Anda di halaman 1dari 3

DI SEBUAH pasar malam, terlihat Tong Setan. Di loketnya tertera, harga karcis Rp 5.000.

DI SEBUAH pasar malam, terlihat Tong Setan. Di loketnya tertera, harga karcis Rp 5.000.

“Pertunjukan segera dimulai!”

Orang-orang antri membeli karcis demi anaknya, karena mereka sudah tahu apa yang akan
mereka lihat — tapi mereka tidak pernah tahu apa yang akan dipikirkan anaknya, seperti juga
orangtua mereka dulu tak pernah tahu apa yang mereka pikirkan ketika menonton Tong Setan
itu.

BERPUTAR dan berputar kedua sepedamotor itu berputar dan berputar dengan dua motoris
pemberani dan jenaka yang menggebu sepanjang jalan tanpa ujung yang berputar-putar berputar-
putar dan berputar-putar tanpa henti tanpa tahu kapan harus berhenti karena berputar adalah
berputar dan berputar bukanlah berputar melainkan tenang-tenang saja seperti bukan berputar
padahal berputar meski sebenarnya tidak berputar tapi sungguh mati tampak berputar-putar.
Benarkah kedua motoris itu berputar? Di mata para motoris tidak ada yang harus tampak seperti
berputar tidak ada yang harus disebut sebagai berputar-putar karena segalanya hanya lurus saja
hanya lempeng saja seperti jalan tol yang lurus dan kosong hanya mereka berdua berkendara
dengan santai dengan kaki di atas setang menanti lambaian uang yang kemudian memang akan
terlambai-lambai minta disambar dengan santai seolah-olah para motoris duduk di kursi malas
menghadap pantai dengan ombak berdebur ketika matahari membuat cakrawala keperakan di
siang hari yang panas sehingga dunia tampak hanya sebagai garis-garis putih kemilau berkilau-
kilau sepanjang cakrawala di mana motoris itu melaju.

Berputar dan berputar para motoris melaju dalam cakrawala melingkar membentuk tong setan di
mana suara sepedamotor menderum-derum dan asap knalpot menyesakkan paru-paru membikin
pusing orang banyak yang terbisingkan sekaligus terkagumkan melihat para motoris yang entah
sudah makan atau belum makan karena harus berputar-putar dulu menyambar uang yang
melambai-lambai seperti tangan-tangan takdir yang telah melambai-lambaikan mereka dari kota
ke kota dari kampung ke kampung dari pasar malam satu ke pasar malam lain darimana
peruntungan terlambai-lambai dari tangan ke tangan yang memegang uang hanya untuk mereka
sambar demi kelanjutan perjalanan demi berlangsungnya perputaran dalam suatu tong raksasa
yang bukan sembarang tong tetapi seperti tong di mana para motoris akan berputar-putar miring
begitu rupa antara kesetanan dan dikejar setan padahal hanya bermain-main dengan setan yang
ikut berputar-putar bersama motoris yang berputar-putar meski mereka hanya melaju lurus saja
sebetulnya selurus-lurus cakrawala yang akhirnya berputar-putar juga.

Sebetulnya setan-setan ikut berputar di dalam tong itu, meloncat-loncat dan menari-nari,
melompat ringan, melayang dan mengambang, tertawa-tawa naik turun di tengah ruang
sementara para motoris berputar-putar seolah-olah kesetanan padahal hanya pura-pura kesetanan
sehingga betul-betul seperti kesetanan meskipun setan yang benar-benar setan tidak pernah
berputar-putar kesetanan di atas sepedamotor yang meraung-raung melaju tanpa tuju di dalam
tong setan seperti itu. Setan-setan periang bergembira ria memuja bahaya yang ditempuh para
motoris yang tidak merasa ada sesuatu yang betul-betul berbahaya ketika mereka melaju seperti
melaju di jalan tol yang lurus dan panjang, luas dan aman, bahkan seakan begitu pelan bagaikan
tarian yang paling lamban meski bisa melaju seratus kilometer per jam.

Berputar dan berputar – adakah sesuatu yang tidak berputar seperti motoris dengan tong setannya
yang merasa lurus padahal berputar dan merasa berputar padahal lurus-lurus saja di atas benang
cakrawala kemilau berkilau-kilau di bawah sorot lampu dan sorak-sorak hore dan lambaian
tangan yang melambai-lambaikan uang? Para motoris merasa berada di tepi pantai, melaju lurus
di tepi pantai dengan lidah-lidah ombak mengempas ke pantai yang basah dengan nyiur
melambai dan orang-orang bersantai dengan kacamata hitam dan matanya meram dalam
kehitaman tak terbayang di luar dunia terdapat para motoris yang melaju di situ-situ saja dan
hanya di situ-situ saja meski mereka merasa telah mengarungi dunia sepanjang pantai melambai
sepanjang uang melambai-lambai dengan asap knalpot memenuhi paru-paru membakar dan
menghanguskannya sehingga bahkan setan-setan melejit meninggalkan ruang lebih suka
menonton bersama penonton yang melambai-lambaikan uang.

