinggian atau Z. Beberapa fungsi baru dari GPS saat ini seperti :
kompas, jalur perjalanan, penunjuk arah ke-lokasi tertentu, penghitung jarak, dan yang lain-
lainnya yang berhubungan dengan navigasi. GPS merupakan susunan 27 satelit (3 cadangan)
jadi jumlahnya ada 30 buah satelit, dan mempunyai 6 lintasan satelit sehingga seluruh daerah
dapat terliput dalam waktu 24 jam sepanjang tahun, setiap satelit ini mengelilingi bumi 2 kali
sehari. Orbit setiap satelit diatur sedemikian rupa sehingga pada setiap saat dimana pun dimuka
bumi, setidaknya 1 satelit bisa terlihat oleh pengamat dibumi. Satelit-satelit ini memancarkan
sinyal secara konstan dari ketinggian sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi. Untuk dapat
menampilkan data 2 dimensi sebuah GPS harus bisa menangkap minimal 3 sinyal satelit
sedangkan untuk data 3 dimensi memerlukan minimal 4 sinyal satelit (Abidin,2002).
Mapsource adalah software dari garmin, Garmin dikenal sebagai perusahan pembuat
GPs. Mapsource ini adalah software dari garmin untuk melengkapi produknya. Peta di
Mapsource full sifatnya offline bisa di buka tanpa jaringan Internet karena databasenya sudah
di sediakan di dalam (Hewlett,2005).
Teknologi satelit untuk geodesi dan pemetaan dibutuhkan pusat dari elipsoid dan
pusat dari geoid pada datum, berarti elipsoid adalah geosentrik disekitar pusat gravitasi bumi,
hanya seperti orbit dari satelit GPS. The United States Department of Defense melakukan
pengembangan global, datum geosentrik, dan dikenal dengan World Geodetic System 1984
(WGS 84). Sistem GPS menggunakan datum WGS 84. Beberapa peningkatan untuk
meningkatkan akurasi dibuat selama 1990-an, tetapi tetap dikenal dengan nama yang sama
(McNamara,2008).
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth
Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar
yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan globe GIS 3D. Google Earth
memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur (seperti jembatan) 3D,
yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp, sebuah program pemodelan 3D
(Zahi,2010).
Sebelum menggunakan google earth, sebaiknya mengenal satu persatu bagian dari
software ini dengan baik. Berikut penjelasan dari bagian-bagian google earth. Search panel
digunakan untuk menemukan tempat, arah, dan mengolah hasil pencarian. Overviewmap untuk
melihat posisi suatu daerah terhadap peta bumi. Hide atau show sidebar untuk
menyembunyikamn tampilan sidebar (search, place, dan layers panel). Placemark untuk
memberi placemark( penanda tempat). Polygon untuk menambah polygon.path untuk
menambah path. Image overlay untuk menambah gambar overlay di bumi. Mapsource untuk
mengukur jarak. Sun untuk memberi efek bayangan matahari. Sky untuk melihat bintang, rasi
bintang, galaksi, dan bulan. Email untuk mengirim email suatu gambar atau suatu tampilan.
Print untuk mencetak tampilan bumi. Show in google mas untuk melihat tampilan dengan
google map di web browser. Navigation controls untuk melakukan navigasi. Layers panel untuk
menampilkan tempat – tempat menarik yang telah ditandai. Place panel untuk melokasikan,
menimpan, mengorganisasi, dan mengunjungi placemarks. Add Content untuk mengimpor file
ke KMZ. 3D viewer jendela utama untuk melihat peta bumi. Status bar untuk melihat koordinat,
elevasi, dan status streaming suatu tampilan (Zahi,2010).
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur
dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat lunak ini melakukan
plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik segi empat (grid) yang
beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horisontal yang dalam Surfer berbentuk
segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis
vertikal dan horisontal ini memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan
nilai Z yang berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan
rangkaian nilai Z yang teratur dari sebuah data XYZ. Hasil dari proses gridding ini adalah file
grid yang tersimpan pada file .grd.(Munardi,2012).
Langkah dalam penginstalan program surfer adalah dengan memasukkan master
program surfer pada CD ROM atau media lain. Dibuka melalui explorer dan diklik dobel pada
setup. Surfer menanyakan lokasi pemasangan. Dijawab dengan drive yang diinginkan. Lembar
kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet, dan editor. Surface plot adalah
lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau file grid. Pada saat awal dibuka, lembar
kerja ini berada pada kondisi yang masih kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah
untuk selanjutnya disajikan. Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta
dalam dua dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana operator melakukan pengaturan
ukuran, teks, posisi oobyek, garis, dan berbagai properti lain.pada lembar ini pula diatur ukuran
kertas kerja yang nanti akan digunakan sebagai media peta (Lach,2005).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum yang berjudul “Acquisition, Processing, and Interpretation” ini
dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Mei 2016 pada pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB.
Bertempat di Hutan MIPA, Universitas Brawijaya. Untuk rute pengambilan data adalah
dari Hutan MIPA menuju Gedung MIPA kemudian ke arah Fakultas Kedokteran hingga
Bundaran UB, lalu menuju ke arah FEB ke Pertigaan Fakultas Teknik dan kembali ke
Hutan MIPA.

