Anda di halaman 1dari 10

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA

DISUSUN OLEH:
David Kristianto (1606908035)
Sulthan Daffa Raihan (1606908016)
Hafiz Hakim (1606907940)
Ranya Jamal (1606907991)
Natasya Elly (1606908054)

Makalah Sebagai Tugas MPKT B Kelas 29


Dosen Pengajar : Dr. Drs. Rizal Subahar M.Biomed

FAKULTAS TEKNIK
DEPOK, 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penurunan permukaan tanah ialah pemerosotan secara bertahap atau


anjloknya permukaan tanah secara tiba-tiba seiring dengan pergerakan material
bumi1. Penurunan tanah dapat berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga jika
terjadi terus menerus, daerah-daerah yang mengalami penurunan tanah akan
mengalami dampaknya, apalagi bila penurunan tanah tidak merata di setiap daerah.
Penurunan tanah, khususnya di wilayah DKI Jakarta terbesar didominasi di Jakarta
bagian utara. Setiap tahunnya terjadi penurunan 5 hingga 10 cm, sebagai akibatnya
40% dari Jakarta berada di bawah permukaan laut.

Dampak penurunan tanah dirasa cukup besar bagi warga Jakarta. Dampak
tersebut adalah banjir yang rutin melanda Jakarta di saat musim hujan, kekurangan
air tanah disaat musim panas dan parahnya bahkan diperkirakan bagian utara
Jakarta akan tenggelam. Melihat dampaknya yang sangat merugikan, kami para
penulis tertarik untuk membahas tentang penurunan tanah di Jakarta.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa penyebab terjadinya penurunan tanah di Jakarta?
2. Apa saja resiko yang ditimbulkan jika terjadi penurunan tanah?
3. Bagaimana cara memantau penurunan permukaan tanah melalui
pemanfaatan alat Teknologi Informasi dan Komunikasi?

1
Pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1
1.3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui penyebab utama terjadinya penurunan tanah di Jakarta.
2. Mengetahui resiko apa saja yang ditimbulkan dari penurunan tanah di
Jakarta.
3. Mengetahui cara cara memantau penurunan permukaan tanah melalui
pemanfaatan alat Teknologi Informasi dan Komunikasi

1.4.MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menginformasikan kepada
para pembaca dan masyarakat luas tentang kondisi penurunan tanah di Jakarta.

2
DAFTAR ISI

i. Pendahuluan ……………………………………………………………1
ii. Pembahasan……………………………………………………………..4

iii. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta……….........................................4

iv. Dampak Penurunan Tanah di Jakarata.....................................................6

v. Upaya Menanggulangi Penurunan Tanah di Jakarta…………...............6

vi. Memanfaatkan Alat TIK dalam Pemantauan Penurunan Tanah

di Jakarta ……………………………………………………………….7

vii. Kesimpulan……………………………………………………………..8

viii. Daftar Pustaka………………………………………………………….9

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta

Penurunan tanah di Jakarta disebabka oleh dua faktor. Yaitu dari faktor alami
dan dari faktor tingkah laku manusia. Faktor alami adalah sebab yang
mempengaruhi turunnya tanah di Jakarta dari kondisi alam di Jakarta. Faktor alami
dibagi menjadi tiga yaitu faktor geologi, topografi dan ketinggian tanah di Jakarta.
Sedangkan untuk faktor dari tingkah laku manusia adalah karena sifat manusia yang
tidak bijak dalam memanfaatkan air tanah dan juga sifat serakah manusia untuk
membangun gedung-gedung bertingkat.

2.1.1. Faktor Alami

a) Siklus Geologi

Penurunan tanah dapat disebabkan oleh proses-proses siklus geologi seperti


pelapukan, pengendapan, dan pergerakan kerak bumi.

b) Kondisi Topografi

Daerah dataran Jakarta yang memiliki kemiringan 0-2 derajat ditambah


kelandaiannya yang lebih dari lima derajat menjadikan posisi tanah Jakarta
yang rentan mengalami penurunan tanah.

c) Ketinggian

Menurut data yang ada, wilayah Jakarta memiliki ketinggian pantai sekitar
0-10 meter diatas permukaan laut dan tinggi banjir kanal di Jakarta hanya
sekitar 5-50 meter diatas permukaan laut.

