Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula dalam
darah lebih tinggi dari nilai normal. Dalam keadaan normal, gula darah berkisar
antara 70 – 100 mg/dL. Kadar gula biasanya sedikit meningkat dari nilai normal
sesaat sesudah makan, tapi keadaan ini tidak dianggap hiperglikemia.
Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah
terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal
kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda
yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus.

B. Etiologi Hiperglikemia
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel
beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi;
pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap sebagai jaringan asing.

C. Patofisiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan
oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang

1
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan
keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat
sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel
mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan
glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh
darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan
terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, missal
cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal,
jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati)
bahkan kematian.

2
D. Manifestasi Klinis Hiperglikemia
Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) :
o Polipagi
o Polidipsi
o Poliuri
o Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
o Rasa kesemutan, kram otot
o Visus menurun
o Penurunan berat badan
o Kelemahan tubuh
o Luka yang tidak sembuh-sembuh

E. Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
o Ketoasidosis diabetic
o Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
o Hipoglikemia
o Asidosis lactate
o Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a) Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
b) Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
c) Campuran vascular neuropati
Ulkus kaki
d) Komplikasi pada kulit

3
F. Penatalaksanaan Hiperglikemia

Terdiagnosisnya seseorang Diabetes makahal pertama yang harus


dilakukan adalah mengubah gaya hidup. Terapi obat dimulai dengan metformin
dosis rendah (500 mg) yang diberikan 1 atau 2 kali perhari bersama makan
(sarapan dan/atau makan malam), atau 850 mg OD. Setelah 5-7 hari, jika efek
samping Gastrointestinal tidak terjadi, dosis dapat dinaikkan menjadi 850 mg,
atau 1000 mg (2 tab 500 mg), 2 kali perhari. Jika ketika dosis ditingkatkan terjadi
efek samping GI, turunkan ke dosis sebelumnya yang lebih rendah, dan dapat
dicoba menaikkan kembali dosis setelah efek samping menghilang. Dosis efektif
max dapat mencapai 1000 mg 2 kali perhari, tetapi sering hanya 2 x 850 mg per
hari. Efek samping GI dapat menjadi pembatas dosis yang dapat diberikan. Untuk
kasus DM tipe 2 tanpa komplikasi seperti KAD, KHONK dll. Target jangka
panjang dari terapi adalah HbA1C < 7%, HbA1C yang lebih dari atau sama
dengan 7% tanda untuk memulai atau merubah (dalam hal ini melanjutkan
ke langkah berikutnya) terapi. Evaluasi HbA1C dilakukan setiap 3 bulan. Target
terapi kadar gula darah untuk mencapai tujuan A1C adalah gula darah puasa dan
preprandial antara 70-130 mg/dl.
Step 2: pemilihan antara basal insulin dan Sulfonil Urea dapat
mempertimbangkan kadar A1C dan ada tidaknya gejala-gejala klinis yang
sekunder disebabkan oleh hiperglikemia. Jika kadar A1C > 8,5% atau adanya

4
gejala hiperglikemia, maka lebih dipertimbangkan untuk memakai basal insulin
dengan tetap memperhatikan edukasi dan monitoring yang baik.
Step 3: jika step 2 gagal, maka langkah selanjutnya adalah menambahkan
suntikan insulin tambahan yang dapat berupa short atau rapid-acting insulin yang
diberikan sebelum makan untuk mengurangi gula darah postprandial. Jika injeksi
insulin dimulai, maka pemberian insulin secretagogues (SU atau glinide) harus
dihentikan, atau ditapering kemudian dihentikan. Karena kombinasi keduanya
tidak sinergistik.

5
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S (49 th)
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 13 desember 2016
No. Pendaftaran : 161213xxxx
No. RM : 0054xxxx
Pav/Kamar : Marwah Bawah
Penjamin : Jaminan Perusahaan Kimia Farma
Nama Dokter : dr.K

B. Pemantauan Terapi Obat


1. Subjektif
Keluhan Utama : Lemas, Dada berdebar-debar
Keluhan Tambahan : Pusing, mual-mual, nyeri panggul
Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes melitus
Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah menderita penyakit asma
Riwayat Alergi : Tidak ada
Diagnosa : Hiperglikemia, fatigue