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang dipakai dalam praktikum ini adalah GPS, papan dada, kertas HVS,
kamera, laptop, dan peralatan tulis.

3.2.1 Gambar Alat dan Bahan


3.2.1.1 Laptop

Gambar 3.1. Laptop

3.2.1.2 GPS

Gambar 3.2. GPS


3.2.1.3 Kamera

Gambar 3.3. Kamera

3.2.1.4 Papan Dada

Gambar 3.4. Papan Dada

3.2.1.5 Alat Tulis

Gambar 3.5. Alat Tulis


3.2.1.6 Kertas HVS

Gambar 3.6. Kertas HVS

3.2.2 Gambar Lokasi Tracking

Gambar 3.7. Lokasi Tracking


3.3 Prosedural Tracking
3.3.1 Akuisisi Data Tracking
Langkah awal yang dilakukan dalam praktikum ini adalah menyiapkan alat-alat
yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya. Langkah awal pengambilan data dalam
praktikum ini adalah menyalakan GPS terlebih dahulu dengan menekan tombol
ON/OFF.Bairkan GPS hidup beberapa saat agar GPS stabil. Kemudian langkah
berikutnya adalah menentukan suatu acuan lokasi sebagai pengambilan titik
koordinat awal dengan menggunakan GPS. Pengambilan titik awal pada praktikum ini
berada di depan HUMIP. Dengan menekan tombol mark, maka secara otomatis
koordinat titik awal tersebut akanterbaca oleh GPS. Kemudian, nama titik diganti dan
setelah selesai, tekan tombol oke. Titik yang terbaca dalam GPS tersebut meliputi titik
lintang selatan (S), bujur timur (E), dan ketinggian (elevasi).Data tersebut dicatat juga
secara manual sebagai data salinan apabila data yang terdapat dalam GPS terhapus.
Langkah tersebut dilakukan sebagai penentuan titik kedua dan seterusnya sampai pada
titik keseratus dengan jarak antar titik yang berbeda-beda.Sehingga didapatkan 200 titik
koordinat yang siap diolah kedalam software.
3.3.2 Processing Data Tracking

3.3.2.1 MapSource
Pertama, dibuka software mapsource terlebih dahulu, dengan tampilan
sebagai berikut.

Gambar 3.8 Tampilan Awal Mapsource

Kemudian, untuk input data dari GPS di klik Edit kemudian di klik New
Waypoint.

Gambar 3.9 Penginputan Waypoint

Selanjutnya, diisikan data dari GPS yang sudah disalin ke kotak


Position hingga 200 waypoint.
Gambar 3.9 Penulisan Waypoint

Setelah di input, maka akan muncul lokasi dari masing-masing


waypoint yang telah diisikan sesuai dengan data.

