Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

GASTRITIS PADA PET ANIMAL


MATA KULIAH PENYAKIT INTERNAL INFEKSIUS

Oleh :
Kelompok 4
FARID ABDURRAHMAN 115130100111004
BUYUNG YAHYA 115130100111013
EVRIS HIKMAT I.S. 115130100111014
SHINTANY R. WIDYANANDA 115130101111003
DZUNNURAINI SYUKRI 115130101111004
TRI CAHYO D. 115130101111005
FERRIANTO DIYAN K. 115130101111022
TRI PURNAMA P.S. 115130101111023
IREINE WAHYU A. 115130101111024
SHALLY FATURRAHMA 115130101111025
ALMABI GANADAMAR 115130107111011
MUH. HUSNI RIFAI 115130107111012

Dosen: drh. Iman Setyowati


PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Tuhan YME mungkin makalah ini
tidak akan sanggup terselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang gastritis yang
merupakan salah satu penyakit internal infeksius pada pet animal atau hewan kecil. Makalah
ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan YME
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya kuman berbentuk spiral dalam lambung manusia sebenarnya sudah


dilaporkan sejak tahun 1875 oleh seorang sarjana Jerman yang mendapatkan kuman
berbentuk spiral pada mukosa lambung. (Blazer, 2005) Pada tahun 1893, seorang sarjana
Italia bernama Giulio Bizzozero melaporkan bakteri berbentuk spiral yang hidup dalam
lambung anjing yang bersuasana asam kuat. Hubungan antara kuman spiral tersebut
dengan penyakit lambung pertama kali dianjurkan oleh Professor Walery Jaworski dari
Polandia yang meneliti kuman yang ditemukan dalam sedimen cairan lambung pada
tahun 1899 yang pada waktu itu dinamakan Vibrio rugula. Tetapi laporan tersebut tidak
banyak mendapat perhatian karena ditulis dalam bahasa Polandia. Laporan-laporan itu
tidak mendapat perhatian karena bertentangan dengan dogma yang banyak dianut oleh
para dokter bahwa tidak ada kuman yang bisa hidup dalam lambung yang begitu asam
suasananya. Kuman ini ditemukan kembali dan dilaporkan oleh Robin Warren seorang
ahli patologi dari Australia pada tahun 1979. Selanjutnya pada tahun 1981, Warren
melanjutkan penelitian tentang kuman tersebut bersama Barry Marshall, seorang residen
Penyakit Dalam. Kedua orang tersebut berhasil membiakkan kuman spiral tersebut.
Dalam laporan Marshall dan Warren pada tahun 1984 dalam majalah Lancet, mereka
telah menyatakan bahwa kebanyakan ulkus lambung dan gastritis disebabkan oleh karena
kuman tersebut. (Warren dan Marshall, 1984) Dalam usahanya untuk membuktikan
bahwa kuman spiral tersebut menyebabkan penyakit lambung, Marshall telah melakukan
percobaan terhadap dirinya sendiri. Dia telah menelan kuman H. pylori yang dibiakkan
dan beberapa hari kemudian dilakukan endoskopi dan ternyata terjadi gastritis pada
lambung Marshall yang disertai dengan adanya kuman H. pylori. Marshall kemudian
mengobati dirinya sendiri dengan gabungan garam Bismuth dan Metronidazol selama 2
minggu dan akhirnya bebas dari kuman tersebut. Dalam laporan Warren dan Marshall,
kuman lambung berbentuk spiral ini dinamakan Campylobacter pyloridis, dan kemudian
dirubah menjadi Campylobacter pylori. Kedua sarjana yang menemukan kembali kuman
spiral yang kemudian dinamakan Helicobacter pylori ini telah menerima hadiah nobel
dalam ilmu kedokteran pada tahun 2005.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan gastritis?
2. Apa penyebab dari gastritis?
3. Bagaimana gejala klinis dan diagnosa dari gastritis?
4. Bagaimaana cara mengobati penyakit gastritis

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gastritisdan penyebabnya
2. Untuk mengetahui gejala klinis dari gastritis dan diagnosanya
3. Serta mengetahui jenis obat apa saja yang dapat di gunakan untuk mengobati penyakit
gastritis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.
Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam pada umumnya (Herlan, 2002). Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi
sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri
atas sel-sel kolor rubur (radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut
menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja lambung (Herlan, 2002).

Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun,
gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker
lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan
perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung
merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu
mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan
penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat
juga berakibat fatal.

2.2 Etiologi
Gastritis pada hewan kecil biasanya disebabkan karena makan berlebihan, ingesti
sampah atau makanan beracun. Agen penyebabnya yaitu makanan yang terfermentasi,
bakteri, enterotoksin dan mikotoksin. Ingesti benda asing seperti logam, plastik, tulang,
bahkan rumput juga bisa menyebabkan gastritis. Agen infeksi seperti coronavirus,
parvovirus, canine distemper juga dapat menimbulkan lesi mukosa gastrium. Gastritis
akut juga dapat terjadi karena reaksi alergi, makanan misalnya. Kondisi seperti uremia,
gangguan hati, shock, sepsis atau stress juga dapat berperan sebagai etiologi gastritis akut
Selain itu terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih.
Asam lambung yang semula membantu lambung malah merugikan lambung. Dalam
keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan yang
masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002).
Penyebab asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat makan,
Stress yang tinggi, yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan
minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman
dengan rasa asam, pedas, kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi,
termasuk buah-buahan.
Kejadian Gastritis kronis, terutama Gastritis kronis antrium meningkat sesuai
dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6
hampir 80% menderita Gastritis kronis dan menjadi 100% pada saat usia mencapai
dekade ke-7. Selain mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh
terhadap patogenesis Gastritis adalah refluks kronis cairan penereatotilien, empedu dan
lisolesitin (Herlan, 2002).
Gastritis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : Gastritis Tipe A dan Gastritis
Tipe B. Tipe A sering disebut sebagai Gastritis auto imun diakibatkan dari perubahan
dari sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan
dengan penyakit auto imun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus
dari lambung. Tipe B kadang disebut sebagai Helicobacter Pylory mempengaruhi
antrium dan pilorus (ujung bawah dekat dedenum).Ini dihubungkan dengan bakteri
Helicobacter Pylory (H. Pylory). Faktor lain seperti diet makanan bergas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok atau refleks isi usus ke dalam lambung (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Tipe A biasanya meliputi asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B 12 dan
pada Gastritis Tipe B pasien anoreksia, sakit ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa
pahit atau mual dan muntah. Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil terlihat nyeri hati, anoreksia, nusea dan pada pemeriksaan fisik tidak
dijumpai kelainan (Mansjoer, 2001).
2.3 Patogenesis
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung, yaitu:

1. Kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.


2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu.
3. Jumlah asam lambung.
4. Faktor makan (pola makan)
5. Faktor obat-obatan
6. Faktor psikologis
7. Infeksi bakteri

Pada umumnya patogenesis gastritis kronik belum diketahui. Gastritits kronik


sering dijumpai bersama-sama dengan penyakit lain, misalnya anemia, penyakit Addison
dan Gondok, anemia kekurangan besi idiopatik. Gastritis kronik antrum-pilorus hampir
selalu terdapat bersamaan dengan ulkus lambung kronik. Beberapa peneliti
menghubungkan gastritis kronik fundus dengan proses imunologi. Hal ini didasarkan
pada kenyataan kira-kira 60% serum penderita gastritis kronik fundus mempunyai
antibodi terhadap sel parietalnya. Gastritis kronik antrum-pilorus biasanya dihubungkan
dengan refluks usus-lambung.

Gastritis akibat infeksi dari luar tubuh jarang terjadi, sebab bakteri tersebut akan
terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit/infeksi bakteri gastritis umumnya berasal
dari dalam tubuh penderita yang bersangkutan.Keadaan ini sebagai wujud komplikasi
penyakit yang telah diderita sebelumnya. Salah satu bakteri penyebab gastritis yaitu
Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup
di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.

Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat


ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi
Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi Helicobacter pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya
gastritis.

2.4 Gejala
Menurut (Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,2011) gejala gastritis pada
umumnya rasa perih pada lambung/pada ulu hati merupakan hal yang sering disebut
sebagai sakit gastritis/maag. Faktanya, gejala sakit gastritis/maag tersebut tidak harus
terasa perih, akan tetapi rasa tidak nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan
mual atau kembung dan sering sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan
gejala sakit gastritis/maag. Gastritis pada anjing menyebabkan anjing tersebut mengalami
sakit perut yang parah. Anjing akan sering mengalami muntah yang mungkin
mengandung cairan empedu atau darah. Tanda-tanda umum lainnya dari kondisi ini
termasuk hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, diare, lemah, lesu, dehidrasi
(dari kehilangan cairan karena muntah), darah dalam tinja ( melena , disebabkan oleh
ulserasi lambung , terutama umum kecuali dalam kasus yang parah gastritis) Membran
mukosa pucat ( pucat , terkait dengan kehilangan darah ) dan kusam pada bulu anjing
tersebut.
Diagnosis penyakit gastritis pada anjing memang agak sedikit sulit. Hal yang
akan dilakukan Dokter hewan pertama kali adalah menyingkirkan kemungkinan
penyebab lain dari gejala ini.

Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala-gejala tersebut :


a. Sendawa
Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan
dan lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.
b. Kembung
Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:
1) Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari
normal, jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal
yang lebih ringan dari distention.
2) Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana
didapatkan bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat
menggunakan baju jadi kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya.
c. Flatus/Kentut
Menurut (Dr Helmin Agustina Silalahi) Flatus merupakan keluarnya gas dalam
saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara yang tertelan atau hasil
produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering diakibatkan oleh
produksi dari bakteri di saluran cerna atau usus besar berupa hydrogen atau metan
pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula
adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan
fruktosa pemanis yang biasanya digunakan pada permen.
2.5 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan FNA (fine needle aspiration), biopsi atau
sialografi. Uji hematologi biasnya normal kecuali bila disertai inflamasi akan tampak
perubahan leukogram. Hasil FNA biasanya ditemukan warna grey gold dan mukus
disertai bercak darah. Pewarnaanmukus spesifik dapat membantu (Periodik Acid Schiff).
Hewan terlihat memakan sesuatu yang mengiritasi, gastritis akut biasanya disimpulkan
dari sejarah dan pemeriksaan fisik yang ditemui. Radiografi abdominal dan data patoligi
klinik mengindikasikan jika hewan sakit atau jika ada dugaan penyakit lain. Tertelan
benda asing, obstruksi, parvoviral enteritis, uremia, diabetes ketoasidosis,
hypoadrenocorticism, sakit liver, hiperkalsemia, dan pankreatitis dirasa tidak tepat, maka
diagnosa yang tepat adalah gastritis akut. Jika muntah masih berlangsung 1 – 2 hari
setelah diberi terapi simtomatik dan cairan, maka diagnosa diatas bisa jadi benar.
Meskipun pankreatitis masih harus dikoreksi. Gastroskopi pada hewan dapat
mendiagnosa jika adanya erosi empedu dan lambung atau hiperemia.
Gastritis akut menunjukkan gejala yang beragam sesuai dengan penyebabnya
(misalnya benda asing, intoksikasi). Sejarah dan pemeriksaan fisik yang baik diperlukan.
Pemilik harus mengawasi hewan peliharaannya dan jika kondisinya memburuk atau tidak
ada perbaikan dalam 1 – 3 hari perlu dilakukan pemeriksaan darah, biokomia serum dan
urinalisis.
2.6 Pengobatan
Prinsip terapinya adalah terapi cairan parenteral, mempuasakan makan dan
minum selama 24 jam untuk mengontrol muntah. Jika muntah persisten atau berlanjut,
atau jika hewan menjadi depresi karena muntah pemberian anti emetika
(prochlorperazine, metoclopromide, ondasetron) dapat diberikan secara parenteral.
Ketika pemberian makan dimulai sejumlah air dapat diberikan sering dalam jumlah yang
sedikit. Jika hewan minum tanpa muntah, sejumlah makanan lunak dapat diberikan.
Antibiotik dan kortikosteroid jarang diindikasikan.
1. Antiemetika: dapat diberi derivate phenothiazine (chlorpromazine).
2. Antibiotik : untuk menangani ulcer gastrium dan erosi.
3. Gastric Protectan Antasida: dapat menggunakan histamine H-2 reseptor antagonist
4. Cairan Pengganti: Cairan keseimbangan elektrolit (Ringer’s solusion) untuk
mengganti dehidrasi. Dapat diberikan secara Subcutan Intravena dilanjutkan jika
dehidrasi tingkat moderat-parah
5. Suplemen Potasium Chloride jika terjadi anoreksia yang lama dan muntah/
hypokalemia.
2.7 Pencegahan
Adapun pencegahan gastritis diantaranya ialah memberi makan yang teratur,
makan dalam porsi yang semestinya, jangan biarkan hewan stress, exercise secara rutin,
berikan air minum ad libitum serta cukupkan pakan yang kaya serat, menjaga sanitasi
kandang agar tetap bersih.

Pencegahan terhadap gastritis tidak semata – mata pada hal itu saja, namun perlu
adanya diet. Diet memiliki peranan yang sangat penting, dasar diet tersebut adalah
makanan yang dimakan mudah dicerna, tidak merangsang peningkatan dalam lambung
dan kemungkinan dapat menetralisis asam HCL.

2.8 Kontrol
Pakan yang diberikan pada hewan kesayangan khususnya anjing dan kucing
harus diperhatikan, harus dipilih pakan yang sesuai (dipilih-pilih). Maksudnya yaitu tidak
memberikan pakan yang basi, yang terkontaminasi, beracun, obat yang dapat mengiritasi,
zat kimia, dan benda asing. Pakan harus sehat dan tidak menimbulkan iritasi gastric.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya gastritis adalah Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan
mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis pada hewan kecil biasanya disebabkan
karena makan berlebihan, ingesti sampah atau makanan beracun. Gastritis pada
anjing menyebabkan anjing tersebut mengalami sakit perut yang parah. Diagnosis
dapat dilakukan dengan melihat sejarah kebiasaan maka dan tanda-tanda klinis.
Prinsip terapinya adalah terapi cairan parenteral, mempuasakan makan dan minum
selama 24 jam untuk mengontrol muntah. Kontrol dan pencegahan yang baik adalah
dengan memilih-milih pakan yang sehat dan tidak menimbulkan iritasi gastric.
DAFTAR PUSTAKA

Blazer DG, Koenig HG. Mood Disorders. In: Buse EW, Blazer DG, eds, Textbook of
Geriatric Psychiatry. 2nd ed. Washington DC: American Psychiatric Press, 1996. p.235-
63.

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta EGC.

Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSCM),
Dr Helmin Agustina Silalahi

Herlan. 2002. Angka Kejadian Penyakit Gastritis Di Indonesia. http://www.mahalo.com.

Mansjoer A. 2001 Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius.

Marshall, B. J., and Warren, J. R., (1984) Unidentified Curved Bacilli In The Stomach Of
Patients With Gastritis And Peptic Ulceration. Lancet ;1: 1311-5.

Uripi, V. 2002. Manajemen Produksi Makanan. Diktat yang tidak dipublikasikan. Program
Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Direktorat Program Diploma.
Institut Pertanian Bogor

World Health Organization (WHO). 2005. World Data Table. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_29_world_data_table.pdf.
[Accesed 10 Maret 2011].

Anda mungkin juga menyukai