Anda di halaman 1dari 45

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian Keluarga
a. Data umum
Nama kepala keluarga : Tn.L
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tani
Alamat : Kp. Bojong RT 02 RW 06 Desa

Jatisari Kecamatan Karangpawitan


Tanggal pengkajian : 24 Juni 2016
b. Komposisi keluarga
Tabel 3.1
Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Pendidika Hubunga Status Ket


kelami n n keluarg
n keluarga a
1 Tn. L L SD Suami Menikah Sakit
2 Ny. A P SD Istri Menikah Sehat
3 Ny. N P SMA Anak Menikah Sehat
4 Tn. Y L SMA Menantu Menikah Sehat
5 An. F L TK Cucu - Sehat

c. Genogram
Gambar 3.1
Genogram
Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Laki – laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Klien

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

--------- : Tinggal serumah

d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.L termasuk tipe keluarga Ekstended family

didalamnya terdapat dua kepala keluarga ditambah seorang cucu.


e. Suku bangsa
Tn.L berasal dari suku sunda dan Ny.A berasal suku sunda. Bahasa

yang digunakan sehari – hari adalah bahasa Sunda dan tidak ada

budaya yang bertentangan dengan kesehatan.


f. Agama
Keyakinan yang dianut oleh keluarga Tn.L dan Ny.A adalah agama

Islam tidak ada perbedaan keyakinan diantara anggota keluarga,

keluarga Tn.L setiap hari selalu menjelankan sholat lima waktu.


g. Status sosial ekonomi keluarga
Pendapatan keluarga Tn.Y ±Rp.1.500.000,00 perbulan, pendapatan

tersebut diperoleh dari Tn.Y sebagai ojeg dan terkadang bekerja


sebagai serabutan, pengeluaran keluarga Tn.Y ±Rp.1.300.000,00

perbulan untuk keperluan listrik dan makan sehari – hari, selain itu

keempat anak Tn.L selalu memberikan uang untuk keperluan

keluarga Tn.L, jika ada uang sisa Tn.L selalumenyisihkan uangnya

untuk keperluan yang tak terduga, juga ditabung sebagian.


h. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny.A mengatakan jarang melakukan rekreasi karena kondisi

keluarga yang tidak memungkinkan. Sarana hiburan dirumah

terdapat televisi, keluarga biasa mengisi waktu luang dengan

menonton atau mengobrol dihalaman rumah bersama anggota

keluarga lainnya.

i. Pola kebiasaan sehari – hari


1) Pola makan
Ny.A mengatakan pola makan keluarga tidak teratur begitu juga

dengan klien, biasa makan 3x sehari tetapi kadang – kadang

lebih dari 3x sehari. Ny.A mempunyai pantangan terhadap

makanan yang mengandung tinggi garam dan lemak. Menu

makanan sehari – hari keluarga adalah nasi, tahu, tempe, telor,

sayur, dan daging kadang – kadang makan buah jika ada.


2) Pola minum
Keluarga Tn.L biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per

hari / orang.
3) Pola istirahat tidur
Tn.L mengatakan keluarganya biasa tidur pukul 20.00 – 04.30

WIB. Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam tidur.


4) Pola eliminasi
Tn.L mengatakan dirinya dan keluarganya biasa BAB tidak

teratur terkadang 1 – 2 x/hari dan BAK 5-6 x/hari.


5) Personal hygiene
Tn.L mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi 2x sehari

yaitu pagi dan sore. Mandi menggunakan sabun, keramas 3x

seminggu menggunakan shampo. Gosok gigi 2x sehari,

sedangkan untuk menggunting kuku Tn.L dan keluarga tidak

tentu dengan pasti, keluarga menggunting kuku jika kuku sudah

panjang.
j. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.L adalah tahap VI yaitu

keluarga dengan ditinggal pergi anak – anaknya, sesuai

tahap perkembangannya, menjaga keintiman pasangan,

merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap menjaga

komunikasi dengan anak dan cucu, mempertahankan

kesehatan masing – masing pasangan.


2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada tahap ini keluarga Tn.L belum terpenuhi untuk dapat

datang menengok anak dan cucunya karena Tn.L dalam

keadaan sakit dan tidak memungkinkan untuk dapat

bepergian secara jauh.


3) Riwayat keluarga inti
a) Tn.L
Pada saat pengkajian anggota keluarga dalam keadaan

sehat, kecuali Tn.L dimana keadaan Tn.L mengatakan kalau

tangan dan kaki kananya terasa kaku susah digerakkan.


Tn.L mengatakan sudah sakit ± 6 bulan yang lalu. Awal

mulanya penyakit strokenya dialami secara tiba – tiba.

Ny.A langsung membawanya ke rumah sakit, pada saat di

rumah sakit diketahui bahwa Tn.L terkena serangan stroke


Tn.L di rawat di rumah sakit ±17 hari. Keluhan masih

sering dirasakan sampai saat ini.


Ketika keluarga ditanya mengenai cara merawat anggota

keluarga yang sakit stroke, mereka menjawab tidak tahu.

Dan ketika ditanya berapa kali kontrol ke Puskesmas,

keluarga mengatakan jarang pergi ke Puskesmas untuk

mengontrol tekanan darah dan kesehatan.


b) Ny.A
Menurut penutran Ny.A dirinya tidak pernah mengalami

penyakit berat maupun penyakit menular, hanya batuk

ataupun flu yang sembuh hanya dengan obat warung.


c) Ny.N
Ny.N menuturkan dirinya tidak pernah mengalami sakit

berat dirinya biasa sakit flu, demam, batuk yang bisa

diobati dan sembuh dengan obat warung.


d) Tn.Y
Menurut penuturan Tn.Y dirinya jarang sakit dan apabila

sakit Tn.Y tidak pernah sakit berat hanya sakit ringan flu

dan batuk yang sembuh dengan obat warung atau sembuh

dengan dibiarkan.

e) An.F
Menurut penuturan Ny.N kalau anaknya An.F tidak pernah

mengalami sakit berat hanya demam biasa dan dapat

sembuh dengan obat warung.


