Anda di halaman 1dari 5

Stigma Journal of science 9(1): 1 – 5; April 2016 ISSN: 1420 – 1840

© 2016 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

STIGMA Journal of Science


Journal Homepage: http://digilib.unipasby.ac.id
UNIPA Surabaya

AKTVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus


Linn) TERHADAP Salmonella typhi dan Bacillus cereus SECARA IN VITRO
1) 2) 2)
*E. Suriaman , A. S. H. Permana dan M. Warman
1)
Tenaga pengajar Akademi Analis Kesehatan Malang
2)
Mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Malang
* E-mail : suriamans@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK / ABSTRACT


Riwayat artikel Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemampuan aktivitas antibakteri dari buah mentimun (Cucumis
Diterima/ Received sativus Linn) terhadap Salmonella typhi dan Bacillus cereus secara in vitro. Pengaruh antibakteri ekstrak
24 Maret 2016 ditentukan dengan tes difusi agar pada konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75% dan 100% terhadap S. typhi dan
B. cereus. Amoxicillin digunakan sebagai kontrol positif, dan aquades sebagai kontrol negatif. Hasil studi
Disetujui/Accepted menunjukkan aktivitas antibakteri ekstrak buah mentimun mampu menghambat pertumbuhan S. typhi dan
04 April 2016 B. cereus. Aktivitas antibakteri dari buah mentimun dengan konsentrasi konsentrasi 100% memberikan nilai
zona hambat terbesar yaitu 7,7±0,92 mm termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada B. cereuszona
Kata kunci: hambat terbesar adalah 2,6±0,39 mm, dan termasuk dalam kategori lemah.
Aktivitas antibakteri
Salmonella typhi The objective of this studi was evaluate the antibacterial activity of Cucumber fruit against Salmonella typhi
Bacillus cereus dan Bacillus cereus in vitro. Ethanol extract of Cucumber fruit devided into 4 doses 100%, 75%, 50%, and
in vitro 25% S. typhi dan B. cereus. Amoxicillin were used as positive control and aquadest as negative control. The
Ekstrak etanol buah mentimun result this study showed antibacteria activity of ethanol extract Cucumber fruit inhibited the growth of
Salmonella typhi and Bacillus cereus. Antibacterial activity of Cucumber fruit 100% concentration of the
Keywords: extract produce inhibited zone greatest is 7,7±0,92 mm included categorized intermediate. Whereas B.
Antibacterial activity cereus inhibited zone greatest is 2,6±0,39 mm, and dan included categorized weak.
Salmonella typhi
Bacillus cereus
in vitro
Ethanol extract cucumber fruit

PENDAHULUAN
Penyakit intestinal akibat konsumsi bahan Sedangkan bakteri Bacillus cereus tidak
makanan yang terkontaminasi bakteri menyebabkan menyebabkan infeksi secara langsung, tetapi
terjadinyamorbiditas dan mortalitas pada berbagai meracuni makanan dengan menghasilkan toksin,
negara (Aboaba et al., 2006). Beberapa spesies sehingga menyebabkan sindrom diare dan emetic.
bakteri dilaporkan menjadi penyebab penyakit yang Pada sakit diare, toksin dihasilkan pada usus kecil
4 9
ditularkan melalui makanan (food borne) (dosis infeksi 10 –10 sel per gram makanan),
5 8
diantaranya Salmonella spp. (lebih dari 1600 tipe), sementara toksin emetic jumlah sel adalah 10 –10
maupun Bacillus cereus yang merupakan bakteri cells per gram (Logan & Díaz, 2006).
patogen intestinal (Amrita, 2009; Mammanet al, Awalnya untuk membunuh dan menghambat
2013; Johannessen, 2015; Lubote et al., 2014). pertumbuhan bakteri patogen digunakanberbagai
Bakteri Salmonella typhi merupakan jenis jenis antibiotik, namun beberapa laporan
bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran menunjukkan bahwa terjadi peningkatan resistensi
gastrointestinal, meskipun tidak secara khusus bakteri terhadap beberpa jenis antibiotik (Ariza et
berasosiasi dengan kejadian diare akut, tetapi dapat al., 2014; Senthilkumar & Prabakaran, 2005). Studi
menyebabkan inflamasi, ulcerationdan necrosis tanaman sebagai sumber senyawa aktif farmakologi
pada saluran intestinal (Jenkins & Gillespie, 2006).

