Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

PERSEPSI KONSUMEN
Dosen Pengampu : Ardaneswari D.PC, STP., MP.

Disusun Oleh :
Karisma Dwi A 155100300111033 (18)
Vasthi Mahdiah 155100300111035 (19)
Ivana Thessalona 155100300111043 (22)
Zulfa Maulida 155100300111051 (24)
Puspamega Yulisnaini E 155100300111053 (26)
Ayu Trianingrum 155100300111057 (29)
Dhita Atikah M.P 155100301111005 (35)
Dinda Putri A 155100301111015 (37)
Tirsania Lindia P 155100301111043 (38)
Theressa Angela N.N 155100301111090 (41)

Kelas: C

Tanggal Tugas : 06 Maret 2018

Tanggal Presentasi : 13 Maret 2018

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumen dalam melakukan pembelian telah melalui beberapa tahapan
pertimbangan. Untuk mengetahui pertimbangan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian dapat dipelajari dalam perilaku konsumen. Perilaku
konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat
dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas
seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Konsumen
mengalami beberapa tahapan untuk memutuskan suatu pembelian yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif dan keputusan
pembelian.
Pada tahapan pencarian informasi maka yang dilakukan produsen
membangun persepsi konsumen terhadap perusahaannya. Sehingga tingkat
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dapat meningkat dan mempunyai
keinginan untuk melakukan pembelian terhadap produki perusahaan tersebut.
Menurut Agustian (2013), persepsi adalah pengalaman tentang obyek peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Selain itu menurut Supriono dan Miftahur (2017), persepsi
pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks serta melibatkan
aspek fisiologis. Proses psikologis dimulai dari adanya aktivitas memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan sehingga konsumen mampu
memberikan makna atas suatu obyek. Proses persepsi diawali dengan adanya
stimuli yang mengenai panca indra dan disebut sebagai sensasi.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang pemrosesan informasi
2. Mengetahui tentang persepsi
3. Mengetahui tentang persepsi konsumen
4. Mengetahui tentang makna rangsangan persepsi
5. Mengetahui tentang perceptual mapping
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pemrosesan Informasi
Salah satu tahapan dalam proses kognisi yang dilalui konsumen, dimulai dari
semua stimulus diterima hingga stimulus tersebut dimasukkan ke dalam memori
dan dapat dipergunakan kembali untuk memberikan gambaran/persepsi yang
lebih baik mengenai suatu produk/jasa kepada konsumen. Pemrosesan Informasi
adalah peristiwa dimanapara konsumen diarahkan menuju informasi, diajak untuk
mencari informasi, memahami informasi, menempatkan informasi di memori
mereka dan membukanya kembali untuk dipergunakan kemudian.
 Contoh Kasus :
Ina sedang menonton ftv di salah satu channel TV. Ketika ina melihat TV
terdapat iklan berupa produk teh. Dimana poduk teh ini menceritakan bahwa teh
merek ichitan yen yen mampu mengurangi rasa pedas setelah mengonsumsi
makanan yang pedas. Hal ini menunjukkan bahwa ina mendapatkan suatu
informasi mengenai produk ini, kemudian mengetahui manfaat dari produk teh
ichitan sehingga ketika dia sedang makan pedas dapat membeli produk ini.
 Pentingnya persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen
Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan
menganalisis persepsinya terhadap produk. Dengan persepsi konsumen,
perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau
kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan. Hal ini
karena persepsi konsumen merupakan salah satu faktor internal konsumen yang
mempengaruhinya mengambil keputusan. Oleh Karena itu, sangat penting
 Dampak
Persepsi konsumen mampu memberikan dampak yang baik bagi
perusahaan yang akan mengembangkan suatu produk baru. Persepsi merupakan
proses menganalisis faktor-faktor yang diinginkan konsumen dalam membeli
suatu produk. Dampak yang ditimbulkan dengan melakukan persepsi adalah
perusahaan mampu menciptakan produk sesuai permintaan konsumen selain itu
mengatahui celah pasar dalam menarik hati para calon konsumen.
a. Tiga Tahap Utama Pemrosesan Informasi
 Tahap reflex informasi : refleks yang ditampilkan saat pertama kali
memperoleh informasi. Reflek positif berupa kesan baik yang mampu
menarik hati konsumen terhapat suatu produk sehingga terdapat
keinginan untuk membeli produk tersebut. Refleks negative berupa kesan
yang kurang menarik hati konsumen sehingga tidak ada keinginan untuk
membeli produk tersebut.
 Tahap adaptasi: akibat pengulangan informasi, konsumen beradaptasi
terhadap informasi yang ditampilkan
 Tahap persepsi : munculnya persepsi tertentu dari informasi yang
ditampilkan.
Contoh ketiga tahap
Dina pergi ke sebuah toko kosmetik kemudian melihat-lihat bermerek kosmetik
yang ada. Ketika melihat suatu produk dina tertarik terhadap suatu produk
kosmetik yang ditampilkan pada suatu layar TV yang membuat dina memberikan
respon positif terhapat produk tersebut karena melihat dan mendapatkan informasi
yang berulang-ulang membuat dina menimbulkan keinginan untuk membelinya
karena sesuai dengan kondisi kulitnya akan tetapi harga yang ditawarkan kurang
sesuai sehingga ada 2 kemungkinan dinda akan membeli atau mencari produk
yang sama bagusnya dengan harga tejangkau.
b. Model Pemrosesan Informasi Konsumen
Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan
informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen ( Setiadi,
2003). Sensasi adalah respon langsung dan cepat dari pancaindra terhadap
stimulus yang datang, contohnya : iklan, kemasan, merk, dll. Jadi, proses
terbentuknya persepsi didasari oleh tahapan penerimaan, pengelolaan,
pengorganisasian dan interpretasi terhadap rangsangan yang diterima diterima (
Simamora, 2008).

