Pendahuluan
1.3 Etiologi
1.3.1 Virus Utama :
a. ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus
b. ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
1.3.2 Bakteri Utama: Streptococus, pneumonia, haemophilus influenza, Staphylococcus
Aureus
1.3.3 Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah :
Mycoplasma pneumonia.
Faktor-faktor resiko yang berperan dalam kejadian ISPA pada anak adalah sebagai berikut:
1. Faktor host (diri)
a. Usia
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak usia
dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA
daripada usia yang lebih lanjut (Koch et al, 2003).
b. Jenis kelamin
Meskipun secara keseluruhan di negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia masalah ini tidak terlalu diperhatikan, namun banyak penelitian yang
menunjukkan adanya perbedaan prevelensi penyakit ISPA terhadap jenis kelamin
tertentu.
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, dimana
angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki di negara
Denmark (Koch et al, 2003)
c. Status gizi
Interaksi antara infeksi dan Kekurangan Kalori Protein (KKP) telah lama
dikenal, kedua keadaan ini sinergistik, saling mempengaruhi, yang satu merupakan
predisposisi yang lainnya (Tupasi, 1985). Pada KKP, ketahanan tubuh menurun dan
virulensi pathogen lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan yang
terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama dalam
mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi anak.
d. Status imunisasi
Tupasi (1985) mendapatkan bahwa ketidakpatuhan imunisasi berhubungan
dengan peningkatan penderita ISPA walaupun tidak bermakna. Hal ini sesuai
dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa imunisasi yang lengkap dapat
memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian ISPA (Koch et
al, 2003).
e. Pemberian suplemen vitamin A
Pemberian vitamin A pada balita sangat berperan untuk masa pertumbuhannya,
daya tahan tubuh dan kesehatan terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi
mukus dan untuk mempertahankan sel epitel yang mengalami diferensiasi.
f. Pemberian air susu ibu (ASI)
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupannya. ASI bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi tetapi
juga sebagai sumber zat antimikroorganisme yang kuat, karena adanya beberapa
faktor yang bekerja secara sinergis membentuk sistem biologis.
ASI dapat memberikan imunisasi pasif melalui penyampaian antibodi dan sel-
sel imunokompeten ke permukaan saluran pernafasan atas (William and Phelan,
1994).
2. Faktor lingkungan
a. Rumah
Rumah merupakan stuktur fisik, dimana orang menggunakannya untuk tempat
berlindung yang dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan yang diperlukan,
perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosialnya
yang baik untuk keluarga dan individu (WHO, 1989).
Anak-anak yang tinggal di apartemen memiliki faktor resiko lebih tinggi
menderita ISPA daripada anak-anak yang tinggal di rumah culster di Denmark
(Koch et al, 2003).
b. Kepadatan hunian (crowded)
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan
masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA. Penelitian oleh Koch et al
(2003) membuktikan bahwa kepadatan hunian (crowded) mempengaruhi secara
bermakna prevalensi ISPA berat.
c. Status sosioekonomi
Telah diketahui bahwa kepadatan penduduk dan tingkat sosioekonomi yang
rendah mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan masyarakat. Tetapi status
keseluruhan tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan insiden ISPA, akan
tetapi didapatkan korelasi yang bermakna antara kejadian ISPA berat dengan
rendahnya status sosioekonomi (Darmawan,1995).
d. Kebiasaan merokok
Pada keluarga yang merokok, secara statistik anaknya mempunyai
kemungkinan terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga
yang tidak merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa episode ISPA
meningkat 2 kali lipat akibat orang tua merokok (Koch et al, 2003)
e. Polusi udara
Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan pernafasan
lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah baik
secara biologis, fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia untuk mengetahui efek
pencemaran udara terhadap gangguan saluran pernafasan pada siswa sekolah dasar
(SD) dengan membandingkan antara mereka yang tinggal di wilayah pencemaran
udara tinggi dengan siswa yang tinggal di wilayah pencemaran udara rendah di
Jakarta. Dari hasil penelitian tidak ditemukan adanya perbedaan kejadian baru atau
insiden penyakit atau gangguan saluran pernafasan pada siswa SD di kedua wilayah
pencemaran udara. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencemaran menjadi tidak
berbeda dengan wilayah dengan tingkat pencemaran tinggi sehingga tidak ada lagi
tempat yang aman untuk semua orang untuk tidak menderita gangguan saluran
pemafasan. Hal ini menunjukkan bahwa polusi udara sangat berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit ISPA. Adanya ventilasi rumah yang kurang sempurna dan asap
tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di Negara Zimbabwe akan
mempermudah terjadinya ISPA anak (Mishra, 2003).
1.4 Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada
permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu
tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983).
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Jeliffe,
1974). Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran
cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut
menimbulkan gejala batuk (Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal gejala
ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri.
Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan
mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga
memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti
streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa
yang rusak tersebut (Kending dan Chernick, 1983). Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan
sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak
nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan
adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan
bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan
gangguan gizi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 1980).
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain
dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa menyebar ke saluran
nafas bawah (Tyrell, 1980). Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas
bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan
atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan
pneumonia bakteri (Shann, 1985).
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek
imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang sebagian
besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada umumnya. Sistem
imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri
khas system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada
saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori
IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas (Siregar,
1994).
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum menunjukkan reaksi
apa-apa.
2. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah
apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang sudah rendah.
3. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala demam
dan batuk.
4. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh
dengan ateletaksis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat pneumonia.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
1.5 Manifestasi Klinik
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi
hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi
gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts;
1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1. Demam, Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi.
Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri
kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig
dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya
suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419)
1.6 Klasifikasi
Berdasarkan lokasi anatomis ISPA dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Infeksi saluran pernafasan bagian atas.
Merupakan infeksi akut yang menyerang hidung hingga faring.
2. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di bawah faring sampai dengan
alveolus paru-paru.
Tanda dan gejala menurut tingkat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi tiga golongan
yaitu (Suyudi, 2002) :
1. ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai
berikut:
a. Batuk.
b. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu
berbicara atau menangis).
c. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan
punggung tangan terasa panas.
2. Gejala ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA
ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
a. Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau
lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b. Suhu lebih dari 390C.
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
g. Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
3. Gejala ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau
sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a. Bibir atau kulit membiru
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas
c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun
d. Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah
e. Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah
f. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
g. Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba
h. Tenggorokan berwarna merah
1.7 Rumusan Masalah
1. apakah penyakit ispa itu?
2. apakah penyebab penyakit ispa itu?
1.8 Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah memberikan pengalaman yang
nyata kepada penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini adalah penulis dapat melakukan:
a. Pengkajian pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut.
b. Analisis data pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut.
c. Perumusan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien anak dengan infeksi saluran
pernafasan akut.
d. Intervensi keperawatan pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut.
e. Tindakan keperawatan pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut
f. Evaluasi tindakan keperawatan pada klien anak dengan infeksi saluran pernafasan akut.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di desa Karang Agung distribusi penduduk
berdasarkan usia di peroleh hasil : anak usia > 1-12 bulan berjumlah 2 orang, >1-3 Tahun
berjumlah 5 Orang, > 3-5 Tahun berjumlah 29 Orang, >5-12 Tahun berjumlah 134 Orang,
>12-18 Tahun berjumlah 119 Orang, >18-45 Tahun berjumlah 468 Tahun, >45-55 Tahun
berjumlah 116 Orang, >55 Tahun berjumlah 44 Tahun, Dengan demikian di total berjumlah
919 Jiwa.
0% 0%
5% 3%
13% 15%
13%
51%
Laki-laki
Perempuan
48%
52%
DISTRIBUSI PENDUDUK USIA REPRODUKTIF BERDASARKAN STATUS
BEKERJA
Bekerja
Tidak Bekerja 48%
52%
Petani
83%
DISTRIBUSI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
Tamat SMP
14% Tamat SD
31%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN PENGHASILAN
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, distribusi keluarga berdasarkan
penghasilan diperoleh hasil : keluarga yang berpenghasilan < Rp. 500.000 berjumlah 8, Rp.
500.000-1.000.000 berjumlah 81 orang dan yang berpenghasilan > Rp. 1.000.000 berjumlah
151 orang. Demgan demikian di total menjadi 240 KK.
< 500.000
3%
500.000 -
1.000.000
34%
> 1.000.000
63%
DISTRIBUSI PERUMAHAN PENDUDUK BERDASARKAN PADA STATUS
KEPEMILIKAN
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi perumahan penduduk
berdasarkan pada status kepemilikan diperoleh hasil : KK yang memiliki Rumah sendiri
berjumlah 200 KK, yang kontrak berjumlah 25 KK, yang sewa berjumlah 7 KK, dan yang
numpang berjumlah 8 KK. Dengan demikian di total menjadi 240 KK.
3%
3%
11%
83%
DISTRIBUSI PERUMAHAN BERDASARKAN JENIS BANGUNAN
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi perumahan
berdasarkan jenis bangunan diperoleh hasil : KK dengan bangunan rumah permanen berjumlah
119 KK, semi permanen 77 kk, dan yang Non permanen berjumalah 44 KK. Dengan demikian
di total menjadi 240 KK.
Non Permanen
18%
Permanen
50%
Semi Permanen
32%
DISTRIBUSI BERDASARKAN ADANYA VENTILASI
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, distribusi berdasarkan adanya
ventilasi diperoleh hasil : KK yang memiliki ventilasi di rumahnya berjumlah 229 KK, dan
yang tidak memili ventilasi berjumlah 11 KK. Dengan demikian di total menjadi 240 KK.
Tidak Ada
5%
Ada
95%
DISTRIBUSI PERUMAHAN PENDUDUK BERDASARKAN KEADAAN VENTILASI
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK yang memiliki ventilasi,
distribusi perumahan berdasarkan keadaan ventilasi di dapatkan hasil : ventilasi yang di buka
berjumlah 187 KK, Tidak dibuka berjumlah 22 KK, dan yang kadang-kadang di buka
berjumlah 20 KK. Dengan demikian di total jadi 229 KK.
Kadang-kadang
Tidak Dibuka9%
9%
Di Buka
Tidak Dibuka
Di Buka Kadang-kadang
82%
DISTRIBUSI PERUMAHAN BERDASARKAN PEMANFAATAN VENTILASI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, hasil yang di dapat untuk
distribusi perumahan berdasarkan pemanfaatan ventilasi yaitu ventilasi yang di buka berjumlah
187 KK, kadang-kadang 22 KK, dan yag tidak pernah berjumlahn 20 KK. Dengan demikian di
total jadi 229 KK.
