Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS Februari, 2017

KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA PADA ANAK

Disusun Oleh:

Evydeline Christy Karsita


N 111 16 065

PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.N
Umur : 1 tahun 9 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tanjung Satu
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 20 Februari 2017

II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama:
Bercak kemerahan dan bintik-bintik kecil yang terasa gatal pada ketiak
kanan
2) Riwayat penyakit sekarang:
Seorang anak perempuan usia 1 tahun 9 bulan dibawa ke Poliklinik
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan timbul
bercak kemerahan dan bintik-bintik kecil yang terasa gatal pada ketiak
kanan. Hal ini sudah dialami pasien sejak kurang lebih 1 bulan yang
lalu. Menurut ibu pasien, awalnya hanya terdapat bercak kemerahan
yang terasa gatal, 2 minggu belakangan bercak kemerahan yang
dialami semakin lama semakin melebar dan timbul bintik – bintik kecil
di pinggiran bercak kemerahan tersebut. Saat berkeringat pasien
menangis sambil menggaruk-garuk dengan kuat bagian ketiak kanan
sehingga rasa gatal semakin bertambah hebat bila penderita
berkeringat.

1
Pasien pernah dibawa ke bidan dan diberikan salep Nisagon,
namun rasa gatal menghilang 2 hari kemudian kambuh lagi justru
semakin melebar dan timbul bintik-bintik kecil di pinggiran bercak
kemerahan. Pasien sering dititipkan pada tantenya, sehingga
kebersihan tubuh pasien tidak terlalu diperhatikan. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.
4) Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Komposmentis

Tanda-tanda Vital

Nadi : 94 kali/menit

Respirasi : 28 kali/menit

Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :

Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit


Wajah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit

2
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas : Terdapat lesi berupa makula eritematosa,
yang berbatas tegas, berukuran plakat, disertai skuama halus, dan tampak
juga beberapa papul disekitarnya berkuran miliar dan lentikular pada regio
axilla dextra.

Ekstremitas bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit

IV. GAMBAR

3
Gambar 1 Terdapat lesi berupa makula eritematosa, yang berbatas tegas,
berukuran plakat, disertai skuama halus, dan tampak juga beberapa papul
disekitarnya berkuran miliar dan lentikular pada regio axilla dextra.

V. RESUME
Seorang anak dibawa ke Poliklinik dengan keluhan timbul bercak
kemerahan dan bintik-bintik kecil yang terasa gatal pada ketiak kanan
sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Awalnya hanya terdapat bercak
kemerahan yang terasa gatal, 2 minggu belakangan bercak kemerahan
yang dialami semakin melebar dan timbul bintk kecil di pinggiran bercak
kemerahan. Saat berkeringat terasa bertambah gatal. Pasien pernah
diberikan salep Nisagon, namun semakin parah. Pasien sering dititipkan
pada tantenya, sehingga kebersihan tubuh pasien tidak terlalu diperhatikan.
Pada pemeriksaan dermatologis terdapat Terdapat lesi berupa
makula eritematosa, yang berbatas tegas, berukuran plakat, disertai

4
skuama halus, dan tampak juga beberapa papul disekitarnya berkuran
miliar dan lentikular pada regio axilla dextra.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Kandidosis Intertriginosa

VII. DIAGNOSIS BANDING


a. Dermatitis Kontak Alergi
b. Psoriasis Inversa

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN


- Pemeriksaan langsung dengan kerokan kulit ditambah KOH 10 %
- Pemeriksaan Biakan

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non-medikamentosa
a. Edukasi tentang penyakit dan cara penggunaan obat secara teratur
b. Menjaga kebersihan tubuh dan hindari penggunaan handuk atau
alat lainnya secara bersamaan
c. Mengganti baju apabila sudah berkeringat, tidak menggunakan
pakaian yang lembab dan tidak menggunakan pakaian bersama
dengan orang lain

2. Medikamentosa
Topikal :Mikonazol krim 2 % 2 kali 1 hari setelah mandi selama
3 minggu

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

5
Quo ad Cosmeticam : ad bonam

XI. PEMBAHASAN
Seorang anak perempuan usia 1 tahun 9 bulan dibawa ke Poliklinik
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan timbul
bercak kemerahan dan bintik-bintik kecil yang terasa gatal pada ketiak
kanan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Menurut ibu pasien, awalnya
hanya terdapat bercak kemerahan yang terasa gatal, 2 minggu belakangan
bercak kemerahan yang dialami semakin lama semakin melebar dan
timbul bintik – bintik kecil di pinggiran bercak kemerahan tersebut. Rasa
gatal semakin bertambah hebat bila penderita berkeringat. Pasien sering
dititipkan pada tantenya, sehingga kebersihan tubuh pasien tidak terlalu
diperhatikan. Pada pemeriksaan dermatologis terdapat Terdapat lesi
berupa makula eritematosa, yang berbatas tegas, berukuran plakat, disertai
skuama halus, dan tampak juga beberapa papul disekitarnya berkuran
miliar dan lentikular pada regio axilla dextra.
Kandidosis merupakan salah satu dermatomikosis superfisialis
yang sering terkena pada manusia, yang disebabkan oleh jamur dari genus
Candida, biasanya Candida albicans.1 Organisme ini menyerang kulit,
kuku, membran mukosa, dan saluran pencernaan, tetapi dapat
menyebabkan penyakit sistemik.2
Penyebab Kandidiasis adalah dari jenis spesies C. Albicans,
C.tropicalis, C.parapsilosis ataupun C.glabrata. Candidia albicans
merupakan spesies yang tersering menyebabkan penyakit kandidiasis
intertriginosa yaitu sebesar 80-85 %. Prevalensi kandidiasis pada manusia
dihubungkan dengan kekebalan tubuh yang menurun, sehingga invasi
dapat terjadi. Meningkatnya prevalensi dihubungkan dengan penderita
gangguan sistem imun.3 Penyakit dapat menyerang semua umur terutama
bayi dan orang tua, baik laki – laki maupun perempuan. Jamur
penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Pada kasus

