Anda di halaman 1dari 21

BAB V

PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V – PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
5.1. Pendekatan Aspek Fungsional
5.1.1. Pendekatan Alokasi Fungsi Lahan
Lahan yang tersedia pada tapak dialokasikan sesuai dengan kebutuhan fungsi,
dengan mengacu pada Permen PU No. 60/PRT/1992 dan SNI No. 03-7013-2004
sebagai berikut:
Bangunan Fasilitas
(5%)
±1.143 Ha Prasarana Lingkungan
(15%)
Unit Hunian ±3.429 Ha
(20%)
±4.572 Ha

Ruang Terbuka &


Penghijauan
(60%)
±13.716 Ha

Bagan 5. Alokasi lahan perencanaan berdasarkan kebutuhan fungsi


Sumber: Analisa penyusun

5.1.2. Pendekatan Pengguna


Pengguna rumah susun pekerja berdasarkan standar yang ada dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Penghuni
Penghuni merupakan orang yang menempati sarusun, baik sebagai pemilik
maupun bukan pemilik. Penghuni dalam hal konteks perancangan ini terbatas
hanya pekerja industri yang ada di Kawasan Industri Kendal dan diasumsikan
dalam kelompok berikut
- Lajang (50%)
- Menikah tanpa anak/dengan 1 anak usia sekolah (30%)
- Menikah dengan >1 anak/keluarga dan anggota keluarga yang lain (20%)

45
b. Pengelola
Pengelola merupakan badan hukum yang bertugas untuk mengelola rumah
susun. Dalam hal ini jumlah dan struktur organisasi pengelola rumah susun
mengacu pada struktur pengelolaan rumah susun dan studi banding meliputi
Kepala Rumah
Susun
1 orang

Bagian
Pemeliharaan dan Bagian Administrasi
dan Operasional
Perawatan
1 orang/tower
1 orang/tower

Bagan 6. Struktur organisasi pengelola rumah susun


Sumber: Analisa Penyusun

c. Bukan Penghuni
Yaitu penghuni tidak tetap yang berada pada lingkungan rumah susun secara
temporer, termasuk tamu dalam jangka waktu pendek.

5.1.3. Pendekatan Fungsional Unit Sarusun


a. Pendekatan Aktivitas dan Kebutuhan Pada Unit Sarusun
Tabel 5. Aktivitas dan kebutuhan ruang unit sarusun

Pelaku Lajang Menikah tanpa anak/ Pasangan dengan


dengan 1 anak anak >1 /keluarga
Aktivitas Tinggal Tinggal Tinggal
dan - Beristirahat - Menerima tamu - Menerima tamu
Karakter - Menerima tamu - Beristirahat - Beristirahat
Pelaku - Makan/minum - Makan/minum - Makan/minum
- Memasak - Memasak - Memasak
- Buang air - Buang air - Buang air
- Mencuci dan/atau - Mencuci dan/atau - Mencuci dan/atau
jemur jemur jemur
- Dimungkinkan - Bermain dengan
tinggal dengan room anak
sharing max 3 orang

Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi


- Bersosialisasi - Bersosialisasi - Bersosialisasi
dengan tetangga dengan tetangga dengan tetangga
- Menerima Tamu - Menerima Tamu - Bermain bersama
- Menerima Tamu
Kebutuhan Unit Sarusun Unit Sarusun Unit Sarusun
Ruang - 1 ruang multifungsi - 1 Ruang - 1 Ruang
- 1 Dapur tamu/keluarga tamu/keluarga
- 1 K. Mandi - 1 K. Tidur - 2 K. Tidur
- 1 Teras dan ruang - 1 Dapur - 1 Dapur
jemur - 1 K. Mandi - 1 K. Mandi
- 1 Teras dan ruang - 1 Teras dan ruang
jemur jemur
Ruang Bersama Ruang Bersama Ruang Bersama

46
Pelaku Lajang Menikah tanpa anak/ Pasangan dengan
dengan 1 anak anak >1 /keluarga
- Ruang umum - Ruang umum - Ruang umum
- Selasar dan koridor - Selasar dan koridor - Selasar dan koridor
Sumber: Analisa Penyusun

b. Pendekatan Persyaratan dan Besaran Ruang


Penentuan luas area unit sarusun dihitung berdasarkan kebutuhan ruang dan
persyaratan unit sarusun. Sebagai berikut
Tabel 6. Program ruang unit sarusun untuk lajang

