PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk memahami tentang pengertian patient safety
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dari patient safety
1.3.3. Untuk mengetahui standar kesselamatan pasien
1.3.4. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan patient safety
1.3.5. Untuk mengetahui peran perawat sebagai pelaksana patient safety
1.3.6. Untuk mengetahui aspek hukum terhadap patient safety
2
BAB II
PEMBAHASAN
8
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau
keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang kompresehensif. “
4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana”
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan
angka kejadian yang tidak diharapkan.
3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan
untuk mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Depkes (2008), Patient Safety (Keselamatan Pasien) merupakan suatu sistem
dimana rumah sakit atau pelayanan kesehatan membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Tujuan
dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit menurut (Kuntoro, 2010) yaitu
Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS, Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat, Menurunnya KTD di RS, Terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD. Perawat sebagai tenaga
kesehatan yang profesional dan merupakan tenaga kesehatan terbesar yang ada di rumah
sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan keselamatan pasien.
Perawat berperan dalam melindungi pasien, melakukan promosi dan mencegah terjadinya
sakit dan cereda/injury, mengurangi penderitaan melalui diagnosa dan pengobatan, serta
melindungi dalam perawatan individu, keluarga, komunitas dan populasi (ANA, 2003)
Peran perawat dalam memberikan keselamatan pasien di rumah sakit (patient safety)
dengan cara melakukan hal yang berkaitan dalam 7 Standar Keselamatan Pasien
(mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002) ,yaitu:
perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga, perawat memberikan
pengarahan, perencanaan pelayanan kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai
keselamatan pasien, menjaga keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
menggunaan metode-metode peningkatan kinerja, menerapkan peran kepemimpinan
dalam meningkatkan keselamatan pasien, menerima pendidikan tentang keselamatan
pasien, menjaga komunikasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI.
Depkes RI. 2008. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
11