Kadang-kadang
Tidak Dibuka9%
9%
Di Buka
Tidak Dibuka
Di Buka Kadang-kadang
82%
DISTRIBUSI PERUMAHAN PENDUDUK BERDASARKAN PENCAHAYAAN
Berdasarkan hasil survei dari 240 KK, distribusi perumahan penduduk berdasarkan
pencahayaan di peroleh hasil : Baik, >25 Cm dari jarak baca berjumalah 190 KK, dan yang
Kurang, < kurang dari 25 Cm dari jarak baca berjumlahn 50 KK. Dengan demikian total
keseluruhan berjumlah 240 KK.
Kurang, < 25 Cm
dari jarak baca
21%
Berdasarkan hasil survei yang di alakukan dari 240 KK, Distribusi perumahan
penduduk berdasarkan vektor penyakit di peroleh hasil : dari lalat 18 KK, Nyamuk 37 KK,
Kecoa 3 KK, Anjing 9 KK, Unggas 166 KK, Kucing 5 KK, dan Tikus 2 KK. Dengan demikian
di total jadi 240 KK.
Sales
Kucing
2% Tikus
1%
Lalat Kecoa
4% Nyamuk 1%
16%
Anjing
4%
Unggas
72%
DISTRIBUSI PERUMAHAN BERDASARKAN KEBERSIHAN RUMAH
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi perumahan penduduk
berdasarkan kebersiahan rumah di peroleh hasil : Bersih berjumlah 207 KK, dan yang tidak
bersih berjumlah 33 KK. Dengan demikian di total jadi 240 KK.
Sales
BERSIH TIDAK BERSIH
14%
86%
DISTRIBUSI KEBERSIHAN RUMAH PENDUDUK BERDASARKAN PENYEBAB
KETIDAK BERSIHAN
NO PENYEBAB JUMLAH
1 BANYAK SISA MAKANAN 2
2 DEBU 4
3 SAMPAH 27
TOTAL 33
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi kebersihan rumah
penduduk berdasarkan penyabab ketidak bersihan di peroleh hasil : banyak makanan sissa
berjumlah 2 KK, Debu berjumlah 4 KK dan sampah berjumlah 33 KK. Degan demikian di total
menajadi 33 KK.
Sales
Banyak Sisa Makanan Debu Sampah
6%
10%
84%
DISTRIBUSI PERUMAHAN PENDUDUK BERDASARKAN KEBERSIHAN
HALAMAN
Berdasarkan hasil survei yang dailakukan dari 240 KK, Distribusi penduduk
berdasarkan kebersihan halaman di peroleh hasil : yang Bersih berjumlah 214 KK, dan yang
tidak bersih berjumlah 26 KK. Dengan demikian di total jadi 240 KK.
Sales
Bersih Tidak Bersih
11%
89%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN SUMBER AIR
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
sumber air diperoleh hasil : Sumur Gali berjumlah 137 KK, Sumur Bor berjumlah 98 KK,
Ledeng berjumlah 4 KK dan sungai berjumlah 1 KK. Dengan demikian di total jadi 240 KK.
Ledeng Sungai
Sumur Gali
4% 1% 1%
Sumur Bor
94%
DISTRIBUSI PENGAMBILAN AIR MINUM BERDASARKAN SUMBER AIR
Berdasrkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi pengambilan air minum
berasarkan sumber air di peroleh hasil : Ya berjumlah 197 KK, dan Tidak berjumlah 49 KK.
Sales
YA TIDAK
20%
80%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN CARA PENYIMPANAN AIR
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
cara penyimpanan air di peroleh hasil : Tertutup berjumlah 137 KK, dan yang Terbuka
berjumlah 103 KK. Dengan demikian di total jadi 240 KK.
Tertutup Terbuka
43%
57%
DISTRIBUSI KELURGA BERDASARKAN PENGURASAN TEMPAT
PENAMPUNG AIR
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
pengurasan tempa penampung Air di dapatkan hasil : Setiap hari berjumlah 10 KK , < 7 hari
berjumlah 94 KK, > 7 hari berjumlah 129 kk, dan yang tidak pernah berjumlah 7 KK. Dengan
demikian di total jadi 240 KK.
Sales
Setiap Hari < 7 Hari > 7 Hari Tidak Pernah
3% 4%
39%
54%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN KEPEMILIKAN KANDANG
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
kepemilikan kandang di peroleh hasil : yang memiliki kandang berjumlah 175 KK, dan yang
tidak memiliki kandang berjumlah 65 KK. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
27%
73%
DISTRIBUSI KEPEMILIKAN KANDANG BERDASARKAN LOKASI
KANDANG
No. Kepemilikan Kandang Jumlah
1 Di luar rumah 160
2 Menempel 10
3 Di dalam rumah 5
Total 175
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 175 KK, Distribusi kepemilikan kandang
berdasarkan lokasi kandang di peroleh hasil : di luar rumah berjumlah 160 KK, menempel
berjumlah 10 KK, dan yang di luar rumah berjumlah 5 KK. Dengan demikian di total berjumlah
175 KK.
6% 3%
91%
DISTRIBUSI KONDISI KANDANG BERDASARKAN KEPEMILIKAN
KANDANG
No. Kondisi Kandang Jumlah
1 Terpelihara 151
2 Tidak Terpelihara 24
Total 175
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 175 KK, Distribusi kondisi kandang
berdasarkan kepemilikan kandang di peroleh hasil : yang terpelihara 151 KK, dan yang tidak
terpelihara berjumlah 24 KK. Dengan demikian di total jadi 175 KK.