Gambar 3.10 Lokasi Waypoint dari Titik

3.3.2.2 Google Earth


Pertama, yang dilakukan adalah dibuka software google earth dengan tampilan
sebagai berikut.
Gambar 3.11 Tampilan Awal Google Earth

Kemudian, dipilih menu File dan dipilih Buka.

Gambar 3.12 Pemilihan Menu Open

Selanjutnya, dipilih file yang dari software mapsource dengan format MPS.
Lalu akan muncul tampilan gambar pada google earth seperti berikut ini dengan
elevasinya.

Gambar 3.13 Tampilan Data Waypoint Google Earth


3.3.2.3 Surfer
Pertama, dibuka software Surfer dengan tampilan sebagai berikut.

Gambar 3.14 Tampilan Awal Surfer

Kemudian, di klik menu worksheet, sehingga muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 3.15 Worksheet Surfer

Selanjutnya, dibuka data waypoint yang terdapat pada microsoft Excel, lalu
dicopy data tersebut.
Gambar 3.16 Data Koordinat pada Excel

Kemudian, dibuka kembali software Surfer dan di pastekan data tersebut pada
Worksheet.

Gambar 3.17 Data Koordinat pada Worksheet Surfer

Berikutnya, data tersebut disimpan dengan di klik menu File lalu Save.

Gambar 3.18 Penyimpanan Data Koordinat

Selanjutnya, data disimpan dengan format BLN.


Gambar 3.19 Penyimpanan Data

Langkah selanjutnya, dibuka menu plot kemudian di klik menu grid dan dipilih
data.

Gambar 3.20 Grid pada Surfer

Lalu, dibuka data yang telah disimpan dengan format BLN tadi dan kemudian
diklik Open.

Gambar 3.21 Pembukaan File Koordinat


Berikutnya, akan muncul tampilan sebagai berikut, dan di klik OK.

Gambar 3.22 Proses Pembukaan File

Kemudian, akan muncul kotak Grid Report dan di klik OK

Gambar 3.23 Tampilan Grid Report

Lalu, pada menu plot di klik menu New Contour Map untuk dibuat peta
konturnya.

Gambar 3.24 Pembuatan Peta Kontur 2D


Berikutnya, dipilih file yang telah disimpan dengan format GRD dan di klik
Open.

Gambar 3.25 Penyimpanan File

Kemudian, akan muncul peta kontur dari data yang telah diinputkan.

Gambar 3.26 Tampilan Peta Kontur 2D

Lalu, peta kontur tersebut diberi warna dengan pilihan Chroma Depth dan
ditambah kan scale bar.
Gambar 3.27 Peta Kontur 2D Berwarna

Selanjutnya, dibuat peta kontur 3D dengan di klik ikon New 3D Surface.

Gambar 3.28 Pembentukan Peta Kontur 3D

Selanjutnya dipilih file yang sama dengan file pada peta kontur 2D dengan
format GRD.

Gambar 3.29 Pembukaan File Koordinat

Lalu, akan muncul peta 3D dengan tampilan sebagai berikut.


Gambar 3.30 Tampilan Peta Kontur 3D

Kemudian peta 3D tersebut diberi warna yang sama dengan peta 2D yakni
Chroma Depth dan ditambahkan dengan scale bar.

Gambar 3.31 Tampilan Peta Kontur 3D Berwarna


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Tracking


4.1.1 Data MapSource

Gambar 4.1 Tampilan Data Mapsource

Gambar diatas merupakan gambar hasil input data dari data yang telah
diambil dengan GPS pada saat tracking. Dengan menginputkan data X
(longitude), Y(latitude), dan Z(elevasi) di setiap titik yang telah ditandai maka
didapatkan peta dengan waypoint dan pola seperti gambar diatas.