L/unit Luas
No. Ruang Kapasitas Jml Sumber
(m2 ) (m2 )
1 R. Multifungsi 3 orang 16 1 ±16.00 AN; DA
2 Dapur 1 orang 2 1 ±2.00 AN; DA
3 K. Mandi 1 orang 1.5 1 ±1.50 AN; DA
4 Teras & R. Jemur 1 orang 3 1 ±3.00 AN; DA
Sub Total Luas ±22.50 AN
Sirkulasi (20%) ±4.50 AN
Total Luas ±27.00 AN
Sumber: Analisa Penyusun

Tabel 7. Program ruang unit sarusun untuk pasangan menikah tanpa anak/dengan 1 anak

L/unit Luas
No. Ruang Kapasitas Jml Sumber
(m2 ) (m2 )
1 R. Tamu + kel 2 tamu 6.75 1 ±6.75 AN; DA
2 Kamar tidur 2-3 orang 9 1 ±9.00 AN; DA
3 Dapur 1 orang 2 1 ±2.00 AN; DA
4 K. Mandi 1 orang 1.5 1 ±1.50 AN; DA
5 Teras & R. Jemur 1 orang 3 1 ±3.00 AN; DA
Sub Total Luas ±22.25 AN
Sirkulasi (20%) ±4.45 AN
Total Luas ±27.00 AN
Sumber: Analisa Penyusun

Tabel 8. Program ruang unit sarusun untuk pasangan menikah dengan anak >1/keluarga

L/unit Luas
No. Ruang Kapasitas Jml Sumber
(m2 ) (m2 )
1 R. Tamu + kel 2 tamu 8 1 ±8.00 AN; DA
2 Kamar tidur 2-3 orang 9 2 ±18.00 AN; DA
3 Dapur 1 orang 2 1 ±2.00 AN; DA
4 K. Mandi 1 orang 2 1 ±2.00 AN; DA
5 Teras & R. Jemur 1 orang 3 1 ±3.00 AN; DA
Sub Total Luas ±33.00 AN
Sirkulasi (20%) ±6.60 AN
Total Luas ±40.00 AN
Sumber: Analisa Penyusun

Ket:
AN : Analisa
DA : Neufert, E., & Neufert, P. (2002). Architect's Data. Oxford: Blackwell Science.

47
c. Optimasi Lahan dan Kapasitas Maksimum
Berdasarkan Perda No. 24 Th. 2007 tentang RDTRK Kawasan Industri
Kaliwungu, bangunan permukiman diarahkan untuk memiliki kepadatan
sebesar 60% dengan ketinggian bangunan maksimum 4 lantai. Apabila
diasumsikan unit sarusun akan ditempatkan pada lantai 2-4, maka luas area
lantai maksimum yang dapat digunakan untuk unit rumah susun berdasarkan
alokasi fungsi lahan dihitung sebagai berikut:

𝑳𝑹𝑺𝑴𝒂𝒙 = 𝑨𝑩𝑯 𝒙 𝒉𝑴𝒂𝒙 Keterangan:


= 𝟒. 𝟓𝟕𝟐 𝒙 𝟑 LRSMax : Luas lantai rumah susun maksimum
ABH : Alokasi lahan bangunan hunian
= 13.716 Ha hmax : tinggi bangunan maksimum
≈ 𝟏𝟑𝟎. 𝟕𝟏𝟔 m2

Berdasarkan optimasi lahan tersebut dapat dilakukan perhitungan kapasitas


unit sarusun sebagai berikut:
Ruang bersama : 5% x 214.740 = 6.535 m2
Sirkulasi : 25% x 214.740 = 32.679 m2
50% ×91.502
Unit untuk lajang (Tipe 27A) : = 1.694 unit
27
30% ×91.502
Unit untuk pas menikah/dengan 1 anak (Tipe 27B) : = 1.016 unit
27
20% ×91.502
Unit untuk pas menikah dengan >1 anak (Tipe 40) : = 457 unit
40
Total = 3.167* unit/KK
= ± 12.000 orang

Jumlah KK tersebut dibagi dalam blok hunian dengan jumlah unit sarusun per
blok maksimal berjumlah 240 KK

Tabel 9. Pengelompokan unit sarusun dalam blok

Jumlah Jumlah
Komposisi unit per blok*
Blok RT/RW
Unit untuk lajang (Tipe 27A) : 120 unit
Unit untuk pas menikah/dengan 1 anak (Tipe 27B) : 72 unit 45 RT
15 blok
Unit untuk pas menikah dengan >1 anak (Tipe 40) : 48 unit 5 RW
Jumlah warga : ±450-800 orang/blok
*) Disediakan unit untuk difabel pada masing-masing blok dengan jumlah minimal 1 unit dan
diletakkan pada lantai dasar