14%
86%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN PENGELOLAAN KOTORAN
TERNAK
No. Pengelolaan Kotoran Ternak Jumlah
1 Di tampung 142
2 Di timbun 25
3 Dibuang sembarang tempat 8
Total 175
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 175 KK, distribusi keluarga berdasarkan
pengelolaan kotoran ternak diperoleh hasil : yang di tampung berjumlah 142 KK, di timbun
berjumlah 25 KK, di buang sembarang tempat berjumlah 8 KK. Dengan demikian di total jadi
175 KK.
5%
14%
81%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN TEMPAT PEMBUANGAN TINJA
Berdasarkan hasail survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga
berdasarkan tempat pembuangan tinja diperoleh hasil : pembuangan tinja ke wc berjumlah 240
KK.
WC
100%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN KONDISI TEMPAT PEMBUANGAN
TINJA
No. Tempat Pembuangan Tinja Jumlah
1 Terpelihara 216
2 Tidak Terpelihara 24
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, distribusi keluarga berdasarkan
kondisi tempat pembuangan tinja diperoleh hasil : yang terpelihara berjumlah 216 KK, dan
yang tidak terpelihara berjumlah 24 KK. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
10%
90%
DISTRIBUSI TEMPAT PEMBUANGAN TINJA BERDASARKAN JARAK DENGAN
SUMBER AIR
No. Jarak Jumlah
1 >10 Meter 54
2 < 10 Meter 186
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi tempat pembuangan
tinja berdasarkan jarak dengan sumber air diperoleh hasil : > 10 Meter berjumlah 54 KK, dan
yang < 10 Meter berjumlah 186 KK. Dengan demikian di total 240 KK.
22%
78%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN SUMBER INFORMASI
No. Sumber Informasi Jumlah
1 TV 183
2 Koran / majalah 7
3 Edaran dari desa 13
4 Radio 1
5 Penyuluhan di puskesmas / posyandu 29
6 Papan pengumuman di RW / Desa 7
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, distribusi kelaurga berdasrkan
sumber informasi di peroleh hasil : yang dari Tv berjumlah 183 KK, koran / majalah berjumlah
7 KK, edaran dari desa berjumlah 13 KK, Radio berjumlah 1 KK, penyuluhan di puskesmas /
posyandu berjumlah 29 KK, dan yang dari papan pengumuman RW/ desa berjumlah 7 KK.
Dengan demikian di total jadi 240 KK.
Sales
TV Koran / Majalah
Edaran dari desa Radio
Penyuluhan di puskesmas / posyandu papan pengumuman di RW / Desa
11% 13%
11%
44% 20%
1%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN CARA PERGI KE SARANA
KESEHATAN
No. Jenis Transportasi Jumlah
1 Jalan Kaki 70
2 Angkutan Umum -
3 Kendaraan Pribadi 170
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
cara pergi ke sarana kesehatan di peroleh hasil : Yang jalan kaki berjumlah 70 KK, dan yang
pakai kendaraan pribadi berjumlah 170 KK. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
29%
71%
DISTRIBUSI INFORMASI KESEHATAN BERDASARKAN SUMBER
INFORMASI
No. Sumber Informasi Jumlah
1 Radio/ TV/ Internet 164
2 Buku/ Majalah/ Koran 3
3 Tenaga Kesehatan 73
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi informasi kesehatan
berdasarkan sumber informasi diperoleh hasil : Radio/TV/Internet berjumlah 164 KK, Buku /
Majalah / Koran berjumlah 3 KK, dan Tenaga Kesehatan berjumlah 73 KK. Dengan demikian
ditotal jadi 240 KK.
31%
68%
1%
DISTRIBUSI PENANGANAN PENYAKIT BERDAASARKAN KELUARGA
SAKIT
No. Penanganan Penyakit Jumlah
1 Berobat ke yankes 160
2 Berobat ke dukun 35
3 Diobati sendiri 42
4 Dibiarkan saja 3
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi penanganan penyakit
berdasarkan keluarga sakit diperoleh hasil : berobat ke yankes berjumlah160 KK, berobat ke
dukun berjumlah 35 KK, diobati sendiri berjumlah 42 KK, dan yang dibiarkan saja berjumlah
3 KK. Dengan demikian di total 240 KK.
1%
17%
15%
67%
DISTRIBUSI PENANGANAN PENYAKIT BERDASARKAN ALASAN DI BIARKAN
SAJA
No. Alasan Jumlah
1 Jauh dari yankes 2
2 Tidak ada manfaat -
3 Merasa tidak perlu -
4 Tidak mampu biaya -
5 Takut 1
Total 3
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 3 KK, distribusi penanganan penyakit
berdasarkan alasan dibiarkan saja di peroleh hasil : Jauh dari yankes berjumlah 2 dan yang
takut berjumlah 1 KK. Dengan demikian di total jadi 3 KK.
Sales
Jauh dari yankes tidak tahu manfaat merasa tidak perlu tidak mampu biaya takut
33%
67%
0%
0%
0%
DISTRIBUSI BALITA BERDASARKAN YANG SEDANG MENDERITA PENYAKIT
No. Menderita Penyakit Jumlah
1 Ya
2 Tidak 5
Total 5
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 5 KK, Distribusi balita berdasarkan yang
sedang menderita penyakit diperoleh hasil : yang tidak menderita penyakit berjumlah 5 KK.
YA TIDAK
0%
100%
DISTRIBUSI ANAK USIA SEKOALH DALAM KELUARGA
No. Anak Usia Sekolah Jumlah
1 Ada 134
2 Tidak ada 106
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi anak usia sekolah
dalam keluarga di peroleh hasil : yang ada berjumlah 134 KK, Dan yang Tidak Ada 106 KK.