4.1.2 Data Google Earth

Gambar 4.2 Tampilan Data Google Earth

Gambar di atas merupakan gambar hasil pemetaan data koordinat


menggunakan software Google Earth. Dengan menggunakan software ini maka
dapat diketahui beberapa informasi mengenai ketinggian atau elevasi dan posisi
koordinat data yang telah dipetakan. Selain itu, daerah yang terpetakan dapat
dilihat secara jelas relief permukaannya dan nyata sesuai dengan keadaan aslinya.
Lokasi yang telah terpetakan tersebut akan terlihat jelas di mana adanya pohon,
lapangan, jalan dan lainnya. Sehingga akan dapat diketahui penyebab kesalahan
pada pembacaan GPS apabila terjadi ketidaksesuian karena terdapat beberapa
benda yang mungkin mengganggu pembacaan titik koordinat oleh GPS.
4.1.3 Data Surfer (2D & 3D)

Gambar 4.3 Tampilan Peta Kontur 2D

Gambar 4.4 Tampilan Peta Kontur 3D


Hasil yang didapatkan setelah data diinput dalam program surfer yang
kemudian diolah adalah akan didapatkan berbagai map atau peta yang diingikan.
Selain itu dapat diketahui skala dari titik-titik yang telah dipetakan sebelumnya
pada MapSource.Pada software surfer ini dapat dilihat ketinggian suatu lokasi
yang telah dipetakan menggunakan MapSource melalui gambar peta yang disertai
dengan warna.Warna biru menunjukkan lokasi terendah dan warna ungu
menunjukkan lokasi tertinggi. Pada praktikum ini, dengan menggunakan “3D
surface” akan terlihat secara tiga dimensi. Sehingga gambar akan terlihat jelas
jelas antara koordinatX, koordinat Y maupun koordinat Z. Selain itu, melalui
gambar hasil pemetaan menggunakan jenis peta “3D surface” ini akan juga dapat
dilihat permukaan atau relief dari permukaan bumi yang telah dipetakan
sebelumnya.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Prosedur
4.2.1.1 Fungsi Alat
Dalam praktikum ini digunakan beberapa peralatan yaitu laptop PC,
GPS, alat tulis, camera, dan ketas HVS. Beberapa peralatan tersebut mempunyai
fungsi masing-masing. Laptop PC digunakan sebagai media untuk mengolah
data yang didapatkan di lapangan. GPS digunakan untuk menentukan posisi atau
koordinat dalam bentuk x, y, z. Alat tulis digunakan untuk mencatat data hasil
yang diperoleh di lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil foto lokasi
penentuan posisi. Kertas HVS digunakan sebagai media untuk mengerjakan
laporan hasil praktikum.
Dalam percobaan ini digunakan beberapa software diantaranya software
mapsource berfungsi untuk grid data dari hasil pengambilan data dengan
menggunakan GPS. Selain itu untuk membuat rute pada peta. Software Google
Earth berfungsi untuk pemetaan dari pengolahan data mapsource sekaligus
interpretasi hasil grid data dari mapsource. Software Surfer berfungsi untuk
interpretasi data XYZ yang telah diolah pada software mapsource yang
kemudian dikelompokkan dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil
interpretasi berupa peta kontur dengan berbagai macam tipe peta. Namun dalam
percobaan ini dibuat peta kontur 2D dan surface 3D. Software surfer berfungsi
sebagai software untuk membuat peta dengan menggunakan data yang telah
diolah. Microsoft Excel berfungsi untuk mengelompokkan data koordinat
lintang selatan (S), bujur timur (E) dan ketinggian (Z) kedalam X, Y, Z yang
berasal dari data GPS.

