Anda di halaman 1dari 3

KAISAR HIROHITO : “Berapa jumlah guru yang tersisa?

Melihat seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah dijanjikan
untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah terpuruk dengan hancurnya kota
Nagasaki dan Hiroshima oleh bom Amerika. Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal
mencapai jutaan, belum lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan
50 tahun untuk menghilangkan itu semua. Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu.
Enam hari setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, yang
menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat pada Perang Dunia II (1942-1945), Kaisar
Hirohito (bertakhta 1926-1989) berupaya membangun kembali bangsanya yang sudah porak-
poranda itu. dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang
tersisa menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang tersisa?“. Para jendral pun
bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa
mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar
Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata
dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau
kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan
sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada
mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.” Satu sumber menyebutkan
bahwa jumlah guru yang tersisa di Jepang pada saat itu adalah sebanyak 45.000 orang. Sejak
itu, Kaisar Hirohito gerilya mendatangi para guru yang tinggal itu dan memberi perintah juga
arahan. Rakyat Jepang sangat menjunjung titah dari Kaisar ini dan dilaksanakan dengan
penuh komitmen dan konsekuen.
Ada lima perintah atau arahan yang harus dilaksanakan oleh para guru dan dipercaya
dapat membangkitkan serta memajukan negara Sakura ini kelak: Pertama, guru harus
melaksanakan pendidikan yang bermutu. Hal ini tentunya perlu menjadi pemikiran kita,
sebab dalam konsep yang lebih luas, mutu pendidikan mempunyai makna sebagai ukuran
sebuah proses dan hasil pendidikan secara keseluruhan. Proses pendidikan merupakan suatu
keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi baik internal maupun
eksternal.
Faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan terletak pada unsur-unsur dinamis yang ada
di sekolah dan lingkungannya sebagai suatu kesatuan sistem. Satu unsurnya ialah guru
sebagai pelaku terdepan dalam pelaksanaan pendidikan di tingkat institusional dan
instruksional. Oleh karena itu, Guru harus mampu membuat dirinya bermutu agar pendidikan
itu bermutu, pemerintah dan masyarakat juga harus mendukung untuk bermutunya guru.
Kedua, guru harus disiplin dari murid. Disiplin sangat penting artinya bagi guru dan siswa.
Ada indikasi bahwa orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing, umumnya
mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin.
Para Guru perlu menyadari dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai
pengetahuan, dibarengi dengan contoh dan teladan, serta disiplin. Guru sebagai penegak
disiplin, baik di dalam maupun di luar kelas, harus membimbing muridnya sebagai anggota
masyarakat yang disiplin. Bak kata pepatah kalau guru kencing berdiri anak kencing berlari.
Sekolah-sekolah yang maju dan favorit dengan berbagai julukan seperti sekolah efektif,
sekolah model juga sekolah unggul, dipercaya sangat ketat dalam penegakan disiplin
sehingga berkorelasi dalam meningkatkan mutu pendidikan sebab dengan adanya disiplin
semua ketentuan dan tindakan, terutama mengenai proses belajar-mengajar di sekolah dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Guru di sekolah memegang peranan yang sangat
menentukan kelancaran proses belajar mengajar, karena tanpa guru tidak mungkin proses
belajar-mengajar dapat berjalan.
Ketiga, guru harus lebih pintar dari murid. Guru memang semestinya dipilih dari orang-orang
pilihan, di beberapa Negara maju yang penulis kunjungi, pendidikan guru memang menjadi
favorit. Pendidikan guru masuk sangat ketat. Ini membuktikan bahwa untuk menjadi guru
memang harus lebih pintar. Tapi sebaliknya di negera kita betapa mudahnya kriteria menjadi
seorang guru.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Jadi, guru itu haruslah orang-orang
pilihan, tidak boleh sembarangan. Guru itu harus cerdas, mengajar dengan hati dan
bersemangat. Juga yang paling penting adalah, guru harus punya keperibadian yang baik,
tidak boleh asal-asalan. Ada ungkapan mengatakan “Jika ingin muridnya pintar, guru harus
lebih pintar. Jika ingin gurunya pintar, kepala sekolah harus lebih pintar. Jika ingin kepala
sekolah pintar, kepala dinas harus lebih lebih pintar. Sesungguhnya air itu akan mengalir ke
bawah dan memengaruhi kualitasnya”.
Keempat, pendidikan itu harus bisa menuntun industri. Kelima, Saya akan kirimkan sebagian
anda ke luar negeri, pelajari dengan benar dan bawa pulang ke jepang. Belajar di luar negeri
merupakan suatu keinginanan untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman di negeri orang.
Bak pepatah yang mengatakan, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Hal ini merupakan
seruan dan anjuran agar kita mempunyai keinginan belajar dan mencari pengetahuan
walaupun tempatnya jauh dan asing bagi kita.
Belajar di luar negeri adalah usaha untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kita menyadari
bahwa masa depan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh pendidikannya. Dengan belajar di
mancanegara ini kita akan mendapatkan pengalaman dan wawasan global, wawasan yang
lebih luas. Ini penting, karena sekarang banyak perusahaan internasional yang beroperasi di
berbagai negara yang bisa memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi kita semua.
Dengan wawasan global yang kita peroleh ini, kita akan dapat berkompetisi secara lebih baik
dalam mencari lapangan pekerjaan di dalam maupun luar negeri.
Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu sama seperti betapa bernilainya guru
saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur
tangan guru. Tanpa guru, mungkin Jepang saat ini akan tetap terpuruk dan takkan menjadi
salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat ini, Jepang telah menjadi
ancaman serius untuk negara yang pernah menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika.
Kemajuan Jepang tersebut hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan yang sangat sederhana
tentang pentingnya sosok guru.
Pahlawan bukanlah hanya seorang yang rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan
merdeka bukanlah hanya sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru merupakan
seorang pahlawan walau dia tak pernah mengorbankan darahnya. Dia mengajar,
membimbing, menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari kebodohan
serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan
seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak, namun gelar itu telah tersemat dengan
gagahnya karena apa yang telah dilaksanakannya.
Ada sebuah bibit tanaman, yang jika ditanam dengan baik maka dia akan memberikan
dampak dan hasil yang dapat digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen.
Memang, perlu kesabaran menunggu bibit itu siap untuk dipanen, perlu waktu yang lama,
bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga subur dan segar. Bibit
itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk yang subur, air yang cukup, udara yang
segar, cahaya yang menyinari di kala dia membutuhkan, serta seorang yang dapat
memperhatikannya dengan baik setiap hari. Segala hal perlu diperhatikan untuk meraih panen
yang maksimal, dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir dari usaha yang
luar biasa. Tahukah anda? Ternyata bibit tanaman itu adalah kita, karena bibit tanaman itu
bernamakan manusia.
Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat ditanam dengan cara yang baik. Hal-
hal yang berhubungan dengan suburnya tanaman itu adalah faktor-faktor pendidikan yang
menunjang dan mempersiapakan dirinya menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti.
Ketika dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada di sekitar
dirinya. Ibarat para petani yang telah memasuki musim panen, maka tibalah waktunya para
petani untuk berbahagia.
Apakah panen maksimal dan generasi yang luar biasa tersebut dapat kita raih tanpa bantuan
sosok seorang guru? Tentunya tidak. Apakah kita pernah berpikir jasa seorang guru yang
sangat luar biasa? Tentunya jarang. Apakah pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa kita
menjadi seperti saat ini karena seorang guru? Tentunya setiap orang akan memberikan
pendapat yang berbeda. Namun, walau tanpa memikirkan pertanyaan-pertanyaan tadi pun
pasti kita telah menyadari bahwa seharusnya ada sebuah rasa terima kasih yang harus segera
kita haturkan kepada para guru.
Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang guru di mata dunia, di mata orang-orang
sukses, di mata orang-orang pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan
yang lebih berjasa bagi mereka selain guru. Berbicara tentang guru adalah berbicara tentang
masa depan, ketika guru itu baik maka dapat diambil kesimpulan bahwa generasi-generasi
yang baik dan merdeka dari segala kebodohan akan segera lahir. Generasi yang baik tersebut
akan senantiasa memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, bangsanya,
serta negaranya.
Melihat Indonesia yang semakin hari semakin kehilangan jati diri dan martabatnya sebagai
bangsa yang maju, yang semakin hari semakin dijajah secara tidak langsung oleh negara lain,
maka tersirat sebuah kewajiban dan perintah untuk segera membenahi segala hal, terutama
membenahi generasi penerus bangsa ini untuk meraih kemerdekaan yang sebenarnya. Maka
satu hal yang perlu diingat, generasi penerus yang baik tersebut takkan pernah lahir dan
takkan pernah siap untuk dipanen tanpa campur tangan seorang guru. Guruku, Pahlawanku.