Exposure
(Pemaparan)

Attention
Stimulus
(Perhatian)

Comprehension
(Pemahaman)

Gambar C. Model pemrosesan informasi

Pada gambar diatas terlihat bahwa proses informasi tercipta pada saat
produsen memberikan suatu stimulus berupa pemaparan; stimulus bisa berupa
iklan, produk, merek dan kemasan. Ketika konsumen mulai tertarik dengan
pemaparan tersebut kemudian masuklah pada tahap perhatian. Tahap perhatian
konsumen mulai mencari tahu manfaat dari stimulus tadi serta kandungan yang
ada. Pada tahap selanjutnya, konsumen mulai memahami atas stimulus yang
didapatkan untuk kebutuhannya di masa depan yang akan mempengaruhi proses
pembelian terhadap stimulus ini.

2. Pengertian Persepsi
Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan dalam bentuk fisik,
tetapi juga tergantung pada rangsangan yang ada disekitarnya dan kondisi yang
ada pada seseorang dan persepsi lebih penting dibandingkan realitas dalam
pemasaran, karena persepsi yang dapat mempengaruhi konsumen dalam
berperilaku, selain itu orang bisa mempunyai persepsi yang berbeda atas objek
yang sama. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan
gambaran yang memiliki arti. Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai proses
yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke
dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia.
a. Sensasi yang Mempengaruhi Persepsi
Pesan komunikasi pemasaran, maupun iklan sebagai suatu bentuk sensasi
yang diorganisasi untuk mempengaruhi persepsi, dapat secara efektif
mempengaruhi konsumen, jika :
- Mampu mempengaruhi elemen inderawi : bau, warna, rasa, suara, Citra
- Memiliki elemen struktural tertentu : ukuran, posisi, bentuk
b. Hubungan persepsi degan sensasi
Sensasi merupakan tahap dalam pembentukan persepsi konsumen.
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensansi. Sensasi
adalah suatu proses penyerapan informasi megenai suatu produk yang melibatkan
panca indra meliputi (pendengaran, penglihatan, penciuman dan peraba). Jadi,
pengertian Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir
dan menilai kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam
lingkungan mereka.
Contoh sensasi yang mempengaruhi konsumen
Rudi sedang menonton iklan sebuah produk telepon seluler terbaru
ditelevisis. Rudi akan memperhatikan segala informasi mengenai spesifikasi
produk, termasuk fitur-fitur yang di tawarkan produk tersebut. Pada, kasus ini rudia
akan menggunakan indra penglihatan dan pendengaran dalam proses
penerimaan informasi.
c. Komponen Inderawi Persepsi Konsumen
 Pandangan
Perusahaan berkomunikasi dengan konsumen dengan memberi rangsangan
pada indera penglihatan konsumen seperti rancangan toko, etalase produk, serta
memperhatikan efek warna, sinar, bentuk, gaya, tata letak, ukuran dan
sebagainya. Warna seringkali diasosiasikan dengan suasana tertentu, misalnya
lampu yang berwarna putih menimbulkan suasana dinamis dan lampu pijar yang
berwarna kuning memberikan kesan kehangatan.
Contoh Kasus :
Pada suatu toko yang menjual assesories khusus wanita, maka toko tersebut
mendesain tokonya dengan penataan yang rapi dan menggunakan gambar
maupun cat tembok yang menarik, sehingga dapat menarik perhatian konsumen.
 Suara
Suara seperti musik dapat mewakili suasana hati (mood) manusia dan
menciptakan brand awareness terhadap produk. Beberapa restoran seringkali
menyajikan musik yang lembut untuk menciptakan suasana relaks bagi
pengunjungnya sehingga mereka merasa nyaman untuk kembali.
Contoh Kasus :
Pada suatu restoran atau kedai makanan, sering kali kita jumpai bahwa pada
restoran tersebut menyediakan pemutar musik untuk menarik perhatian
konsumen, karena dengan adanya alunan musik konsumen akan merasa nyaman
dan betah ketika berada di restoran tersebut.
 Aroma
Aroma atau bau tertentu dapat mempengaruhi emosi seseorang, apakah rasa
senang, suka, tenang, bahkan sebal. Dalam bidang jasa, aroma pun banyak
digunakan untuk mempengaruhi perasaan dan perilaku konsumen. Sebuah
restoran dapat memberi aroma tertentu yang menciptakan mood dan rasa
nyaman.
Contoh Kasus :
Pada suatu restoran tidak jarang kita jumpai bahwa pada restoran tersebut
menggunakan parfum atau wewangingan yang khas, misalnya adalah aroma
melati dimana aroma tersebut dapat menimbulkan rasa tenang bagi konsumen
yang berada pada restoran.
 Rasa
Sensory receptor berperan penting ketika mereka berinteraksi dengan produk.