4.2.1.2 Fungsi Perlakuan


Pertama siapkan dahulu alat-alat yang di butuhkan untuk pengambilan
data untuk dua ratus titik dengan GPS dengan metode marking dan tracking.
Fungsi dari marking sendiri ini untuk didapatkan titik yang diambil dan tracking
sendiri berfungsi berfungsi mendapatkan data GPS secara kontinu baik dengan
batasan waktu maupun jarak. Pada GPS tersebut terdapat tombol-tombol yang
memiliki fungsi masing-masing antara lain tombol menu,zoom in dan out
terletak pada bagian atas kiri dan juga kanan. Pertama yang dilakukan adalah
GPS dinyalakan atau alat navigasi lainnya dengan ditekan lama tombol
ON/OFF. Lalu jika sudah muncul menu utama lalu pilih menu dimana untuk
membuat waypoint. Ini berfungsi agar titik yang didapatkan dapat saling
terhubung dan diketahui track yang sudah di buat. Jika sudah didapatkan hasil
tracking dan marking yang berupa lintang dan bujur. Lalu di pindahkan ke
software Mapsource. Pada bagian samping terdapat hasil data yang didapatkan
yang berupa lintang dan bujur. Data tersebut kemudian diblok lalu pilih Menu
Edit,pilih Preferences lalu pilih position,ganti grid dari UTM ke
lat/lon.hddd’mm.mmm’. Jika sudah,data langsung disimpan dimana berfungsi
untuk dibuka pada softfile Google Earth. Setelah itu pindah data lintang,bujur
dan elevasi pada Microsoft Excel. Lalu diatur dalam menu Data,pilih text data
column lalu lakukan prosedur yang ada agar nilai lintang dan bujur terpisah.
Selanjutnya,buka softfile Google Earth. Lalu pilih pada menu File,pilih
Open,buka data 200 titik tadi yang telah disimpan. Lalu pada google earth akan
tampil data yang dibuat tadi. Kemudian pada Google Earth,pada setiap titik yang
ada akan mempunyai nilai elevasi yang nantinya ditulis pada Microsoft Excel
bersamaan dengan nilai Lintang dan Bujur. Setelah itu,data dipindahkan ke
software surfer. Usahakan data 200 titik tadi dalam grid UTM. Hal ini dilakukan
sesuai prosedur grid pada software surfer. Kemudian data yang sudah diganti
menjadi UTM dipindahkan pada software surfer. Agar kita dapat mengetahui
bentuk dari titik-titik yang kita buat dalam bentuk 2D maupun 3D. Setelah data
dari Ms Excel dipindahkan pada software surfer lalu disimpan dalam .bln agar
dapat dibuka dalam plot. Kemudian buka data pada file yang sudah disimpan
untuk dibuka dengan 2D dengan ikon New MapContour. Jika ingin membuka
dalam bentuk 3D yaitu dengan 3D New Surface. Untuk mengetahui berapa
besarannya,ditambahkan skala pada peta kontur,sehingga praktikan tahu skala
peta yang dibuat. Untuk memperjelas perbedaan ketinggian,kita dapat mengatur
warna untuk masing-masing tinggi dataran. Perubahan ketinggian ditunjukkan
oleh gradasi warna dan warna-warna yang demikian dapat diatur sesuai
keinginan. Didapatkan lah peta kontur 2D dan 3D dari waypoint yang dibuat di
daerah wilayah Universitas Brawijaya.

4.2.1.3 Prinsip Tracking


Tracking secara harfiah memiliki arti mengikuti jalan, atau dalam arti
bebasnya adalah suatu kegiatan untuk mengikuti jejak suatu obyek. Tracking
digunakan untuk mendapatkan data GPS secara kontinu baik dengan batasan
waktu ataupun jarak. Disebut tracking karena GPS akan merekam data titik
koordinat dan menghubungkan antar titik yang ada tersebut menjadi sebuah
garis. Tracking menu dari GPS diakses dengan menekan tombol menu 2 kali,
sehingga muncul main menu kemudian arahkan rocker-pad, ke menu track dan
tekan enter. Tracking sebenarnya otomatis jika dimenu trackingnya dalam posisi
On, terekam dengan setting default atau sebelumnya (apakah disetting waktu
ataupun jarak), dan merekam arah lintasan tracking, elevasi, kecepatan gerak
lintasan gps, dan waktu perekamannya.
Tracking didasarkan pada rute yang di telusuri disertai dengan kegiatan
marking waypoint. Dari marking tersebut, akan muncul data waypoint hasil
pembacaan GPS berupa koordinat S (lintang selatan), E (bujur timur) dan
elevasi. Antara satu point ke point yang lain terhubungkan dengan garis.