Dengan demikian di total 240 KK.
44%
56%
DISTRIBUSI PENAMPUNGAN AIR BERDASARKAN JENTIK NYAMUK
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi penampungan air
berdassarkan jentik nyamuk di peroleh hasil : yang ada berjumlah 59 KK, dan yang tidak ada
berjumlah 181. Dengan demikian di total jadi 240 KK.
25%
75%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN CARA PENGGUNAAN AIR
MINUM
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
cara penggunaan air minum diperoleh hasil : Dimasak berjumlah 211 KK, dan Tidak dimasak
berjumlah 29 KK. Dengan demikian di total jadi 240KK.
Sales
Dimasak Tidak Diamasak
12%
88%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN KUALITAS AIR SUMBER AIR
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari 240 KK, Distribusi keluarga berdasarkan
kualitas air sumber air diperoleh hasil : Berbau berjumlah 12 KK, berasa Berjumlah 18 KK,
Berwarna berjumlah 8 KK, dan yang Sehat berjumlah 202 KK. Dengan demikian di total
berjumlah 240 KK.
3% 3%
8%
86%
DISTRIBUSI PEMBUANGAN LIMBAH BERDASARKAN JARAK DENGAN
SUMBER AIR
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pembuangan limbah
berdasarkan jarak dengan sumber air di peroleh hasil : kurang 10 meter 173 KK, lebih 10 meter
68 KK. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
28%
72%
DISTRIBUSI KELUARGA BERDASARKAN SALURAN PEMBUANGAN AIR
LIMBAH
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi keluarga
berdasarkan saluran pembuangan air limbah di peroleh hasil : Ada 172 KK, Tidak Ada 68
KK. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
28%
72%
DISTRIBUSI PEMBUANGAN LIMBAH KELUARGA BERDASARKAN JENIS
PEMBUANGAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pembuangan
berdasarkan jenis pembuangan di peroleh hasil : Got 57 KK, Sungai 7, Selokan 15, Bak
penampungan 91, Sembarangan tempat 70. Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
Got
Sungai
Selokan
Bak penampungan
Sembarangan tempat
DISTRIBUSI KONDISI PEMBUANGAN LIMBAH KELUARGA
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi kondisi pembuangan
limbah keluarg Saluran tertutup lancar 61 KK, Saluran tertutup tergenang 68 KK, Saluran
terbuka lancar 64 KK, Saluran terbuka tergenang 47 KK, di peroleh hasil . Dengan demikian
di total berjumlah 240 KK.
1%
33% 31%
35%
DISTRIBUSI PEMBUANGAN SAMPAH KELUARGA BERDASARKAN CARA
PEMBUANGAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pembuangan sampah
berdasarkan cara pembuangan, dibakar 83KK, ditimbun 52KK, dibuang sungai/selokan 4KK,
dibuang disembarang tempat 71KK, dan keterangan lain 20KK di peroleh hasil . Dengan
demikian di total berjumlah 240 KK.
dibakar ditimbun
dibuang sungai/selokan dibuang di sembarang tempat
dan keterangan lain
34% 39%
25%
2%
DISTRIBUSI PENAMPUNGAN SAMPAH KELUARGA BERDASARKAN KONDISI
TEMPAT PENAMPUNGAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi penampungan sampah
keluarga berdasarkan kondisi tempat penampungan di peroleh hasil. Dengan demikian di total
berjumlah 240 KK.
37%
63%
DISTRIBUSI PUS DALAM KELUARGA
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pus dalam keluarga
Ada 160 KK, Tidak Ada 80 KK di peroleh hasil . Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
33%
67%
DISTRIBUSI PUS BERDASARKAN AKSEPTOR KB
No Akseptor KB Jumlah
1 Ya 143
2 Tidak 17
Total 160
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pus berdasarkan
akseptor KB di peroleh hasil : Ya 143 KK, Tidak 17 . Dengan demikian di total berjumlah 160
KK
Ya Tidak
11%
89%
.
DISTRIBUSI AKSEPTOR KB BERDASARKAN JENIS ALAT KONTRASEPSI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi akseptor KB
berdasarkan jenis alat kontrasepsi di peroleh hasil : kondom 6 KK, suntik 81 KK, norplant 7
KK, pil 49 KK. Dengan demikian di total berjumlah 143 KK.
4%
34%
57%
5%
DISTRIBUSI AKSEPTOR KB BERDASARKAN TEMPAT PELAYANAN KB
No Alasan Junlah
1 Hamil 1
2 Dilarang suami
3 Ingin punya anak 15
4 Takut efek samping 1
5 Alasan penyakit
Total 17
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi akseptor kb
berdasarkan tempat pelayanan kb di peroleh hasil : Hamil 1 KK, ingin punya anak 15 KK, taku
efek samping 1 KK, Dengan demikian di total berjumlah 17 KK.
6% 6%
88%
DISTRIBUSI AKSEPTOR KB BERDASARKAN TEMPAT PELAYANAN KB
No Tempat pelayanan Jumlah
1 Posyandu
2 Puskesmas 40
3 Bidan 103
4 Rs
5 Dokter kandungan
6 Alasan penyakit
Total 143
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, disttribusi akseptor kb
berdasarkan tempat pelayanan kb di peroleh hasil : puskesmas 40 KK, bidan 103 KK. Dengan
demikian di total berjumlah 143 KK.