4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut penuturan Tn.L didalam keluarganya tidak ada

yang menderita penyakit menular, penyakit kronik tetapi di

keluarga Tn.L ada yang mempunya riwayat Hipertensi yaitu


ibunya Tn.L. Sedangkan dikeluarga Ny.A ada yang

menderita Hipertensi yaitu ibunya tetapi tidak mempunya

penyakit keturunan dan penyakit menular.


k. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah

Rumah keluarga Tn.L berukuran kurang lebih panjang delapan

meter, lebar empat meter. Satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu

ruang keluarga, satu dapur, ventilasi dan jendela, jendela

tersebut sifatnya semi permanen dan dua pintu masuk.

Denah rumah

Gambar 3.2

Denah Rumah

F B U

E C
D

Keterangan :

A = Ruang tamu

B = Kamar 1

C = Kamar 2

D = Kamar 3

E = Ruang keluarga

F = Dapur dan kamar mandi

= Pintu

= Jendela dan ventilasi

= Pintu masuk

2) Karakteristik tetangga dan komunikasi


Penduduk terdiri dari lansia, orang dewasa, anak – anak, usia

sekolah dan balita. Jarak antara rumah ada yang berdekatan,

mayoritas adalah berasal dari suku sunda, pasilitas terdekat dari

pemukiman adalah posyandu.


3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.L menetap di kp. Bojong RT 02 RW 06 Desa

Jatisari Kecamatan Karangpawitan dan tinggal bersama Ny.A,

Ny.N, Tn.Y, An.F.


4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.L biasanya berkumpul pada sore hari setelah

pulang bekerja, komunikasi yang dilakukan dengan


tetangganya terjalin dengan baik, apabila mereka bertemu

selalu menegur dan saling menghormati dengan yang lainnya.


5) Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga Tn.L, Tn.L yang sedang mengalami sakit

sedangkan anggota keluarga yang lainnya dalam keadaan sehat

dan semua anggota keluarga selalu memotivasi Tn.L agar cepat

sembuh baik secara moril atau materil.


6) Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan dikeluarga Tn.L adalah Ny.A setelah Tn.L

mengalami sakit tetapi Ny.A selalu merundingkan segala

sesuatunya bersama Tn.L untuk bermusyawarah bila terjadi

masalah.
7) Struktur peran
a) Tn.L : Sebagai suami dari istri dan anak – anak, yaitu

pencari nafkah untuk kebutuhan sehari – hari namun sejak

klien sakit klien tidak bisa mencari nafkah, dan hanya

mengandalkan bantuan dari anak – anaknya.


b) Ny.A : Sebagai istri dan ibu bagi anak – anaknya, untuk

mengurus rumah tangga keuangan, pengasuh dan

pendidikan anak – anaknya.


c) Ny.N : Sebagai anak dan membantu mencari nafkah untuk

membantu orang tua dan membantu untuk melayani Tn.L

apabila membutuhkan sesuatu bantuan.


d) Tn.Y : Sebagai menantu dirinya membantu mencari nafkah

untuk keluarganya dan orang tuanya dan anaknya dan

sebagai pelindung pemberi rasa aman dan sebagai kepala

keluarga untuk Ny.N.


e) An.F : Sebagai cucunya Tn.L An.F tidak bisa melakukan

apa – apa hanya fokus untuk belajar dan berbakti pada

orang tuanya dan kakenya.


8) Nilai dan norma
Keluarga Tn.L menerapkan nilai dan norma yang berlaku

menurut ajaran agama dan aturan yang ada di masyarakat.


2. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn.L sangat menjujung tinggi sikap saling menghargai,

menghormati dan peduli terhadap orang lain, Ny.A sangat

memperhatikan keadaan Tn.L yang sedang sakit stroke.


b. Fungsi sosialisai
Interaksi antar anggota sangat baik, juga sosialisasi dengan

tetangga maupun dengan masyarakat yang ada diwilayah tempat

tinggal Tn.L.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn.L mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit stroke

yang dialaminya.
b. Mengenal keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Bila ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, anggota

kelarga yang tidak sakit mencoba mengobatinya dengan membeli

obat warung atau apotek, bila dirasakan tidak mengalami

perubahan keluarga segera memanggil atau mendatangi mantri

terdekat untuk berobat.


c. Kemampuan anggota keluarga untuk merawat anggota keluaraga

dengan stroke
Keluarga tidak mampu merawat Tn.L selama ini hanya

memberikan semampunya yang iya bisa dan memberikan perhatian

serta doa untuk kesembuhan Tn.L.


d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga mampu membuat suasana menjadi tenang, lingkungan

rumah tertata dengan rapih dan tidak membuat atau menimbulkan

resiko cedera pada Tn.L karena barang – barang yang Tn.L

butuhkan didekatkan dengan klien sehingga tidak memungkinkan

terjadinya resiko cedera.


e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, itu terbukti bahwa

Tn.L sering mengontrol hipertensinya atau tentang strokenya.


4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn.L lima orang, sebelum menopouse Ny.A menggunakan

kontrasepsi suntik satu bulan sekali.


5. Fungsi ekonomi
Penghasilan yang didapat oleh Tn.L dan Ny.A sudah memenuhi

sandang pangan dan apabila salah satu anggota keluarga Tn.L sakit

selalu menggunakan fasilitas kesehatan terdekat.