4
2.1.2. Faktor Tingkah Laku Manusia

a) Eksploitasi Air Tanah yang Berlebihan

Memasuki abad ke 20, penduduk Jakarta memanfaatkan air tanah untuk


memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan air minum, maupun kebutuhan industri
pabrik. Namun seiring waktu, kebutuhan air meningkat, sehingga pemanfaatan air
tanah pun juga meningkat. Peningkatan pemanfaatan air tanah menyebabkan
turunnya tanah di Jakarta. Peningkatan pemanfaatan air tanah di Jakarta terjadi
karena beberapa faktor, yaitu urbanisasi dan padatnya penduduk Jakarta, serta
aktivitas industri. Ekploitasi air tanah Jakarta yang berlebihan, menyebabkan posisi
Jakarta terhadap laut makin rendah. Kondisi ini diperburuk dengan kecenderungan
meningkatnya muka air laut sampai hampir di sebagian besar kota-kota dunia akibat
pemanasan global (global warming).

b) Pembangunan Gedung-Gedung Bertingkat

Menyempitnya lahan di Jakarta ditambah banyaknya masyarakat yang tinggal


di Jakarta membuat pembisnis para pembisnis properti memanfaatkan hal tersebut.
Para perusahaan properti berlomba-lomba membangun berbagai macam gedung
bertingkat tinggi mencakar langit di Jakarta yang dimanfaatkan untuk rumah susun
modern (Apartment), hotel, serta pusat perbelanjaan bertingkat (Mall). Gedung
bertingkat tersebut membutuhkan tanah sebagai pondasi dibangunnya gedung-
gedung tersebut. Penambahan bangunan diatas tanah yang berat mengakibatkan
lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut
disebabkan adanya suatu deformasi partikel tanah, keluarnya air atau udara dari
dalam pori-pori tanah sehingga lama kelamaan mengakibatkan turunnya
permukaan tanah.

5
2. 2. Dampak Penurunan Tanah di Jakarta

Dengan menurunnya permukaan tanah, maka akan meningkatnya resiko


terjadinya banjir karena semakin mengecilnya pori-pori tanah untuk menyerap air
saat hujan. Selain itu dapat pula mengakibatkan banjir rob di sekitar pantai-pantai
di Jakarta turun, posisi Jakarta terhadap laut semakin rendah. Dampak ekonomi
adalah kerugian material saat terjadi banjir juga rusak dan retaknya bangunan
karena mengalami penurunan permukaan tanah. Dampak berbahaya lainnya karena
penurunan tanah di Jakarta adalah, diprediksi bahwa beberapa wilayah utara di
Jakarta akan mengalami tenggelam pada kurun waktu belasan tahun mendatang.

Beberapa daerah di Jakarta yang saat ini sudah mengalami penurunan


permukaan tanah adalah di kawasan Pademangan, Ancol, Penjaringan,
Cengkareng, Tanjung Priok, Cilincing, dan Pulogadung. Data dari Dinas
Perindustrian dan Energi menunjukkan, di daerah - daerah tersebut telah terjadi
penurunan lebih dari 100 cm.

2. 3. Upaya dalam Menanggulangi Penurunan Tanah di Jakarta

Melihat dari besarnya dampak yang ditimbulkan dari penurunan tanah di


Jakarta, maka ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk memperlambat juga
menanggulangi terjadinya penurunan tanah di Jakarta. Upaya yang pertama adalah
dengan bijak saat menggunakan air tanah. Bijak adalah dengan tidak boros dalam
penggunaan air tanah dan dapat pula beralih ke pemakaian air permukaan yaitu
PDAM.