1
Stigma Journal of science 9(1): 1 –A.5;
E. Suriaman, S. April 2016 dan M. Warman / Stigma Journal of science 9(1): 1 – 5; April 2016
H. Permana ISSN: 1420 – 1840
© 2016 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

meningkatsebagai bagian dari dari pencarian agen menghasilkan ekstrak buah mentimun. Hasil esktrak
antibakteria baru (Amrita et al., 2009). ini yang akan digunakan sebagai bahan uji.
Salah satunya tanaman yang cukup banyak
dibudidayakan khususnya di Indonesia adalah Persiapan Pengenceran Ekstrak dan Kertas Cakram
mentimun (Cucumis sativus). Analisa fitokimia dari Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam
ekstrak batang dan daun tanaman C. sativus pengujian ini adalah 100%, 75%, 50%, 25% dan
mengandung senyawa aktif yang berperan dalam Aquades sebagai kontrol negatif, sedangkan kontrol
melawan mikroorganisme seperti alkaloid, glikosida, positif menggunakan amoxicillin (10 µg).
steroid, flavonoid, saponin, dan tannin (Das et al., Pengenceran ekstrak 100% dilakukan dengan cara
2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak menambahkan 10 gr ekstrak ke dalam 10 ml
dari daun dan batang C. sativus menunjukkan aquades kemudian dihomogenkan. Selanjutnya
aktivitas antibakteri dan antifungi. Sedangkan ekstrak dengan konsentrasi 100% diencerkan
ekstrak bunga C. sativus juga memiliki kemampuan dengan aquades sesuai rumus M1x V1= M2 x V2.
untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi Kertas cakram yang digunakan adalah dari kertas
seperti S.typhi, Escherichia coli, E.faecalis, B.cereus Whatman no. 4 dengan diameter 6 mm. Setelah
dan Candida lunata, Candida albican cakram disterilkan dengan autoklaf, selanjutnya
(Muruganantham et al., 2016). kertas cakram dicelupkan ke dalam masing-masing
Selain batang, daun dan bunga, buah larutan ekstrak sesuai dengan konsentrasi ekstrak
mentimun juga memiliki senyawa aktif yang yang diperlukan.
berperan sebagai antifungi dan antibakteri. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian dari India Penyiapan Suspensi Bakteri Uji
(Gopalakrishnan dan Kalaiarasi, 2014). Secara umum Biakan murni bakteri S. typhi dan B. cereus
tanaman mentimun (C. sativus) memiliki nilai yang diperoleh dari Laboratrium Mikrobiologi,
ekonomis terutama hasil dari buah nya. Tetapi Fakultas Kedokteran UNAIR, kemudian dilakukan
belum banyak diketahui dan di eksplorasi tentang peremajaan kembali (subkultur) pada media Muller-
penggunaan buah mentimun yang berasal dari Hinton agar (MHA), diinkubasi selama 24-48 jam
O
Indoneisa sebagai bahan antibakteri. Karena spesies pada suhu 37 C. Kemudian dibuat suspensi bakteri
tanaman yang sama dapat menghasilkan berbagai uji dari bakteri yang tumbuh menggunakan larutan
senyawa metabolit sekunder yang berbeda akibat NaCl 0,9% fisiologis sampai kekeruhan sesuai
pengaruh lingkungan (Radušienė et al., 2012). dengan standar Mc Farland 0,5 (Larutan BaCl2 1%
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan sebanyak 0,05 ml dicampur dengan larutan H2SO4
aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah mentimun 1% sebanyak 9,95 ml), yang diperkirakan
8
dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi mengandung lebih kurang 10 cfu/ml. Selanjutnya
dan Bacillus cereus. digunakan sebagai bakteri uji.

