PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
didik sebagai objek, khususnya pendidikan di jenjang SD/MI. Artinya guru yang
memiliki otoritas tertinggi keilmuan dalam proses pembelajaran dan bersifat aktif,
sedangkan peserta didik yang menuntut ilmu dari guru dan bersifat pasif, duduk di
bangku melihat ke papan tulis, mendengarkan dan memperhatikan guru yang yang
belajar. Terkadang dalam proses pembelajaran guru mengatur peserta didik sesuai
manusia. Bagi suatu negara, pendidikan merupakan aset yang sangat berharga.
Oleh karena itu diperlukan para penerus bangsa yang berkualitas dan senantiasa
tindakan nyata untuk meningkatkan pula kualitas pendidikan yang dimulai dari
salah satu mata pelajaran yang sudah pasti ada di sekolah bahkan dalam
komunikasi. Menurut Johnson dan Rising (1972) dalam Wati (7), bahwa
karena matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah dengan cermat, jelas
selanjutnya, maka dapat dinyatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang erat
keterkaitannya baik antar konsep matematika dengan ilmu yang lain maupun
matematika di kelas masih menekankan pada peran guru dan siswa sebagai
terpaku pada tahap prosedural sehingga dalam kegiatan siswa tidak secara aktif
menarik dan menyenangkan, dan tentunya akan sangat berpengaruh pada siswa
dalam minat belajar matematika serta berimbas pada prestasi siswa termasuk
disenangi atau mata pelajaran yang dibenci. Oleh karena itu, menjadi seorang guru
(1) sensory motor, (2) pre operational, (3) concrete operational, (4) formal
sebagai hasil dari stimulus yang diperoleh. Siswa yang berinteraksi dengan
siswa akan menjadi pengetahuan baru bagi siswa artinya struktur kognitif siswa
tercakup berbagai materi yang sangat penting untuk dipelajari siswa, sehingga
dari itu guru sebagai pendidik dituntut untuk memiliki kreatifitas dan
menentukan model dan pendekatan yang sesuai untuk pembelajaran siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah agar siswa dapat memahami konsep yang terkandung dalam
materi tersebut sehingga apa yang telah mereka pelajari menjadi pengetahuan
merupakan proses aktif dalam membuat sebuah pengalaman menjadi masuk akal
Konstruktivisme”
B. Rumusan Masalah
konstruktivisme?
konstruktivisme?
konstruktivisme?
C. Batasan Masalah
1. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V MIN 1 Kota Bandung, semester
siswa dalam menjawab tes pemahaman konsep yang terdiri dari 7 soal
Kemampuan menyimpulkan.
D. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui:
konstruktivisme?
E. Manfaat Penelitan
1. Bagi siswa, agar berperan aktif serta memberikan kesan demokratis dan
dunia nyata.
F. Kerangka Pemikiran
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman,
memahami apabila ia bisa menjelaskan dan menguraikan lebih rinci suatu hal
indikator tersebut maka tes yang dilakukan adalah tes tertulis berupa uraian .
Salah satu upaya yang harus dimiliki seorang guru agar dapat meningkatkan
dengan berbagai metode, model, dan pendekatan pembelajaran yang sudah pasti
mental yang tinggi. Hal ini tertuang di dalam kurikulum matematika SD/MI
hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (Rostika et al.2005:22) bahwa “Setiap
konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami siswa, perlu segera
berada pada tahap operasional konkrit, serta sebagai upaya dalam mencapai tujuan
siswa secara aktif secara mental membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh
suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif, (3) Terjalin kerja sama dan siswa
yang sedang dipelajari dan siswa akan merasa bangga dengan hasil temuannya,
(5) Melatih siswa berfikir kritis dan kreatif. Disamping kelebihannya, pendekatan
pelajaran dan memilih atau menggunakan media, (3) Siswa dan orangtua mungkin
memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang baru
yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya” (Karli dan Sri
Yuliariatiningsih. 2004 : 4). Dalam kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada
berikut:
empat kegiatan, antara lain (1) berkaitan dengan prior knowledge siswa, (2)
making).
juga dikemukakan oleh Dahar (1989: 160), sebagai berikut: (1) siapkan benda-
benda nyata untuk digunakan para siswa, (2) pilihlah pendekatan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, (3) perkenalkan kegiatan yang layak dan
menarik serta beri kebebasan anak untuk menolak saran guru, (4) tekankan
penciptaan pertanyaan dan masalah serta pemecahannya, (5) anjurkan para siswa
untuk saling berinteraksi, (6) hindari istilah teknis dan tekankan berpikir, (7)
anjurkan mereka berpikir dengan cara sendiri, dan (8) perkenalkan kembali materi
memahami dan menggunakan informasi atau pengetahuan terhadap isi atau materi
dirasa dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu gagasan, prosedur atau fakta
Berdasarkan ranah hasil belajar ada tiga tingakatan yaitu, hasil belajar
kognitif, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor. Dari kesimpulan
tersebut maka peneliti hanya mengambil ranah hasil belajar kognitif dan hanya
berikut:
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Menggunakan
Indikator Pemahaman
Pendekatan Konstruktivisme
Awal 2. Membandingkan
3. Memberi contoh
2. Eksplorasi
4. Menyimpulkan
3. Diskusi dan Penjelasan 5. Merangkum
Konsep 6. Menafsirkan
7. Mengklasifikasikan
4. Pengembangan dan Aplikasi
Konsep
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME”
H. Langkah-Langkah Penelitian
2. Sumber Data
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 1 Kota
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dan kuatntitatif. Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari deskripsi
kelas V MIN 1 Kota Bandung yang meliputi aktvitas guru dan siswa.
a. Metode Penelitian
pendidikan.
b. Desain Penelitian
berikut:
1) Siklus I
a. Tahap Perencanaan
RPP dan bahan ajar terkait dengan materi matematika yang telah
matematika.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Observasi
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
sebagai berikut
2) Siklus II
a. Tahap Perencanaan
RPP dan bahan ajar terkait dengan materi matematika yang telah
matematika.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Observasi
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian analisis apaka sudah ada
Perencanaaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
?
5. Menentukan Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
b. Tes
soal uraian yang terdiri dari tujuh soal. Penelitian ini dilaksanakan untuk
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau
bilangan berupa tes setiap siklus dan data kualitatif adalah lembar observasi.
a. Observasi
b. Tes
penilaian Jacobs & Chase, 1992 (dalam 2014: 41). Jawaban dari tes
ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan slah maka tugas atau
7. Analisis Data
digunakan rumus.
∑
𝑋 = ∑𝑋
𝑁
(Puti, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Aep S. Firdaus. 2014. PENILAIAN AUTENTIK Proses dan
Hari/Tanggal :
Nama Sekolah :
Kelas :
Guru :
Pertemuan Ke- :
Siklus Ke- :
Komentar
Kategori
No Aktifitas Guru Observer
Ya Tidak
1 Guru mengucapkan salam
2 Guru menyuruh ketua kelas
memimpin doa sebelum belajar
3 Guru mengabsen peserta didik
4 Guru melakukan kegiatan apersepsi
5 Guru memberikan pertanyaan
motivasi kepada peserta didik
6 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai oleh siswa setelah proses
pembelajaran selesai
7 Guru membagikan bahan ajar
kepada siswa yang berisikan materi
tentang
8 Guru menjelaskan secara singkat
mengenai materi
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20