6. Stressor dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek
Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir keluarga Tn.L terdapat

masalah kesehatan yaitu Tn.L yang mengalami stroke dan

mengalami kekakuan pada tangan dan kaki sebelah kanan. Tn.L

belum mengetahui lebih dalam mengenai stroke (pengertian, tanda

gejala, pencegahan, pengobatan tradisional yang digunakan).


b. Stressor jangka panjang
Tn.L sejak lama mempunyai riwayat hipertensi dan tidak pernah

mengontrolnya dan diit makanannya tidak terjaga.


c. Strategi koping yang digunakan
Tn.L mengatakan hanya berpasah diri kepada alloh SWT berdoa

agar cepat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya usaha

menjaga kesehatan.
d. Strategi disfungsional
Menurut penuturan keluarga Tn.L yang di derita Tn.L datang terus

menerus Ny.A kadang selalu merasa cemas akan kondisi Tn.L

dengan penyakit yang dideritanya.


7. Harapan keluarga
Keluarga mengaharapkan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih

baik lagi untuk masyarakat, mengadakan posbindu setiap minggu.


8. Pemeriksaan fisik
Tabel 3.3

Pemeriksaan Fisik pada anggota keluarga

No Jenis Tn.L Ny.A Ny.N Tn.Y An.F


pemeriksaa
n
1 2 3 4 5 6 7
1. Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
dan tanda –
tanda vital
Td : 180/90 mmHg 200/80 mmHg 110/90 mmHg 110/90 mmHg
Nadi : 75 x/menit 70 x/menit 70 x/menit 72 x/menit
Respirasi : 22 x/menit 23 x/menit 22 x/menit 20 x/menit
Suhu : 35,7°C 35,5°C 36°C 35°C

2. Kepala Rambut bewarna Rambut berwarna Rambut Rambut berwarna Rambut berwarna
sedikit berubah, hitam sedikit berwarna hitam, hitam, distribusi hitam, distribusi
distribusi rambut berubah, distribusi rambut merata, rambut merata,
merata, rambut distribusi rambut rambut merata, rambut kepala bersih, rambut kepala
kepala bersih, tidak merata, rambut rambut kepala tidak terdapat luka lesi bersih, tidak
terdapat luka lesi dan kepala bersih, bersih, tidak dan benjolan terdapat luka lesi
benjolan tidak terdapat terdapat luka dan benjolan
luka lesi dan lesi dan
benjolan benjolan
1 2 3 4 5 6 7
3. Mata Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
sklera putih, sklera putih, sklera putih, sklera putih, sklera putih,
konjungtiva anemis, konjungtiva konjungtiva konjungtiva anemis, konjungtiva
reflek pupil mengecil, anemis, reflek anemis, reflek reflek pupil mengecil, anemis, reflek
bola mata dapat pupil mengecil, pupil mengecil, bola mata dapat pupil mengecil,
digerakan kesegala bola mata dapat bola mata dapat digerakan kesegala bola mata dapat
arah, fungsi digerakan digerakan arah, fungsi digerakan kesegala
penglihatan baik kesegala arah, kesegala arah, penglihatan baik arah, fungsi
terbukti Tn.L dapat fungsi fungsi terbukti dapat penglihatan baik.
membaca papan penglihatan baik penglihatan baik membaca papan nama
nama Mahasiswa. terbukti dapat terbukti dapat Mahasiswa.
membaca papan membaca papan
nama Mahasiswa. nama
Mahasiswa.

4. Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
lubang telinga bersih, lubang telinga lubang telinga lubang telinga bersih, lubang telinga
fungsi pendengaran bersih, fungsi bersih, fungsi fungsi pendengaran bersih, fungsi
baik terbukti Tn.L pendengaran baik pendengaran baik terbukti Tn.Y pendengaran baik
mampu menjawab terbukti Ny.A baik terbukti mampu menjawab terbukti An.F
pertanyaan dengan mampu Ny.N mampu pertanyaan dengan mampu menjawab
baik. menjawab menjawab baik. pertanyaan dengan
pertanyaan pertanyaan baik.
dengan baik. dengan baik.
1 2 3 4 5 6 7
5. Hidung Lubang hidung Lubang hidung Lubang hidung Lubang hidung bersih, Lubang hidung
bersih, fungsi bersih, fungsi bersih, fungsi fungsi penciuman baik bersih, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman baik terbukti dapat penciuman baik
terbukti dapat terbukti dapat terbukti dapat membedakan bau terbukti dapat
membedakan bau membedakan bau membedakan kayu putih dan membedakan bau
kayu putih dan kayu putih dan bau kayu putih minyak wangi. kayu putih dan
minyak wangi. minyak wangi. dan minyak minyak wangi.
wangi.
6. Mulut dan Bibir berwarna merah Bibir berwarna Bibir berwarna Bibir berwarna merah Bibir berwarna
tenggorokan muda, bibir tampak merah muda, merah muda, muda, bibir tampak merah muda, bibir
kering, mukosa bibir tampak bibir tampak kering, mukosa tampak kering,
berwarna merah kering, mukosa kering, mukosa berwarna merah muda mukosa berwarna
muda tidak terdapat berwarna merah berwarna merah tidak terdapat merah muda tidak
pembekakan. muda tidak muda tidak pembekakan. terdapat
terdapat terdapat pembekakan.
pembekakan. pembekakan.

7. Leher Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar pembesaran
tyroid, kelenjar getah kelenjar tyroid, kelenjar tyroid, tyroid, kelenjar getah kelenjar tyroid,
bening, tidak terdapat kelenjar getah kelenjar getah bening, tidak terdapat kelenjar getah
peningkatan jvp, bening, tidak bening, tidak peningkatan jvp, tidak bening, tidak
tidak terdapat nyeri. terdapat terdapat terdapat nyeri. terdapat
peningkatan jvp, peningkatan jvp, peningkatan jvp,
nyeri (-). nyeri (-). nyeri (-)
1 2 3 4 5 6 7
8. Dada, Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
jantung dan kelaianan bentuk, kelaianan bentuk, kelaianan kelaianan bentuk, kelaianan bentuk,
paru – paru tidak terdapat nyeri. tidak terdapat bentuk, tidak tidak terdapat nyeri. tidak terdapat
Penyebaran rongga nyeri. Penyebaran terdapat nyeri. Penyebaran rongga nyeri. Penyebaran
dada simetris, bunyi rongga dada Penyebaran dada simetris, bunyi rongga dada
nafas vesikuler, irama simetris, bunyi rongga dada nafas vesikuler, irama simetris, bunyi
jantung ireguler. nafas vesikuler, simetris, bunyi jantung ireguler. nafas vesikuler,
Td : 180/90 mmHg irama jantung nafas vesikuler, Td : 190/90 mmHg irama jantung
Nadi : 75 x/menit ireguler. irama jantung Nadi : 72 x/menit ireguler.
Respirasi : 22 Td : 200/80 ireguler. Respirasi : 20 x/menit.
x/menit. mmHg Td : 110/90
Nadi : 70 x/menit mmHg
Respirasi : 23 Nadi :
x/menit. 70x/menit
Respirasi : 22
x/menit.