Sumber: Analisa Penyusun

48
5.1.4. Pendekatan Fungsional Fasilitas Lingkungan
a. Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas Lingkungan

Tabel 10. Kelompok aktivitas dan kebutuhan fasilitas lingkungan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang


Penghuni Aktivitas niaga Fasilitas Niaga
- Berbelanja kebutuhan - Warung
- Berjualan kebutuhan - Pertokoan
- Pusat perbelanjaan

Aktivitas area terbuka Lapangan Terbuka


- Bermain - Taman
- Berolah raga - Tempat bermain
- Menguburkan warga yang - Lapangan olah raga
meninggal - Pelataran usaha
- Berangkat ke tempat bekerja - Pemakaman

Belajar di lembaga pendidikan Fasilitas Pendidikan


formal - Pra Belajar
- Sekolah Dasar (SD)
- Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
- Sekolah Menengah Atas
(SMA)

Memeriksa kesehatan dan berobat Fasilitas Kesehatan


- Posyandu
- Puskesmas
- Praktik Dokter
- Apotek

Beribadah Fasilitas Peribadatan

Aktivitas pemerintahan dan Fasilitas Pemerintahan


pengelolaan lingkungan - Kantor RT
- Kantor RW
- Kantor Pengelola
- Pos Keamanan/Siskamling
- Pos Polisi
- Telepon Umum
- Gedung Serbaguna

Berpindah untuk beraktivitas di Fasilitas Transportasi


tempat lain - Tempat parkir sepeda
- Stasiun Transit

Pengelola Mengelola fasilitas lingkungan


Bukan Penghuni Berkunjung ke fasilitas lingkungan
Sumber: Analisa Penyusun

49
Berdasarkan analisa kebutuhan fasilitas umum tersebut, dilakukan pemilihan
fasilitas yang akan dimasukkan dalam konteks perancangan. Pemilihan
dilakukan dengan membandingkan standar fasilitas yang dibutuhkan terhadap
ketersediaan dan kondisi fasilitas eksisting di sekitar lokasi tapak.

Tabel 11. Pemilihan fasilitas lingkungan yang akan dirancang

Fasilitas Standar Eksisting Kesimpulan


Lingkungan
Warung 250 penghuni/50KK di Tersedia pada Dimasukkan
pusat lingkungan permukiman di sekitar dalam
dengan radius lokasi tapak dengan perancangan
maksimum 300m radius >300m
Pertokoan 2500 penghuni di pusat Direncanakan Tidak
lingkungan dengan disediakan pada lokasi dimasukkan
radius maksimum 500m sesuai masterplan dalam
perencanaan perancangan
Pusat >2500 penghuni di Direncanakan Tidak
perbelanjaan pusat lingkungan disediakan pada lokasi dimasukkan
dengan radius sesuai masterplan dalam
maksimum 1000m perencanaan perancangan
Taman 40-100 keluarga, Direncanakan Dimasukkan
dengan jarak pelayanan disediakan pada lokasi dalam
maksimum 400-800m pengembangan hunian perancangan
Tempat 12-30 keluarga, dengan Direncanakan Dimasukkan
Bermain jarak pelayanan disediakan pada lokasi dalam
maksimum 400-800m pengembangan hunian perancangan
Lapangan Minimal 30.000 Tersedia pada Dimasukkan
Olah raga penduduk dengan permukiman di sekitar dalam
jangkauan area lokasi tapak dengan perancangan
pelayanan maksimum radius <1000m
1000m
Pelataran 40-100 keluarga dengan Belum tersedia Dirancang secara
Usaha jangkauan area temporer pada
pelayanan maksimum area terbuka yang
600m dirancang
Makam Minimal 10-15% dari Tersedia pada Tidak
area tanah lingkungan permukiman di sekitar dimasukkan
rumah susun lokasi tapak dalam
perancangan
Pra Belajar 1500 jiwa dengan Tersedia pada Dimasukkan
radius pencapaian permukiman di sekitar dalam
maksimum 500m lokasi tapak dengan perancangan
radius >1000m
Sekolah 1600 jiwa dengan Tersedia pada Tidak
Dasar radius pencapaian permukiman di sekitar dimasukkan
maksimum 1000m lokasi tapak dengan dalam
radius >1000m perancangan
Sekolah 4800 jiwa dengan Tersedia pada Tidak
Menengah radius pencapaian permukiman di sekitar dimasukkan
Pertama maksimum 1000m lokasi tapak dengan dalam
radius >1000m perancangan
Sekolah >4800 jiwa dengan Tersedia pada Tidak
Menengah radius pencapaian permukiman di sekitar dimasukkan
Umum maksimum 3000m lokasi tapak dengan dalam
radius >3000m perancangan

