Anda di halaman 1dari 3

Governor

Turbine governor atau yang lebih dikenal dengan governor adalah istilah yang umum dipakai dalam
dunia electromechanical energy conversion . Istilah ini dipakai dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan lain
sebagainya. Definisi yang lazim dari governor adalah suatu peralatan yang berfungsi mengontrol
kecepatan (speed) dan daya keluaran (power) berdasarkan karakteristik power-frequency. Untuk
memahami istilah ini dengan lebih mendalam, kita harus masuk terlebih dahulu kepada sistem
pembangkita tenaga listrik.

Sistem pembangkitan tenaga listrik


Sistem pembangkitan tenaga listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Pembangkit listrik konvensional

Pembangkit listrik tipe ini mengkonversi suatu energi primer menjadi energi listrik, namun melalui
perantara energi lain.
Misal: PLTU batubara mengubah energi yang terkandung dalam batubara (energi kimia) menjadi
energi listrik melalui perantara thermal (memanaskan air menjadi uap).
Dengan demikian, pembangkit tipe ini biasanya menggunakan turbin-generator-set untuk proses
pembangkitan listrik.

 Pembangkit listrik non-konvensional

Pembangkit tipe ini akan membangkitkan listrik dari energi primer langsung menjadi listrik.
Contoh pembangkit tipe ini adalah sel surya ( photovoltaic cell) yang mengubah energi panas matahari
langsung menjadi energi listrik (tanpa perantara energi lain).

Untuk memahami istilah governor, maka kita akan fokus ke dalam pembangkit tipe konvensional, yang
diagramnya disajikan dalam Gambar 1. Energi listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron
(synchronous generator) berasal dari energi yang dihasilkan oleh putaran poros turbin. Energi untuk
memutar turbin tersebut berasal dari fluida yang digunakan. Misalkan, PLTU menggunakan fluida uap
air, PLTA menggunakan fluida air, dan PLTG menggunakan fluida gas. Untuk mengontrol jumlah energi
yang dihasilkan generator, maka jumlah fluida yang memasuki turbin haruslah dikontrol. Banyak
sedikitnya fluida yang masuk, tergantung pada bukaan katup ( valve), dimana valve ini dikontrol
oleh governor. Untuk menentukan besarnya bukaan valve, maka governor akan mendapat sinyal
masukan berupa daya setting (P reff), daya aktual keluaran generator (P), frekuensi (f), atau putaran
turbin (w). Dari sini, pengertian governor akan lebih mudah dipahami.
Gambar 1. Diagram Sederhana Sistem Pembangkitan

Jenis-jenis governor:
 Isochronous Governor

Isochronous governor dapat diartikan sebagai governor kecepatan tetap. Governor tipe ini akan
mengatur bukaan valve agar frekuensi keluaran generator kembali pada nilai awal atau nilai settingnya.
Jika terjadi kenaikan beban listrik, maka frekuensi keluaran generator akan turun. Besarnya penurunan
ini akan direspon oleh governor dengan cara memerintahkan valve untuk membuka lebih lebar agar
jumlah uap yang masuk ke turbin bertambah. Berikut adalah contoh respon dari isochronous governor:

Gambar 2. Respon Isochronous Governor

Governor tipe ini bekerja baik pada:


 Sistem terisolasi generator tunggal / ( islanded/isolated-single generator)
 Sistem multigenerator dengan 1 generator sebagai pengontrol frekuensi
 Governor dengan karakteristic Speed-droop (Speed-droop characteristic governor )

Isochronous governor tidak dapat digunakan pada sistem interkoneksi karena setiap generator akan
berusaha untuk mengontrol frekuensi sistem ( fight each other). Maka, governor dengan
karakteristik speed-droop harus digunakan.
Jika terjadi kenaikan/penurunan frekuensi pada sistem, maka generator yang memiliki governor
tipe Speed-droop akan mengurangi/menambah bukaan valve sesuai dengan daya maksimum
generator dan setting governornya. Setting governor untuk keperluan ini disebut dengan speed-
droop atau regulation characteristic. Lebih umum lagi, istilah tersebut disebut dengan Droop saja
(bukan drop).

Gambar 3. Respon Speed-droop characteristic governor

Paiton, March 25th 2013 18:47


Reff:
1. Power System Dynamic: Stability and Control. Second Edition, 2008. Jan
Machowski,Janusz W. Bialek, James R. Bumby.
2. Power System Stability and Control. 1994. Praba Kundur.

Anda mungkin juga menyukai