6
ditemukan pasien anak berjenis kelamin perempuan sehingga sistem imun
pasien belum berkembang dengan baik kemudian hal ini diperparah
dengan riwayat pemberian terapi kortikosteroid sehingga pasien
mengalami penurunan sistem imun.4
Jamur Kandida mempunyai predileksi pada tempat-tempat yang
lembab serta lipatan kulit yang mengalami maserasi. Lipatan kulit
merupakan tempat yang paling sering mengalami kandidiasis terutama
kulit yang tidak berambut. Lokasi intertrigo pada daerah genitokruris,
aksila, glutea, interdigital, dan daerah dibawah mamae. Pada kasus
didapatkan daerah yang terkena kandidiasis adalah aksila. Gambaran klinis
kandidiasis intertriginosa menunjukkan adanya puritis, eritema, maserasi
pada daerah intertriginosa dan lesi satelit.3
Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan
adanya pemeriksaan penunjang, antara lain yaitu :5
a. Pemeriksaan langsung: kerokan kulit atau usapan mukokutan
diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram,
terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
b. Pemeriksaan biakan: bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar
dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik
(kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pada biakan
ditemukan koloni ragi menonjol dari permukaan, permukaan koloni
halus, licin, warna putih kekuning-kuningan dan berbau ragi.
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik
endogen maupun eksogen.Faktor endogen meliputi perubahan fisiologik,
umur,dan imunologik.Perubahan fisiologik seperti: 1).kehamilan, karena
perubahan pH dalam vagina, 2).kegemukan, karena banyak keringat,
3).debilitas, 4).latrogenik, 5).endokrinopati, gangguan gula darah kulit,
6).penyakit kronik seperti: tuberkulosis, lupus eritematosus dengan
keadaan umum yang buruk. Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih
mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.
Imunologik contohnya penyakit genetik. Faktor eksogen meliputi: iklim,

7
panas, dan kelembaban menyebabkan respirasi meningkat, kebersihan
kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya jamur, dan kontak dengan penderita
misalnya pada thrush, dan balanopostitis.6
Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah antifungi azol
topikal. Seluruh pasien kandidosis intertriginosa yang berobat diberikan
antifungi azol topikal, karena penyakit kandidosis intertriginosa
disebabkan oleh jamur, dan pilihan obat utama adalah antifungi azol
topikal untuk menghilangkan penyebab infeksi tersebut. Dengan
pengobatan yang baik maka kebanyakan infeksi kandida dapat hilang
tanpa masalah. Kecuali pada orang yang mengalami kelemahan dalam
sistem imun, sehingga menjadi sulit untuk ditangani. Pada kandidiasis
intertriginosa yang berulang umumnya dapat terjadi apabila perawatan dan
kesehatan pasien yang tidak dijaga sehingga edukasi kebersihan tubuh
pasien juga sangat penting dalam mencegah penyakit tersebut. Pencegahan
dilakukan dengan menekan perkembangan jamur, dimana infeksi jamur
umumnya diperberat oleh cuaca panas, basah dan lembab. Jika faktor-
faktor ini dapat dicegah maka perkembangan jamur dapat berkurang.
Selain itu kepada pasien juga dianjurkan untuk memakai pakaian nyaman
dan tidak terlalu tebal atau ketat dan sering mengganti pakaian jika sudah
basah.1,4
Meskipun infeksi jamur superfisial berespon baik terhadap
antijamur topikal, tetapi pengobatan sistemik seringkali dibutuhkan.
Penggunaa obat antijamur sistemik memerlukan pertimbangan hasil kultur,
angka kesembuhan, harga, komplikasi, usia, serta riwayat medis pasien.
Obat jamur sistemik digunakan pada infeksi jamur superfisial luas, tinea
pedis, onikomikosis, dan tinea kapitis., atau bila telah resisten terhadap
pengobatan topikal. 7

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 2010, Pp:103-6

2. Kusumaputra BH. Penatalaksanaan Kandidiasis Mukokutan Pada Bayi.


Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.6(2);138;2014

3. Janik MP, dkk. Yeast Infection : Candidiasis ang Tinea Versicolor.


Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Ed. 10. New York;
McGraw-Hill;2008

4. SMF Ilmu Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.


Atlas Penyakit Kulitdan Kelamin. Airlangga University Press, 2012,
Pp:86-92

5. Wolff, Klauss. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Dermatology in General


Medicine. Ed 7th, New york. McGraw Hill Company. 2011. p: 1822

6. Siregar, R.S. Atlas Berwana Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC.


Jakarta. 2012. Pp: 279-280.

7. FKUI. Dermatomukosis Superfisialis. Jakarta. FKUI;2013

Anda mungkin juga menyukai