50
Fasilitas Standar Eksisting Kesimpulan
Lingkungan
Posyandu 1000 jiwa dengan Tersedia pada Menggunakan
radius maksimum permukiman di sekitar fasilitas ruang
2000m lokasi tapak serbaguna
Puskesmas 30.000 jiwa dengan Sudah tersedia Tidak
radius maksimum dimasukkan
1000m dalam
perancangan
Praktik 5.000 jiwa dengan Tersedia pada Dimasukkan
Dokter radius maksimum permukiman di sekitar dalam
1000m lokasi tapak perancangan
Apotek 10.000 jiwa dengan Tersedia pada Tidak
radius maksimum permukiman di sekitar dimasukkan
1000m lokasi tapak dalam
perancangan
Musholla Minimal 40KK dengan Belum tersedia Dimasukkan
jumlah penghuni dalam bentuk
minimal 400KK masjid
Masjid 30000 penghuni Belum tersedia Dimasukkan
kelurahan dalam
perancangan
Fasilitas Belum tersedia Dimasukkan
ibadah agama dalam
lain perancangan,
menggunakan
fasilitas gedung
serbaguna
Kantor RT 250 penghuni Belum tersedia Berada pada
lantai unit hunian,
tidak dimasukkan
dalam
perancangan
Kantor RW 1000 penghuni Belum tersedia Berada pada
lantai unit hunian,
tidak dimasukkan
dalam
perancangan
Kantor Sesuai dengan jumlah Belum tersedia Dimasukkan
Pengelola blok dalam
perancangan
Pos 200 penghuni Belum tersedia Dimasukkan
Keamanan/ dalam
Siskamling perancangan
Pos Polisi 2000 penghuni Direncanakan Tidak
disediakan pada lokasi dimasukkan
sesuai masterplan dalam
perencanaan perancangan
Pos Pemadam 30.000 jiwa Direncanakan Tidak
Kebakaran disediakan pada lokasi dimasukkan
sesuai masterplan dalam
perencanaan perancangan
Loket 30.000 jiwa Belum tersedia Dimasukkan
Pembayaran dalam
Listrik perancangan,
menjadi satu
dengan kantor
pengelola

51
Fasilitas Standar Eksisting Kesimpulan
Lingkungan
Loket 30.000 jiwa Belum tersedia Dimasukkan
Pembayaran dalam
Listrik perancangan,
menjadi satu
dengan kantor
pengelola
Gedung 1000 penghuni dengan Belum tersedia Dimasukkan
Serbaguna jarak maksimum 500m dalam
perancangan
Sumber: Analisa Penyusun

b. Pendekatan Persyaratan dan Besaran Ruang


Penentuan luas area fasilitas lingkungan dihitung berdasarkan kebutuhan
ruang dan persyaratan unit sarusun. Sebagai berikut

Tabel 12. Program ruang fasilitas lingkungan

L/unit
No. Fasilitas Kapasitas Jml Luas (m2) Sumber
(m2 )
Fasilitas Niaga
1 Warung 3.167 KK 20 45 ±900.00 AN; SNI
Ruang Terbuka
1 Taman 300 5 ±1500.00 AN; SNI
2 Tempat Bermain 3.167 KK 250 5 ±1250.00 AN; SNI
3 Lapangan Olah Raga 420 5 ±2100.00 AN; SNI
Fasilitas Pendidikan
1 Pra Belajar 120 siswa 126 5 ±630.00 AN; SNI
2 Sekolah Dasar 480 siswa 3000 1 ±3000.00 AN; SNI
Fasilitas Kesehatan
1 Praktik dokter 5.000 org 18 5 ±90.00 AN; SNI
2 Posyandu 1.000 org Menggunakan R. Serbaguna AN; SNI
Fasilitas Ibadah
1 Masjid 300 jiwa Menggunakan R. Serbaguna AN; SNI
2 Fasilitas ibadah 20.000 org Disesuaikan/menggunakan R. AN; SNI
agama lain Serbaguna
Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum
1 Pos Keamanan 1 pos/blok 4 15 ±60.00 AN; SNI
2 R. Serbaguna 1000 jiwa 250 5 ±1250.00 AN; SNI
3 Kantor Pengelola 22 blok 300 1 ±300.00 AN; DA
4 Loket pembayaran 12.000 org Menjadi satu dengan kantor AN; SNI
listrik, air, dan tagihan pengelola
lain

Sumber: Analisa Penyusun

Ket:
AN : Analisa
SNI : SNI No. 03-7013-2004
DA : Neufert, E., & Neufert, P. (2002). Architect's Data. Oxford: Blackwell Science.