MATERI DAN METODE PENELITIAN Uji Aktivitas Antibakteri


Penyiapan Buah Mentimun (C. Sativus) Uji antibakteri ekstrak etanol mentimun
Pemilihan buah mentimun dilakukan pada dilakukan dengan agar disc-diffusion menurut
bulan Juli 2016 di Malang, selama satu hari. Buah di metode Kirby Bauer. Suspensi bakteri uji yang telah
cuci bersih dengan air mengalir dan buah dipotong siap kemudian diinokulasikan dalam cawan MHA
dalam ukuran yang kecil. Kemudian dikeringkan di dengan menggunakan kapas swab steril. Cawan
bawah sinar matahari, dan dihomogenkan menjadi kemudian didiamkan selama 3 sampai 5 menit, dan
bubuk. kertas cakram pada berbagai konsentrasi ekstrak
etanol mentimun, cakram amoxicillin sebagai
Penyiapan Ekstrak Tanaman kontrol positif, dan aquades sebagai kontrol negatif,
Bubuk tanaman dimaserasi dengan etanol diletakkan diatas permukaan media MHA
70%. Kemudian campuran disaring dan hasil menggunakan secara aseptis menggunakan pinset
saringan di evaporasi dalam rotary evaporator untuk steril. Masing-masing kertas cakram dalam satu
cawan perlakuan di ulang sebanyak 4 kali.

2
Stigma Journal of science 9(1): 1 A.
E. Suriaman, – 5; April
S. H. 2016 dan M. Warman / Stigma Journal of science 9(1): 1 – 5; April 2016
Permana ISSN: 1420 – 1840
© 2016 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

