Anda di halaman 1dari 9

FISIKA BANGUNAN 2

“Identifikasi Pencahayaan Buatan Pada Ruang Open Space UPT Perpustakaan


Universitas Sebelas Maret”

Oleh :
DZIKRINA FUADIYA (I 0215025)
KHAIRUNNISA FIFTHARISKI (I 0215041)
Rr. UFIA SALASWARI (I 0215087)
ARVY W SIANTURI (I 02150 )

Dosen Pembimbing :
Yosafat Winarto, S.T, M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
A. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami, secara umum cahaya tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa lampu
yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada.
Penerangan buatan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas.
Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa
nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman
bila ruangannya terang benderang dengan cahaya.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan
atas 3 macam yakni :
1. Sistem pencahayaan merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan.
Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk
melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara
teratur di seluruh langi-langit.
2. Sistem pencahayaan terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni
melalui mekanisme pemantulan cahaya.
3. Sistem pencahayaan setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual.

Setiap jenis lampu memiliki fungsi yang berbeda, sehingga penggunaan lampu juga
harus disesuaikan berdasarkan jenis lampu, fungsi, dan kebutuhan ruangnya. Berikut
contoh fungsi penggunaan jenis lampu berdasarkan kebutuhan ruangnya :
1. Lampu dinding (wall lamps)
Lampu dinding biasa digunakan untuk tujuan menjadi hiasan dinding, atau
memberi penerangan yang agak remang ketika malam tiba dan lampu lain dimatikan.
Lampu dinding juga bisa digunakan untuk memperkuat sebuah area, misalnya area
duduk. Bisa juga digunakan untuk memberi petunjuk arah, seperti pada lobi-lobi
hotel.
2. Lampu lantai (floor lamps)
Lampu lantai bisa digunakan untuk memberikan penerangan lebih, atau
memperkuat keindahan sebuah desain interior. Jenis ini bisa digunakan untuk lampu
baca di sebelah kursi baca atau sofa, bahkan menjadi penghias ruang tamu.
3. Lampu meja (desk lamps)
Lampu meja banyak digunakan untuk kegiatan membaca atau kegiatan lain di
meja, dan sebagian besar merupakan lampu untuk area meja saja. Lampu jenis ini
sebaiknya bisa diatur dari segi kuantitas cahaya dan bisa diatur arah cahayanya sesuai
kebutuhan.
4. Lampu langit-langit (ceiling lamp)
Jenis lampu ini dipasang dibawah langit-langit dengan berbagai bentuk
aksesoris yang bisa didapatkan di toko-toko lampu atau supermarket bahan bangunan
dan peralatan rumah tangga. Jenis ini biasanya dipasang dengan tempat lampu yang
berfungsi sebagai reflektor, dan banyak digunakan untuk perkantoran.
5. Lampu gantung (pendant fixtures)
Lampu jenis ini paling banyak digunakan untuk rumah tinggal, karena
kemudahan memasang jaringan kabel. Lampu gantung lantai dasar dengan langit-
langit dari dak beton biasanya menggunakan lampu gantung. Lampu gantung juga
biasa digunakan untuk ‘mengisi’ langit-langit yang cukup tinggi. misalnya di area
void, tangga, dan sebagainya.
B. Analisis Pencahayaan Buatan pada Ruang Open Space UPT Perpustakaan UNS

      
Keadaan ruang

  Ruang yang kami pilih yaitu open space yang berada di belakang ruang loker
gedung UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret. Ruang tersebut digunakan sebagai
work space bagi para mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas atau sekedar berkumpul.
Ruang tersebut memiliki luasan 61,80 m2 dengan dimensi 15,45x4 m dan ketinggian ruang
4,80 m.  