52
c. Penggunaan Lahan
Sebagian fasilitas lingkungan direncanakan ditempatkan pada lantai 1 unit
rumah susun, sedangkan sebagian yang lainnya direncanakan menggunakan
bangunan sendiri dengan pembagian sebagai berikut

Tabel 13. Rencana penggunaan lahan fasilitas lingkungan

No Fasilitas Pada Unit Rusun Pada Bangunan Cakupan


Layanan
Sendiri
Fasilitas Niaga
1 Warung ±900 - Blok
Ruang Terbuka
1 Taman - ±1500.00 RW
2 Tempat Bermain - ±1250.00 RW
3 Lapangan Olah Raga - ±2100.00 RW
Fasilitas Pendidikan
1 Pra Belajar - ±630.00 RW
2 Sekolah Dasar - ±3000.00 Kawasan
Fasilitas Kesehatan
1 Praktik dokter - ±90.00 RW
2 Posyandu - Menggunakan r. RW
serbaguna
Fasilitas Ibadah
1 Masjid - Menggunakan r. RW
serbaguna
2 Fasilitas ibadah - Menggunakan r. RW
agama lain serbaguna
Fasilitas Pemerintahan
1 Pos Keamanan - ±60.00 Blok
2 R. Serbaguna - ±1.250.00 RW
3 Kantor Pengelola - ±300.00 Kawasan
4 Loket pembayaran - Menjadi satu dengan Kawasan
listrik, air, dan kantor pengelola
tagihan lain
TOTAL ±900.00 ±10.180.00
Sumber: Analisa Penyusun

5.1.5. Pendekatan Fungsional Prasarana Lingkungan


a. Aktivitas dan Kebutuhan Prasarana Lingkungan

Tabel 14. Kelompok aktivitas dan kebutuhan prasarana lingkungan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang


Penghuni - Berpindah ke tempat lain baik - Jalan setapak
menggunakan kendaraan maupun - Jalan kendaraan
Pengelola
tidak - Tempat parkir kendaraan
Bukan Penghuni - Memarkir kendaraan bermotor
- Memarkir sepeda - Tempat parkir sepeda
- Menggunakan angkutan umum - Halte transit
Sumber: Analisa Penyusun

53
b. Pendekatan Persyaratan dan Besaran Ruang
Penentuan luas area prasarana lingkungan dihitung berdasarkan kebutuhan
ruang dan persyaratan prasarana lingkungan sebagai berikut

Tabel 15. Program ruang prasarana lingkungan

L/unit
No. Ruang Kapasitas Jml Luas (m2) Sumber
(m2 )
1 Tempat parkir 1/blok 300 15 ±4500.00 AN; DJ;
kendaraan + gudang PPU; DA
2 Tempat parkir sepeda 237 300 15 ±4500.00 AN; DA
spd/blok
3 Halte transit 2 bus 72 5 ±360.00 AN; DA
Total ±9360.00 AN
Alokasi lahan ±34290.00 AN
Alokasi lahan untuk jalan kendaraan dan jalan setapak ±24930.00 AN
Sumber: Analisa Penyusun

Ket:
AN : Analisa
DJ : Kep. Dirjen Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96
PPU : Permen PU No. 60/PRT/1992
DA : Neufert, E., & Neufert, P. (2002). Architect's Data. Oxford: Blackwell Science.

5.1.6. Pendekatan Fungsional Utilitas dan Mekanikal Elektrikal


a. Aktivitas dan Kebutuhan Utilitas dan Mekanikal Elektrikal

Tabel 16. Kelompok aktivitas dan kebutuhan prasarana lingkungan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang


Penghuni Semua aktivitas dengan kebutuhan - Ruang genset
ruang utilitas MEE: - Ruang panel
Pengelola
- Kelistrikan dan pencahayaan - Penampungan sampah
Bukan Penghuni
- Pembuangan sampah
Sumber: Analisa Penyusun

b. Pendekatan Persyaratan dan Besaran Ruang


Penentuan luas area dihitung berdasarkan persyaratan MEE

Tabel 17. Program ruang utilitas, mekanikal, dan elektrikal

L/unit
No. Ruang Kapasitas Jml Luas (m2) Sumber
(m2 )
1 Ruang genset + panel 800KK 7.5 15 ±112.50 AN, KP
2 Pembuangan sampah 240KK/ 6 15 ±90.00 AN, SNI,
padat rumah tangga 6m3 KP
3 Penampungan air 20000 org 30 1 ±30.00 AN
utama + instalasi
pompa
Sumber: Analisa Penyusun