Selanjutnya cawan cawan dimasukan ke dalam Pada uji yang menggunakan aquades sebagai
O
inkubator dengan suhu 37 C selama 24 jam dengan kontrol negatif tidak membentuk zona bening pada
posisi terbalik. cawan yang inokulasi denga bakteri S. typhi (0±0
Setelah 24 jam, aktivitas antibakteri disekitar mm) dan B. cereus (0±0 mm). Sedangkan
cakram dalam cawan uji diamati dengan melihat penggunaan Amoxicilin sebagai kontrol positif
adanya zona bening (clear zone)atau hallo di sekitar menunjukkan diameter rata-rata sebesar 35±1,33
cakram, sedangkan yang tidak mempunyai daya mm pada bakteri S. typhi yang dikategorikan dengan
antibakteri tidak akan menghasilkan clear zone. sangat kuat, sedangkan pada B. cereus adalah
Diameter yang terbentuk diukur dengan jangka 18,02±1,15 mm dikategorikan kuat. Pada
sorong. konsentrasi ekstrak etanol buah mentimun 25%,
terbentuk zona hambat dengan rerata sebesar
Analisa Data 4,95±0,21 mm untuk bakteri S. typhi dan 0,65±0,05
Data yang diperoleh akan dinalisa mm untuk B. cereus. Secara umum kemampuan
menggunakan secara manual. Kemudian data ekstrak buah mentimun sebagai antibakteri pada
disajikan dalam bentuk table. Untuk menilai konsentrasi ini untuk kedua jenis bakteri tersebut
kekuatan daya hambat bakteri dikategorikan adalah lemah.
menurut Davis dan Stout (1971) : sangat kuat ( zona Pada berbagai konsentrasi 50%, 75%, dan
bening >20mm), kuat (zona bening 10 – 20 mm), 100% ekstrak etanol buah mentimun menunjukkan
sedang (zona bening 5 –10mm), lemah (<5mm). aktivitas antibakteri dengan membentuk rerata
diameter zona hambat masing-masing 5,2±0,33;
HASIL PENELITIAN 7,3±1,66 dan 7,7±0,92 mm pada bakteri S. typhi.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Kemampuan aktivitas antibakteri dengan
buah mentimun (C. sativus) menggunakan metode konsentrasi ini termasuk dalam kategori sedang
metode agar disc-diffusion menurut metode Kirby dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Bauer secara in vitro, menunjukkan bahwa buah Sedangkan kemampuan antibakteri ekstrak etanol
mentimun memiliki aktivitas antibakteri terhadap buah mentimun pada bakteri B. cereus termasuk
bakteri S. typhi dan B. cereus. Hal ini dapat dilihat dalam kategori lemah untuk konsentrasi 50%, 75%,
dari terbentuknya zona bening pada sekitar kertas dan 100%, dengan rerata diameter zona hambat
cakram. Hasil aktivitas antibakteri esktrak etanol masing-masing adalah 3,23±0,12; 2,6±0,39 dan
buah mentimun terhadap bakteri S. typhi dan B. 2,58±0,15 mm.
cereus memiliki rerata diameter yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Hasil pengukuran luas zona PEMBAHASAN
hambat di sekitar cakram dapat dilihat pada Tabel 1 Luas diameter zona hambat menjadi
berikut ini. parameter bagi kemampuan aktivitas bakteri suatu
zat. Semakin lebar diameter zona hambat yang
Tabel 1. Interpretasi kemampuan ekstrak etanol
buah mentimun (C. sativus) dalam terbentuk maka semakin kuatnya senyawa bioaktif
menghambat pertumbuhan bakteri S. itu menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak yang
typhi dan B. cereus. menunjukan zona hambat yang kecil bukan berarti
Diameter sampel tersebut kurang aktif, tetapi kemungkinan
Perlakuan Interpretasi
Rerata±SD (mm)
tidak terdeteksi pada konsentrasi sampel uji yang
S. typhi Aquades 0±0 Lemah
Amoxicilin 35±1,33 Sangat kuat digunakan (Toy et al., 2015).
25% 4,95±0,21 Lemah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
50% 5,2±0,33 Sedang amoxicillin sebagai kontrol positif sangat efisien
75% 7,3±1,66 Sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. typhi
100% 7,7±0,92 Sedang
dan B. cereus dengan kategori aktivitas antibakteri
B. cereus Aquades 0±0 Lemah
Amoxicilin 18,02±1,15 Kuat sangat kuat dan kuat, yang berarti bakteri S. typhi
25% 0,65±0,05 Lemah dan B. cereus sensitif terhadap antibiotik tersebut.
50% 3,23±0,12 Lemah Sedangkan pada ekstrak etanol buah mentimun,
75% 2,6±0,39 Lemah memperlihatkan aktivitas sebagai antibakteri
100% 2,58±0,15 Lemah

3
Stigma Journal of science 9(1): 1A.
E. Suriaman, – S.
5; H.
April 2016 dan M. Warman / Stigma Journal of science 9(1): 1 – 5; April 2016
Permana ISSN: 1420 – 1840
© 2016 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

