Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AUDIT ME

BAB III
URAIAN SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

3.1 SISTEM VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (VAC)


3.1.1 SISTEM AIR CONDITIONING
Sistem pengkondisian udara pada bangunan Discovery Hotel - Ancol
menggunakan Sistem Water Cooled Chiller untuk mengkondisikan kamar hotel dan
ruangan fasilitas. Peralatan utama pada sistem ini adalah Water Cooled Chiller,
Cooling Tower, Pompa Air Dingin (Chilled Water Pump, CHWP) & Pompa Air
Pendingin Kondenser (Condenser Water Pump, CWP), dan AHU/FCU.

A. Water Cooled Chiller


Water Cooled Chiller adalah Chiller dimana kondensornya didinginkan dengan air.
Komponen utamanya terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator dan katup
expansi. Pada sisi kondensor memerlukan air pendingin, semakin rendah air
pendingin maka semakin bagus peforma chiller, air pendingin kondenser tersebut
berasal dari Cooling Tower. Sebaliknya pada sisi evaporator menghasilkan air
dingin yang akan dimanfaatkan untuk mendinginkan gedung dengan cara
mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke AHU/FCU dengan menggunakan pompa.
Air dingin tersebut merupakan hasil dari proses perpindahan panas yang terjadi
antara air dengan evaporator chiller.

B. Cooling Tower
Cooling Tower berfungsi untuk membuang panas dari air outlet kondenser chiller
supaya dapat dimanfaatkan kembali untuk mendinginkan kondenser.
Proses pembuangan panas di Cooling Tower akan mengakibatkan kehilangan air
karena faktor penguapan dan lain-lain. Kehilangan air tersebut berkisar pada 1
sampai dengan 1.5% dari flow rate air yang masuk ke cooling tower, dengan
demikian diperlukan sistem make up air cooling tower.

C1-1
LAPORAN AUDIT ME

Selain itu, Kualitas air makeup Cooling Tower & air di Cooling Tower harus
memenuhi kriteria seperti pada tabel berikut:

Tabel VAC 3-01 Kriteria Air untuk Makeup Cooling Tower


No. Parameter Unit Ideal Make-up water
1 pH 7-8
2 Conductivity ppm max. 170
3 TDS ppm max. 100
4 P. Alkalinity ppm CaCO3 max. 0
5 M. Alkalinity ppm CaCO3 max. 150
6 Chloride ppm max. 60
7 Total Hardness ppm CaCO3 max. 10
8 Calsium Hardness ppm CaCO3 max. 6
9 Magnesium Hardness ppm CaCO3 max. 4
10 Silici ppm max. 20
11 Iron ppm max. 1

Tabel VAC 3-02 Kriteria Air Cooling Tower


No. Parameter Unit Ideal Cooling Tower
1 pH 7-9.5
2 Conductivity ppm max. 4000
3 TDS ppm max. 2500
4 P. Alkalinity ppm CaCO3 max. 500
5 M. Alkalinity ppm CaCO3 max. 800
6 Chloride ppm max. 200
7 Total Hardness ppm CaCO3 max. 500
8 Calsium Hardness ppm CaCO3 max. 300
9 Magnesium Hardness ppm CaCO3 max. 200
10 Silici ppm max. 200
11 Iron ppm max. 1

C1-2
LAPORAN AUDIT ME

C. Pompa
Pompa CHWP digunakan untuk mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke unit
AHU/FCU dan kembali lagi ke Chiller.
Pompa CWP digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin kondensor dari
Cooling Tower ke Chiller dan kembali lagi ke Cooling Tower.

D. AHU/ FCU
AHU/FCU berfungsi untuk mendinginkan ruangan dimana media pendinginannya
adalah air dingin yang didistribusikan oleh Pompa Chilled Water, AHU/FCU terdiri
dari fan dan coil. Prinsip kerjanya adalah dengan menghembuskan udara melintasi
coil pendingin sehingga terjadi perpindahan panas dari udara ke coil pendingin,
kemudian udara tersebut didistribusikan ke ruangan melalui saluran udara (ducting)
supaya tersebar merata ke setiap sudut ruangan.

AHU/FCU harus mampu untuk mengkondisikan udara sesuai standar kenyamanan


termal ruangan dan tidak menghasilkan noise ruangan melebihi standar.

Standar kenyamanan termal ruangan menurut SNI 03-6572-2001 adalah berkisar


pada temperatur 20,5 C ~ 22,8 C untuk kriteria sejuk nyaman, sedangkan untuk
kreteria nyaman optimal berkisar pada temperatur 22,8 C ~ 25,8 C, namun standar
hotel rata-rata berkisar pada temperatur 23C ~ 24 C.
Selain itu kriteria untuk kelembaban relatif ruangan berkisar 55-65%.
Sebagai acuan audit, sistem pengkondisian udara harus mampu mencapai
temperatur ruangan 24 C dan jika temperatur ruangan melebihi 24 C maka
AHU/FCU yang melayani ruangan tersebut dianggap belum memenuhi standar.
Hal ini berlaku juga untuk ruangan yang melebihi standar noise.

Standar noise maksimal sesuai SNI 09-6575-2001 adalah sebagai berikut :


- Untuk Kamar & Ruang Pertemuan adalah 45 db
- Untuk Lobi & Koridor adalah 50 db
- Ruangan fasilitas lainnya dianggap sama dengan lobi yaitu 50 db.

C1-3
LAPORAN AUDIT ME

Selain faktor kenyamanan, faktor keselamatan juga harus teraplikasi dengan baik,
dimana AHU harus dilengkapi dengan smoke detektor dan harus terpasang pada
return duct atau mixing box. Ketika asap terdeteksi oleh smoke detector maka fan
AHU tersebut harus terkontrol untuk tidak operasional/ OFF.

3.1.2 SISTEM PEMIPAAN


Sistem pemipaan air dingin dan air pendingin kondenser harus terpasang lengkap
dengan aksesoris supaya sistem dapat berfungsi dengan baik.
Isolasi pipa air dingin harus terpasang dengan baik supaya tidak terjadi kondensasi
yang akan mengakibatkan korosi pada pipa dan aksesoris.
Pemilihan material sebaiknya mempertimbangkan lokasi bangunan yang berada di
dekat pantai, disarankan agar menggunakan material yang tidak cepat korosi.
Sistem pemipaan air dingin dan air pendingin kondenser idealnya dirancang
dengan membatasi pada friksi maksimum yaitu 4m/100m, hal ini diharapkan
supaya sistem menjadi lebih efisien.
Sistem pemipaan drain AC harus dibuang melalui pipa dengan slooping minimal
1% agar dapat terbuang dengan lancar, sistem pemipaan drain AC ini cukup
menggunakan pipa PVC - AW Class

3.1.3 SISTEM DISTRIBUSI UDARA


Sistem distribusi udara harus terpasang lengkap dengan aksesoris supaya sistem
dapat berfungsi dengan baik dan efisien, kelengkapan sistem ini antara lain
ketersediaan ducting, grille supply/return, volume damper, fire damper, serta
sensor-sensor untuk keselamatan dan kenyamanan.
Ducting untuk ruangan yang dikondisikan harus terisolasi dengan baik supaya
tidak terjadi kondensasi dan kehilangan energi.
Ducting dan aksesoris tersebut harus sesuai peraturan dan standar yang berlaku.
Selain itu untuk alasan keselamatan jiwa, fire damper harus terpasang pada setiap
cabang masuk dan keluar shaft, kecuali untuk sistem presurisasi tangga, sistem
smoke extract dan sistem exhaust dapur. Fire stop juga harus terpasang pada
setiap sisa bukaan dinding yang dilewati instalasi pipa & ducting.

C1-4
LAPORAN AUDIT ME

3.1.4 SISTEM VENTILASI


Sistem ventilasi meliputi proses pembuangan udara ke luar area (exhaust) dan
pemberian udara segar ke dalam area (fresh air supply).
Ventilasi mekanis dibutuhkan jika ruangan memiliki opening kurang dari 5 % dari
luas lantai.
Ruangan-ruangan yang menggunakan sistem ventilasi natural antara lain Ruang
Chiller & Pompa, Ruang Sampah, Ruang Gas, Parkir & STP.
Idealnya STP menggunakan sistem ventilasi mekanis dengan kebutuhan ventilasi
minimum 40 kali pertukaran udara per-jam.

A. Fresh Air Unit


Fresh air unit menggunakan sistem central supply fan.
Kebutuhan fresh air minimum untuk Lobby, Kamar, Meeting Room, Shop Room,
dan Restauran adalah 7.5 cfm/orang sedangkan kebutuhan fresh air minimum
untuk ballroom adalah 6 cfm/orang
Ruangan tersebut diatas harus bertekanan positif supaya tidak terjadi infiltrasi,
untuk ruangan yang dilengkapi sistem exhaust seperti kamar, perlu di tambahkan
make up air supaya balance dengan exhaust.

B. Ventilasi Toilet
Sistem ventilasi toilet ini menggunakan central exhaust fan dengan beberapa zona
toilet. Udara exhaust harus dibuang ketempat yang benar-benar terbuka dan jauh
dari intake fan fresh air.
Kebutuhan ventilasi minimum untuk toilet yaitu sebesar 10 kali pertukaran udara
per-jam.

C. Ventilasi Ruang M&E


Ruang M&E memerlukan pertukaran udara secara mekanis, agar menurunkan
akumulasi panas yang berasal dari peralatan-peralatan yang ada didalam ruang
tersebut, sehingga temperatur didalam ruang M&E dapat dibatasi pada tingkat
yang masih ditolerir untuk ditempati oleh operator maupun bagi keawetan
peralatan itu sendiri.
Ruang M&E yang dimaksud adalah Ruang Panel & Ruang Trafo

C1-5
LAPORAN AUDIT ME

Kebutuhan ventilasi minimum untuk Ruang Panel adalah 10 kali pertukaran udara
per-jam sedangkan Kebutuhan ventilasi minimum untuk Ruang Trafo di hitung
berdasarkan batas maksimum temperatur ruangan yaitu 40C.

3.1.5 SISTEM PRESURISASI TANGGA


Sistem presurisasi tangga kebakaran dirancang untuk mencegah masuknya asap
ke tangga dengan cara menyuplai udara sampai bertekanan lebih positif
dibandingkan koridor, dengan demikian proses evakuasi di tangga kebakaran.
terjamin kelancarannya.

Fan presurisasi harus beroperasi bersamaan dengan general alarm dan harus
dilengkapi dengan sistem kontrol tekanan, sistem kontrol tekanan boleh
menggunakan Variable Speed Drive (VSD) atau Motorized Damper. Sistem kontrol
ini operasionalnya berdasarkan sensor perbedaan tekanan udara antara tangga
evakuasi dengan koridor, ini dimaksudkan untuk menjaga agar tekanan udara
didalam tangga kebakaran tidak berlebihan sehingga mudah untuk membuka dan
sebaliknya bila tekanan udara berlebihan akan mengakibatkan pintu tangga
kebakaran sulit untuk dibuka.

Pressurized fan harus dilengkapi juga dengan smoke detector, hal ini sangat
diperlukan ketika terdeteksi asap pada suction fan maka sistem presurisasi
dikontrol untuk tidak beroperasi/off sehingga tidak membahayakan keselamatan
jiwa.

Semua hal diatas harus dipenuhi mengingat adanya Peraturan Menteri Pekerjaaan
Umum No.26/PRT/M/2008 dan standar SNI 03-6571-2001 yang mengharuskan
beberapa hal berikut karena alasan keselamatan, antara lain :
a. Sistem presurisasi tangga harus tersedia dan harus terdistribusi disetiap lantai
b. Fireman lobby harus bebas asap dengan cara menyuplai udara dengan air
change tidak kurang dari 10 kali per-jam.
c. Fire damper harus terpasang pada setiap cabang masuk dan keluar shaft,
kecuali untuk sistem presurisasi tangga, sistem smoke extract dan sistem
exhaust dapur.

C1-6
LAPORAN AUDIT ME

d. Harus tersedia fire stop pada setiap sisa bukaan dinding yang dilewati instalasi
ME seperti pipa & ducting.
e. Sistem presurisasi juga harus tersedia dengan sistem kontrol tekanan dan
sensor asap di sisi hisap fan.

C1-7

Anda mungkin juga menyukai