Anda mungkin juga menyukai

  • 175 620 1 PB
    175 620 1 PB
    Dokumen12 halaman
    175 620 1 PB
    Abdul Wachid
    Belum ada peringkat
  • Pengadaan Si
    Pengadaan Si
    Dokumen32 halaman
    Pengadaan Si
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Unaware
    Unaware
    Dokumen5 halaman
    Unaware
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mpi 1 Dimas
    Tugas Mpi 1 Dimas
    Dokumen2 halaman
    Tugas Mpi 1 Dimas
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dsi
    Tugas Dsi
    Dokumen20 halaman
    Tugas Dsi
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Pengaduan Konsumen PLN (Politik)
    Pengaduan Konsumen PLN (Politik)
    Dokumen3 halaman
    Pengaduan Konsumen PLN (Politik)
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Dadl A 02
    Dadl A 02
    Dokumen2 halaman
    Dadl A 02
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Problems Chapter 7
    Problems Chapter 7
    Dokumen6 halaman
    Problems Chapter 7
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Integral Lipat
    Integral Lipat
    Dokumen19 halaman
    Integral Lipat
    umie
    Belum ada peringkat
  • Survey PKN
    Survey PKN
    Dokumen1 halaman
    Survey PKN
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Fluida
    Fluida
    Dokumen8 halaman
    Fluida
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Kalkulus
    Pendahuluan Kalkulus
    Dokumen33 halaman
    Pendahuluan Kalkulus
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Turunan
    Turunan
    Dokumen29 halaman
    Turunan
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Integral
    Integral
    Dokumen29 halaman
    Integral
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Mandok Hata
    Mandok Hata
    Dokumen2 halaman
    Mandok Hata
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Survey PKN
    Survey PKN
    Dokumen1 halaman
    Survey PKN
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen3 halaman
    Diskusi
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Integral
    Integral
    Dokumen29 halaman
    Integral
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Dokumen1 halaman
    Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Dokumen1 halaman
    Yaktapena I Way Hitam: M. Sihombing/br. Simanjuntak M. E. Sihombing/br. Sinaga
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Dioda 1
    Dioda 1
    Dokumen1 halaman
    Dioda 1
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat
  • Dioda 1
    Dioda 1
    Dokumen1 halaman
    Dioda 1
    Josua Sudiro Pangihutan Sihombing
    Belum ada peringkat