9. Abdomen Bentuk datar tidak Bentuk datar Bentuk datar Bentuk datar tidak Bentuk datar tidak
terdapat nyeri tekan. tidak terdapat tidak terdapat terdapat nyeri tekan. terdapat nyeri
nyeri tekan. nyeri tekan. tekan.
1 2 3 4 5 6 7
12. Persyarafan
-N I Dapat membedakan Dapat Dapat Dapat membedakan Dapat
Olfaktorius parfum dan kayu membedakan membedakan parfum dan kayu membedakan
putih. parfum dan kayu parfum dan kayu putih. parfum dan kayu
putih. putih. putih.

-N II Optikus Reflek cahaya baik, Reflek cahaya Reflek cahaya Reflek cahaya baik, Reflek cahaya baik,
kornea tidak ada baik, kornea tidak baik, kornea tidak kornea tidak ada kornea tidak ada
keluhan. ada keluhan. ada keluhan. keluhan. keluhan.

-N III Dapat membuka Dapat membuka Dapat membuka Dapat membuka Dapat membuka
Okulomotoriu kelopak mata. kelopak mata. kelopak mata. kelopak mata. kelopak mata.
s
Bola mata dapat Bola mata dapat Bola mata dapat Bola mata dapat Bola mata dapat
-N IV digerakan kesegala digerakan digerakan digerakan kesegala digerakan kesegala
Taklearis arah. kesegala arah. kesegala arah. arah. arah.

Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan
-N V sentuhan. sentuhan. sentuhan. sentuhan. sentuhan.
Trigeminus
Dapat menggerakan Dapat Dapat Dapat menggerakan Dapat
-N VI bola mata ke kiri dan menggerakan bola menggerakan bola bola mata ke kiri menggerakan bola
Abdusen kanan. mata ke kiri dan mata ke kiri dan dan kanan. mata ke kiri dan
kanan. kanan. kanan.
1 2 3 4 5 6 7
-N VII Pendengaran baik. Pendengaran baik. Pendengaran baik. Pendengaran baik. Pendengaran baik.
Austikus

-N VIII Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan Dapat merasakan
Facialis sentuhan pada wajah. sentuhan pada sentuhan pada sentuhan pada sentuhan pada
wajah. wajah. wajah. wajah.
-N IX
Glosafaringeu Bicara rero, menelan Bicara baik, Bicara baik, Bicara baik, Bicara baik,
s dan N X dan penciuman baik. menelan baik, dan menelan baik, dan menelan baik, dan menelan baik, dan
Vagus penciuman baik. penciuman baik. penciuman baik. penciuman baik.

-N XI Dapat melihat kearah Dapat melihat Dapat melihat Dapat melihat Dapat melihat
Aksesorius kiri dan kanan. kearah kiri dan kearah kiri dan kearah kiri dan kearah kiri dan
kanan. kanan. kanan. kanan.

-N XII Lidah dapat Lidah dapat Lidah dapat Lidah dapat Lidah dapat
Hipoglosus digerakan dengan digerakan dengan digerakan dengan digerakan dengan digerakan dengan
baik. baik. baik. baik. baik.
Keterangan Sakit Sehat Sehat Sehat Sehat
9. Memori
Memori jangka pendek : Pada saat ditanya mahasiswa , klien dapat

menyebutkan kembali nama depan mahasiswa.


Memori jangka panjang : Klien tidak mengingat bulan apa saat

terserang stroke.
10. Orientasi
Orang : Tn.L dapat menyebutkan angka 1 jelas, dan Tn.L dapat

mengetahui dimana iya sekarang berada, dan Tn.L juga dapat

membedakan siang dan malam.


11. Analisa data
Tabel 3.4
Analisa Data

N Data Masalah Penyebab

o
1. DS : Gangguan Mobilitas Ketidak tahuan
-Tn.L mengatakan Fisik. keluarga
sudah sejak 6 bulan mengenal
mengalami stroke. masalah stroke.
-Keluarga Tn.L
belum mampu cara
merawat penyakit
stroke.
-Keluarga Tn.L
terkadang cemas
akan penyakit Tn.L
DO :
-Tn.L tampak
Lemah.
-Kekuatan Otot Tn.L
Kekuatan 5 0
otot 5 0
-Aktivitas dibantu.

2. DS : Hambatan Komunikasi Ketidak tahuan


-Tn.L mengeluh Verbal keluarga
dirinya sulit dalam mengatasi
berbicara. gangguan
-Tn.L tidak tahu komunikasi.
dirinya seperti itu.
DO :
-Berbicara Tn.L
tampak rero.
3. DS : Defisit Perawatan Diri. Ketidak
-Keluarga Tn.L mampuan
mengatakan belum keluarga
tahu cara perawatan merawat
mandi untuk Tn.L anggota
- Tn.L mengeluh keluarga yang
tidak nyaman sakit.
dengan kondisinya.
DO :
-Tn.L tampak tidak
tenang.
-Klien bau.
-Klien tampak tidak
rapih.

