Anda di halaman 1dari 2

Banyak orang tua memiliki pemikiran yang kurang tepat.

Mereka bangga sekali


dengan kemampuan anaknya secara kognitif, atau yang biasa dikenal dengan
prestasi akademik. Pada kenyataannya, di sekolah anaknya tumbuh menjadi pribadi
yang maunya menang sendiri, “selfish”, dan kurang pandai bergaul. Sebaiknya, ada
anak-anak yang memiliki kepribadian atau moral akhlak yang baik justru hanya di
pandang sebelah mata, karena nilai akademiknya tergolong biasa biasa saja.
(Sebelum kita membaca lebih jauh, silakan simak “Ciri-ciri Anak Yang Memiliki
Kecerdasan Emosi Tinggi, dan Cara Mendidiknya”)

Salain itu, banyak yang pandai secara intelektual, tapi gagal dalam kecerdasan
emosional. Banyak bukti bisa kita temukan, saat ini banyak terjadi penganiayaan,
tawuran, Narkoba, di mana banyak dilakukan oleh anak dan remaja. Sebenarnya,
banyak anak yang pandai. Tapi karena emosinya sulit dikendalikan, mudah
terpengaruh lingkungan, sehingga tawuran menjadi salah satu saluran pelampiasan
emosi dan ketidakmampuan mengendalikan emosi.

Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik adalah anak yang mampu
mengelola emosinya dengan bijak. Ia mampu menyelesaikan permasalahannya
dengan baik, berhati-hati dalam membuat keputusan, serta mampu mengontrol
emosinya untuk diarahkan pada aktivitas yang positif. Tentu saja ketrampilan seperti
ini tidak dapat diperoleh secara tiba-tiba. Membutuhkan waktu yang tidak singkat
agar seorang anak memiliki kecerdasan emosi yang baik.

Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik, biasanya memiliki kesadaran diri
yang tinggi. Ia akan memahami perasaan orang lain, serta mampu mengevaluasi
apa yang ada di dalam dirinya. Ia adalah pribadi yang pantang menyerah dalam
menggapai apa yang dicita-citakan. Ia juga akan paham akan pengaruh dari setiap
tindakan dan perkataannya kepada orang lain. Ia akan berusaha untuk tidak
menyakiti hati orang lain, karena ia sendiri tidak mau disakiti orang lain. Anak yang
memiliki kecerdasan emosi yang baik mampu memotivasi dirinya sendiri. Ia tidak
mau bergantung pada orang lain dalam mencapai apa yang menjadi harapannya. Ia
selalu berusaha menyelesaikan setiap konflik yang ia hadapi dengan kepala dingin.
Anak yang terus mempertahankan kepribadian yang seperti ini, pasti akan
mendapatkan keberhasilan di dalam hidupnya. Ia akan cepat bangkit saat
mengalami kegagalan, dan mampu belajar dari kegagalan yang dia alami.

Memiliki anak yang berkepribadian seperti yang tertulis di atas memang tidak
mudah. Membutuhkan pendampingan dan bimbingan yang intens dari orang tua.
Orang tua tidak hanya hadir untuk mengajari, namun juga menjadi teladan. Orang
tua akan dipaksa untuk bertingkah laku dan bertutur kata yang baik agar anaknya
mau mencontoh orang tuanya. Dari kebersamaan dengan orang tua, akan tumbuh
kasih sayang antara orang tua dan anak. Kasih sayang inilah yang akan mempererat
hubungan yang saling mempengaruhi tanpa ada unsur memaksa. Anak mau
melakukan permintaan orang tua dengan tulus karena tidak ingin membuat orang
tuanya sedih atau kecewa. Sedangkan orang tua selalu berusaha tidak
mengecewakan anaknya dengan menunjukkan perilaku dan perkataan yang baik.
Dari kasih sayang antara orang tua dan anak inilah kecerdasan emosi anak pertama
tumbuh, dan merupakan tunas yang akan menentukan perkembangan emosi anak
di masa depan. Orang tua memang memiliki peran yang penting dalam
perkembangan kecerdasan emosi anak, terutama dalam hal keteladanan. Memberi
keteladanan dari contoh yang baik dapat membentuk karakter terpuji pada seorang
anak. Bagaimana pun anak lebih banyak belajar dari perilaku orang tua daripada
kata-kata orang tua, walaupun terkadang orang tua kurang menyadarinya. Misalnya,
banyak orang tua melarang anaknya terlalu lama nonton TV, namun pada
kenyataannya orang tua sering nonton TV hingga larut malam. Hal ini tentu perlu
dihindari, supaya perkembangan emosi anak bisa bertumbuh secara maksimal.

Agar kecerdasan emosi anak bisa berkembang secara maksimal, peran orang tua
dalam memberikan bimbingan kepada anak sangatlah penting. Kedekatan antara
orang tua anak dan orang tua sangatlah penting. Orang tua perlu memberikan waktu
bersama anak agar anak merasakan kasih sayang dan perhatian orang tua. Aktivitas
berupa makan bersama, liburan bersama, bermain bersama dan aktivitas bersama
lainnya sangatlah penting.

Anda mungkin juga menyukai