Titik lampu pada ruang

Ruang tersebut meskipun open space, namun ruang tersebut tidak mendapatkan
pencahayaan alami yang baik karena di bagian depan dan kanan kirinya tertutup oleh
bangunan 2 lantai. Karena minimnya pencahayaan alami, bagian atapnya diberi 6 buah
skylight berukuran 60x60 cm dan pencahayaan buatan berupa 3 buah lampu flourescent.
Titik lampu berada 4,5m dari lantai. Meskipun sudah terdapat 6 buah skylight dan 3 buah
lampu flourescent namun ruang tersebut masih remang. Keadaan tersebut dikarenakan
jumlah lampu dan ketinggiannya tidak sesuai dengan luasan ruang yang cukup besar.
Warna ruang open space ini relative gelap. Dinding di satu sisinya menggunakan
warna krem dan tiga sisi lainnya menggunakan warna hijau yang membuat kesan ruangan
tampak gelap. Akibatnya, distribusi cahaya dari pemantulan dinding pada ruang tidak dapat
tersebar secara merata.

Warna ruang

C. Solusi Permasalahan

Titik Lampu Potongan Titik Lampu

Solusi yang dapat dilakukan pada ruangan ini yaitu dengan mengganti jenis lampu
sesuai dengan besar daya yang dibutuhkan ruangan, dikarenakan jumlah lampu sudah
mencukupi untuk ruangan ini. Besar daya yang dibutuhkan oleh ruangan ini dihitung
dengan mempertimbangkan :

F = flux cahaya yang dihasilkan oleh setiap lampu

E = standart kuat penerangan pada aktivitas belajar

A = luas ruangan

N = jumlah titik lampu


UF = proporsi jumlah cahaya dari luminer yang sampai pada bidang

LLF = faktor-faktor kerugian cahaya yang disebabkan atau berasal dari kondisi lampu

Diketahui :

N=3

E = 300 lux

A = 72 m2

UF = 0,7

LLF = 0,9

Sehingga dapat dilakukan perhitungan besar daya lampu yang dibutuhnya yaitu :

.
F
. .

300 . 72
3 . 0,7 . 0,9

21.600
1,89

11.428

1 75

11.428 lumen = n watt

11.428
n 152,3733
75

Karena pada ruangan terdapat 3 titik lampu maka :

3 lampu = 152,3733 watt

1 lampu = 50,79 watt


= 50 watt

Melalui perhitungan tersebut telah didapatkan besaran daya yang dibutuhkan tiap
lampu yaitu 50 watt. Sehingga solusi pada ruangan ini yaitu dengan mengganti jenis lampu
yang digunakan dengan lampu LED 50 watt.

Contoh lampu LED 16 watt

Solusi lain yang dapat dilakukan pada ruangan ini yaitu dengan penambahan jumlah
titik lampu dan pengurangan ketinggian titik lampu. Dengan bertambahnya jumlah titik
lampu maka pencahayaan ruangan akan tercukupi. Sedangkan dengan pengurangan
ketinggian titik lampu akan memperkecil jarak sumber cahaya dengan pengguna, serta
dapat mengurangi volume ruang yang harus mendapat cahaya. Dengan solusi tersebut,
dapat memaksimalkan fungsi dari ruangan ini sehingga pengguna ruang dapat melakukan
kegiatannya dengan lebih nyaman.

Warna ruang open space ini yang semula berwarna krem dan hijau diganti dengan
warna putih terang. Penggunaan warna terang dipilih karena warna terang dapat
memantulkan lebih banyak cahaya daripada warna gelap. Sehingga distribusi cahaya pada
ruang dapat tersebar secara mearata.

Warna ruang
DAFTAR PUSTAKA

http://elfajr.blog.uns.ac.id/files/2010/04/desain_pencahayaan_buatan.pdf (Diakses pada 15


Oktober 2017)
http://www.arsigraf.com/2015/10/sistem-pencahayaan-alami-dan-buatan.html (Diakses pada 15
Oktober 2017)
http://www.tugasku4u.com/2013/04/pencahayaan-buatan.html (Diakses pada 15 Oktober 2017)
 

Anda mungkin juga menyukai