Bahkan konsumen seringkali memiliki rasa suka yang tinggi untuk rasa tertentu.
Kondisi ini sering ditemukan pada produk yang mengandung unsur jasa seperti
restoran.
Contoh Kasus :
Pada suatu toko kue dimana toko tersebut menyediakan tester bagi calon
konsumen yang akan membeli membuat konsumen merasa senang karena dapat
mencicipi segala jenis kue yang akan mereka beli, sehingga akan menciptakan
ketertarikan tersendiri di mata konsumen.
 Tekstur
Sentuhan terhadap produk-produk tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi
konsumen. Misalnya untuk produk kertas, atribut yang diinginkan konsumen
adalah kehalusan. Konsumen biasa menilai kualitas produk tekstil, pakaian,
karpet, furnitur dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan kualitas.
Contoh Kasus :
Pada suatu toko pakaian, kebanyakan konsumen menginginkan baju
menginginkan jenis pakaian yang halus dan lembut, maka konsumen tersebut
akan memegang kain pada b
d. Komponen Struktural Persepsi Konsumen
Faktor struktural merupakan faktor yang berasal dari stimulti fisik dan saraf-
saraf individu yang dapat mempengaruhi persepsi dari masing-masing konsumen,
antara lain:
 Ukuran
Semakin bersar ukuran suatu produk maka akan meningkatkan peluang produk
tersebut untuk di perhatikan oleh konsumen.
Contoh Kasus :
Sebuah toko boneka menjual berbagai ukuran boneka, boneka dengan ukuran
yang lebih besar akan lebih menarik perhatian konsumen dibandingkan dengan
boneka dengan ukuran yang kecil.
 Posisi
Iklan yang terletak pada 10% pertama pada halaman majalah akan berpeluang
diperhatikan dibandingkan jika diletakkan pada halaman lebih dari 10%.
Contoh Kasus :
Suatu iklan produk yang menawarkan produknya pada suatu brosur atau majalah,
kebanyakan produsen meletakkan iklan tersebut pada posisi yang paling awal. Hal
tersebut di harapkan produk yang ditawarkan dapat dilihat secara jelas oleh
konsumen.
 Warna
Iklan suatu produk yang memiliki banyak warna akan lebih menarik perhatian
konsumen dibandingkan dengan iklan produk yang hanya memiliki sedikit warna.
Contoh Kasus :
Pada suatu iklan produk yang ditawarkan melalui sebuah brosur yang memiliki
beragam warna lebih menarik perhatian konsumen dibandingkan dengan brosur
yang hanya memiliki warna hitam dan putih.
 Kontras
Kontrans dapat dihasilkan dari perpaduan warna-warna yang berbeda sehingga
dapat menghasilkan efek yang dapat menguatkan pesan dari produk yang
dihasilkan.
Contoh Kasus :
Kontras dapat diartikan sebagai ekspektasi, misalnya pada suatu produk susu
dengan merek dagang “bear brand”. Produk bear brand tersebut tidak sesuai
dengan gambar kemasannya yang berupa gambar naga sehingga hal tersebut
dapat menimbulkan kebingungan bagi konsumen karena tidak sesuainya gambar
yang ditampilkan dengan merek produk yang diperjual belikan.
e. Kerja Otak Memproduksi Persepsi Konsumen
Otak memproses sensasi yang diterimanya menjadi persepsi melalui
beberapa tahapan, antara lain :
 Memori Sensor
Memori sensor adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera.
Contoh Kasus :
Misalnya ketika kita sedang melihat ratusan hal pada saat kita berjalan selama
beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang kita lihat, hal
tersebut akan terlupakan oleh sesuatu yang lain yang lebih menarik perhatian kita
diantara sekian banyak yang ditangkap oleh indera penglihatan.
 Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek (short term memory) merupakan suatu proses
penyimpanan memori yang bersifat sementara, artinya informasi yang disimpan
hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
Contoh Kasus :
Jika nomor telepon dinyatakan sebagai untai karakter yang panjang, maka
seseorang dapat merasakan kesulitan untuk mengingat nomor tersebut. Namun,
jika nomor tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tentunya akan
lebih mudah untuk diingat dan membagi bilangan tersebut berdasarkan sifat-sifat
tertentu.
 Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang (long term memory) merupakan suatu proses
penyimpanan memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang
disimpan dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Contoh Kasus :
Contoh objek dari memori jangka panjang adalah nama kita, nama orang tua
kita, alamat rumah kita, nomor telepon kita, dimana data-data tersebut akan
tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan terus diingat.

3. Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada
rangkaian rangsangan, dan dalam hal ini adalah proses kognisi. Kognisi sendiri
merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu yang didapatkan dari
proses berfikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah
dengan mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membatangkan
dan berbahasa. Persepsi tidak hanya berperan penting dalam tahapan
pemrosesan sebuah inofrmasi namun juga berperan pada pasca konsumsi produk
yaitu ketika konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembelian poduk
tersebut, apakah konsuman merasa puas atau sebaliknya.
Contoh Kasus :
Terdapat 2 jenis baju yang di produksi oleh suatu pabrik tekstil, dimana terdapat
jenis baju dengan motif polos dan jenis baju dengan tampilan assesoris yang
banyak. Hal tersebut dapat menimbulkan persepsi konsumen bahwa jenis baju
dengan motif polos merupakan baju yang biasa saja dan tidak sesuai untuk dipakai
pada saat akan berpergian, namun berbeda dengan jenis baju yang memiliki
banyak assesoris, konsumen akan merasa bahwa baju tersebut mewah dan
sesuai ketika akan dipakai berpergian.
 Persepsi Ada Dua Hal Penting
Persepsi konsumen ini sangat penting dipelajari karena perilaku konsumen
didasarkan oleh persepsi mereka tentang apa itu kenyataan dan bukan kenyataan
itu sendiri. Menurut shiffman dan kanuk (1997) persepsi akan sesuatu berasal dari
interaksi antara dua jenis faktor:
a. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna
atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik akan
mampu menciptakan suatu rangsangan pada indra manusian, sehingga
mampu menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang
dilihatnya.Contoh: konsumen memilih untuk membeli sepatu Nike karena Nike
baru saja mengeluarkan desain terbaru yang lebih menarik dibandingkan
dengan Adidas.
b. Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca
indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan dorongan
utama serta harapan dari individu itu sendiri. Contoh: konsumen memilih untuk
membeli baju di Matahari daripada di Ramayana karena konsumen merasa
tidak puas dengan baju yang pernah dibeli di Ramayana.

