PENDAHULUAN
bedah, tetapi sampai saat ini belum memberikan hasil yang optimal. 1
penyebabnya adalah alergi. Akibatnya type rinitis yang lain (non allergic
rinitis / rinitis vasomotor dan mixed rinitis) sering kali tidak terdiagnosa. Hal
ini perlu menjadi perhatian karena diagnosis yang tidak tepat menyebabkan
menyebabkan dokter umum sebagai primary care sering tidak tepat dalam
menegakkan diagnosa pada rinitis vasomotor tidak ditemukan adanya skin tes
yang (-) dan tes allergen yang (-). Sedangkan yang alergik murni mempunyai
1
Rinitis alergika sering ditemukan pada pasien dengan usia < 20 tahun,
sedangkan pada rinitis vasomotor lebih banyak dijumpai pada usia > 20
type campuran.
adalah benar – benar sebagai rinitis alergika, rinitis vasomotor atau rinitis
yang optimal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Anatomi hidung
Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga
bawah :
3
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
Bagian dari cavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi disebut
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka yaitu yang terbesar bagian
bawah konka inferior kemudian lebih kecil lagi keatas adalah konka media
dan lebih kecil lagi konka superior dan lebih kecil disebut konka suprema
Diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat meatus nasi yang
jumlahnya 3 buah yaitu meatus inferior, meatus media dan meatus superior.
(mukosa olfaktori).
mempunyai silia dan terdapat sel – sel goblet. Dalam keadaan normal warna
mukosa adalah merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut
4
lendir. Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret
Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan
kekuningan..
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari
5
vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima
permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel – sel
mayor yang terdapat pada dasar fossa cranialis media yang bersifat
6
ganlion tersebut ( canalis nasalis, cavum oris, sinus paranasalis dan glandula
di sebelah lateral cavum nasi, anterior inferior dari fossa cranialis media,
Batas :
Posterior
Anterior
Superior
corpus os palatina
7
Inferior
Medial
perpendicularis os palatina
Lateral :
Menghubungkan
molle.
8
Lokasi pada pembukaan dinding superior
A.Maxilaris).
inferior hidung.
1. Jalan nafas
9
3. Penyaring udara
5. Resonansi suara
7. Reflek nasal.
kelembaban udara dilakukan oleh palut lendir atau mucous blanket. Pada
musim panas udara hampir jenuh dengan uap air, penguapan dari lapisan ini
epitel dan adanya permukaan konka serta septum yang luas sehingga radiasi
terjadi pada penyakit- penyakit seperti rhinitis. sinusitis, merokok serta pada
10
dekstrokardia ( situs inversus), bronkiektasis, dan sinusitis yang diturunkan
3. Etiologi
Penyebab pasti rinitis vasomotor ini belum diketahui secara pasti, diduga
lokal.
Faktor fisik, seperti asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang
4. Patogenesis
nasal dan sekresi mukus. Diameter dari arteri hidung diatur oleh saraf
11
kapasitan (kapiler).3. Efek dari hipoaktivitas saraf simpatis atau
dikeluarkan sel – sel seperti sel mast. Peptida ini termasuk histamin,
hidung tersumbat, juga meningkatkan efek dari asetilkolin pada sistem saraf
Pelepasan dari peptida ini bukan diperantarai oleh IgE seperti pada rinitis
alergika. Pada beberapa kasus rinitis vasomotor, eosinofil atau sel mast
atau kondisi tertentu. Contoh beberapa agen atau kondisi yag mempengaruhi
aroma masakan yang terlalu kuat, asap rokok, debu, polusi udara dan stress
secara langsung melibatkan kerja dari hipotalamus. Aroma yang kuat akan
12
merangsang sel – sel olfaktorius terdapat pada mukosa olfaktorii. Kemudian
sesudah merelay neuron pada dua daerah utama otak, yaitu daerah olfaktoris
medial dan olfaktoris lateral. Daerah olfaktoris medial terletak pada bagian
oleh aroma yang kuat serta emosi, maka akan menimbulkan reaksi
ini yang mengontrol vaskularisasi pada umumnya dan sinusoid vena pada
13
Bila dibandingkan mekanisme kerja pada rinitis alergika dengan rinitis
saluran pernafasan hidung serta gejala bersin dan rasa gatal. Pelepasan
gejala obstruksi saluran pernafasan hidung serta gejala bersin dan gatal.