meskipun masih belum kuat untuk menghambat dibandingkan dengan B. cereusdengan zona hambat
pertumbuhan bakteri S. typhi dan B. cereus. Hal ini 15 mm,pada konsentrasi ekstrak 40 mg/ml
disebabkan bahan aktif pada tanaman bersifat (Muruganantham et al., 2016). Harapannya dengan
bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan diketahuinya aktivitas antibakteri dari buah
bakteri (Rahmawati & Bintari, 2014). Senyawa mentimun dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat
antimikroba yang terdapat dalam tanaman dapat oleh masyarakat dalam mencegah berbagai
menghambat pembentukan dinding sel dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba.
memblokir tahap sitesis peptidoglikan yang akan Selain itu perlu dikembangkan penelitian untuk
menyebabkan dinding sel bakteri rusak dan sel menemukan aktivitas antibakteri dari berbagai jenis
menjadi lisis. Terjadinya lisis sel menyebabkan kultivar mentimun dan dosis yang tepat untuk
bakteri tidak dapat bekerja, karena dinding sel menyamai kemampuan antibiotik yang sudah ada.
berperan dalam mempertahankan bentuk dan
melindungi bakteri dari tingginya tekanan osmotik KESIMPULAN
(Winias et al., 2011). Ekstrak etanol buah mentimun (C. sativus)
Kemampuan antibakteri ekstrak etanol buah menunjukkan aktivitas antibakteri pada bakteri S.
mentimun dalam menghambat pertumbuhan typhidengan kategori sedang, yang berarti bakteri
bakteri gram positif dan negatif, juga telah tersebut bersifat susceptible terhadapat senyawa
dibuktikan oleh penelitian Gopalakrishnan dan kimia dalam ekstrak. Sedangkan pada B. cereus
Kalaiarasi (2014), yang menyatakan bahwa ekstrak ekstrak buah mentimun menunjukkan aktivtas
etanol dan air buah mentimun secara signifikan antibakteri yang lemah, yang berarti bakteri
menghambat pertumbuhan semua bakteri gram tersebut bersifat resisten terhadapat senyawa kimia
positif, gram negatif dan fungi pada berbagai dalam ekstrak.
konsentrasi.
Pada semua konsentrasi ekstrak etanol buah DAFTAR PUSTAKA
mentimun yang diujikan pada bakteri B. cereus Aboaba, O.O., S.I. Smith., and F.O. Olude. 2006.
menunjukkan aktivitas antibakteri yang lemah untuk Antibacterial Effect of Edible Plant Extract on
dapat menghambat pertumbuhan B. cereus yang Escherichia coli 0157:H7. Pakistan Journal of
terlihat dari luas zona hambat yang muncul, yang Nutrition. 5 (4): 325-327
bararti bakteri resisten terhadap senyawa Amrita, V., D. Sonal., R. Shalini. 2009. Antibacterial
antibakteri dalam buah mentimun. Sedangkan pada Effect of Herbs and Spices Extract on
S. typhidihasilkan zona hambat yang masuk dalam Escherichia coli. Electronic Journal of Biology.
kategori sedang, yang berarti bakteri tersebut Vol. 5(2): 40-44
susceptibility terhadap senyawa antibakteri dalam Ariza, B.T.S., D.C. Mufida., N.N. Fatima., T.I.
buah mentimun. Hal ini disebabkan oleh sifat Hendrayati., T. Wahyudi., and Misnawi. 2014.
bakteri gram positif yang memiliki tekanan osmotik In Vitro Antibacterial Activity of Cocoa
3-5 kali lebih besar dibandingkan dengan bakteri Ethanolic Extract AgainstEscherichia coli.
gram negatif. Sehingga bakteri gram negatif lebih International Food Research Journal. 21(3):
rentan mengalami lisis. Kerusakan dinding sel yang 935-940
mengakibatkan sel bakteri mengalami lisis membuat Davis, W. W. dan T. R. Stout. 1971. Disc Plate
bakteri hilang kemampuannya membentuk koloni Methods of Microbiological Antibiotic Assay.
(Winias et al., 2011). Applied Microbiology 22 (4): 666-670.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Das, J., A. Chowdhury., S.K. Biswas., U.K. Karmakar.,
aktivitas antibakteri ekstrak buah mentimun pada S.R. Sharif., S.Z. Raihan., and M.A. Muhit.
bakteri gram negatif S. typhi lebih tinggi 2012. Cytotoxicity and Antifungal Ativities of
dibandingkan dengan jenis bakteri gram positif B. Ethanolic and Chlorofrm Extracts of Cucumic
cereus. Pada penelitian lainya juga membuktikan sativus Linn (Cucurbitaceaae) Leaves and
bahwa ekstrak bunga mentimun mampu Stems. Res. J. Phytochem. ISSN 1819-3471
menghambat pertumbuhan bakteri S. typhi dengan Gopalakrishnan, S.B., and T. Kalaiaras. 2014.
luas zona hambat terbesar yaitu 16 mm, lebih baik Screening of Various Extracts of the Fruits