2. Objektif
a. Hasil Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital
No Indikator Normal Tanggal

13/12 14/12 15/12 16/12

1 Suhu 36–37.5 ◦C 36 37 - 36
36 - - -
36 - - -
2 TD 130/90 130/80 110/80 130/90 130/80
mmHg 130/80 - - -
130/90 - - -

6
3 Nadi 60-100 98 75 85 90
x/menit 86 - - -
86 - - -
4 Respirasi 18–20 10 20 36 -
x/menit - - - -
- - - -

b. Hasil Pemeriksaan Fisik


Subyek Tanggal
13/12 14/12 15/12 16/12
BAK - 3x 4x 3x
3x 3x 3x 2x
3x 3x 2x -
Muntah - - - -
Drainase - - - -
BAB - - - -
- - 1x -
1x - - -
IWL - - - -
500 - - -
- 500 - -

c. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


No Indikator Normal Tanggal
13/12
1 Aseton Darah (-) Negatif (-) Negatif
Hematologi Rutin
2 Hemoglobin 11.7-15.5 g/dL 12.3
3 Jumlah Leukosit 3600-1100/mm3 8.40
4 Hematokrit 35-47 % 37
5 Jumlah Thrombosit 150rb-440rb/mm3 269
Faal Ginjal
6 Ureum Darah 10-50 mg/dL 42
7 Kreatinin Darah < 1,4 mg/dL 1.2
Elektrolit
8 Natrium (Na) Darah 137-147 mmEq/L (L) 127
9 Kalium (K) Darah 3.5-5.0 mmEq/L (H) 5.8
10 Klorida (Cl) Darah 95-111 mmEq/L 103
Diabetes

7
11 Glukosa Darah 70-200 mg/dL (H) 453
Sewaktu

d. Hasil Pemeriksaan Gula Darah


No Indikator Waktu Hasil Pemeriksaan
pemeriksaan
Tanggal 13-12-2016
1 Glukosa 17.00 358 mg/dL
2 Glukosa 23.00 212 mg/dL
Tanggal 15-12-2016
1 Glukosa 05.00 286 mg/dL
2 Glukosa 11.00 200 mg/dL
3 Glukosa 17.00 260 mg/dL

e. Terapi Pengobatan
Obat Regimen Rute Tanggal
13/12 14/12 15/12 16/12
Pregabalin 1 x 1 cap Oral 18 06 06
Pamol 3 x 1 tab Oral - - 18 12 18 06 12 18 06 12 -
(Paracetamol 06
500mg)
Tragenta 1 x 1 tab Oral - 06 06 06
(Linagliptin
5mg)
Glumin XR 2 x 1 tab Oral - - 06 18 06 18 06 -
(Metformin
500mg)
Eperison 2 x 1 tab Oral - - - 21 06 -
Megabal inj 2x1 I.V - 18 06 18 - 22 10 -
(Mekobalamin amp
500 mg)
Novorapid Sesuai S.C 18.00 Di lanjutkan dengan dosis 3 x 8 ui
(insulin hasil lab
aspart)
Soluvit 1x1 I.V Tunda, tidak ada persediaan di apotek
vial
Vitalipid 1x1 I.V
amp
Novorapid 3 x 8 ui S.C - 06 12 18 06 12 - 06 - - -
(insulin
aspart)

8
Ketorolac 2 x1 I.V 22 10 - -
amp

Rantin 2x1 I.V 22 10 - -


(Ranitidine) amp

f. Terapi Cairan
Tanggal

Cairan Regimen Rute


13/12 14/12 15/12

Asering (Na 130 mEq, Per 6 jam Infus 14 tetes /menit


Cl 109 mEq, Ca 3
mEq, K 4 mEq)
Asering (Na 130 mEq, Per 12 jam Infus Ntpm Ntpm
Cl 109 mEq, Ca 3
mEq, K 4 mEq)

g. Telaah Resep
No Aspek Telaah Ya Tidak Keterangan

1 Tepat pasien √
2 Tepat obat √
3 Tepat dosis √
4 Tepat frekuensi √
5 Tepat pemberian √
6 Duplikasi √
7 Interaksi obat √
8 Kontraindikasi √
9 Alergi obat √