rinorea dan bersin. Biasanya penderita rinitis alergika lebih merasakan gatal
14
tidak jelas pada rinitis vasomotor.Reaksi bisa disebabkan oleh disfungsi
sistem saraf autonom, tetapi disamping itu, obstruksi hidung, rinorea dan
bersin dapat disebabkan oleh faktor iritasi , fisik, endokrin dan faktor
keseimbangan hormone.
non alergika ini disertai dengan gejala – gejala obstruksi saluran pernafasan
hidung dan rinorea yang hebat. Biasanya tidak terdapat variasi musim, tetapi
rinitis alergika musiman. Hal ini terjadi bila pasien sensitif pada perubahan
fenomena iritatifnya dimulai di usia dewasa. Jarang terjadi bersin dan rasa
gatal.
pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang agak banyak.
Jarang disertai bersin dan tidak disertai gatal di mata. Gejala memburuk
15
pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim,
6. Pemeriksaan Fisik
7. Diagnosis
tidaklah spesifik dan tidak bernilai untuk diagnosis. Rinitis vasomotor bisa
setiap penyebab obstruksi hidung dan sekresi hidung lainnya, maka dapat
8. Penatalaksanaan
16
Secara garis besar penatalaksanaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Menghindari penyebab
Jika agen iritan diketahui, terapi terbaik adalah dengan pencegahan dan
2. Farmakologik
juga efektif pada pasien dengan gejala utama rinorea. Obat ini adalah
juga terdapat formula topikal dan atrovent, yang mempunyai efek sistemik
lebih sedikit. Penggunaan obat ini harus dihindari pada pasien dengan
rinorea dan bersin. Obat ini menekan respon inflamasi lokal yang
dan eosinofil. Efek dari kortikostreroid tidak bisa segera, tapi dengan
17
Flunisolide dan Fluticasone. Efek samping dengan steroid ; udem
mukosa,eritema ringan.
yang terlalu lama (> 5 hari) dapat terjadi rinitis medikamentosa yaitu
rebound kongesti yang terjadi setelah penggunaan obat topikal > 5 hari.
3. Bedah
18
tindakan yang cukup sukses untuk mengatasi kongesti, tetapi ada
cauter dapat dilakukan tetapi hanya pada lapisan mukosa. Cryosurgery lebih
submukosa. Reseksi total atau parsial pada konka inferior berhasil baik
pengatur udara (AC) atau polusi udara (ruangan yang penuh dengan asap
rokok atau smog). Bila telah diterangkan konsep variabilitas biologis dan
akan sangat membantu pasien untuk menerima dan hidup dengan kelainan
ini.
19
vasokonstriksi membrane, karena dengan olah raga dapat meningkatkan
Volume Tidal ( VT) paru dan diharapkan bila paru terbuka maksimal maka
9. Komplikasi
Biasanya komplikasi yang sering terjadi dari rinitis vasomotor ini adalah
Eritema pada hidung sebelah luar Pembengkakan wajah. 10
20
BAB III
KESIMPULAN
Rinitis vasomotor sering ditemukan pada usia awitan > 20 tahun dan
kemiripan gejala yang juga dimiliki oleh rinitis alergika. Rinitis alergika
mempunyai hasil skin test yang (-) dan test allergen yang (-).
antara lain
Parfum
Aroma masakan
Kelembaban udara
Asap rokok
Debu
Polusi udara
21
Stress fisik dan psikis
Menghindari penyebab
Steroid
Dekongestan
3. Bedah
22
Daftar Pustaka
4. Jones AS. Intrinsic rhinitis. Dalam : Mackay IS, Bull TR, Ed.
Rhinology. Scott- Brown’s Otolaryngology. 6th ed. London : Butterworth-
Heinemann, 1997. p. 4/9/1
– 17.
5. Cody DTR, Kern EB, Pearson BW. Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorokan, EGC, Jakarta, 1986, h. 183 – 8.
23