4
Stigma Journal of science 9(1): 1A.– S.
E. Suriaman, 5;H.April 2016dan M. Warman / Stigma Journal of science 9(1): 1 – 5; April 2016
Permana ISSN: 1420 – 1840
© 2016 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

of Cucumis sativus Linn. for Antimicrobial Muruganantham, N., S. Solomon., M.M.


Activity. Int. J. Res. Dev. Pharm. L. Sci.Vol. 3, Senthamilselv. 2016. Antimicrobial Activity of
No.5 : 1200-1205 Cucumis sativas (Cucumber) Flowers. Int. J.
Jenkins, C., and S.H.Gillespie. 2006. Salmonellaspp in Pharm. Sci. Rev. Res., 36(1), No. 16: 97-100
Principles and Practice of Clinical Radušienė, J., B. Karpavičienė., and Ž. Stanius. 2012.
Bacteriology Second Edition. (Ed) Stephen H. Effect of External and Internal Factors on
Gillespie dan Peter M. Hawkey. John Wiley & Secondary Metabolites Accumulation in st.
Sons Ltd John’s Worth. Botanica Lithuanica. 18(2):
Johannessen, G.S., K.F. Eckner., N. Heiberg., M. 101–108
Monshaugen., M. Begum, M. Økland., and Rahmawati, F., dan S.H. Bintari. 2014. Studi Aktivitas
H.R. Høgåsen. 2015. Occurrence of Antibakteri Sari Daun Binahong (Anredera
Escherichia coli, Campylobcter, Salmonella cordifolia) terhadap Pertumbuhan Bacillus
and Shiga-Toxin Producing E. coli in cereus dan Salmonella enteritidis. Unnes
Norwegian Primary Strawberry Production. Journal of Life Science. 3 (2) : 103-111
Int. J. Environ. Res. Public Health. 12 : 6919- Senthilkumar, B., and G. Prabakaran. 2005.
6932 Multidrug Resistant salmonella typhi in
Lubote, R., F. Shahada., and Athanasia Matemu. Asymptomatic Typhoid Carriers among Food
2014. Prevalence of Salmonella spp. and Handlers in Namakkal District, Tamil Nadu.
Escherichia coli in Raw Milk Value Chain in Indian Journal of Medical Microbiology, 23
Arusha, Tanzania. American Journal of (2):92-94
Research Communication. Vol 2(9) : 1-13 Toy, T.S.S., B.S. Lampus., dan B.S.P. Hutagalung.
Logan, N.A. and M.R. Díaz. 2006. Bacillus spp. and 2015. Uji Daya Hambat Ekstrak Rumput Laut
Related Genera in Principles and Practice of Gracilaria sp Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Clinical Bacteriology Second Edition. (Ed) Staphylococcus aureus. Jurnal e-GiGi (eG),
Stephen H. Gillespie dan Peter M. Hawkey. Volume 3, Nomor 1: 153-159
John Wiley & Sons Ltd Winias, S., A. Retno., R. Magfiroh., Nasrulloh., M.
Mamman, P.H., W.P. Mshelia., S.C. Susbatrus., and Ryan., and R.P. Rahayu. 2011. Effect of
K.W. Sambo. 2013. Antibacterial Effects of Cynammyldehyde from Cinnamon Extract as
Crude Extract of Azadirachta Indica Against A Natural Preservative Alternative to the
Escherichia coli, Salmonella spp and Growth of Staphylococcus aureus Bacteria.
Staphylococcus aureus. International Journal Indoneisan Journal of Tropical and Infection
of Medicine and Medical Sciences. Vol. 5(1): Disease. Vol 2. No.1 : 38-41
14-18

Anda mungkin juga menyukai