Puskesmas bidan
28%
72%
DISTRIBUSI PUS BERDASARKAN DROUP OUT KB
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi pus berdasarkan droup
out kb di peroleh hasil : ada 16 KK. Dengan demikian di total berjumlah 16 KK.
Ada
100%
DISTRIBUSI AKSEPTOR KB BERDASARKAN ALASAN DROUP OUT KB
No Alasan Jumlah
1 Tidak cocok
2 Dilarang agama
3 Dilarang suami
4 Ingin punya anak 15
5 Takut akibat 1
6 Adanya penyakit
Total 16
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi akseptor kb
berdasarkan alasan droup out kb di peroleh hasil : ingin punya anak 15 KK, takut akibat 1 KK.
Dengan demikian di total berjumlah 16 KK.
6%
94%
DISTRIBUSI BALITA DALAM KELUARGA
No Balita Jumlah
1 Ya 5
2 Tidak 235
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribus balita dalam keluarga
di peroleh hasil : Ya 5 KK, tidak 235 . Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
Ya Tidak
2%
98%
DISTRIBUSI ANAK USIA SEKOLAH BERDASARKAN STATUS GIZI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi anak usia sekolah
berdasarkan status gizi di peroleh hasil : baik 85 KK, cukup 48 KK, kurang 1 KK. Dengan
demikian di total berjumlah 134 KK.
1%
36%
63%
DISTRIBUSI ANAK USIA SEKOLAH BERDASARKAN POLA MAKAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi anak usia sekolah
berdasarkan pola makan di peroleh hasil : teratur 133 KK, Tidak teratur 1 KK. Dengan
demikian di total berjumlah 134 KK.
1%
99%
DISTRIBUSI ANAK USIA SEKOLAH YANG SEDANG MENDERITA
PENYAKIT
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi anak usia sekolah
yang sedang menderita penyakkit di peroleh hasil : tidak 134 KK. Dengan demikian di total
berjumlah 134 KK.
Tidak
100%
DISTRIBUSI REMAJA DALAM KELUARGA
No Remaja Jumlah
1 Ya 119
2 Tidak 121
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja dalam keluarga
di peroleh hasil : Ya 119 KK, Tidak 121 KK . Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
Ya Tidak
50%
50%
DISTRIBUSI REMAJA WANITA YANG SUDAH MENSTRUASI
BERDASARKAN KELUHAN SAAT MENSTRUASI
No Keluhan Jumlah
1 Ya 17
2 Tidak 55
Total 72
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja wanita yang
sudah menstruasi berdasarkan keluhan saat menstruasi di peroleh hasil :ya 17 KK, tidak 55 KK
. Dengan demikian di total berjumlah 72 KK.
Ya Tidak
24%
76%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI
No Menarche Jumlah
1 Ya 87
2 Tidak 32
Total 199
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
keaktifan dalam organisasi di peroleh hasil : ya 87 KK, tidak 32 KK . Dengan demikian di total
berjumlah 119 KK.
Ya Tidak
27%
73%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN ALASAN TIDAK AKTIF DALAM
ORGANISASI
No Alasan Jumlah
1 Malu
2 Tidak ada waktu 7
3 Merasa tidak perlu 7
4 Tidak ada wadah 18
Total 32
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
alasan tidak aktif dalam organisasi di peroleh hasil : tidak ada waktu 7 KK, Merasa tidak perlu
7 KK, tidak ada wadah 18 KK . Dengan demikian di total berjumlah 32 KK.
22%
56%
22%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG USIA
REPRODUKSI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
pengetahuan tentang usia reproduksi di peroleh hasil : tahu 109 KK, tidak tahu 10 KK. . Dengan
demikian di total berjumlah 119 KK.
8%
92%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG FUNGSI
REPRODUKSI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
pengetahuan tentang fungsi reproduksi di peroleh hasil : tahu 109 KK, tidak tahu 10 KK..
Dengan demikian di total berjumlah 119 KK.
8%
92%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
pengetahuan tentang penyakit menular seksual di peroleh hasil : tahu 119 KK. Dengan
demikian di total berjumlah 119 KK.
Tahu
100%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG AKIBAT
NAPZA
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
pengetahuan tentang akibat napza di peroleh hasil : tahu 119 KK. Dengan demikian di total
berjumlah 119 KK.
Tahu
100%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN KEPEMILIKAN KMS
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia berdasarkan
kepemilikan kms di peroleh hasil : ya 44 KK. Dengan demikian di total berjumlah 44 KK.
Tahu
100%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN KONDISI KESEHATAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia berdasarkan
kondisi kesehatan di peroleh hasil : Sakit 12 KK, tidak sakit 32 KK . Dengan demikian di total
berjumlah 44 KK.
27%
73%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN KELUHAN PENYAKIT
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi kondisi lansia
berdasarkan keluhan penyakit di peroleh hasil : sesak nafas 9 KK, nyeri tulang/sendi 3 KK. .
Dengan demikian di total berjumlah 12 KK.
25%
75%
DISTRIBUSI REMAJA BERDASARKAN YANG SEDANG MENDERITA
PENYAKIT
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi remaja berdasarkan
yang sedang menderita penyakit di peroleh hasil : tidak ada 119 KK. Dengan demikian di total
berjumlah 119 KK.
Tidak ada
100%
DISTRIBUSI IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM DALAM KELUARGA
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi ibu
senium/klimakterium dalam keluarga di peroleh hasil : ada 116 KK, tidak ada 124 KK. Dengan
demikian di total berjumlah 240 KK.