54
5.1.7. Integrasi Fungsional
Berdasarkan analisa obyek studi banding, diperoleh kesimpulan bahwa integrasi
fungsional dapat dicapai dengan meningkatkan keterkaitan masing-masing wadah
aktivitas yang ada. Wadah aktivitas yang diintegrasikan mencakup blok rumah
susun, lokasi bekerja, dengan fasilitas lingkungan yang digambarkan melalui
bagan organisasi ruang berikut:

Selasar

Ruang R Tamu + R Tamu +


Multifungsi Keluarga Keluarga

Dapur KM Dapur KM Dapur KM

Teras + K. Tidur Teras + K. Tidur K. Tidur


Jemur Jemur

Tipe Lajang Tipe Pasangan Teras +


(Tipe 27A) 1 anak (Tipe 27B) Jemur

Tipe Pasangan
> 1 anak (Tipe 40)

Bagan 7. Organisasi ruang unit sarusun


Sumber: Analisa Penyusun

Unit tipe lanjang Unit tipe pasangan Unit tipe pasangan


(Tipe 27A) 1 anak (Tipe 27B) >1 anak (Tipe 40)
Ruang Bersama/Publik tingkat RW

Unit tipe lanjang Unit tipe pasangan Unit tipe pasangan


(Tipe 27A) 1 anak (Tipe 27B) >1 anak (Tipe 40)
Akses Darurat

Unit tipe lanjang Unit tipe pasangan Unit tipe pasangan


(Tipe 27A) 1 anak (Tipe 27B) >1 anak (Tipe 40)

Unit Warung Pos Utilitas dan Parkir +


difabel Keamanan MEE Gudang

Akses Darurat

Bagan 8. Organisasi ruang dalam blok rumah susun


Sumber: Analisa Penyusun

55
Blok Rumah
Susun
Taman, Tempat

Ruang Bersama/Publik tingkat kawasan


bermain, Lap. Pra Belajar
Olah Raga

Ruang
Masjid/ Fas Bersama/ Posyandu +
Halte
Ibadah lain Publik Praktik dokter
Transit
tingkat RW

Blok Rumah Blok Rumah


Susun Susun
Kantor
Pengelola

Blok RW

Bagan 9. Organisasi ruang antar blok rumah susun dan fasilitas lingkungan tingkat RW
Sumber: Analisa Penyusun

Blok
RW

SD Kantor
Pengelola
Ruang

Fasilitas lingkungan
Bersama/
Lokasi bekerja

Publik
Halte tingkat Halte
Transit Kawasan Transit

Blok Blok
RW RW
Utilitas
Kawasan

Area
Residensial

Bagan 10. Organisasi ruang antar blok rumah susun dan fasilitas lingkungan tingkat kawasan
Sumber: Analisa Penyusun

Integrasi konektivitas rumah susun dengan lokasi bekerja dengan penyediaan


fasilitas penunjang transportasi menuju lokasi bekerja berupa halte, pedestrian,
dan jalur sepeda.

56
Gambar 27. Konektivitas rumah susun terhadap lokasi kerja
Sumber: (Institute for Transportation and Development Policy, 2017)

5.2. Pendekatan Aspek Arsitektural


5.2.1. Integrasi Fisik
Mengacu pada rancangan eksisting yang sudah ada, konsep bentuk fisik rumah
susun diselaraskan dengan building form and massing kawasan. Aspek fisik yang
diatur mencakup penentuan elemen berdasarkan prinsip sumbu, simetri, hierarki,
irama, datum, dan transformasi

Tabel 18. Analisa integrasi fisik

Aspek Eksisting Kawasan Respons pada Rusunawa Pekerja


Hierarki

Terdapat persimpangan jalan yang Persimpangan jalan dikembangkan


potensial dikembangkan sebagai sebagai area dengan hierarki
elemen pusat perhatian dengan tertinggi, sebagai pusat orientasi bagi
hierarki yang lebih tinggi penghuni yang ada

Sumbu

57
Aspek Eksisting Kawasan Respons pada Rusunawa Pekerja
Bentuk tapak membujur dengan Sumbu orientasi ditarik dari pusat
dilalui jalan kawasan dan berbatasan hierarki secara radial
dengan jalan arteri primer
Datum

Datum diciptakan dengan menata Datum diciptakan dengan menata


massa bangunan secara konsisten massa bangunan secara konsisten
pada sumbu hierarki pada sumbu hierarki
Simetri Gubahan massa bangunan rumah
susun pekerja dirancang berbentuk
simetris.

