Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN, KESEPAKATAN DAN RENCANA TINDAKLANJUT

KEGIATAN SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL


PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
PERMENPAN-RB NO. 13 TAHUN 2013
Bekasi, 28 Maret 2014

Setelah mendapatkan sambutan dan arahan dari Direktur Jenderal


Bina Gizi dan KIA, dan berbagai masukan narasumber serta diskusi
yang berkembang selama pertemuan ini, dapat dirangkum hasil
pertemuan ini sebagai berikut:

A. Rangkuman
1. Sosialisasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
merupakan tindak lanjut kegiatan pengembangan Jabatan Fungsional
Pembimbing Kesehatan Kerja dengan terbitnya Permenpan & RB
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing
Kesehatan Kerja dan angka kreditnya, serta perubahannya yaitu
Permenpan & RB Nomor 47 Tahun 2013, serta telah ditandatangani
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 50 Tahun 2013 dan Nomor 18 Tahun 2013
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 13 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka
Kreditnya.
2. Program Kesehatan Kerja sangat strategis mengingat besarnya jumlah
usia angkatan kerja dan tingginya risiko penyakit akibat kerja serta
kecelakaan kerja yang memerlukan penanganan spesifik sehingga perlu
adanya pengembangan jabatan fungsional tertentu, yaitu Jabatan
Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja.
3. Peluang jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja dan profesi
kesehatan kerja sangat besar. Adapun tantangan yang dihadapi
mencakup kualifikasi, apresiasi dalam bentuk tunjangan serta
pendayagunaan dan pengembangannya.
4. Peran pembimbing kesehatan kerja sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat pekerja yang berpengaruh terhadap produktifitas
kerja. Untuk menjamin pembinaan karir kepangkatan, jabatan dan
peningkatan profesionalisme, serta memacu pengabdiannya, maka
perlu pengangkatan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja.
5. Peran organisasi profesi PPMKKI (Perhimpunan Profesional
Manajemen Kesehatan Kerja Indonesia) sebagai pengampu jabatan
fungsional kesehatan kerja meliputi
• Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Profesional Kesehatan Kerja
• Pembinaan organisasi
• Perlindungan hukum, pengelolaan hubungan masyarakat industri lain
• Pengembangan kerjasama dalam dan luar negeri

B. Kesepakatan

Kami peserta Sosialisasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan


Kerja, sesuai peran masing-masing bersepakat untuk:
1. Mendukung pentingnya keberadaan Jabatan Fungsional Pembimbing
Kesehatan Kerja melalui sosialisasi kepada semua pihak terkait dalam
berbagai kesempatan dan forum khusus tentang Jabatan Fungsional
Pembimbing Kesehatan Kerja.

2. Perlu dilakukan segera advokasi ke pemerintah daerah provinsi,


kab/kota agar dapat dibuka formasi Jabatan Fungsional Pembimbing
Kesehatan Kerja.
3. Memetakan kebutuhan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan
Kerja di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta semua fasilitas
pelayanan kesehatan vertikal maupun daerah.
4. Melakukan penjaringan pengelola kesehatan kerja yang ada di Dinas
Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, semua fasilitas pelayanan
kesehatan, dan SKPD lainnya sebagai calon fungsional pembimbing
kesehatan kerja untuk segera memfasilitasi pengusulan pengangkatan
Inpassing (1 Mei 2014 – 30 April 2015) bagi yang memenuhi syarat
sesuai Permenpan dan RB Nomor 13 tahun 2013 dan perubahannya.
Dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan fasilitas pelayanan
kesehatan vertikal dan daerah serta Badan Kepegawaian Daerah
memfasilitasi dalam pengangkatan dan penempatan.

5. Pemerintah daerah menganggarkan penyelenggaraan sosialisasi, Diklat


dasar dan pembinaan untuk pengembangan karir jabatan fungsional
pembimbing kesehatan kerja.

6. Provinsi dan kabupaten/kota serta fasilitas pelayanan kesehatan vertikal


dan daerah yang telah melakukan pemetaan Jabatan Fungsional
Pembimbing Kesehatan Kerja melaporkan kepada Tim Pembina Pusat
setiap tahun di akhir tahun mengenai pengangkatan dan distribusi
tenaga Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja serta dalam
setiap kenaikan pangkat dan mutasi.
7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota bekerjasama dengan
tenaga kesehatan bidang kesehatan kerja di wilayahnya melakukan
inisiasi untuk membentuk organisasi profesi PPMKKI tingkat daerah
.

8. Perlu segera penempatan dan pengangkatan Jabatan Fungsional


Pembimbing Kesehatan Kerja di setiap instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah serta seluruh fasilitas kesehatan vertikal dan daerah.

C. Rekomendasi
1. Pusat diharapkan membuat roadmap target diselesaikannya secara
utuh Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja.
2. Dalam rangka pengembangan Jabatan Fungsional pembimbing
Kesehatan Kerja perlu segera disiapkan terkait tunjangan, penempatan,
pengangkatan dan pendayagunaan.
3. Pusat menyusun standar kurikulum dan modul pelatihan Jabatan
Fungsional pembimbing Kesehatan Kerja dan menyampaikannya ke
daerah.
4. Secara konstruktif menyikapi perubahan dan perkembangan nasional
dalam rangka pendayagunaan dan pengembangan Jabatan Fungsional
Pembimbing Kesehatan Kerja.
5. Mengarahkan pendidikan yang tepat untuk pelaku bidang Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) agar pendayagunaan maksimal.

Bekasi, 28 Maret 2014

Peserta pertemuan

Anda mungkin juga menyukai