BAB III
URAIAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
B. Cooling Tower
Cooling Tower berfungsi untuk membuang panas dari air outlet kondenser chiller
supaya dapat dimanfaatkan kembali untuk mendinginkan kondenser.
Proses pembuangan panas di Cooling Tower akan mengakibatkan kehilangan air
karena faktor penguapan dan lain-lain. Kehilangan air tersebut berkisar pada 1
sampai dengan 1.5% dari flow rate air yang masuk ke cooling tower, dengan
demikian diperlukan sistem make up air cooling tower.
C1-1
LAPORAN AUDIT ME
Selain itu, Kualitas air makeup Cooling Tower & air di Cooling Tower harus
memenuhi kriteria seperti pada tabel berikut:
C1-2
LAPORAN AUDIT ME
C. Pompa
Pompa CHWP digunakan untuk mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke unit
AHU/FCU dan kembali lagi ke Chiller.
Pompa CWP digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin kondensor dari
Cooling Tower ke Chiller dan kembali lagi ke Cooling Tower.
D. AHU/ FCU
AHU/FCU berfungsi untuk mendinginkan ruangan dimana media pendinginannya
adalah air dingin yang didistribusikan oleh Pompa Chilled Water, AHU/FCU terdiri
dari fan dan coil. Prinsip kerjanya adalah dengan menghembuskan udara melintasi
coil pendingin sehingga terjadi perpindahan panas dari udara ke coil pendingin,
kemudian udara tersebut didistribusikan ke ruangan melalui saluran udara (ducting)
supaya tersebar merata ke setiap sudut ruangan.
C1-3
LAPORAN AUDIT ME
Selain faktor kenyamanan, faktor keselamatan juga harus teraplikasi dengan baik,
dimana AHU harus dilengkapi dengan smoke detektor dan harus terpasang pada
return duct atau mixing box. Ketika asap terdeteksi oleh smoke detector maka fan
AHU tersebut harus terkontrol untuk tidak operasional/ OFF.
C1-4
LAPORAN AUDIT ME
B. Ventilasi Toilet
Sistem ventilasi toilet ini menggunakan central exhaust fan dengan beberapa zona
toilet. Udara exhaust harus dibuang ketempat yang benar-benar terbuka dan jauh
dari intake fan fresh air.
Kebutuhan ventilasi minimum untuk toilet yaitu sebesar 10 kali pertukaran udara
per-jam.
C1-5
LAPORAN AUDIT ME
Kebutuhan ventilasi minimum untuk Ruang Panel adalah 10 kali pertukaran udara
per-jam sedangkan Kebutuhan ventilasi minimum untuk Ruang Trafo di hitung
berdasarkan batas maksimum temperatur ruangan yaitu 40C.
Fan presurisasi harus beroperasi bersamaan dengan general alarm dan harus
dilengkapi dengan sistem kontrol tekanan, sistem kontrol tekanan boleh
menggunakan Variable Speed Drive (VSD) atau Motorized Damper. Sistem kontrol
ini operasionalnya berdasarkan sensor perbedaan tekanan udara antara tangga
evakuasi dengan koridor, ini dimaksudkan untuk menjaga agar tekanan udara
didalam tangga kebakaran tidak berlebihan sehingga mudah untuk membuka dan
sebaliknya bila tekanan udara berlebihan akan mengakibatkan pintu tangga
kebakaran sulit untuk dibuka.
Pressurized fan harus dilengkapi juga dengan smoke detector, hal ini sangat
diperlukan ketika terdeteksi asap pada suction fan maka sistem presurisasi
dikontrol untuk tidak beroperasi/off sehingga tidak membahayakan keselamatan
jiwa.
Semua hal diatas harus dipenuhi mengingat adanya Peraturan Menteri Pekerjaaan
Umum No.26/PRT/M/2008 dan standar SNI 03-6571-2001 yang mengharuskan
beberapa hal berikut karena alasan keselamatan, antara lain :
a. Sistem presurisasi tangga harus tersedia dan harus terdistribusi disetiap lantai
b. Fireman lobby harus bebas asap dengan cara menyuplai udara dengan air
change tidak kurang dari 10 kali per-jam.
c. Fire damper harus terpasang pada setiap cabang masuk dan keluar shaft,
kecuali untuk sistem presurisasi tangga, sistem smoke extract dan sistem
exhaust dapur.
C1-6
LAPORAN AUDIT ME
d. Harus tersedia fire stop pada setiap sisa bukaan dinding yang dilewati instalasi
ME seperti pipa & ducting.
e. Sistem presurisasi juga harus tersedia dengan sistem kontrol tekanan dan
sensor asap di sisi hisap fan.
C1-7