Sebagian besar gubahan massa


bangunan KIK menerapkan simetri
bentuk
Irama Tidak terdapat pengaturan irama
tertentu pada rancangan eksisting

Irama diciptakan melalui permainan


fasad unit sarusun pada masing-
masing blok
Transformasi Tidak terdapat pengaturan Transformasi bentuk menyesuaikan
transformasi tertentu pada rancangan dengan arah orientasi bukaan
eksisting
Sumber: Analisa Penyusun

58
5.3. Pendekatan Aspek Kontekstual

5.3.1. Aksesibilitas
Mengacu pada masterplan pengembangan, lokasi tapak direncanakan akan dilalui
jalur kendaraan dari arah area industri serta akses keluar-masuk site. Jalur tersebut
menciptakan area dengan tingkat aksesibilitas yang berbeda pada kawasan sebagai
berikut
Area Industri

Permukiman

Area Industri

Lokasi Site Keterangan


Aksesibilitas Tinggi
Aksesibilitas Sedang
Aksesibilitas Rendah
Jalur Kendaraan
Keluar-Masuk
Site
Gambar 28. Aksesibilitas dalam site
Sumber: Analisa Penyusun

5.3.2. Cahaya Matahari


Lokasi tapak yang berada di daerah tropis dapat menyediakan sumber cahaya
alami yang cenderung stabil sepanjang tahun.

Area Industri

Permukiman

Lokasi Site

Area Industri

Terbenam Terbit

Gambar 29. Arah terbit dan terbenam matahari


Sumber: Analisa Penyusun

59
5.3.3. Kebisingan
Area di sekitar tapak berupa kawasan industri dan jalur kendaraan berpotensi
menimbulkan kebisingan ke site, sehingga diperlukan penangkal suara

Area Industri

Permukiman

Lokasi Site

Area Industri

Keterangan
Kebisingan dari
lingkungan
Gambar 30. Kebisingan dari sekitar site
Sumber: Analisa Penyusun

5.3.4. View from Site


Terdapat potensi pandangan visual yang cukup bagus pada sisi utara berupa laut
dan sisi selatan berupa perbukitan dan gunung.

Area Industri

Permukiman
View Laut

Lokasi Site

Area Industri

View Perbukitan
Dan Gunung

Gambar 31. Potensi view from site


Sumber: Analisa Penyusun

60
5.4. Pendekatan Aspek Kinerja
5.4.1. Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan alami
Sistem pencahayaan alami digunakan untuk menerangi fasilitas ketika sumber
cahaya alami tersedia. Untuk memperoleh pencahayaan yang optimum, arah
bukaan dirancang tidak langsung menghadap arah matahari, namun dirancang
menyamping sejajar dengan arah matahari sehingga mengurangi jumlah panas
yang masuk ke dalam fasilitas

S B
Terbenam

T U
Bukaan
Maksimal
Bukaan
Minimal

Terbit

Gambar 32. Arah bukaan bangunan terhadap jalur matahari


Sumber: Analisa Penyusun

b. Pencahayaan buatan
Sumber pencahayaan buatan menggunakan sumber cahaya dari lampu
penerangan hemat energi. Pencahayaan buatan disediakan pada semua fasilitas
termasuk area yang tidak dapat dimasuki pencahayaan alam.

5.4.2. Sistem Penghawaan


Sistem penghawaan utama pada fasilitas dirancang untuk memaksimalkan
penghawaan alami dari angin yang bertiup. Lokasi yang berada di bibir pantai
mendapat pengaruh besar dari tiupan angin darat dan angin laut, sehingga arah
bukaan dapat disesuaikan untuk memaksimalkan tangkapan angin. Namun perlu
diperhitungkan pula potensi cemaran udara dari lingkungan industri di
sekelilingnya. Untuk mengurangi potensi cemaran udara masuk ke bangunan,
dapat dilakukan dengan peningkatan area hijau pada lokasi sekitar site.

61
Arah Darat

S B Bukaan
Maksimal

Bukaan
Maksimal
T
U

Arah Laut

Gambar 33. Arah hembusan angin darat/laut dan respons terhadap bukaan
Sumber: Analisa Penyusun

5.4.3. Sistem Jaringan Listrik


Sistem jaringan listrik direncanakan menggunakan sumber daya dari pembangkit
listrik di kawasan. Selain itu, disediakan pula fasilitas genset yang digunakan
sebagai sumber listrik cadangan dan disediakan dalam lingkup RW.