4.2.2 Analisa Hasil

Pada akuisisi data dengan menggunakan GPS untuk menghasilkan data berupa
koordinat lintang selatan (S), Bujur timur (E), dan ketinggian (elevasi) di setiap titiknya
(waypoint) dilakukan marking dan tracking pada GPS. Tracking merupakan metode
untuk pengambilan data GPS yang dilakukan dengan cara mengikuti rute yang telah
ditentukan disertai dengan menandai titik, dimana antar titik dipisahkan dengan jarak
tertentu. Fungsi dari tracking tersebut adalah untuk memperoleh data pengukuran GPS
yang nantinya data tersebut digunakan dalam interpretasi data. Interpretasi data berupa
peta kontur 2D dan 3D yang dapat memberikan informasi terkait dengan keadaan
topografi dataran Universitas Brawijaya. Pada saat tracking dilakukan marking.
Marking merupakan proses menandai titik waypoint yang disertai dengan hasil
pembacaan data GPS. Fungsi dari marking adalah untuk menyimpan data titik dengan
pemberian nama yang berbeda dari titik yang lain. Apabila dalam pemberian nama
antara titik satu dengan titik yang lain sama maka titik yang satu tidak bisa disimpan.
Setelah dilakukannya prosesing dari data yang didapat, dapat disimpulkan
bahwa Universitas Brawijaya memiliki topografi yang relatif datar dengan ketinggian
yang makin meningkat secara perlahan menuju arah barat laut. Hal ini sesuaii dengan
keadaan sebenernya dimana semakin ke arah barat, ketinggiannya semakin meningkat.
Hasil pemodelan tersebut dapat dilihat dari hasil interpretasi menggunakan aplikasi
Surfer.
Dari permodelan yang telah dilakukan, terdapat sedikit perbedaan hasil antara
data elevasi GPS dengan data elevasi yang didapat dari Google Earth. Hal ini
dikarenakan pada GPS masih harus memperhatikan ralat yang terdapat didalamnya
yaitu sebesar 9 meter baik pada elevasi ataupun pada koordinatnya. Sedangkan pada
Google Earth, elevasi yang didapatkan adalah hasil pembacaan sendiri dengan cara
mengarahkan pointer pada PC ke waypointnya, dimana hal tersebut dapat saja terjadi
kesalahan dalam menunjukanya dengan pointer, selain itu juga bisa saja terdapat
kesalahan dalam pembacaan koordinat yang didapat pada GPS di aplikasi Google Earth,
dimana koordinat yang didapatkan tersebut belum dikoreksi dengan ralat GPS yang
sebesar 9 meter.
Hal yang dilakukan dalam melakukan pengambilan data geofisika, khususnya
pemetaan dengan tracking yakni melakukan akuisisi data dengan cara plot posisi/ titik
koordinat menggunakan GPS. Titik yang diplot sebanyak 100 titik dengan spasi tertentu
agar wilayah yang akan disurvei beruang lingkup luas. Data yang diperoleh dari GPS
berupa latitude, longitude dana elevation. Pada saat penentuan posisi tersebut,
geofisikawan harus mampu menganalisis lingkuangan dari titik sekitr supaya nantinya
pada saat interpretasi dengan mudah mengetahui mengapa data tersebut bernilai sekian.
Kemudian data tersebut diolah/ dilakukan processing, dimasukkan pada software-
software yang ada.
Pada saat interpretasi data, diperhatikan beberapa tampilan yang ada. Karena
data interpretasi ialah gambaran akhir dari data hasil tracking dan dikaitkan dengan hasil
analisis dengan pernyataan, kriteria atau standar tertentu. Pada saat ini lah, seorang
