Anda di halaman 1dari 25

PERTEMUAN I

PENGENALAN DAN PERAN KOPERASI


A. Topik diskusi
“Pengenalan dan Peran Koperasi dalam Perekonomian”

B. Justifikasi kegiatan
1. Latar belakang
Pesatnya pertumbuhan penduduk menyebabkan persaingan usaha dalam rangka mencapai
taraf kehidupan ekonomi yang memadai semakin meningkat, baik dalam pemenuhan
kebutuhan untuk konsumsi maupun produksi (permodalan). Dengan demikian, menyebabkan
banyaknya usaha-usaha kecil tidak mampu bersaing dengan usaha lainnya. Masyarakat
Kelurahan Pelabuhan Baru lebih dominan berprofesi sebagai pedangang. Posisi geografis
antara dua pasar besar di kabupaten Rejang Lebong yang sangat strategis menjadi dasar pilihan
profesi tersebut, yaitu terletak antara pasar Bang Mego dan Pasar Atas. Dengan melihat kondisi
masyarakat tersebut, aspek penting yang menjadi sorotan dalam pengembangan usaha adalah
permodalan. Masyarakat sulit mendapat kesempatan untuk mengembangkan usaha mereka
karena modal yang terbatas. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, masyarakat kelurahan
Pelabuhan Baru dengan difasilitasi pihak Kelurahan mendirikan koperasi. Akan tetapi koperasi
tersebut tidak berjalan, bahkan belum terlalu jelas karena pendiriannya belum selesai. Salah
satu penyebabnya karena pemahaman masyarakat tentang pentingnya koperasi masih kurang,
serta masyarakat yang cenderung bersifat individualistis.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi dan situasi yang terdapat di kelurahan Pelabuhan Baru, maka penulis
mengambil rumusan masalah: bagaimana mengupayakan masyarakat kelurahan Pelabuhan
Baru mengenal tentang koperasi dan memahami pentingnya peranan koperasi dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat.
3. Tujuan
Agar masyarakat mengerti apa yang dimaksud dengan koperasi dan mengetahui akan
peranan koperasi dalam kehidupan ekonomi, pada akhirnya diharapkan masyarakat mau
terlibat aktif dalam keanggotaan koperasi.
C. Pembahasan
a. Definisi Koperasi
Koperasi berasal dari kata Co dan Operation. Co berarti bersama-sama, sedangkan
operation berarti usaha. Dengan demikian pengertian koperasi merupakan usaha
bersama. Berdasarkan Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian bab I pasal
1, definisi koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang -orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b. Peran koperasi
Berdasarkan fungsinya yang tersurat dalam Undang – undang No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, maka koperasi mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian.
Beberapa peran koperasi antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai gerakan untuk membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya. Dengan berkoperasi, kesejahteraan ekonomi dan
sosial anggota koperasi dan masyarakat akan meningkat.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.
4. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.

c. Landasan Hukum Koperasi


Koperasi mempunyai dua landasan hukum, yaitu pancasila dan UUD
1945.
d. Asas Koperasi
Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan, yang berarti bahwa koperasi merupakan milik
semua anggota. Dengan demikian, segala sesuatu di dalam koperasi dikerjakan oleh semua dan
untuk semua, atas dasar keadilan dan kebenaran.
e. Tujuan Koperasi
Tujuan dasar dari koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pada pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
f. Prinsip Koperasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, prinsip-prinsip
koperasi adalah sebagai berikut:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi, yaitu:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis,
c. pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha anggota
masing-masing,
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal,
e. Kemandirian.
f. pendidikan perkoperasian
g. kerja sama antar koperasi

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Gagalnya koperasi di kelurahan Pelabuhan Baru karena kurangnya minat dan motivasi dari
penduduk untuk mendirikan koperasi, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
peran koperasi dalam peningkatan ekonomi rakyat dalam hal membantu kemajuan dalam
bidang perdagangan.

2. Saran
Seharusnya penyuluhan tentang perkoperasian dilakukan secara bertahap sehingga
masyarakat lebih memahami, serta dilakukan pendampingan dari Dinas Koperasi Kabupaten
dalam pengelolaan koperasi sehingga kehidupan koperasi lebih terarah dan terjamin.

