Medical Lessoning
Penyusun :
dr. Waskitho Nugroho
CHAPTER I
ANATOMI RENAL
ORGAN PENYUSUN SISTEM URINARIA
RENAL / GINJAL
Letak pada dinding posterior
abdomen
Ren sinister terletak setinggi
costae 11-12, atau VT 12-VL1
Ren dexter terletak setinggi
costae 12 atau VL 1-2
Ukuran 5x10x4 cm, 120-300 g
STRUKTUR GINJAL / RENAL
Hilus
A . Renalis (A. Abdominalis-
VL2)
V. Renalis (V. Cava inferior)
Ureter
Cortex
Tubulus contortus proximal &
distal
Medulla
Piramis renalis; ansa Henle, ductus
colectivus papilla renalis
3-4 calyx minor calix major
INERVASI RENAL
Segmental arteries
Peritubular venules
Afferent arterioles
Peritubular capillaries
http://www.geocities.com/biology_4e/cross_section_of_kidney.jpg
Nephron:
1. Renal corpuscle :
a. Glomerulus
b. Bowman’s capsule
2. Renal tubule:
a. Proximal convoluted tubule
b. Loop of Henle
c. Distal convoluted tubule
Collecting duct
Papillary duct
http://www.farmakologija.com/materia/images/nephron.gif
http://coe.fgcu.edu/faculty/greenep/kidney/glomer3.jpg
CHAPTER II
FISIOLOGI BERKEMIH (FUNGSI RENAL)
Fungsi ginjal
1. Ekskresi sisa metabolisme
2. Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi
elektrolit
4. Regulasi tekanan darah
5. Regulasi keseimbangan asam basa
6. Produksi eritropoeitin
7. Fungsi metabolik khusus
Peranan ginjal
16 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
Filtrasi, Reabsorpsi, Sekresi &
Ekskresi di Nefron
17 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
Respons thd Peningkatan Tekanan Darah
18 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
Respons Terhadap Penurunan Tekanan Darah
19 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
Peranan Atriopeptin
20 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
KESEIMBANGAN CAIRAN
Agar tubuh mengalami hidrasi yang cukup, cairan yang
masuk harus sama dengan cairan yang keluar dari
tubuh
Cairan Masuk:
- Minuman (60%) dan makanan (30%)
- Air metabolik atau oksidasi (10%)
Cairan Keluar :
- Urine (60%) dan feces (4%)
- Insensible losses (28%), keringat (8%)
Tekanan arteri
Peningkatan tekanan arteri tekanan dalam nefron meningkat
laju filtrasi glomerulus
Autoregulasi : bila tekanan arteri kontriksi arteriol afferent
mencegah kenaikan tekanan glomerulus
Pengontrolan LFG
Pengaturan aliran darah melalui arteriol ginjal, resistensi
aa.afferen dan efferen
Autoregulasi : mempertahankan LFG tetap konstan pada
tekanan darah 75-160 mmHg
Hormon dan syaraf otonom
Pengontrolan LFG (lanj)
Selama menit pertama sesudah perubahan tekanan arteri
maka aliran darah renal akan diatur sendiri
Pada periode jam berikutnya laju filtrasi glomerulus akan
diatur sendiri, sedangkan aliran darah renal juga diatur
sendiri
Pengontrolan LFG (lanj)
Mekanisme autoregulasi LFG-tubulo glomerular
feedback
Ada 2 mekanisme umpan balik :
1. Mekanisme umpan balik vasodilator arteriol afferent
2. Mekanisme umpan balik vasokonstriktor arteriol efferent
Kombinasi kedua umpan balik ini disebut Tubuloglomerular feedback
Pengontrolan LFG (lanj)
Mekanisme umpan balik vasodilator afferent
Aliran filtrat glomeruli yang sangat sedikit ke dalam tubuli
konsentrasi ion Cl pada macula densa dilatasi
arteriol afferent aliran darah renal ke glomerulus
tekanan gromerulus laju filtrasi glomerulus kembali
Pengontrolan LFG (lanj)
Mekanisme umpan balik vasokonstriktor arteriol
efferent
Laju filtrasi glomerulus rendah reabsorpsi berlebihan
ion Cl konsentrasi ion Cl pada makula densa sel
juxtaglomerular sekresi renin pembentukan
angiotensin II Angiotensin II menimbulkan konstriksi
pada arteriol afferent tekanan glomerulus meningkat
laju filtrasi glomerulus kembali normal
PERAN HORMON ALDOSTERON
Aldosteron dihasilkan oleh korteks kelenjar adrenal
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na dan sekresi K di
tubuli
PERANAN ADH TERHADAP
OSMOLALITAS CAIRAN EXTRASEL
Osmolalitas cairan extrasel rata-rata 300 mOsm/liter
dengan konsentrasi Na 142 mEq/liter
Osmolalitas cairan extrasel sebagian besar
ditimbulkan oleh ion Na
Oleh karena itu kontrol osmolalitas dan kontrol
konsentrasi Na terjadi secara bersamaan
Kontrol osmolalitas terjadi melalui mekanisme umpan
balik
PERANAN ADH TERHADAP
OSMOLALITAS CAIRAN EXTRASEL
Peningkatan osmolalitas akan merangsang
osmoreseptor (hipotalamus anterior dekat nukleus
supra optikum)
Sehingga akan menstimulasi pengeluaran ADH oleh
hipofise posterior
ADH akan meningkatkan permeabilitas tubuli distal
dan duktus koligentes sehingga meningkatkan absorpsi
air, sehingga air lebih banyak ditahan dalam cairan
extrasel dan osmolalitas akan kembali normal
Maintaining Water and Electrolyte Balance
Figure 15.9
Copyright © 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings Slide 15.32
REFLEX MIKSI
Pengaturan Onkotik dan Hidrostatik
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah aliran osmotik
cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air tetap berada
dalam plasma darah di intravaskular
2. Tekanan hidrostatik ( filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem tertutup, atau
tekanan yang menyebabkan cairan intravaskular pindah ke
ekstravaskular
CHAPTER III
SINDROM NEFROTIK, GNA, GGA
SINDROMA NEFROTIK
Overview…
Terminologi
Patofisiologi
Patogenesis Edema pada SN
Terapi
GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)
/ SINDROMA NEFRITIK
OVERVIEW..
Patogenesis proteinuria
TERIMA KASIH…………