Upaya yang kedua adalah membuat suatu kolam penampungan air hujan, baik
dibuat di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Selain upaya
yang harus dilakukan oleh warga Jakata tersebut, pemerintah juga memiliki
kewajiban untuk membuat kebijakan dalam membatasi proses pembangunan
gedung bertingkat. Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan akan memimalisir
terjadinya pembangunan gedung-gedung bertingkat yang baru di Jakarta.

6
2.4. Memanfaatkan Alat TIK dalam Pemantauan Penurunan Tanah

Penurunan permukaan tanah dapat dipantau dengan beberapa metode seperti


dengan metode hidrologis yaitu dengan mengamati level muka air tanah serta
pengamatan dengan ekstensometer dan pierzometer yang diinversikan kedalam
besaran penurunan muka tanah, maupun melalui metodi geodetik seperti dengan
melalui survei sipat datar, server gaya berat mikro, survey Insar (Interferometic
Synthetic Aperture Radar) dan survey GPS (Global Positioning System).

a) Melalui Sipat Datar

Dengan metode ini, dapat diukur tinggi bidik alat sipat datar optis di
lapangan dengan menggunakan rambu ukur. Metode ini merupakan cara
pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian
kerangka dapat dipastikan secara tepat.

b) Melalui GPS

Metode ini memanfaatkan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang
berbasis pada pengamatan GPS. Prinsip metodi ini adalah menempatkan
beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau
kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan
metode survei GPS. Cara kerja sistem GPS adalah dengan menanamkan
beberapa titik pantau dibeberapa lokasi yang dipilih. GPS memberikan
informasi nilai vektor pergerakan tanah serta penurunan dalam bentuk tiga
dimensi. Data tersebut diperoleh dari sinyal-sinyal satelit bagian kontrol
yang diteruskan ke bagian angkasa dan disalurkan melalui bagian pengguna.
Bagian pengguna dikirimkan melalui sinyal radio yang memberikan info-
info mengenai fenomena penurunan tanah secara detail yang diamati oleh
satelit GPS.

7
BAB III

KESIMPULAN
Penyebab penurunan tanah di Jakarta ada dua faktor yaitu secara alami dan
juga karena faktor sifat manusia. Secara alami dilihat dari posisi kemiringan dataran
di Jakarta, kondisi Jakarta yang berada di dataran rendah yang dekat dengan air laut
serta kondisi geologi tanah Jakarta. Secara faktor ulah manusia adalah dengan tidak
bijaknya penggunaan air tanah di Jakarta oleh warga Jakarta, serta banyak
dibangunnya gedung-gedung bertingkat di Jakarta.
Penurunan tanah di Jakarta berbahaya karena menimbulkan terjadinya
banjir bahkan tenggelamnya beberapa daerah di utara Jakarta. Penggunaan air yang
bijak serta pembuatan kebijakan oleh pemerintah untuk membatasi timbulnya
pembangunan gedung bertingkat baru di Jakarta dibutuhkan sebagai upaya untuk
menanggulangi terjadinya penurunan permukaan tanah di Jakarta.
Penurunan permukaan tanah dapat dipantau melalui alat TIK seperti dengan
Sipat datar dan GPS. Dengan kedua alat TIK tersebut, dapat diperoleh informasi
secara detail tentang kondisi penurunan permukaan tanah di Jakarta.

8
DAFTAR PUSTAKA

- http://en.ncicd.com/tag/berita-media diakses pada 26 April 2016

- http://www.technokonstruksi.com/menuartikel/31-teknologi-aquifer-
storage-and recovery?showall=1&limitstart diakses pada 30 April 2016

- http://water.epa.gov/type/groundwater/uic/aquiferrecharge.cfm diakses
pada 1 Mei 2016

- http://lipsus.kompas.com/smartliving/read/2010/09/19/05130577/Penurun
an.Tanah.di.Jakarta.Utara diakses pada 1 Mei 2016

- http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Penurunan_Tanah_DKI_Jaka
rta diakses pada Kamis, 12 Mei 2016 pukul 09:53

Anda mungkin juga menyukai