geofisikawan akan menjelaskan processing data yang telah disurvei, selain itu hal yang
penting ialah mampu menjawab permasalahan mengapa atau apa yang terjadi, kenapa
interpretasinya berbentuk sedemikian rupa. Pengolahan data pada software Mapsource
hanya dengan cara menginput dari GPS maupun manual. Ketika kita ingin menentukkan
titik mana, kita hanya memasukkan data koordinat berupa lintang, bujur maupun format
UTM. Sedangkan pada Surfer, kita harus memasukkan data koordinat berupa UTM, lalu
dilakukan gridding report sehingga dapat divisualkan menjadi peta kontur 2D maupun
3D.
Faktor yang memengaruhi data yang diperoleh GPS ialah banyaknya satelit yang
memberikan informasi terhadap pengguna, garis lintang bumi, topografi, pasang surut
lautan, cuaca dan ketinggian. Garis lintang bumi memengaruhi karena kita tahu bentuk
bumi ialah elips, semakin besar derajatnya maka jari-jari bumi berkurang sehingga ada
faktor dari besaran vektor jarak pusat bumi ke pengguna, ke satelit dan pengguna ke
satelit. Sehingga diperlukan beberapa koreksi. Topografi ini menyebabkan adanya
refleksi dari dataran tinggi yang memantulkan sinyal bahkan sinyal dari satelit tak
mampu melewatinya, sehingga diperlukan koreksi. Pasang surut lautan menyebabkan
perbedaan bidang ellipsoid dan geoid lebih tampak. Cuaca disini sebenarnya relatif
menganggu sinyal dari satelite yang akan menuju pengguna, dan ketinggian sama
halnya dengan besaran jarak.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Akuisisi data dengan menggunakan GPS didasarkan pada konsep marking dan
tracking dilapangan. Hasil akuisisi data GPS berupa data koordinat lintang selatan (S),
Bujur Timur (E), dan Ketinggian (elevasi). Processing data dilakukan dengan
menggunakan software mapsource dimana dilakukan gridding waypoint dari data GPS,
Microsoft Excel digunakan untuk pengelompokan data GPS menjadi komponen
X,Y,dan Z sedangkan interpretasi data digunakan software surfer. Hasil interpretasi data
berupa peta kontur 2D dan peta kontur 3D (surface 3D). Dari hasil interpretasi data pada
peta kontur 2D, dapat dikatakan bahwa topografi dataran Universitas Brawijaya tidak
seluruhnya rata permukaannya melainkan terdapat permukaan dengan dataran tinggi.
Pada gambar ditunjukkan pada bagian garis yang semakin berhimpit antar garis
lekukan yang lain. Sedangkan pada peta kontur 3D dikatakan bahwa, dataran
Universitas Brawijaya yang tinggi ditunjukkan dengan gambar peta yang terlihat
cembung permukaannya.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam penentuan posisi (titik) dilakukan dengan jarak yang tidak
terlalu jauh agar keakurasian data semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Hasanuddin Z.2002.Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya.Jakarta:Pradya


Pramita.
Bernhardsen,Tor.2008.Geographic Information Systems An Introduction.Norway:John Wiley
and Sons,Inc.
Hewlett,Bill.2005.Info World.USA:Infoworld Matin Group.
Lach,Eric.2005.Infoworld.USA:Infoworld Media Group.
McNamara,Joel.2008.GPS for Dummies.USA:Wiley.
Munardi,Rusdi.2012.Sekilas tentang Surfer 10.Jakarta:Budi Utomo.
Zahi,Ali.2010.Keliling Dunia dengan Google Earth dan Google Maps.Yogyakarta:Smith Dav
and ANDI.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai