Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin
Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy.
Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya
bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.
Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat
yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,”Ya Allah,
muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara
kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin
Hisyam.”.
Anas bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang
pedangnya, lalu Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana engkau?,”
maka Umar menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya
orang tadi bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah dibuat antara
Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh
Muhammad”.
Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu
telah meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju rumah adiknya
dilihatnya adik dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar
berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah agama”,. Maka Umar
melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti
Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras
sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.
Umar turut serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan
tetap bertahan dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan
oleh Imam Suyuthi dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah
ada dari umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu
dari umatku niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam
Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir
bahwa Nabi bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar
bin al-Khaththab orangnya.”.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah
bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan
hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan
oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang
diperkirakan oleh ayahku”.
Keberaniannya
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak
mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar
bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya
menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi
Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan
thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.
Wafatnya
Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang
melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu
Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari
kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash
Shiddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.