E. Lampiran
NOTULENSI
Topik Penyuluhan : Pengenalan dan Peran Koperasi
Tanggal : 15 Juli 2011
Tempat : Kantor Lurah
Kegiatan penyuluhan tentang pengenalan dan peran koperasi ini dilaksanakan pada hari
15 Juli 2011 pada pukul 11.00 WIB di kantor lurah Pelabuhan Baru. Dalam kegiatan ini yang
bertindak sebagai nara sumber adalah saya sendiri serta dibantu oleh teman sesama mahasiswa
KKN dari jurusan akuntansi dan mahasiswa KKN di Pelabuhan Baru, serta kegiatan ini dihadiri
oleh warga binaan.
Pelaksanaan penyuluhan tentang pengenalan dan peran koperasi ini terdiri dari
penyampaian materi koperasi dan tanya jawab tentang masalah yang dihadapai masyarakat
tentang pemahaman pengertian dan peran koperasi.

Pertanyaan :
1. Bagaimana peran koperasi untuk masyarakat, terutama pedagang?
Jawaban :
1. Peran koperasi secara teknis tergantung pada jenis koperasinya, jika koperasi simpan pinjam
perannya anatara lain memberikan pinjaman atau bantuan modal kepada masyarakat atau
pedagang terutama anggotanya. Jika koperasi dagang, bisa dijadikan sebagai perantara atau
grosiran tempat pedagang eceran emngambil stok barang dagang. Dengan demikian
masyarakat dapat memperluas usaha yang kemudian dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
PERTEMUAN II
BENTUK, PEMBENTUKAN, DAN BADAN HUKUM KOPERASI
A. Topik diskusi
“Bentuk, Pembentukan, dan Badan Hukum Koperasi”
B. Justifikasi kegiatan
1. Latar Belakang
Dari pertemuan sebelumnya masyarakat masih belum mengetahui tentang bentuk,
pembentukan, dan badan hukum koperasi, padahal dalam rangka meningkatkan dan
memantapkan kemampuan koperasi untuk menjadi satu badan usaha yang sehat, tangguh dan
mandiri, maka koperasi perlu memiliki kelembagaan yang mantap dan usaha yang kuat
sehingga mampu melaksanakan fungsi dan perannya sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mencapai tujuan yang dicita-citakan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis mengambil rumusan masalah: bagaimana
mengusahakan masyarakat kelurahan Pelabuhan Baru memahami tentang bentuk,
pembentukan, dan badan hukum koperasi.

3. Tujuan
Agar masyarakat memahami tentang bentuk, pembentukan, dan badan hukum koperasi
agar kedepannya lebih memiliki pengetahuan yang kuat, sehingga lebih mantap dalam
bergabung di koperasi.

C. Pembahasan
1. Bentuk Koperasi
Menurut Undang – Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, bentuk kopersi ada
dua macam, koperasi primer dan koperasi sekunder.
Koperasi Primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang seorang, yang dibentuk
oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang. Koperasi Sekuder adalah Koperasi yang
beranggotakan badan-badan hukum koperasi, yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Koperasi yang telah berbadan hukum. Pembentukan Koperasi (Primer dan Sekunder)
dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar.
2. Pembentukan koperasi
Koperasi primer maupun sekunder, harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
Koperasi primer dibentuk sekurang – kurangnya oleh 20 orang
Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang – kurangnya 3 kopersi.
Koperasi harus berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia (RI).
Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar (AD).

3. Status Badan Hukum


Koperasi yang baru dibentuk akta pendiriannya harus dilakukan pengesahan kepada
pemerintah. Setelah akta pendiriannya disahkan, koperasi status badan hukum.
Di Indonesia hanya ada 2 (dua) badan hukum yang diakui kedudukannya sebagai badan
hukum, yaitu Koperasi dan Perseroan Terbatas (PT). Oleh karena itu kedudukan/status hukum
Koperasi sama dengan Perseroan Terbatas.

4. Pengesahan Badan Hukum:


Para pendiri Koperasi mengajukan perrnohonan pengesahan akta pendirian secara tertulis
kepada Dinas Koperasi Kabupaten atau Kota, dengan melampirkan :
a. 2 (dua) rangkap Akta Pendirian, satu diantaranya bermeterai cukup
b. 2 (dua) rangkap petikan berita acara rapat beserta lampirannya.
c. 2 (dua) rangkap lembar Neraca Permulaan atau Bukti Setor Modal Awal.
d. Rencana awal kegiatan usaha.
e. Daftar hadir rapat pembentukan.
f. Foto Copy KTP dari masing-masing anggota pendiri.
g. Surat Keterangan Domisili dari Desa/Kelurahan dan Refenrensi dari Forum Komunikasi
KPKM Kecamatan.
Permohonan pengesahan Akta Pendirian kepada Dinas Koperasi, tergantung pada bentuk
koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi yang bersangkutan.
Jika dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh Pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3
(tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
1. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan
ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.
2. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama
1 (satu) bulan sejak diterimanya permintaan pengesahan.
3. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah
diterimanya permintaan pengesahan.
4. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu koperasi primer dan sekunder. Koperasi yang baru
dibentuk akta pendiriannya harus dilakukan pengesahan kepada pemerintah. Setelah akta
pendiriannya disahkan, koperasi status badan hukum.
2. Saran
Dalam pendirian dan pengesahan badan hukum koperasi nanti sebaiknya dibantu dan
didampingi oleh Dinas Koperasi Kabupaten dan dipermudah dalam pengajuan badan
hukumnya.
E. Lampiran
NOTULENSI
Topik Penyuluhan : Bentuk, Pembentukan, dan Badan Hukum Koperasi
Tanggal : 22 Juli 2011
Tempat : Kantor Lurah
Kegiatan penyuluhan koperasi dengan pembahasan bentuk, pembentukan, dan badan
hukum koperasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 22 Juli 2011 pada pukul 16.00 di kantor
lurah kelurahan Pelabuhan Baru. Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai nara sumber
adalah saya sendiri serta dibantu oleh teman sesama jurusan akuntansi yang sedang KKN,
serta sesama mahasiswa KKN dan kegiatan ini dihadiri oleh warga binaan.
Pelaksanaan penyuluhan tentang pembahasan bentuk, pembentukan, dan badan hukum
koperas ini terdiri dari penyampaian materi koperasi dan tanya jawab tentang masalah yang
dihadapai masyarakat tentang pemahaman pengertian dan peran koperasi.

Pertanyaan :
Disini sekitar 2 tahun lalu telah dibentuk koperasi, tapi tidak berjalan karena saat diajukan ke
dinas koperasi sampai sekarang belum ada keterangannya. Jadi apa masih bisa dilanjutkan?
Jawaban :
Ada kemungkinan permasalahan dalam pengurusan izinnya, misal kelengkapan administrasi
atau berkas-berkasnya. Secara prosedural dalam pengurusan izin pendirian, jika dalam hal
permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan kepada para
pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya
permintaan. Jika memang belum ada konfirmasi sekiranya bisa diurus kembali. Ketentuan
terhadap penolakan izin pendiriannya, yaitu penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri
dapat mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya
penolakan. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permintaan pengesahan. Pengesahan akta
pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya
permintaan pengesahan. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
PERTEMUAN III
ANGGARAN DASAR KOPERASI
A. Topik diskusi
“Anggaran Dasar Koperasi”

B. Justifikasi kegiatan
1. Latar Belakang
Setiap perkumpulan memiliki tujuan yang dicita-citakan begitu juga koperasi. Tujuan
merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh semuanya agar kegiatannnya berjalan dengan
lancar. Dalam pencapaian tujuan tersebut, diperlukan landasan sebagai dasar gerakannya.
Landasan tersebut biasanya tertuang dalam anggaran dasar lembaga. Untuk itulah dibentuk
para pengurus atau pengelola, tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh para pengurus
terdapat dalam anggaran dasar. Berdasarkan anggaran dasar, pengurus koperasi akan
melakukan atau bahkan dilarang untuk melakukan sesuatu hal karena tanpa keberadaan
anggaran dasar maka koperasi berjalan tanpa arah yang jelas.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kepentingan yang tinggi akan pengetahuan mengenai anggaran dasar, maka
dalam kesempatan ini dibahas tentang bagaimana bentuk anggaran dasar koperasi.
3. Tujuan
Adapun diadakannya kelompok diskusi yang membahas mengenai anggaran dasar
koperasi ini bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat betapa pentingnya
anggaran dasar koperasi demi berjalannya koperasi yang efektif dan efisien.

C. Pembahasan
Penyusunan isi anggaran dasar (AD) Koperasi berdasarkan pada tujuan Koperasi dan
sistematika yang telah disepakati. Isi AD berupa kesepakatan yang merupakan aturan main dan
menjadi pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat. Isi AD harus singkat, jelas dan dengan
bahasa yang tidak rumit, sehingga mudah dipahami oleh anggota, pengurus, pengawas,
manajer, dan karyawan. Disamping itu, isi AD tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dan
peraturan yang lebih tinggi, seperti UUD 1945, Undang-undang dan lain-lain.
Sistematika Anggaran Dasar Koperasi terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh :
I. Pembukaan, Pembukaan berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, dan cita-cita
didirikannya Koperasi.
II. II. Batang Tubuh, Batang tubuh terdiri dari bab, pasal, dan ayat, yang berisi paling sedikit
tentang :

a. Nama dan tempat kedudukan


b. Maksud dan Tujuan
c. Usaha
d. Ketentuan mengenai keanggotaan
e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota
f. Azas dan Prinsip
g. Pengurus
h. Pengawas
i. Modal
j. Pembukuan
k. Transaksi
l. Sisa Hasil Usaha
m. Jangka Waktu Pendirian
n. Sanksi
o. Perubahan Anggaran Dasar

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Anggaran Dasar sangat penting sebagai landasan gerakan koperasi. Anggaran Dasar
tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dan peraturan yang lebih tinggi, seperti UUD 1945,
Undang-undang dan lain-lain. Pokok isi AD terdiri dari dua, yaitu pembukaan dan batang
tubuh.
2. Saran
Dalam penyusunan AD sebaiknya melalui Rapat Anggota dengan didampingi oleh pihak
yang mempunyai pengalaman dan pemahaman dalam bidang koperasi seperti pengurus
koperasi lain atau dinas koperasi, serta harus sesuai dengan jenis dan bentuk koperasi yang
akan didirikan.

E. Lampiran
NOTULENSI
Topik Penyuluhan : Anggaran Dasar (AD) koperasi
Tanggal : 29 Juli 2011
Tempat : Masjid Al-Falah
Kegiatan penyuluhan tentang Anggaran Dasar (AD) Koperasi ini dilaksanakan pada hari
Jum’at, 22 Juli 2011 pada pukul 10.30 di Kantor lurah kelurahan Pelabuhan Baru. Dalam
kegiatan ini yang bertindak sebagai nara sumber adalah saya sendiri serta dibantu oleh teman
sesama mahasiswa KKN dan kegiatan ini dihadiri oleh warga binaan.
Pelaksanaan penyuluhan yang membahas tentang anggaran dasar koperasi terdiri dari
sesi penyampaian materi dan sesi tanya jawab tentang masalah yang dihadapai masyarakat
tentang pemahaman anggaran dasar koperasi.

Pertanyaan :
Jika akan mendirikan koperasi, bagaimana cara menyusun anggaran dasar koperasi yang baik?
Jawaban :
Dalam penyusunan AD sebaiknya melalui Rapat Anggota dengan didampingi oleh pihak yang
mempunyai pengalaman dan pemahaman dalam bidang koperasi seperti pengurus koperasi lain
atau dinas koperasi, serta harus sesuai dengan jenis dan bentuk koperasi yang akan didirikan.
PERTEMUAN IV
PERANGKAT ORGANISASI, MODAL DAN LAPANGAN USAHA KOPERASI

A. Topik Diskusi
“Perangkat Organisasi, Modal, dan Lapangan Usaha Koperasi”

B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar belakang
Dalam pertemuan sebelumnya masyarakat masih belum mendapat pengarahan
tentang perangkat organisasi, modal, dan lapangan usaha koperasi. Dalam operasi
kegiatan untuk meraih tujuan yang dicita-citakan, diperlukan adanya perangkat organisasi,
modal, dan lapangan usaha koperasi yang jelas, pasti, dan terarah. Dengan demikian perlu
adanya pemahaman yang sehat akan hal tersebut, sehingga masyarakat dapat mengetahui tugas
dan wewenang dari perangkat organisasinya dan dengan tepat memilih orang-orang yang
dipercayakan. Masyarakat selaku anggota nantinya juga harus memahami tentang permodalan
yang terangkum dalam koperasi, sehingga bisa memonitoring untuk memastikan tidak terjadi
penyelewengan.
Selain itu, lapangan usaha yang dipilih koperasi mendasari pada kepentingan anggota.
Sesuai dengan peran koperasi untuk mensejahterakan anggota secara khususnya dan
masyarakat umumnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyuluhan yang komprehensif agar
tidak terjadi salah pemahaman atau salah persepsi.

2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan suatu masalah yang perlu
dibahas, yaitu tentang perangkat organisasi, modal, dan lapangan usaha koperasi.

3. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai atas pelaksanaan kegiatan ini adalah agar masyarakat
memahami tentang perangkat organisasi, modal, dan lapangan usaha koperasi. Dengan
pemahaman yang baik dan komprehensif, diharapkan partisipasi aktif masyarakat jika akan
dibentuk sebuah koperasi.

C. Pembahasan
Perangkat Organisasi Koperasi
Dalam undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan, bahwa
perangkat koperasi terdiri atas rapat anggota, pengurus dan pengawas.
1. Rapat Anggota
a. Umum
1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi
2) Rapat anggota dihadiri oleh anggota, pengurus, pengawas (bila ada), pengelola, dan penasehat
(bila ada).
3) Rapat Anggota wajib dilaksanakan koperasi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun
buku.
4) Dalam rapat anggota setiap anggota mempunyai satu hak suara dan tidak dapat
diwakilkan.

b. Tata Cara Rapat Anggota


Berdasarkan sifatnya rapat anggota terdiri dari :
Rapat Anggota Biasa
Rapat anggota biasa misalnya seperti pertanggungjawaban pengurus, penyusunan
rencana kerja dan rencana anggaran dan pendapatn koperasi, perubahan anggaran dasar,
penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi serta pemilihan pengurus dan
badan pengawas.
Rapat Anggota Luar Biasa
Dilaksanakan biasanya untuk membahas hal-hal yang harus segera diputuskan oleh rapat
anggota (keadaan darurat) seperti dalam keadaan perang dan bencana alam.
2. Pengurus Koperasi
a. Untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar
koperasi antara lain :
1) Jumlah pengurus harus gasal, sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang paling banyak 5 (lima) orang.
2) Masa bakti pengurus ditentukan dalam anggaran dasar/Anggaran rumah tangga.

b. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pengurus.


1. Tugas pengurus
Memimpin organisasi, mengajukan rancangan anggaran dan pendapatan koperasi pada
rapat anggota. Serta menyelenggarakan rapat anggota.
2. Wewenang pengurus
Mewakili pengurus di dalam dan di luar pengadilan, memutuskan menerima dan menolak
anggota baru, mendelegasikan usaha koperasi pada pengelola, dan mengangkat dan
memberhentikan pengelola koperasi.
3. Pengelola Usaha Koperasi
Tugas pengelola koperasi adalah mengelola kegiatan usaha yang diterapkan oleh
pengurus, mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian karyawan, membantu pengurus
menyusun rencana kerja dan rencana kerja anggaran pendapatan koperasi, dan meningkatkan
dan mengembangkan usaha koperasi secara optimal.

4. Pengawas Koperasi
a. Tugas Pengawas Koperasi
Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi serta
membuat laporan tertulis terhadap rapat anggota tentang hasil pengawasannya.
b. Wewenang pengawas
Meneliti catatan yang berkaitan dengan organisasi, usaha dan keuangan koperasi,
mendapatkan segala keterangan, dan dapat meminta jasa akuntan public dalam
pengawasannnya.
Modal Koperasi
a Modal sendiri besumber dari
1) Simpanan pokok, yakni sejumlah iang yang harus dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Jumlah simpanan pokok sama bagi semua anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diamil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
2) Simpanan Wajib, yakni sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi dala waktu tertentu.
3) Dana Cadangan, yakni sebagian dari SHU yang disisihkan untuk tambahan modal
koperasi
4) Hibah, yakni sumbangan modal dari pihak lain.
b Modal pinjaman bersumber dari
1) Anggota koperasi itu sendiri
2) Koperasi lain atau anggota koperasi lain
3) Bank dan lembaga keuangan lainnya
4) Penjualan surat-surat berharga (obligasi) dan surat utang lainnya
5) Sumber-sumber lain yang sah
Lapangan Usaha Koperasi
Lapangan usaha koperasi diarahkan pada bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota, untuk mencapai kesejahteraan anggota. Lapangan usaha itu menyangkut
segala bidang kehidupan rakyat dan menyangkut kepentingan orang banyak.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Perangkat organisasi koperasi dan struktur modal berbeda dengan perangkat organisasi
badan usaha lain. Perangkat organisasi koperasi meliputi rapat anggota, pengurus koperasi,
pengelola usaha koperasi, dan pengawas koperasi. Modal koperasi secara pokok berasal dari
anggota yaitu dalam bentuk simpanan wajib dan simpanan suka rela. Selain itu modal juga bisa
berasal dari pihak luar seperti hibah dan pinjaman. Lapangan usaha koperasi yang dipilih sesuai
dengan karakteristik usaha anggota koperasi.

2. Saran
Penentuan perangkat organisasi koperasi sebaiknya dipilih sesuai kompetensi dan
kapabilitasnya serta harus dipilih secara terbuka dan berprinsip keadilan. Setoran modal dan
pengelolaannya sebaiknya dilakukan pelaporan secara berkala dan dilakukan pengawasan oleh
pihak independen jika memungkinkan. Penentuan lapangan usaha koperasi sebaiknya
diputuskan bersama melalui musyawarah mufakat, dengan dasar utama melihat karakteristik
usaha anggota yang seragam.

E. Lampiran
NOTULENSI
Topik Penyuluhan : Perangkat Organisasi, Modal, dan Lapangan Usaha Koperasi
Tanggal : 5 Agustus 2011
Tempat : Masjid Al-Falah
Kegiatan penyuluhan dengan pokok bahasan perangkat organisasi, modal, dan lapangan
usaha koperasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 5 Agustus 2011 pada pukul 20.30 di masjid
Al-Falah kelurahan Pelabuhan Baru. Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai nara sumber
adalah saya sendiri serta dibantu oleh teman sesama mahasiswa KKN dan kegiatan ini dihadiri
oleh warga binaan.
Pelaksanaan penyuluhan tentang perangkat organisasi, modal, dan lapangan usaha
koperasi ini terdiri dari sesi penyampaian materi dan sesi tanya jawab tentang masalah yang
dihadapai masyarakat berkenaan dengan perangkat organisasi, modal, dan lapangan usaha
koperasi.

Pertanyaan :
Modal koperasi berasal dari simpanan anggota dan pinjaman-pinjaman, bagaimana jika
anggota keluar atau koperasinya bubar?
Jawaban :
Jika anggota koperasi ada yang mengundurkan diri maka simpanan yang mereka setorkan
kepada koperasi sebagai modal boleh ditarik, demikian juga jika koperasi dibubarkan maka
hal pertama yang perlu dibayarkan adalah pinjaman kemudian dilakukan pengembalian
modal jika masih memungkinkan. Untuk pembubaran nanti akan dijelaskan pada lain
kesempatan.

PERTEMUAN V
SISA HASIL USAHA KOPERASI, PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, DAN
PEMBUBARAN KOPERASI

A. Topik Diskusi
“Sisa Hasil Usaha (SHU), Perubahan Anggaran Dasar, dan Pembubaran Koperasi”

B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar belakang
Pembahasan tentang sisa hasil usaha (SHU), perubahan anggaran dasar, dan pembubaran
koperasi merupakan materi yang cukup penting. Pemahaman tentang bahasan ini akan menjadi
dasar yang cukup diperlukan oleh masyarakat jika akan terjun dalam koperasi, baik sebagai
anggota maupun pengurus. Oleh sebab itu, dalam pertemuan kali ini akan dibahas dan
dilakukan diskusi sehingga masyarakat akan lebih memahami.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang telah penulis paparkan dalam latar belakang, maka dalam
kesempatan kali ini dirumuskan pembahasan yang perlu dilakukan tentang topik sisa hasil
usaha (SHU), perubahan anggaran dasar, dan pembubaran koperasi.

3. Tujuan
Dari pembahasan tentang sisa hasil usaha (SHU), perubahan anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi, diharapkan masyarakat akan mampu memahaminya dan
mengaplikasikan jika telah terlibat dalam koperasi. Dengan demikian akan lebih memperlancar
kegiatan dalam menjalankan operasinya.

C. Pembahasan
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi
Pendapatan koperasi dinamakan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU adalah pendapatan
koperasi selama satu tahun pembukuan dikurangi biaya-biaya, penyusutan, pajak dan
penegeluaran- pengeluaran lain.
Penggunaan SHU adalah sebagai berikut
a. Untuk dana cadangan (tambahan modal)
b. Dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa anggota usahanya kepada koperasi
c. Untuk dana pendidikan perkoperasian
d. Untuk keperluan lain sesuai dengan keputusan rapat anggota

2. Perubahan Anggaran Dasar


Perubahan Anggaran Dasar Kopersi harus dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Anggota yang diadakan untuk itu, dan wajib membuat Berita Acara Rapat Anggota Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi. Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut
penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha koperasi dimintakan pengesahan
kepada Pemerintah, dengan pengajuan secara tertulis oleh Pengurus kepada Pemerintah/Dinas
Koperasi.
3. Pembubaran koperasi
Koperasi harus dapat berperan sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat yang
berwatak sosial. Koperasi yang tidak dapat menjalankan peranan itu dapat di bubarkan.
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan kepada :
a. Keputusan Rapat Anggota
b. Keputusan Pemerintah
Sebelum dibubarkan, lazimnya dibentuk "Tim Penyelesaian", Tim ini bertugas :
a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi serta mewakilinya
didalam dan diluar Pengadilan.
b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama.
d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip Koperasi.
e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dan hutang
lainnya.
f. Menetapkan oleh siapa dan menurut perbandingan bagaimana biaya penyelesaian harus
dibayar.
g. Mempergunakan sisa kekayaan Koperasi sesuai dengan azas dan tujuan Koperasi atau
menurut keputusan Rapat Anggota terabit, atau sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Dasar.
h. Membagikan sisa basil penyelesaian kepada anggota.
i. Menetapkan tanggungan anggota, bila temyata sisa kekayaan koperasi tidak mampu
menutupi seluruh kewajibannya terhadap pihak lain.
j. Menetapkan tanggungan pengurus, pengawas, manajer atau karyawan, bila terbukti bahwa
merekalah yang menyebabkan kehancuran atau kerugian Koperasi.
k. Membuat berita acara penyelesaian.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
SHU adalah pendapatan koperasi selama satu tahun pembukuan dikurangi biaya-biaya,
penyusutan, pajak dan penegeluaran- pengeluaran lain. Biasanya SHU dibagikan setiap akhir
periode akuntansi atau tahunan. Perubahan Anggaran Dasar Kopersi harus dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Anggota yang diadakan untuk itu, dan wajib membuat berita
acaranya. Pembubaran koperasi dapat dilakukan jika tidak aktif atau sudah tidak berjalan lagi.
2. Saran
Dalam pembagian SHU sebaiknya dibuat terlebih dahulu kontrak pembagiannya di awal,
serta harus tetap memperhatikan adanya dana cadangan untuk pengembangan koperasi dan
dana kepedulian sosial. Perubahan anggaran dasar bisa dilakukan jika memang dirasa penting
dan mempengaruhi kelancaran operasi kopersi. Jika memang sebuah koperasi tidak mungkin
lagi untuk diselamatkan dan terpaksa dibubarkan, maka sebaiknya dilakukan rapat untuk
membahas tentang pengembalian utang dan modal jika ada, serta sebaiknya dilakukan
pendampingan dari dinas koperasi kabupaten atau cukup melakukan pemberitahuan.

E. Lampiran

NOTULENSI
enyuluhan : Sisa Hasil Usaha (SHU), Perubahan Anggaran Dasar, dan Pembubaran Koperasi
Tanggal : 12 Agustus 2011
Tempat : Masjid Al-Falah
Kegiatan penyuluhan dengan pembahasan sisa hasil usaha (SHU), perubahan anggaran
dasar, dan pembubaran koperasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 Agustus 2011 pada
pukul 20.30 di Masjid Al-Falah kelurahan Pelabuhan Baru. Dalam kegiatan ini yang bertindak
sebagai nara sumber adalah saya sendiri serta dibantu oleh teman sesama mahasiswa KKN dan
kegiatan ini dihadiri oleh warga binaan.
Pelaksanaan penyuluhan tentang sisa hasil usaha (SHU), perubahan anggaran dasar,
dan pembubaran koperasi ini terdiri dari penyampaian materi koperasi dan tanya jawab tentang
masalah yang dihadapai masyarakat tentang pemahaman pengertian dan peran koperasi.

