Add Comment
Friday, 14 April 2017
DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi & Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam
pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator
ke besecamp. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari
situasi lapangan dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama pemasangan
plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi
pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan melintang, yang
dituangkan dalam gambar, termasuk gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan
lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-gambar kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian
konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas.
Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat (pemuka masyarkat
setempat), guna dapat membicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik
menyangkut teknis maupun non teknis.
Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang
terkait.
Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Rambu peringatan
Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau
terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna
menghindari kecelakaan di malam hari.
DIVISI 2. DRAINASE
Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air / Cuttingan
Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat mekanis, Excavator, dump truck. Pekerjaan Galian ini
dilaksanakan setelah hasil pengukuran dan rekayasa lapangan selesai dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing. Hasil
galian diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah ditentukan
Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat) untuk konstruksi drainase dibentuk
sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran baru maupun saluran lama yang disesuaikan dengan
gambar kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan diratakan
ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Pasangan Batu dengan Mortar
Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis
ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi
saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual
dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete
Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak
melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu
dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan untuk
lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.
Bahan – bahan yang dibutuhkan.
Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu
dan ukurannya dengan persetujuan Direksi).
Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus
terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut
standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik
dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara
penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang khusus dan
memakai lantai papan di bagian bawah.
Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak
mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95-105 cm
Gorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat akibat adanya persimpangan antara saluran
drainase dengan jalan.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:
1. Pada lokasi rencana penempatan gorong-gorong yang tertutup perkerasan aspal diperlukan Pemotongan permukaan
aspal dengan menggunakan Asphalt Cutter.
2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator dan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan
peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.
3. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
4. Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak membahayakan pengguna jalan.
5. Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.
6. Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
7. Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung dengan cincin penyambung dari beton.
8. Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton bertulang seperti yang ditunjukkan gambar
rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
9. Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian
dipadatkan dengan alat Combination Vibratory Roller.
Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi,
setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara
total.
Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan
menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan menggunakan dump truck ke luar
lokasi.
Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut
petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat,
maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Dump Truck
Pilox/ Cat Warna Putih
Alat
URAIAN PROSEDUR
Persiapan:
Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam kondisi baik.
Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup
Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
- Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (± 20 cm)
- Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi.
Pelaksanaan Pekerjaan:
Pekerjaan Pengukuran
- Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan (kondisi 0%)
- Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
- Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai kondisi 100%
- Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)
Melaksanaan Pekerjaan Timbunan
Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan (misalnya
tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai dengan Design Drawing(Gambar Desain).
Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose)
Memadatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram dengan
air)
Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan
dengan tenaga kerja khusus.
Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan laboratorium
Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi
permukaan tanah yang ditentukan.
Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan tersebut
Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada
kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
B. Metode pelaksanaan
Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan
instansi terkait lainnya..
Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu, untuk membersihkan akar- akar pohon
digunakan excavator sehingga akar pohon tidak tertinggal didalam permukaan tanah.
Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck
Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas.
Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan galian.
DIVISI 7. STRUKTUR
Beton Mutu Sedang fc’30 Mpa untuk Box Cuilvert
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam kegiatan ini beton mutu sedang
diperuntukkan untuk Box Cuilvert. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan
pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan
hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang
lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability),
kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa)
yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar
lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku
D. Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu
Pembengkokan :
Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan
prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan
atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan
harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis :
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi
AASHTO M55 dapat digunakan.
Pasangan Batu
Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir
Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan :
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian
harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang.
Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang
cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis:
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi
kebutuhan dari Spesifikasi.
Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan
dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
alat bantu.
Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan
dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat
bantu.
Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem Roller.
Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.
Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175 (15 MPa) yang diberi cat
sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck
menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok
mengacu pada gambar rencana.
Patok Kilometer
Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat jelas oleh pengguna jalan.
Alat yang dikerahkan:
1. Dump Truck
2. Alat bantu
Material:
1. Beton K-125
2. Baja Tulangan
3. Cat dan material lainnya
Rel pengaman
Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat
Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007
tanggal 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.
1. Ukuran Pagar Pengaman
Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang, dimana pada ujungnya
disambungkan dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa disebut terminal end.
2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal :
Panjang total lempengan : 4.000-4.330 mm
Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm
3. Tiang penyangga (Post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan penampang plat
minimal 4,5 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi.
4. Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm,
panjang 300 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang berfungsi sebagai pengikat antar tiang penyangga
dengan lempengan besi (Beam).
Bahan Pagar Pengaman Jalan
1. Lempengan besi
- Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal 381 gram/m2
- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau 50.000 psi, tegangan tarik tidak kurang dari 49,2
kg/mm2 atau 70.000 psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari 1,2 %.
- Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama dengan lempengan besi (Beam)
5. Post (Tiang Penyangga)
- Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digulvanis minimal 381 gram/m2
- Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau tegangan tarik tidak kurang dari 41 kg/mm2 dan panjang
tidak kurang dari 1,2%
6. Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm untuk beam, 14 mm untuk blocking dan 16 mm untuk
tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga dengan
mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi.
7. Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar ISO 9002
Warna Pagar Pengaman Jalan:
- Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli.
- Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya ketentuan:
Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah
Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :
1. Survey
- Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah lokasi tersebut perlu untuk
dipasang pagar pengaman atau tidak apabila lokasi tersebut tidk perlu dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan
pengawas untuk dibuatkan gambar baru khususnya lokasi pemasangannya.
- Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing material seperti : Post beam,
blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya dan untuk menentukan base camp tempat menaruh material
guardrail.
2. Pengukuran
Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk lengkungan apabila lokasi atau
jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari permukaan jalan.
3. Persiapan Material
Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi seperti sebagai berikut:
- Beam
- Post
- Blocking Piece
- Reflektor
- T. end
- Mur baut dan Ring
- Material Cor
4. Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan tidak ada kenadla yang berarti.
Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
- Palu seberat kurang lebih 25 kg.
- Linggis besar
- Linggis kecil
- Blincong
- Benang / tali
- Meteran
- Palu berat 5 kg
- Peralatan cor
- Kunci-kunci baut
- Mesin las
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan dengan cara, yaitu melakukan
penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun
kedalamannya serta kelurusannya dengan memakai benang sponengan.
Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul bagian kedalaman kurang lebih 20
cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum
dilakukan pengecoran.
Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara memasang baut-baut
kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut:
- Dasar pondasi diurug pasir
- Memasang bekitsting pada bagian atasnya
- Menyiram lubang dengan air.
- Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
- Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end kemudian mengelas baut-bautnya
untuk menghindari pencurian.
Mata Kucing
Berikut cara memasang paku marka Mata Kucing
1. Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan
ukuran paku jalan yang akan digunakan.
2. Setelah dibor lalu paku dimasukkan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian bawah paku dan bagian bawah
badan paku.
3. Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih
bersenyawa pada permukaan jalan.
4. Jarak pengulanggan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-putus adalah pada titik awal dan
akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku marka jalan yang dipasang pada marka utuh
adalah setiap 3m.
2. Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
5. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang
menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
2. Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang
menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
2. Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.
3. Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak
menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
4. Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang
akan mempercepat proses korosi.
5. Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah
supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan
melalui sambungan atau retak-retak.
6. Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk
ban kendaraan yang lewat.
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua
kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu
atau lazim.