4. Makna Rangsangan Persepsi


Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan
mempengaruhi seseorang melalui kelima alat inderanya yaitu penglihatan,
pendengaran, pembauan, perasaan dan sentuhan. Stimulus tersebut akan
diseleksi, diorganisir dan diinterprestasikan oleh setiap orang dengan caranya
masing-masing. Stimuli yang didapat oleh konsumen dapat membentuk persepsi
yang berbeda-beda antar konsumen yang satu dengan konsumen yang lain, oleh
karena pembentukan persepsi melewati tiga proses yaitu :
 Selective exposure: Seseorang hanya akan menerima rangsangan yang
berkenaan dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Contoh: setelah
konsumen membeli mobil Avanza, mereka akan lebih suka untuk membaca
dan mendengarkan iklan mobil yang telah dibeli, karena hal itu membuat
mereka yakin bahwa mereka telah melakukan keputusan pembelian yang
tepat.
 Selective attention: Seseorang hanya akan memperhatikan rangsangan
yang cocok dan berkenaan dengan kebutuhan mereka. Contoh: ketika ada
tayangan iklan, konsumen tidak menghiraukan iklan yang memuat tentang
produk susu untuk meninggikan badan karena merasa tinggi badannya sudah
ideal, sehingga mereka hanya memfokuskan pada iklan penambah berat bada
yang dirasa menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut.
 Selective interpretation: Seseorang hanya akan menerima informasi yang
kemudian diinterpretasikan sesuai dengan pemahamannya sendiri. Contoh:
ketika konsumen membaca informasi pada iklan atau produk yang dinilai
bersifat ambigu, konsumen tersebut akan menginterpretasikan informasi
tersebut sesuai dengan pemikiran dan pengetahuan yang dimilikinya
mengenai produk terkait.
a) Persepsi Produk
Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap
suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan,
bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk memengaruhi
perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar
dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga,
tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan).
Persepsi produk/pesan tertuju pada produk yang dibuat dalam komunikasi.
Perhatian berfokus pada dua tipe respon:
 Counter argument merupakan persepsi konsumen yang berkebalikan
dengan pesan dalam iklan. Konsumen akan mengekspresikan
ketidakyakinan dan ketidaksetujuan terhadap klaim dalam iklan mengenai
produk. Contoh: konsumen yang membaca iklan minyak goreng yang
mengandung vitamin A memberikan respon tidak mendukung iklan tersebut
karena ragu dengan konten iklan dan menganggap bahwa penggunaan
vitamin tidak bisa diaplikasikan pada kandungan minyak goreng.
 Support argument yaitu apabila konsumen mendukung argumen atau
berpersepsi bahwa konsumen setuju atau sependapat dengan klaim dalam
iklan. Sehingga indikasi bahwa pemrosesan informasi iklan berjalan efektif bila
seorang konsumen memberikan argumen yang mendukung (support
argument). Contoh: konsumen yang membaca iklan mengenai iklan obat batuk
tanpa kantuk memberikan respon positif atas iklan tersebut karena dirasa
sangat berguna.
Persepsi mengenai pesan/produk yang telah terbentuk setelah
konsumen sasaran menyaksikan penayangan iklan akan membentuk sikap
mereka terhadap merek yang akan memengaruhi minat beli secara tidak
langsung.
b) Persepsi Berbeda Dipengaruhi Tiga Hal
Bagaimana individu-individu mungkin memandang satu benda yang sama
dengan yang berbeda, faktor-faktor berikut menjelaskan bahwa pihak pelaku
persepsi (perceiver), dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam
konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan akan dapat mempengaruhi
terbentuknya suatu persepsi. Seperti yang akan dijelaskan dibawah ini, menurut
Robbins (2006:89):
 Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada satu obyek dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi ke
perilaku persepsi individu itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang
mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman
masa lalu, dan pengharapan. Contoh: seorang perias yang memiliki pengetahuan
dan keahlian merias yang lebih dibandingkan konsumen biasa akan cenderung
memilih produk yang berkualitas tinggi tanpa terlalu memikirkan masalah
harganya.
 Target dan Obyek
Karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa yang
dipersepsikan gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target
membentuk cara kita memandangnya. Hubungan suatu target dengan latar
belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk
mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip. Contoh: ketika
sepatu basket dari Reebok dan Nike disandingkan bersama, satu konsumen akan
cenderung lebih memilih Reebok karena bahan sepatu yang dinilainya lebih bagus
sedangkan satu konsumen yang lain akan cenderung lebih memilih Nike karena
dinilai sepatu Nike lebih ringan dipakai.
 Situasi
Unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Waktu adalah di
mana suatu obyek atau peristiwa itu dilihat agar dapat mempengaruhi perhatian,
seperti juga lokasi, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor situasional. Contoh:
ketika sedang musim panas, konsumen tidak terlalu memperhatikan baju
berlengan panjang di toko, tetapi ketika musim dingin mulai datang konsumen
akan memilih dan membeli baju berlengan panjang tersebut.
c) Persepsi Sumber/Model Iklan
Iklan yang digunakan untuk komunikasi dengan konsumen secara efektif
perlu dirancang dengan baik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektifitas suatu iklan adalah penggunaan model yang tepat. Model
iklan akan mampu menarik minat konsumen sehingga dapat menciptkan pengaruh
kuat terhadap persepsi konsumen. Peran utama yang ditugaskan pada model iklan
dalam mempromosikan barang atau jasa adalah sebagai berikut:
 Memberi kesaksian
Penggunaan model dalam iklan sebenarnya memiliki tujuan utama untuk
memberikan kesaksian mereka pada konsumen terhadap kualitas dan keunggulan
produk. Semakin meyakinkan kesaksian yang disampaikan oleh model maka
persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan semakin baik.Contoh : Anggun
C Sasmi yang dikontrak sebagai iklan model shampo pentene. Rambut lurus,
hitam dan panjang milik Anggun merupakan bentuk kesaksian yang disampaikan
dalam iklan pentene. Hal ini dimaksutkan untuk meyakinkan konsumen bahwa
shampo pentene dapat memberikan efek yang bagus pada rambut.
 Memberikan dorongan (endorsment)
Model yang digunakan dalam iklan juga bertugas untuk memberikan dorongan
pada konsumen untuk melakukan pembelian pada produk. Contoh : Sophia
Latjuba yang digunakan sebagai endorser dalam iklan Tolak Angin bertugas untuk
mendorong konsumen melakukan pembelian pada produk tersebut.
Persepsi yang terbentuk dari konsumen atas model iklan dapat berupa
respon negatif maupun positif. Respon negatif dari konsumen akan muncul apabila
model berbohong atau kesaksian terlihat mengada-ada sehingga konsumen sulit
untuk menerima apa yang disampaikan model tersebut. Contohnya ketika seorang
model yang mengiklankan shampoo namun rambutnya justru terlihat kusam dan
tidak terawat. Hal ini akan berdampak pada penurunan penerimaan pesan dan
menciptakan persepsi yang buruk pada konsumen terhadap produk itu sendiri.
Sedangkan persepsi positif akan terbentuk apabila konsumen merespon dengan
baik penggunaan model dalam iklan sehingga pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik dan mampu meyakinkan konsumen terhadap kualitas dan
keunggulan produk. Contoh persepsi positif adalah penggunaan model asli korea
untuk mengiklankan produk kimchi import. Persepsi terhadap model iklan ini akan
ikut berperan membentuk persepsi konsumen pada produk yang nantinya akan
mendorong keputusan pembelian. Model iklan juga akan ikut mempengaruhi minat
beli dari konsumen pada produk yang mereka iklankan
d) Persepsi Terhadap Iklan
Iklan merupakan betuk penyampaian pesan dari produsen kepada konsumen.
Iklan dari berbagai media yang dipasang oleh sebuah industri bersifat
mempersuasi khalayak dan sebagai bentuk promosi atas produk mereka. Dalam
mempromosikan produk, iklan juga berperan dalam membangun citra merek
(Dapu dkk, 2015). Citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi
konsumen terhadap suatu produk yang dibentuk oleh informasi dan pengalaman
masa lalu. Citra merek ini berkaitan dengan sikap yang berupa keyakinan dan
preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra merek positif lebih
memungkinkan melakukan pembelian karena kepercayaan mereka terhadap
kualitas dan kuantitas merek tersebut. Selain itu, produk yang memiliki citra merek
positif akan lebih menarik perhatian masyarakat (Setiadi,2013 )
Contoh kasus pengaruh iklan pada persepsi konsumen dapat dilihat dari
produk air mineral Aqua. Produk Aqua mulai menghilangkan segel plastik dari
kemasannya dengan tujuan untuk ikut melestarikan lingkungan. Keputusan ini
tentu berdampak pada konsumen yang mulai meragukan keaslian kemasan Aqua
tanpa segel plastik. Menanggapi keresahan konsumen tersebut, Aqua membuat
iklan promosi di media elektronik yang memberikan pengertian pada masyarakat
bahwa produk Aqua merupakan produk ramah lingkungan dan tetap aman
dikonsumsi meskipun tanpa segel. Tidak hanya itu, label pada kemasan air mineral
juga didesain dengan gambar peduli lingkungan. Sebagai ganti segel, Aqua telah
merancang pengkodean produk dimana kode dalam tutup botol akan sama
dengan kode pada botolnya. Dari iklan tersebut Aqua berusaha mempertahankan
citra merek positif yang telah terbentuk di masyarakat meskipun telah dilakukan
inovasi pada kemasan produk.

5. Perceptual Mapping
Perceptual mapping merupakan product positioning menurut persepsi para
konsumen. Persepsi memegang peranan penting dalam konsep positioning dan
segementasi suatu produk karena manusia menafsirkan produk/merek melalui
persepsi. Persepsi inilah yang menjadi pusat perhatian dalam positioning.
Perceptual mapping akan menunjukkan posisioning dan segmentasi produk yang
kemudian akan didapatkan gambaran jelas mengenai peta kompetisi dengan
pesaing. Apabila posisioning antara konsumen dengan produsen berbeda maka
produsen perlu melakukan reposisi produknya. Kunci keberhasilan positioning
sendiri terletak pada sejauh mana perusahaan mampu menciptakan persepsi yang
diinginkan oleh konsumen. Positioning yang baik akan membuat pelanggan lebih
mudah melihat produk perusahaan dibandingkan dengan produk sejenis dari
pesaing
6. Studi Kasus (1)
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP IKLAN MOBIL AVANZA MELALUI
MEDIA TELEVISI

Made Yeppi Herunda


Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 12 Nomor 1 Hal. 141-155

Dunia persaingan pasar saat ini semakin meningkat dan semakin ketat.
Kegiatan peningkatan produksi tidak lagi dipandang sebagai masalah yang berat
dibandingkan dengan kegiatan memasarkan barang yang dihasilkannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah
kegiatan pemasarannya. Seperti hadirnya mobil dalam dunia sekarang yang
sebagian besar penduduknya mempunyai mobil, Toyota sebagai salah satu
perusahaan mobil terbesar didunia juga harus mengembangkan dan
mempromosikan jenis produknya melalui iklan di televisi. Salah satu varian
terbarunya adalah All new avanza versi tour keliling Indonesia. Melalui iklan-
iklannya mobil avanza terus melakukan upaya promosi dengan tampilan iklan yang
terbaru sehingga mampu mempengaruhi persepsi konsumen dan menarik minat
konsumen terhadap mobil toyota avanza versi terbaru tersebut. Dimana dalam
iklan tersebut, konsumen diajak merasakan bahwa jika menggunakan mobil
avanza seluruh medan yang ada di Indonesia dapat dilalui dari ujung barat hingga
ujung timur tidak ada yang tidak bisa dilewati. Bisa mengantar apa saja yang kita
mau, dari mulai mengantar bantuan sampai mengantar hingga selamat. Banyak
temannya, dimana menanggung jalan kemana saja, selalui siap melayanai
dimanapun berada. Rasanya seperti mempunyai keluarga dimana-mana, yaitu
avanza benar-benar tercipta untuk Indonesia dari dulu hingga nanti. Seperti itulah
yang digambarkan dalam mobil iklan Avanza di televisi. Sehingga dari iklan-iklan
tersebut dilakukan penelitian secara kualitatif dengan observasi dan wawancara
terhadap konsumen yang menonton iklan avanza, Dari penelitian secara kualitatif
terhadap wawancara konsumen dapat disimpulkan bahwa dari iklan tersebut
avanza menonjolkan beberapa maksud yang ditangkap oleh konsumen sesuai
dengan apa yang diinginkan perusahaan dalam iklan tersebut, yaitu :
1. Mobil avanza sebagai kendaraan yang nyaman
2. Mobil avanza sebagai mobil yang banyak temannya, yaitu dengan menyajikan
iklan bahwa avanza tersebar dimana-mana dan diketahui dari penduduk Indonesia
hampir 80%nya mempunyai mobil avanza
3. Avanza sebagai kendaraan multifungsi, hal ini ditangkap oleh konsumen yang
digambarkan seperti mobil avanza dapat difungsikan untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan sosial maupun lingkungan.
4. Design yang trendy, mobil avanza terus melakukan inovasi terhadap desain
produk kendaraan pada umumnya.
Sehingga dari beberapa maksud konsumen tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa, pemasaran mobil avanza terhadap iklan di media televisi
tersebut mampu mempengaruhi persepsi konsumen agar mampu mengartikan
apa yang dimaksud oleh perusahaan toyota dan akhirnya konsumen tertarik untuk
memiliki mobil toyota avanza versi tour keliling Indonesia.
Studi Kasus (2)
Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Di Indomaret Unit
Panjaitan 2 Plaju Palembang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian di Indomaret unit panjaitan 2
plaju. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskiptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini mengacu pada seluruh orang yang melakukan transaksi pembelian
di indomaret unit panjaitan 2 plaju dengan sample berjumlah 99 orang.. Variabel
Persepsi Konsumen (Variabel X) terdapat 7 pertanyaan. Sedangkan variabel y
yaitu variabel keputusan pembelian yang terdapat 5 pertanyaan.
Tabel 1. Rata-rata Variabel Persepsi Konsumen

Berdasarkan tabel di atas bahwa rata-rata keseluruhan dari pernyataan


mengenai persepsi konsumen adalah 3,48. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
setuju mengenai pernyataan persepsi konsumen. Untuk rata-rata setiap
pernyataan, nilai paling tinggi didapat pada pernyataan pertama sebesar 3,75 yaitu
lokasi bedirinya gerai yang sangat strategis menjadi pertimbangan dalam
melakukan pembelian.
Tabel 2. Rata-rata Variabel`keputusan pembelian

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai R adalah sebesar 0,856 atau
85,6% menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara persepsi konsumen dan
keputusan pembelian adalah sangat kuat karena besarnya > 0,80, sedangkan
koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,733 atau 73,3%, berarti variasi
variabel keputusan persepsi konsumen tersebut terhadap variabel keputusan
pembelian sebesar 73,3% , sedangkan sisanya 26,7% (100% - 26,7%)
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini,
seperti variabel motivasi dan sikap konsumen
DAFTAR PUSTAKA

Agustian, W. 2013. Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Di


Indomaret Unit Panjaitan 2 Plaju Palembang. Seminar Nasional
Informatika

Dapu, S.M, dkk. 2015. Persepsi Khalayak terhadap Iklan Aqua Botol Tanpa
Segel Plastik Kasus di Kelurahan Malayang Timur Kota Manado.
Jurnal Acta Diurna 4(3): 1-10

Herunda, M.Y. Persepsi Konsumen Terhadap Iklan Mobil Avanza Melalui


Media Televisi.Jurnal Manajemen dan Bisnis 12 (1): 141-155

Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada Motif,


Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Kencana. Jakarta.

Setiawan, R.Z dan Tatik, S. 2014. Citra Merek, Bintang Iklan dan Kesadaran
Merek: Cukup Kuatkah Mempengaruhi Intensi Pembelian Kecap
Manis ABC di Surabaya. Jurnal Bisnis dan Perbankan 4(2) : 177-188.

Simamora, B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta

Supriono dan Miftahur R. O. 2017. Analisis Perceptual Mapping Value


Proposition Dalam Pemilihan Produk-Produk Berbasis E-Commerce.
Jurnal Administrasi Bisnis 50(1): 108-117

Anda mungkin juga menyukai