SKORING
Tabel 3.5
Skoring diagnosa keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah stroke.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : Masalah adalah
Tidak / kurang 3 3 kurang sehat
x 1=1
sehat. 3 karena Tn.L
menderita stroke

2. Kemungkinan Sumber daya


masalah dapat di 1 1 keluarga ada,
x 2=1
ubah : Sebagian 2 namun mengalami
keterbatasan
karena fasilitas
kesehatan yang
cukup jauh.
3. Kemungkinan Cukup, karen
masalah dapat 2 2 2 stroke dapat
x 1=
dicegah : Cukup 3 3 dicegah
kekambuhannya,
dengan mengubah
gaya hidup.

4. Menonjolnya Keluarga Tn.L


masalah : Masalah 1 mengatakan ada
x 2=1
berat harus segera 1 2 masalah yaitu
ditangani. penyakit yang di
deritanya tidak
sembuh –
sembuh.

Jumlah 2
3
3

2. Gangguan komunikasi verbal pada Tn.L sehubungan dengan ketidak

mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami

stroke.
Tabel 3.6

Skoring diagnosa keperawatan

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : Masalah adalah
Tidak / kurang 3 3 Tn.L mengalami
x 1=1
sehat. 3 kesulitan dalam
berkomunikasi.

2. Kemungkinan Sumber daya


masalah dapat di 1 2 keluarga ada,
x 2=2
ubah : Sebagian 2 namun mengalami
keterbatasan
karena fasilitas
kesehatan yang
cukup jauh.

3. Kemungkinan Berat, karen


masalah dapat 2 1 1 hambatan
x 1=
dicegah : Cukup 3 3 komunikasi harus
dengan cara terus
menerus berlatih.

4. Menonjolnya Keluarga Tn.L


masalah : Masalah 1 mengatakan ada
x 2=1
berat harus segera 1 2 masalah yaitu
ditangani. hambatan
komunikasi verbal
tetapi tidak harus
segera di tangani
karena butuh
latihan.

Jumlah 2
3
5

3. Defisit perawatan diri pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang saki stroke.


Tabel 3.6

Skoring diagnosa keperawatan

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : Masalah adalah
Ancaman 2 2 2 Tn.L mengalami
x 1=
kesehatan. 3 3 kesulitan dalam
berbicara.

2. Kemungkinan Sumber daya


masalah dapat di 1 1 keluarga ada,
x 2=1
ubah : Mudah 2 namun mengalami
keterbatasan
karena fasilitas
kesehatan yang
cukup jauh.

3. Kemungkinan Tinggi karena


masalah dapat 2 3 diharapkan
x 1=1
dicegah : Tinggi. 3 setelah diberikan
penyuluhan dan
demonstrasi
keluarga mampu
merawat Tn.L.

4. Menonjolnya Masalah berat,


masalah : Masalah 2 harus
x 2=1
berat harus segera 1 2 segeraditangani.
ditangani.

Jumlah 2
3
3

2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

a. Gangguan mobilitas fisik pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan anggota keluarga mengenal masalah stroke yang ditandai

dengan :

Data Subjektif :

- Tn.L sudah sejak 6 bulan yang lalu mengalami stroke.


- Keluarga Tn.L belum mengetahui cara perawatan penyakit stroke.
- Keluarga Tn.L terkadang cemas dengan keadaan Tn.L terhadap

penyakitnya.

Data Objektif :

- Tn.L tampak lemah.


- Kekuatan otot. 5 1
5 1
- Aktivitas dibantu.
- Tn.L berbaring ditempat tidur.
b. Defisit perawatan diri pada Tn.L berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami defisit perawatan

diri stroke ditandai dengan :


Data Subjektif :
- Keluarga Tn.L mengatakan belum tahu cara perawatan mandi pada

Tn.L dengan stroke.


- Klien mengeluh tidak nyaman dengan kondisinya.

Data Objektif :

- Klien tampak tidak tenang.


- Klien bau.
- Keadaan klien tidak rapih.
c. Hambatan komunikasi verbal pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal hambatan komunikasi verbal pada stroke

yang ditandai dengan :


Data Subjektif :
- Tn.L mengeluh sejak 6 bulan yang lalu dirinya mengalami susah

berbicara.
- Tn.L tidak tau dirinya seperti itu.

Data Objektif :

- Berbicara Tn.L tampak rero.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Masalah keperawatan

Gangguan mobilitas fisik pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah stroke yang ditandai dengan :

Ds :

- Tn.L mengatak sudah sejak 6 bulan yang lalu mengalami stroke.


- Keluarga Tn.L belum tahu cara merawat penyakit stroke.
- Keluarga Tn.L mengatakan terkadang cemas terhadap penyakit

yang diderita Tn.L.


Do :

- Tn.L tampak lemah.


- Kekuatan otot.

5 0
5 0
- Aktivitas dibantu.
- Tn.L tampak berbaring ditempat tidur.
1) Tujuan
a) Tujuan umum
Setelah 5 kali pertemuan, gangguan mobilitas fisik teratasi.
b) Tujuan khusus
Setelah 3x15 menit tatap muka dan intervensi keluarga mampu :
(1) Menyebutkan pengertian gangguan mobilitas fisik akibat stroke.

(2) Mendemonstrasikan cara perawatan pada gangguan mobilitas fisik

akibat stroke.

2) Kriteria / Evaluasi

a) Kriteria

(1) Respon verbal keluarga dapat menyebutkan dua dari empat cara

perawatan gangguan mobilitas fisik akibat stroke.

(2) Respon psikomotor keluarga mampu mendemonstrasikan cara

perawatan gangguan mobilitas fisik.

b) Standar

Cara perawatan gangguan mobilitas fisik yaitu :

(1) Membantu dalam beraktifitas.

(2) Melakukan tindakan waspada.


(3) Melakukan teknik analisa gerak.

(4) Istirahat setelah aktivitas.

Demonstrasikan cara perawatan gangguan mobilitas fisik :

(1) Lakukan gerak dengan cara mengekstensikan kaki dan tangan yang

kaku kemudian difleksikan sebanyak 8 kali hitungan dan dilakukan

setiap hari sebanyak dua kali.

3) Intervensi

a) Berikan Penjelasan pada keluarga tentang cara mengatur posisi tidur dan

latihan gerak.

b) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk menyebutkan kembali cara

mengatur posisi tidur dan latihan gerak.

c) Demonstrasikan bersama keluarga tantang teknik latihan gerak.

d) Diskusikan dengan keluarga tentang tekhnik latihan gerak dan cara

mengatur posisi tidur.

e) Bantu keluarga untuk melakukan secara mandiri.

4) Implementasi :

25 Juni 2016 jam 11.00


a) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang cara mengatur posisi

tidur.

b) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menyebutkan kembali

cara mengatur posisi tidur dan latihan gerak.

c) Mendemonstasikan bersama keluarga tentang latihan gerak.

d) Mendiskusikan dengan keluarga tentang tehnik latihan gerak.

e) Membantu keluarga secara mandiri.

5) Evaluasi

25 Juni 2016 jam 11.20

S : Keluarga mengatakan mengerti cara latihan gerak.

O : Keluarga mampu menjelaskan tentang cara latihan gerak.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : - Lanjutkan intervensi.

- Berikan penjelasan kembali tentang cara latihan gerak.


- Demonstrasikan kembali bersama keluarga bersama keluarga tengtang

tehnik latihan gerak.

b. Masalah keperawatan
Defisit perawatan diri pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami defisit

perawatan diri stroke ditandai dengan :

DS :
- Keluarga Tn.L mengatakan belum tahu cara perawatan mandi pada

Tn.L dengan stroke.


- Klien mengeluh tidak nyaman dengan kondisinya.

DO :

- Klien tampak tidak tenang.


- Klien bau.
- Keadaan klien tidak rapih.
2) Tujuan
a) Tujuan umum
Setelah 5 kali pertemuan, defisit perawatan diri dapat teratasi.
b) Tujuan khusus
Setelah 3x15 menit tatap muka dan intervensi keluarga mampu :
(1) Keluarga menyebutkan cara perawatan defisit perawatan diri.

(2) Keluarga mendemonstrasikan cara perawatan diri.

2) Kriteria / Evaluasi

a) Kriteria

(1) Respon verbal keluarga dapat menyebutkan pengertian defisit

perawatan diri, macam – macam perawatan diri, tujuan perawatan

diri.

(2) Respon psikomotor keluarga mampu mendemonstrasikan cara

perawatan diri pada Tn.L.


b) Standar

Pengertian defisit perawatan diri, macam – macam perawatan diri,

tujuan defisit perawatan diri yaitu :

(1) Yaitu kelemahan atau ketidak mampuan seseorang untuk merawat

dirinya sendiri.

(2) Mandi, keramas, gosok gigi, gunting kuku.

(3) Keluarga memahami dan mampu merawat Tn.L dengan stroke untuk

memenuhi defisit perawatan diri.

Mendemonstrasikan cara defisit perawatan diri.

(1) Lakukan dengan cara memandikan, menggosok gigi, keramas, pada

Tn.L denga gangguan defisit perawatan diri.

3) Intervensi

a) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,

pentingnya perawatan diri akibat lanjut, cara perawatan diri.

b) Mendiskusikan bersama keluara cara perawatan diri.

c) Demonstrasikan bersama keluarga tantang cara perawatan diri.

d) Bantu keluarga untuk melakukan secara mandiri.

4) Implementasi :

25 Juni 2016 jam 11.30


a) Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang cara perawatan diri.

b) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menyebutkan kembali

cara perawatan diri.

c) Mendemonstasikan bersama keluarga tentang cara perawatan diri.

d) Membantu keluarga secara mandiri.

5) Evaluasi

25 Juni 2016 jam 11.50

S : Keluarga mengatakan mengerti dan memahami tantang defisit

peraawatan diri.

O : Keluarga mampu menjelaskan dan melakukan kembali cara defisit

perawataan diri.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : - Lanjutkan intervensi.

- Berikan penjelasan kembali tentang cara defisit perawatan diri.


- Demonstrasikan kembali bersama keluarga bersama keluarga tengtang

defisit perawatan diri.


- Pertahankan intervensi.

c. Masalah keperawatan
Hambatan komunikasi verbal pada Tn.L berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal hambatan komunikasi verbal pada stroke

yang ditandai dengan :


DS :
- Tn.L mengeluh sejak 6 bulan yang lalu dirinya mengalami susah

berbicara.
- Tn.L tidak tau dirinya seperti itu.

DO :

- Berbicara Tn.L tampak rero.


Tujuan
a) Tujuan umum
Setelah 5 kali pertemuan, defisit perawatan diri dapat teratasi.
b) Tujuan khusus
Setelah 3x15 menit tatap muka dan intervensi keluarga mampu :
(1) Keluarga menyebutkan cara perawatan gangguan komunikasi

verbal akibat stroke.

(2) Keluarga mendemonstrasikan cara perawatan pada gangguan

komunikasi verbal akibat stroke.

2) Kriteria / Evaluasi

a) Kriteria

(1) Respon verbal keluarga dapat menyebutkan kembali 2 dari 3 cara

mengatasi gangguan komunikasi verbal.

(2) Respon psikomotor keluarga mampu melakukan latihan verbal.

b) Standar
Cara mengatasi gangguan komunikasi verbal :

(1) Latihan gerakan lidah.

(2) Latihan verbal (mengucapkan huruf vocal).

Mendemonstrasikan cara latihan komunikasi verbal:

(1) Demonstrasikan kepada keluargatentang latihan verbal secara

berulang – ulang : A – I – U – E – O.

3) Intervensi

a) Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai cara mengatasi gangguan

komunikasi verbal.

b) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk kembali mengulangi.

c) Demonstrasikan kepada keluarga tantang latihan komunikasi verbal.

d) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mengulangi kembali.

e) Bantu keluarga untuk melakukan latihan komunikasi verbal.

f) Berikan reward atas kegiatan yang telah dilakukan.