Blok Rumah Blok Rumah


Susun Susun

Pembangkit
Listrik

Transformator

Genset Genset

Bagan 11. Skema kelistrikan fasilitas


Sumber: Analisa Penyusun

5.4.4. Sistem Penangkal Petir


Sistem penangkal petir direncanakan menggunakan sistem Faraday yang
ditempatkan pada masing-masing blok rumah susun.

62
5.4.5. Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem jaringan air bersih direncanakan bersumber dari sumur dalam kawasan
yang ditampung dengan menggunakan sistem downfeed berskala kawasan dalam
satu buah tower air utama yang direncanakan untuk mencukupi kebutuhan air
bersih dalam skala kawasan termasuk kebutuhan air pemadam kebakaran.
Pompa Air
Sumber Air Sumber Air

Blok Rumah Blok Rumah


Susun Susun

Penampungan
air kawasan

Hydrant Hydrant

Bagan 12. Sistem jaringan air bersih kawasan


Sumber: Analisa Penyusun

5.4.6. Sistem Pembuangan Air Kotor


a. Grey Water
Sisa air kotor dari aktivitas rumah tangga langsung dibuang ke saluran IPAL
kawasan untuk diolah kembali sebelum dibuang/digunakan kembali
b. Black Water
Limbah black water yang dihasilkan dari fasilitas langsung ditampung oleh
fasilitas septic tank dan sumur peresapan yang diletakkan pada masing-masing
blok rumah susun.

5.4.7. Sistem Pencegah Kebakaran


a. Sistem proteksi aktif
Sistem proteksi aktif yang direncanakan mencakup fasilitas hydrant yang
terhubung dengan sumber air bersih utama kawasan, detektor kebakaran
berupa detektor panas dan asap, APAR, dan sistem sprinkler dalam fasilitas.

63
b. Sistem proteksi pasif
Sistem proteksi pasif yang direncanakan mencakup fasilitas tangga darurat
kebakaran pada masing-masing blok dengan jarak tiap tangga darurat
maksimum 45 meter setiap tangga.

5.4.8. Sistem Pembuangan Sampah


Sebagai fasilitas penunjang pembuangan sampah, disediakan shaft sampah pada
masing-masing blok yang terhubung dengan tempat penampungan sampah.
Peletakan bak penampungan sampah disesuaikan dengan sirkulasi kawasan agar
memudahkan pengangkutan menuju ke tempat pembuangan akhir.

5.4.9. Sistem Keamanan


Untuk menunjang keamanan kawasan, disediakan fasilitas pos keamanan dengan
petugas keamanan pada masing-masing blok. Selain itu, keamanan juga ditunjang
melalui penciptaan ruang aktivitas yang majemuk serta peletakan bangunan yang
diatur sedemikian rupa sehingga selalu ada aktivitas pengguna pada titik-titik
tertentu dan mencegah tindak kejahatan.

5.4.10. Sistem Penanggulangan Gempa Bumi


Upaya penanggulangan dampak terhadap aktivitas gempa yang mungkin terjadi
pada kawasan dilakukan dengan menggunakan sistem dilatasi struktur. Sistem
dilatasi yang dipilih berupa dilatasi balok

5.5. Pendekatan Aspek Struktural


5.5.1. Pendekatan Struktur Atap Bangunan
Struktur penutup atap miring menggunakan struktur kuda-kuda baja konvensional,
sedangkan pada atap datar dapat menggunakan bahan pelat beton

Gambar 34. Kuda kuda baja konvensional


Sumber: (Metsec Lattice Beams, 2017)

64
5.5.2. Pendekatan Struktur Badan Bangunan
Struktur badan bangunan menggunakan sistem beton bertulang precast yang
tersusun dari modul-modul struktur. Sistem struktur bangunan digunakan sebagai
“skeleton” bangunan yang solid dan permanen. Untuk komponen pengisi berupa
unit sarusun dirancang modular dan fleksibel dengan menggunakan sistem dinding
beton precast dan partisi ruangan berbahan kayu

Gambar 35. Sistem struktur beton precast modular


Sumber: Pinterest (2017)

Penentuan modul grid kolom disesuaikan dengan luasan tipikal masing-masing


unit sarusun. Luas tipikal unit sarusun berdasarkan perhitungan program ruang
yaitu 27m2 dan 40m2 yang diasumsikan dalam bentuk berikut. Modul grid kolom
utama diletakkan pada kelipatan dimensi ruang yaitu 9mx6m.

Tipe Tipe Tipe


27A 27B 40

Selasar Bersama Selasar Bersama

Gambar 36. Rencana modul sarusun dan kolom struktural


Sumber: Analisa Penyusun

65

Anda mungkin juga menyukai