Pertanyaan :
Bagaimana pembagian SHU jika ada yang aktif sebagai ppengelola dan tidak, berapa
persentasenya?
Jawaban :
Dalam pembagian SHU sebaiknya dibuat terlebih dahulu kontrak pembagiannya di awal, serta
harus tetap memperhatikan adanya dana cadangan untuk pengembangan koperasi dan dana
kepedulian sosial.
PERTEMUAN VI
GERAKAN KOPERASI DAN PEMBINAAN KOPERASI

A. Topik Diskusi
“Gerakan Koperasi dan Pembinaan Koperasi”

B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar belakang
Perkembangan dunia usaha membuat koperasi harus melakukan sebuah gebrakan atau
pergerakan yang agar tidak tertinggal oleh arus persaingan yang sangat deras. Koperasi
merupakan salah satu usaha dari pemerintah dalam membangun perekonomian rakyat, sesuai
dengan prinsip dasar koperasi. Lembaga gerakan koperasi bukan merupakan badan usaha. Oleh
karena itu lembaga ini tidak melakukan kegiatan ekonomi, melainkan sebagai wadah untuk
memperjuangkan kepentingan dan cita-cita koperasi. Koperasi secara bersama-sama
mendirikan satu organisasi tunggal bertingkat nasional berfungsi sebagai wadah untuk
memperjuangkan kepentingan dan bertindak sebagai pembawa aspirasi Koperasi Indonesia.
Dengan demikian pemahaman tentang gerakan dan pembinaan koperasi sangat penting
diketahui oleh masyarakat yang akan terlibat dalam koperasi, terutama bagi pemula seperti
padda masyarakat kelurahan Pelabuhan Baru.

2. Rumusan masalah
Dengan kondisi yang mencerminkan pentingkan memahaman menyeluruh tentang
koperasi, dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan dan memberikan gambaran
gambaran tentang gerakan koperasi dan pembinaan koperasi.

3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pertemuan ini adalah agar masyarakat memahami
koperasi secara utuh, terutama tentang gerakan koperasi dan pembinaan koperasi, sehingga
masyarakat akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam koperasi.

C. Pembahasan
Lembaga Gerakan Koperasi
Semua induk koperasi yang berlainan jenis usahanya membentuk dewan koperasi
nasional atau majelis koperasi nasional yang disebut dengan Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin).
Dekopin merupakan lembaga gerakan koperasi yang bertujuan sebagai berikut:
a Memperjuangkan kepentingan koperasi
b Membawa aspirasi koperasi

Kelembagaan Lembaga Gerakan Koperasi


1) Koperasi-Koperasi Primer tingkat nasional
2) Koperasi-Koperasi Sekunder tingkat nasional
3) Koperasi-koperasi Sekunder tingkat daerah yang tidak menjadi anggota Koperasi Sekunder
tingkta nasional.
4) Koperasi-Koperasi Primer tingkat daerah yang tidak memiliki Koperasi Sekunder.

Logo gerakan koperasi Indonesia

Makna lambang gerakan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:


1. Rantai melambangkan persahabatan yang kokoh.
2. Roda bergigi menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus.
3. Kapas dan padi berarti menggambarkan kemakmuran rakyat yang diusahakan oleh koperasi.
4. Timbangan berarti keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi.
5. Bintang dalam perisai artinya Pancasila, merupakan landasan ideal koperasi.
6. Pohon beringin menggambarkan sifat kemasyarakatan dan kepribadian Indonesia yang kokoh
berakar.
7. Koperasi Indonesia menandakan lambang kepribadian koperasi rakyat Indonesia.
8. Warna merah dan putih menggambarkan sifat nasional Indonesia.
Pembinaan Koperasi
Pembinaan Koperasi dilakukan oleh pemerintah. Untuk membina koperasi, pemerintah
melakukan tiga macam tindakan kebijaksanaan yaitu:
a Menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi
b Memberi bimbingan dan kemudahan kepada koperasi
c Memberi perlindungan kepada koperasi

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Semua induk koperasi yang berlainan jenis usahanya membentuk dewan koperasi
nasional atau majelis koperasi nasional yang disebut dengan Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin). Dekopin mempunyai tujuan memperjuangkan kepentingan koperasi dan membawa
aspirasi koperasi. Pembinaan koperasi dilakukan oleh pemerintah, bisa melalui Dekopin.
Dengan tujuan Menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan
koperasi, memberi bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, memberi perlindungan kepada
koperasi.

2. Saran
Jika akan didirikan sebuah koperasi yang sehat sebaiknya pendidikan tentang
pekoperasian dilakukan secara terus-menerus, dilakukan regenerasi, dan dilakukan
pendampingan.

E. Lampiran
Diposting oleh mike ayuni di 20.45

Anda mungkin juga menyukai