48%
52%
DISTRIBUSI IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM BERDASARKAN AWAL
TERJADINYA SENIUM/KLIMAKTERIUM
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi ibu
senium/klimakterium berdasarkan awal terjadinya senium/klimakterium di peroleh hasil : <45
tahun 100 KK, >45 tahun 16 KK. Dengan demikian di total berjumlah 116 KK.
14%
86%
DISTRIBUSI USIA IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM BERDASARKAN KELUHAN
YANG DIRASAKAN
No Keluhan Jumlah
1 Ya 98
2 Tidak 18
Total 116
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi usia ibu
senium/klimakterium berdasarkan keluhan yang dirasakan di peroleh hasil :ya 98 KK, tidak 18
KK . Dengan demikian di total berjumlah 116 KK.
Ya Tidak
16%
84%
DISTRIBUSI USIA IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM BERDASARKAN JENIS
KELUHAN YANG DIRASAKAN
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi usia ibu
senium/klimakterium berdasarkan jenis keluhan yang dirasakan di peroleh hasil : nyeri sendi
54 KK, emosi labil (irritable) 6 KK, kering pada daerah vagina 38 KK . Dengan demikian di
total berjumlah 98 KK.
39%
55%
6%
DISTRIBUSI USIA IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM BERDASARKAN
PEMENUHAN SEKSUAL
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi usia ibu
senium/klimakterium berdasarkan pemenuhan seksual di peroleh hasil:masih melakukan hub
seksual 100 KK, Tidak sama sekali 16 KK . Dengan demikian di total berjumlah 116 KK.
14%
86%
DISTRIBUSI USIA IBU SENIUM/KLIMAKTERIUM BERDASARKAN
KELUHAN NYERI SAAT SENGGAMA
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi usia ibu
senium/klimakterium berdasarkan keluhan nyeri saat senggama di peroleh hasil: ya 83 KK,
tidak 17 KK . Dengan demikian di total berjumlah 100 KK.
Ya Tidak
17%
83%
DISTRIBUSI LANSIA DALAM KELUARGA
No Lansia Jumlah
1 Ada 44
2 Tidak ada 196
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia dalam keluarga
di peroleh hasil: 44 KK, tidak ada 196 KK . Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
18%
82%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN USIA
No Lansia Jumlah
1 >55 tahun 30
2 >70 tahun 14
Total 44
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia berdasarkan
usia di peroleh hasil >55 tahun 30 KK, < 70 tahun 14 KK . Dengan demikian di total berjumlah
44 KK.
32%
68%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-
HARI
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia berdasarkan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari di peroleh hasil : mandiri 28 KK, dengan bantuan minimal
12 KK, dengan bantuan penuh 4 KK . Dengan demikian di total berjumlah 44 KK.
9%
27%
64%
DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN PERILAKU HIDUP TIDAK SEHAT
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, distribusi lansia berdasarkan
perilaku hidup tidak sehat di peroleh hasil : merokok 12 KK, konsumsi 16 KK, tidak menjaga
personal hygiene 16 KK. Dengan demikian di total berjumlah 44 KK.
27%
36%
37%
PEMELUK AGAM/KEPERCAYAAN
No Agama/kepercayaan Jumlah
1 Islam 240
2 Kristen
3 Katolik
4 Hindu
5 Budha
6 Kong hu chu
7 Aliran kepercayaan
Total 240
Berdasarkan hasil survei yang di lakukan dari 240 KK, pemeluk agama/kepercayaan di
peroleh hasil : islam 240 KK . Dengan demikian di total berjumlah 240 KK.
Islam
100%
DATA MONOGRAFI DESA
I. DATA STATIS
1. DATA UMUM
1.1 Ketingiian wilayah desa dari permukaan laut : 20 m dpt
1.2 suhu maksimun / minimum : 22-320 C
1.3 Jarak desa dengan :
a. Kecamatan : 3 Km
b. Ibu kota kabupaten / kota : 55 Km
c. Ibu kota provinsi : 190 Km
1.4 curah hujan
a. jumlah hari dengan curah yang terbanyak : 180 hari
b. banyaknya curah hujan : 1.886 mm/th
1.5 bentuk wilayah
a. dataran datar santai berombak : 80 %
b. berombak sampai berbukit : 18 %
c. berbukit sampai bergunung :2%
1.6 jumlah pulau : - pulau
a. Irigasi teknis : - Ha
b. Irigasi setengah teknis ; - Ha
c. Irigasi sederhana : - Ha
d. Tadah hujan / sawah rendengan : - Ha
e. Sawah pasang surut / lebak : 80 Ha