4) Implementasi :

25 Juni 2016 jam 11.55

a) Memberikan penjelasan mengenai cara mengatasi gangguan komunikasi

verbal.
b) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulang kembali.

c) Mendemonstasikan kepada keluarga tentang latihan komunikasi verbal.

d) Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mengulangi kembali.

e) Membantu keluarga untuk melakukan komunikasi verbal.

f) Memberikan reward atas kegiatan yang telah dilakukan.

5) Evaluasi

25 Juni 2016 jam 12.15

S : Keluarga mengatakan mengerti tentang cara merawat anggota keluarga

yang mengalami gangguan komunikasi verbal.

O : Keluarga menjelaskan tehnikmelatih pergerakan lidah dan komunikasi

verbal.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : - Lanjutkan intervensi.

- Berikan penjelasan kembali mengenai cara mengatasi gangguan

komunikasi verbal.
- Demonstrasikan kembali kepada keluarga tentang latihan – latihan

komunikasi verbal.

4. Catatan perkembangan

Tabel 3.7
Catatan Perkembangan

No Tanggal DP Catatan Perkembangan Pelaksanaan

1 2 3 4 5
1 26 Juni I S: Gian L Putra
2016 Keluarga Tn.L mengatakan
mengerti tentang :
- Pengertian mobilisasi aktif dan
pasif.
- Tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Langkah – langkah dari latihan
mobilisasi aktif dan pasif.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
3 dari 9 latihan mobilisasi aktif
dan pasif.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi.
I:
- Jelaskan kembali pengertian
mobilisasi aktif dan pasif.
- Tujuan latihan gerak aktif dan
pasif.
- Apa langkah – langkah latihan
gerak mobilisasi aktif dan pasif.
E:
Gangguan mobilitas fisik pada
Tn.L teratasi sebagian.
II S: Gian L Putra
Keluarga Tn.L mengatakan
mampu dan mengerti tentang :
- Pengertian defisit perawatan
diri.
- Tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Langkah – langkah defisit
perawatan diri.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian defisit perawatan
diri.
- Kelurga mampu menyebutkan
tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Keluarga mampu melakukan
perawatan defisit perawatan diri.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi.
I :
- Jelaskan kembali pengertian
defisit perawatan diri.
- Tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Langkah – langkah defisit
perawatan diri.
E:
Defisit perawatan diri pada Tn.L
teratasi sebagian.
III S: Gian L Putra
Keluarga mengatakan mengerti
tentang cara merawat anggota
keluarga yang mengalami
gangguan komunikasi verbal.
O:
Keluarga menjelaskan tentang
tehnik melatih pergerakan lidah
dan komunikasi verbal.
P:
- Lanjutkan intervensi.
- Beri penjelasan kembali
mengenai gangguan komunikasi
verbal.
I:
Demonstrasikan kembali kepada
keluarga tentang latihan
komunikasi verbal.
E:
Masalah teratasi sebagian.
2 27 Juni I S: Gian L Putra
2016 Keluarga Tn.L mengatakan
mengerti tentang :
- Pengertian mobilisasi aktif dan
pasif.
- Tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Langkah – langkah dari latihan
mobilisasi aktif dan pasif.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
9 dari 9 latihan mobilisasi aktif
dan pasif.
A:
Masalah teratasi.
P:
Pertahankan intervensi.
II S: Gian L Putra
Keluarga Tn.L mengatakan
mampu dan mengerti tentang :
- Pengertian defisit perawatan
diri.
- Tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Langkah – langkah defisit
perawatan diri.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian defisit perawatan
diri.
- Kelurga mampu menyebutkan
tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Keluarga mampu melakukan
perawatan defisit perawatan diri.
A:
Masalah sebagian.
P:
Pertahankan intervensi.
III S: Gian L Putra
Keluarga mengatakan mengerti
tentang cara merawat anggota
keluarga yang mengalami
gangguan komunikasi verbal.
O:
Keluarga menjelaskan tentang
tehnik melatih pergerakan lidah
dan komunikasi verbal.
P:
- Lanjutkan intervensi.
- Beri penjelasan kembali
mengenai gangguan komunikasi
verbal.
I:
Demonstrasikan kembali kepada
keluarga tentang latihan
komunikasi verbal.
E:
Masalah teratasi sebagian.
28 Juni I S: Gian L Putra
2016 Keluarga Tn.L mengatakan
mengerti tentang :
- Pengertian mobilisasi aktif dan
pasif.
- Tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Langkah – langkah dari latihan
mobilisasi aktif dan pasif.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
tujuan dari latihan mobilisasi
aktif dan pasif.
- Keluarga mampu menyebutkan
9 dari 9 latihan mobilisasi aktif
dan pasif.
A:
Masalah teratasi.
P:
Pertahankan intervensi.
II S: Gian L Putra
Keluarga Tn.L mengatakan
mampu dan mengerti tentang :
- Pengertian defisit perawatan
diri.
- Tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Langkah – langkah defisit
perawatan diri.
O:
- Keluarga mampu menyebutkan
pengertian defisit perawatan
diri.
- Kelurga mampu menyebutkan
tujuan dari defisit perawatan
diri.
- Keluarga mampu melakukan
perawatan defisit perawatan diri.
A:
Masalah sebagian.
P:
Pertahankan intervensi.
III S: Gian L Putra
Keluarga mengatakan mengerti
tentang cara merawat anggota
keluarga yang mengalami
gangguan komunikasi verbal.
O:
Keluarga menjelaskan tentang
tehnik melatih pergerakan lidah
dan komunikasi verbal.
P:
- Pertahankan intervensi
B. Pembahasan

Pada bagian ini penulis membahas mengenai kesenjangan –

kesenjangan anatara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang

ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga

Tn.L di Kp. Bojong RT 02 RW 06 Desa Jatisari Kecamatan

Karangpawitan Kabupaten Garut. Adapun pembahasan ini sesuai

dengan tahapan proses keperawatan, yaitu :

1. Tahap Pengkajian

Tahap ini merupakan tahap awal proses keperawatan, sebelum

memulai pengkajian pertama – tama penulis memulai dengan membina

hubungan saling percaya. Dalam membina hubungan saling percaya

penulis memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan kunjungan, tahap

pengkajian ini dimulai dari pengumpulan data, meliputi data umum,

riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Keadaan lingkungan,

struktur keluarga fungsi keluarga, stressor dan koping keluarga,

pemeriksaan fisik kesehatan setiap anggota keluarga dan harapan

keluarga.