3. ASSESMENT DAN PLANING


a. Drug Related Problem
Kategori DRP Ada/ Tidak Penilaian Rekomendasi

Ada indikasi tp tdk -


diterapi

9
Gagal menerima obat √ • Solovit, Vitalfit • Merekomendasikan
• Megabalt tidak untuk keluarga
diberikan pada pasien membeli
tanggal 15/12/16 jam obat di Apotek
06.00 di tunda hingga • Merekomendasikan
jam 22.00 obat agar diberikan
• Novorapid tidak sesuai frekuensi.
diberikan pada
tanggal 15/12/16 jam
18.00
Pilihan obat yang -
kurang tepat
Penggunaan obat tanpa -
indikasi
Dosis terlalu kecil -
Dosis terlalu besar -
Reaksi obat yang tidak -
dikehendaki
Interaksi obat -

b. Kesesuaian Dosis
Obat Rute Indikasi Dosis Lazim Dosis yang Kesesu
diberikan aian
Dosis
Megabal inj I.V Neuropati IV / IM 2 x 1 amp Sesuai
(Mekobalami perifer Peripheral
n 500 mg) neuropati 500
mcg / hari 3 kali
/ minggu.
Pemeliharaan:
500 mcg 1-3
kali/minggu.
(Mims.com)
Novorapid S.C Insulin Dosis insulin 3 x 8 ui Sesuai
(insulin sliding scale
aspart) 200-250 4 ui,
250-300 8 ui
(Mims.com)
Soluvit ( Vit I.V Sebagai Dws 1 vial/hari 1 x 1 vial Sesuai
B1 2.5mg, suplemen (Mims.com)
B2 3.6mg, pada
nicotinamide pemberian
40mg, Vit B6 nutrisi

10
4 mg, Vit C parenteral
100mg, untuk
biotin 60 memenuhi
mcg, folic kebutuhan
acid 0.4mg, harian orang
vit B12 5 dws & anak
mcg) terhadap
vitamin yang
larut dalam
air.
Vitalipid (Vit I.V Suplemen 1 amp 1 x 1 amp Sesuai
A 69 mcg, vit dalam bentuk ditambahkan
D2 1 mcg, vit nutrisi IV pada 500 mL
E 0.64 mg, komplit Intralipid 10%
vit K1 20 untuk atau 20%
mcg) memenuhi (Mims.com)
kebutuhan
harian akan
vit A, D2, E,
& K.
Ketorolac (15 I.V Nonsteroid IV 30 mg 2 x 1 amp Sesuai
mg/mL) Anti- sebagai dosis
inflamasi tunggal atau 30
Obat mg tiap 6 jam,
(NSAIDs) tidak melebihi
120 mg/hari
(Medscape.com)
Rantin I.V Antiulcerants 50 mg setiap 6-8 2 x 1 amp Sesuai
(Ranitidin jam sekali
50mg) (Mims.com)

11
BAB III
PEMBAHASAN

Pasien baru kiriman dari IGD atas nama Ny. S (49 tahun) mengeluh dada
berdebar-debar sudah satu minggu, pusing, kaki kanan dan kiri terasa ba’al, mual,
nyeri daerah tulang punggul kanan, dengan riwayat Diabetes Melitus, biasa terapi
dengan Glucophage 2 x 500 mg. Tekanan Darah pasien 130/80 mmHg, Nadi 86
x/menit, Suhu 36,5ºC, Hasil laboratoriun Na+ 127 mmEq/L, K 5.8 mmEq/L.
Setelah dilakukan Pemantauan Terapi Obat Terdapat DRP yaitu pasien
Gagal menerima obat (Solovit, Vitalfit), karena tidak ada persediaan di apotek dan
pasien Gagal menerima obat (Megabalt dan Novorapid), karena tidak di berikan
sesuai jadwal. Dari hasil pemantauan terapi yang saya lakukan, kedua obat
tersebut tidak menimbulkan masalah serius bila tidak diberikan, tetapi saya
merekomendasikan untuk keluarga pasien membeli obat di Apotek terdekat, dan
merekomendasikan obat agar diberikan sesuai frekuensi.

12
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ny. S (49 tahun) mengeluh dada berdebar-debar sudah satu minggu, pusing,
kaki kanan dan kiri terasa ba’al, mual, nyeri daerah tulang punggul kanan,
Riwayat DM (+).TD 130/80 mmHg, Nadi 86 x / menit, Suhu 36,5ºC, Hasil
laboratoriun Na+ 127 mmEq/L, K 5.8 mmEq/L. Terdapat DRP yaitu:
1. Gagal menerima obat (Solovit, Vitalfit), tidak ada persediaan di apotek
2. Gagal menerima obat (Megabalt dan Novorapid), tidak di berikan sesuai
jadwal

B. SARAN
1. Merekomendasikan untuk keluarga pasien membeli obat di Apotek
2. Merekomendasikan obat agar diberikan sesuai frekuensi

13
DAFTAR PUSTAKA

Medscape online diakases tanggal 23 desember 2016.


Mims online diakses tanggal 23 desember 2016
Dipiro, J.T., et.Al. (2008), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,
Seventh Edition. Mc-Graw Hill.

14

Anda mungkin juga menyukai