2.2 Tanah kering :
a. Tambak : - Ha
b. Rawa / pasang surut : - Ha
c. Balong / Empang / Kolam : -Ha
d. Tanah gambut : Ha
a. Hutan konservasi : Ha
b. Hutan pelestarian alam : Ha
c. Hutan sejenis : Ha
d. Hutan rawa : Ha
e. Hutan Lindung : Ha
f. Hutan Produksi : Ha
g. Hutan suaka Alam : Ha
h. Hutan kota : Ha
i. Lain-lain : Ha
a. Perkebunan Negara : Ha
b. Perkebunan Swasta : Ha
c. Perkebunan Rakyat : Ha
2.6 Tanah Keperluan Fasilitas Umum : Ha
a. Lapangan Olahraga : 1 Ha
b. Taman Rekreasi : - Ha
c. Jalur Hijau : - Ha
d. Pemakaman : 3 Ha
2.7 Tahan Keperluan Fasilitas Sosial : 4.02 Ha
a. Masjid/Musholah/Langgar :1 Ha
b. Gereja : - Ha
c. Pura : - Ha
d. Wihara : - Ha
e. Klenteng : - Ha
f. Sarana Pendidikan : - Ha
g. Sarana Kesehatan : 3 Ha
h. Sarana Sosial : 0,2 Ha
2.8 Lain-lain (Tanah Tandus, Tanah Pasir) : - Ha
3. KELEMBAGAAN DESA
3.1 Jumlah Dusun : 4 dusun
3.2 Kejuaraan Lomba desa yang pernah didapat (Lima Tahun Terakhir)
a. Tingkat Desa
Juara I :
Juara II :
Juara III :
e. Tingkat Kecamatan
Juara I :
Juara II :
Juara III :
f. Tingkat Kabupaten
Juara I :
Juara II :
Juara III :
g. Tingkat Provinsi
Juara I :
Juara II :
Juara III :
3.3 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) : 1 buah
3.4 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) : 1 buah
3.5 Kader Pemberdayaan Masyarakat
a. Jumlah KPM desa : 18 orang
b. KPM yang aktif : 18 orang
c. KPM yang tidak aktif : 0 orang
d. Pembina Teknis KPM Tingkat Desa : 5 orang
4. PRASARANA PEMERINTAH DESA
4.1 Balai Desa : 1 buah
4.2 Kantor Kepala Desa : 1 buah
4.3 Tanah Kas Desa/Areal lainnya untuk kepentingan Desa : 5,5 Ha
a. Sawah : Ha
b. Tanah Kering : 5,5 Ha
c. Tambak/Kolam : Ha
d. Rawa-Rawa : - Ha
e. Lain-Lain : - Ha
5. PEMERINTAHAN DESA
Kantor Desa
a. Status Kepemilikan : milik pemerintah
b. Luas Tanah : 0,5 Ha
c. Luas Bangunan : 56 m2
d. Kalau Milik Pemerintah
- Dibangun tahun : 2003
- Sumber Dana APBN : - juta
INPRES : - juta
APBD Provinsi : - juta
APBD kabupaten Kota :
90.000.000 juta
- Kondisi Bangunan : Rusak Berat
6. PRASARANA PENGAIRAN
Waduk dengan kondisi
a. Baik : buah
b. Rusak dapat dipakai : buah
c. Rusak tidak dapat dipakai : buah
6.1 Dam/Embun : buah
6.2 Kincir Air : buah
6.3 Pompa Air : buah
6.4 Air Terjun minimal lebar 2m dan tinggi 10m : buah
6.5 Sungai/Kali : 1 buah
6.6 Danau/Situ : buah
7. SARANA PERAHU
7.1 Kapal Motor : buah
7.2 Perahu Motor Tempel : 5 buah
7.3 Perahu : 7 buah
8. PRASARANA/SARANA PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
8.1 a. Lalu Lintas Melalui Darat :%
b. Lalu Lintas Melalui Air :%
8.2 Apabila melalui air jumlah dermaga : buah
8.3 Lalu Lintas Darat melalui
a. Jalan Aspal/Beton : 9 Km
a.1 Kondisi Baik : 8 Km
a.2 Kondisi Sedang : Km
a.3 Kondisi Rusak : 2 Km
b. Jalan Diperkeras : Km
b.1 Kondisi Baik : Km
b.2 Kondisi Sedang : Km
b.3 Kondisi Rusak : Km
c. Jalan Tanah : Km
c.1 Kondisi Baik : Km
c.2 Kondisi Sedang : 2 Km
c.3 Kondisi Rusak : Km
8.4 a. Panjang Jalan Utama yang dilalui Kendaraan Roda 4 : 9 Km
b.Panjang Jalan Utama yang tidak dapat dilalui Kendaraan Roda 4 :4
Km
8.5 Sarana Umum yang dapat digunakan oleh Penduduk
a. Motor/Mobil : 535 buah
b. Motor Air : buah
c. Sepeda/Ojek : 10 buah
d. Delman : buah
e. Dan lain—lain : buah
Jumlah : 341 buah
9. SARANA JALAN DAN JEMBATAN
Jenis Jalan
a. Jalan Negara : Km
b. Jalan Provinsi : Km
c. Jalan Kabupaten/Kota : 9 Km
d. Jalan Desa : Km
Jumlah : 9 Km
Jembatan
a. Jembatan Beton : 1 buah 6x15 m
a.1 Kondisi Baik : 1 buah 6x15 m
a.2 Kondisi Sedang : buah m
a.3 Kondisi Rusak : buah m
C. TANAM-TANAMAN
Luas dan Produksi utama perdagangan
1. Luas dan Produksi Tanaman Utama
No Jenisnya Luas Luas Rata-rata Jumalah
tanaman yang Produksi/Ton Produksi
(ha) panen/ha
1 2 3 4 5 6
1 Padi
2 Jagung
3 Ketela Pohon
4 Ketela Rambat
5 Kacang Tanah
6 Kedelai
7 Sayuran
8 Buah-buahan
9 Dan Lain-lain
F. PERTAMBANGAN
1. Pertambangan Golongan A
Jenis Bahan Tambang : ha
2. Pertambangan Golongan B
Jenis Bahan Tambang : ha
3. Pertambangan Golongan C
Jenis Bahan Tambang : ha
G. PERIKANAN