Begitulah para motoris berputar-putar tanpa peduli ada atau tidak ada setan karena mereka lebih
setan dari setan yang menggebu kesetanan tanpa satu setan pun bisa mengimbanginya kecuali
cengangas cengingis dan cengengesan sebagaimana layaknya setan yang tidak bertanggungjawab
atas apapun kecuali dalam kualitas godaan yang tidak punya kesempatan dalam dunia yang
berputar dan terputar yang menggebu dan tergebu yang melaju dan terlaju yang melampaui dan
terlampaui dalam perputaran sepedamotor yang meraung-raung sekeras-keras raungan dalam
kebut-kebutan tanpa tujuan selain berputar-putar dan terputar-putar meski tong itu ternyata
bukan tong melainkan jalanan mulus yang sungguh-sungguh mulus dan panjang sepanjang
harapan tujuan dan impian menembus langit dan ketiadaan menuju kehampaan tiada bertuan
entah di mana kiri dan kanan tak lebih dan tak kurang sebuah kesunyian sebuah kekosongan
sebuah kemelompongan bagaikan tong kosong berbunyi nyaring senyaring-nyaring geberan gas
yang ditancap para motoris dalam suatu penancapan gas yang melaju menuju semesta tanpa
ruang tanpa waktu di langit ke tujuhratustujuhpuluhtujuh.

Para penonton di atas tong di balik pagar melihat kekosongan ruang sementara para motoris
berputar-putar sambil melepaskan setang kadang tangannya disetang tetapi kakinya di atas
padahal begitu miring mereka sungguh-sungguh miring berputar-putar meskipun mereka tidak
merasa miring melainkan lurus-lurus saja seperti berada di jalan biasa dengan tingkah laku dan
perilaku biasa saja seolah-olah mereka tidak berada di dalam tong setan yang mempersetankan
segala setan yang gentayangan maupun tidak gentayangan sehingga setan-setan lebih takut
kepada manusia daripada sebaliknya ketika manusia menjadi kesetanan melebihi setan yang
paling setan ketika para motoris mengangkat tangan menyambar uang dengan anggun seanggun-
anggun malaikat meski berada di dalam tong setan karena tong dari segala tong yang paling tong
termasuk tong setan tidak harus mengubah manusia menjadi setan bahkan sebalik dan sebaiknya
ia menjadi malaikat seanggun-anggun malaikat meski hanya seolah-olah seperti malaikat karena
ia memang bagaikan seolah-olah terbang meski tiada bersayap melebihi malaikat yang masih
memerlukan sayap-sayap keajaiban yang tergambar dan terdongengkan di segala mimpi di
segala nasehat di segala kegaiban di segala sejarah. Para motoris yang tidak bersayap berputar-
putar dan terbang dengan anggun menyambar lambaian uang sembari berdiri di atas motornya
sambil mengembangkan kedua tangan bagaikan seorang pendakwah yang berkhotbah dengan
senyuman selain memperdengarkan suara motornya yang meraung-raung meski wajah mereka
sungguh berseri-seri dan sungguh-sungguh berseri dalam bahaya maut yang selalu mengancam
meskipun o bagaimana mungkin malaikat maut mencabut nyawa sesama malaikat meski hanya
seolah-olah malaikat karena tiada bersayap sehingga lebih hebat dari malaikat yang sayap-
sayapnya berkepak tetapi rontok bulu-bulunya bertebaran sepanjang semesta?

Bulu-bulu sayap malaikat bertebaran di ruang angkasa yang hampa dan sunyi melayang-layang
masuk tong setan dan berubah menjadi uang yang melejit dan melepaskan diri dari tangan
penonton yang terpana melihat uang melayang-layang dalam semesta tong setan dan para
malaikat yang terbang ringan seperti balon menyambarnya dengan kelambanan yang sama
seolah-olah mereka memang malaikat yang menyelamatkan para motoris dari godaan uang
padahal merekalah para motoris yang telah berputar dengan cepat begitu cepat mempermainkan
gaya berat sehingga selamat dari kejatuhan dalam kehendak menyambar uang yang melayang-
layang bagaikan bulu-bulu sayap malaikat yang rontok dan bertebaran di ruang angkasa tanpa
tepi seluas-luas semesta dalam tong setan yang telah hilang lenyap dindingnya hilang lenyap
buminya dan hilang lenyap langitnya menjadi gerak saja yang berputar-putar tanpa benda tanpa
massa tanpa hakikat tetapi ada kadang tiada antara ada dan tiada bagaikan omong kosong dunia.

Lewat tengah malam tong setan telah menjadi kosong sekosong-kosong tong tanpa setan meski
kekosongan adalah peluang setan tapi bukan dalam tong setan yang tiada pernah bersetan karena
segala setan yang gentayangan yang gelandangan dalam tong setan terpersetankan tanpa khotbah
tanpa dakwah tanpa kata-kata tanpa bahasa kecuali gerak dan hanya gerak yang berputar-putar
dan berputar-putar bagaikan semesta yang selalu beredar.

Berputar dan berputar kedua sepedamotor itu …

DI SEBUAH pasar malam, terlihat Tong Setan. Di loketnya tertera, harga karcis Rp 5.000.

“Pertunjukan segera dimulai!”

Orang-orang antri membawa anak di bahunya. Di samping loket, para motoris terlihat masih
duduk santai sambil mengobrol. Mereka tidak melihat setan maupun malaikat berseliweran di
pasar malam — yang juga ikut antri untuk menonton Tong Setan.

Anda mungkin juga menyukai