Pada tahap pemeriksaan fisik didapat kesenjangan anatara teori

dan kenyataan, yaitu secara teoritis tanda dan gejala yang muncul pada

klien stroke adalah lumpuh pada separuh badan, yaitu pada bagian yang

kanan. Separuh badan kurang merasa terhadap rangsangan, rasa

kesemutan, mutut mencong, lidah mencong bila dijulurkan, sulit


menelan bila makan dan minum, sulit dalam berbicara dan tidak lancar

sepatah – sepatah kata saja yang terucap, sulit memahami pembicaraan

orang lain, tidak dapat membaca dan menulis, tidak memahami tulisan,

berjalan sulit, melangkah kecil – kecil, kepintaran menurun dan tidak

dapat berhitung, pelupa, pendengaran menurun, menjadi mudah

menangis, menjadi mudah tertawa, melihat dobel, kelopak mata sulit

dibuka, banyak tidur, gerakkan tidak terkordinasi, pingsan dan koma.

Setelah dilihat dari beberapa gejala diatas, tidak semua

mengalami stroke mempunyai gejala yang sama dengan teori, gejala

yang ditemukan pada Tn.L hanya muncul beberapa gejala, yaitu

menurunnya kekuatan otot pada separuh bagian tubuh yaitu bagian

kanan, berjalan sulit, bicara rero. Sedangkan tanda dan gejala lainnya

tidak muncul, tanda – tanda tersebut tidak ditemukan pada saat

pengkajian.

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam tinjauan teoritis diagnosa yang mungkin muncul pada klien

stroke adalah :

a) Intoleransi Aktivitas. ( Nic Noc, 2007 )


b) Hambatan Mobilitas Fisik. ( Nic Noc, 2007 )
c) Hambatan Komunikasi Verbal. ( Nic Noc, 2007 )
d) Perubahan Persepsi Sensori. ( Nic Noc, 2007 )
e) Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. ( Nic Noc, 2007 )
f) Defisit Perawatan Diri. ( Nic Noc, 2007 )
Namun pada kasus keluarga Tn.L diagnosa yang muncul

sesuai dengan teori adalah ;


a. Gangguan mobilitas fisik
Karena Tn.L menunjukan kelemahan dalam fisik, seperti aktifitas

yang dibantu oleh keluarganya.


b. Defisit perawatan diri
karena Tn.L dalam kondisi bau, tidak tertata dengan rapih dan tidak

nyaman dengan kondisinya.


c. Hambatan komunikasi verbal
Karena Tn.L dalam berbicara rero dan sulit dipahaami dan keluarga

tidak tahu kenapa Tn.L menjadi seperti itu.


Sedangkan beberapa diagnosa yang lainnya tidak muncul

pada Tn.L karena klien tidak merasakannya.

3. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini penulis menyusun rencana tindakan sesuai dengan

permasalahan yang ada, perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan

kemampuan, situasi, kondisi sumberdaya keluarga dan penulis sendiri.

Secara teoritis penyusun harus dilaksanakan bersama – sama keluarga,

namun kenyataanya sulit dilaksanakan karena berbagai faktor antara

lain :

Kesibukan serta kurangya pengetahuan keluarga, maka sebagai

alternative pemecahan masalah penulis mengadakan kontrak waktu

dengan keluarga guna melaksanakan rencana keperawatan yang telah

dibuat, ternyata keluaraga dapat menerima informasi yang diberikan

penulis.

4. Tahap implementasi
Secara umum penulis dapat melakukan tahap pelaksanaan dengan

cukup baik, seluruh rencana keperawatan yang telah dibuat sesuai

dengan tujuan, dan kriteria dan standar hasil, karena keluarga cukup

kooperatif dan terbuka sehingga penulis mendapatkan kemudahan

dalam menyampaikan informasi – informasi yang ada berhubungan

dengan masalah kesehatan dan masalah penyakit stroke dengan

melakukan pendidikan kesehatan yang menggunakan bahasa yang

mudh dimengerti, ditunjang dengan memperlihatkan serta penyampaian

melalui media lembar balik dengan gambar – gambar yang mudah

dipahami maka informasi dapat sampai kepada keluarga meskipun

dalam waktu yang relatif singkat dan tindakan keperawatan klinik juga

dukungan – dukungan psikologi yang ditinjau untuk mengatasi

permasalahan – permasalahan yang ada dikeluarga Tn.L yaitu stroke

pada Tn.L.

5. Tahap evaluasi

Pada tahap ini merupakan tahapan untuk menilai sejauh mana hasil

apabila melihat pada kriteria khusus dalam waktu yang ditetapkan, semua

telah dicapai dengan baik, akan tetapi untuk tujuan umum tidak semua

masalah teratasi, dikarenakan pengobatan dan penyembuhan stroke

memerlukan waktu yang cukup lama, penulis menganjurkan kepada


keluarga untuk mempertahankan masalah keperawatan yang sudah teratasi

yaitu gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, hambatan

komunikasi verbal, sedangkan untuk masalah yang belum tertasi sebagian

penulis melimpahkan kepada keluarga untuk tetap melakukan latihan –

latihan yang telah dianjurkan pada Tn.L yang mengalami stroke, dan

mengatasi masalah yang muncul sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

Anda mungkin juga menyukai