Anda di halaman 1dari 17

Apa itu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan?

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para
medis lainnya)

Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan ?


• Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinanan,
sehingga keselamatan lbu dan bayi lebih terjamin.
• Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera di tolong atau dirujuk ke Puskesmas
atau rumah sakit.
• Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Apa tanda-tanda persalinan?


* lbu mengalami minas-minas yang timbulnya semakin Bering dan semakin kuat.
* Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
* Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
* Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
* Merasa seperti mau buang air besar.

Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
• Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
• Tetap tenang dan tidak bingung
• Ketika merasa mulas bemapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

Apa tanda- tanda. bahaya persalinan?


• Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
• Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
• Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
• Tidak kuat mengejan.
• Mengalami kejang-kejang.
• Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
• Air ketuban keruh dan berbau.
• Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
• Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
• Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.

* Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Sulsel


Apa peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan ?

* Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
* Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter.
* Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan
rumah.
• Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat calann
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami Siap Antarjaga,
dan sebagainya.
* Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu per-Lama, ketiga,
dan keenam setelah melahirkan.
* Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
* Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI
Eksklusif).

Sumber :

E. Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk
Bersalin dengan Tenaga Kesehatan

1. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
selama kehamilan
2. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
3. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene
4. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil
yang anemia, atas pengawasan bidan.
5. Dukun bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
6. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu
hamil agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
7. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
8. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
9. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang
baik saat bersalin.
10. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya
perawatan payudara.
11. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
12. Dengan memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.

Sumber : http://belajar90.blogspot.com/2009/03/persalinan-ditolong-oleh-tenaga.html

pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan

Pembinaan Dukun Bayi, Pemberitahuan Ibu Hamil Untuk Bersalin Di


Tenaga Kesehatan (PROMOSI TENAGA KESEHATAN)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka
semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali
hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan
antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan
transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang
higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan
pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik itu
yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut
disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi untuk membangun
cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara bersama-sama. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam.
Informan yang dipilih adalah dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan dengan pertolongan
dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan pertolongan bidan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang “ASKEB V (Kebidanan Komunitas)”
khususnya pada pembahasan tentang Pembinaan Dukun Bayi, Pemberitahuan Ibu Hamil
untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Promosi Tenaga Kesehatan)
2. Untuk menambah wawasan kita sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya.
3. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah ASKEB V (Kebidanan Komunitas)

C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.
2. Untuk institusi sebagai referensi dalam kegiatan perkuliahan untuk mencapai peningkatan
mutu dan kualitas mahasiswa dalam mencapai akreditasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun-temurun belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas
kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini
diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya
(Kusnada Adimihardja)
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengenal dukun bayi atau
dukun beranak sebagai tenaga pertolongan persalinan yang diwariskan secara turun-temurun.
Dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal
yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan bayi, upacara
menginjak tanah, dan upacara adat serimonial lainnya. Pada kelahiran anak dukun bayi yang
biasanya adalah seorang wanita tua yang sudah berpengalaman, membantu melahirkan dan
memimpin upacara yang bersangkut-paut dengan kelahiran itu (Koentjaraningrat, 1992)
Sekitar 70% - 80% pertolongan persalinan di pedesaan ditangani oleh dukun bayi. Dukun
bayi mendapat kepercayaan penuh sebagai orang tua yang dapat melindungi klien dan
keluarga. Biaya pertolongan bayi oleh dukun di berikan secara bertahap yang dianggap
murah, meskipun bila dihitung relatif mahal.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
2. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu
dan bayi, antara lain :
1. Terjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari luar
sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin
2. Terjadinya perdarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurut-ngurut
rahim pada waktu kala III
3. Terjadinya partus tidak maju, karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau
merujuk ke puskesmas atau RS.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.

Supervisi / pembinaan adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan
untuk mencapai suatu tujuan. Menjangkau 2 aspek :
1. Pembinaan keterampilan dukun bayi
2. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
Tujuan supervisi / bimbingan dukun bayi :
1. Menjaga, mempertahankan, meningkatkan keterampilan dukun bayi
2. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun dalam
merawat bumil, bulin dan bufas.
3. Sebagai bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas.

Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan :


1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat kesehatan
4. Petugas imunisasi
5. Petugas gizi

Tempat pelaksanaan pembinaan dukun bayi :


1. Posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu
2. Perkumpulan dukun bayi dilaksanakan di puskesmas.
3. Home to home

Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi :


1. Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.
2. Pertemuan rutin yang telah disepakati
3. Waktu-waktu lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi
4. Saat mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan

Dukun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


1. Pada umumnya adalah seorang anggota masyarakat yang cukup dikenal di desa.
2. Pendidikan tidak melebihi pendidikan orang biasa, umumnya buta huruf
3. Pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari uang tetapi karena
‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk menolong sesama
4. Disamping menjadi dukun, mereka mempunyai pekerjaan lainnya yang tetap. Misalnya
petani, atau buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan
sambilan
5. Ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari masing-
masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak sama setiap
waktunya
6. Umumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang
berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam masyarakat

Kelebihan dan Kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
1. Kelebihan
- Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali pusatnya putus.
- Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
- Persalinan dilakukan di rumah
- Biaya murah dan tidak ditentukan.
2. Kekurangan
- Dukun belum mengerti teknik septik dan anti-septik dalam menolong persalinan.
- Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru
lahir.
- Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program
pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).

Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia, adalah persalinan yang
ditolong oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik yang
tinggal di pedesaan maupun perkotaan sekalipun lebih senang ditolong oleh dukun. Hal
tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Masalah kesehatan bagi penduduk
di kota maupun di pedesaan Indonesia masih saja merupakan masalah yang pelik.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya program kesehatan yang diterapkan dan terus
dikembangkan belum berjalan dengan baik, baik itu program kesehatan baru maupun
program kesehatan hasil modifikasi program lama. Banyak pelayanan kesehatan yang belum
memadai. Indikator yang penting adalah kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Tak dapat
disangkal lagi, ilmu kebidanan modern telah berkembang pesat sehingga meninggalkan
konsep lama yang dibatasi oleh penggunaan teknis medis modern dalam melawan penyakit.
Upaya promosi tenaga kesehataan dalam pembinaan dukun bayi yaitu peningkatan taraf
kesehatan perorangan, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular.
Seringkali, program kesehatan menemui kegagalan karena dicoba untuk dijalankan hanya
semata-mata dengan berpedoman kepada pertimbangan teknis medis yang ’kaku’. Salah satu
program yang belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan, adalah pertolongan
persalinan. Hampir di seluruh Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun
bayi.
Usaha-usaha peningkatan pelayanan kesehatan :
Seperti yang tercermin dalam program dukun latih ini memang bukan bertujuan untuk
menghilangkan peranan yang dimainkan oleh sistem perawatan kesehatan yang lama dan
menggantinya dengan sistem perawatan kesehatan yang baru. Pendidikan yang diberikan
dalam program dukun latih ini justru terwujud sebagai pengakuan untuk menyelenggarakan
(enforcement) pelayanan kesehatan kepada lembaga dukun bayi. Lebih dari itu, dengan
pendidikan yang diberikan, dukun bayi dianggap mampu menggantikan kehadiran fasilitas
kesehatan yang baru yang dianggap dapat meningkatkan taraf kesehatan penduduk.
Kemitraan merupakan salah satu solusi untuk menurunkan masalah kematian ibu dan bayi
yang terutama akan menguntungkan daerah-daerah terpencil dimana akses terhadap
pelayanan kesehatan sangat terbatas usaha-usaha penanggulangan masalah kesehatan di
Indonesia.
Usaha-usaha tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu:
1. Usaha mengintrodusir sistem medik, yaitu:
a. program pengenalan sistem perawatan kesehatan dengan dokter, bidan, mantri kesehatan,
perawat atau tenaga paramedik lain yang masing-masing bersumber dari sistem medik
modern atau tradisional,
b. program pengenalan obat-obatan farmakologi,
c. program pembangunan puskesmas dan klinik-klinik pelayanan kesehatan,
d. program pengobatan masal dan keliling kampung,
e. program dokter/bidan masuk desa.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat
yang bersangkutan, yaitu program pengembangan potensi yang ada dalam dan bersumber dari
pranata kesehatan masyarakat sendiri, adalah program melatih dukun bayi.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Tenaga Kesehatan


Pengertian promosi tenaga kesehatan adalah usaha seorang tenaga kesehatan untuk
memandirikan, memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan melalui pengkatan
kesadaran, kemampuan dan kemauan, serta pengembangan lingkungan kesehatan.
Ruang lingkup promosi kesehatan pada kemitraan dukun bayi :
Lingkup promosi kesehatan terhadap kemitraan dukun bayi yaitu mengembangkan jaringan
kemitraan dan membina iklim suasana yang memungkin kepada dukun bayi untuk
memotipasi melakukan pembangunan kesehatan.
Ruang lingkup promosi kesehatan pada ibu hamil :
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan psikologis.
Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual,
mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan
laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan,
pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi support keluarga, support
tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan
aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan
normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan
oleh suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi
kesehatan.

B. Tujuan Promosi Tenaga Kesehatan


Terpadunya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang
berbudaya hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan.

C. Sasaran Promosi Tenaga Kesehatan


1. Perorangan / Keluarga (Bumil, Bulin, Bufas)
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran.
b. Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan LSM kesehatan.
2. Masyarakat / LSM
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan/upaya kesehatan.
b. Bergotong-royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
3. Lembaga Pemerintah
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan
b. Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
4. Petugas Program / Institusi
a. Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program kesehatan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.

D. Pendekatan Promosi Tenaga Kesehatan


1. Pendekatan Medik
Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang didefinisikan
secara medik, seperti penyakit infeksi, kanker dan penyakit jantung. Pendekatan ini
melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan, mungkin dengan
metode persuasif maupun paternalistik. Sebagai contoh, memberitahu orang tua agar
membawa anak mereka untuk imunisasi, wanita untuk memanfaatkan klinik KB dan pria
umur pertengahan untuk dilakukan screening tekanan darah.
2. Pendekatan Perubahan Prilaku
Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan prilaku individu masyrakat sehingga
mereka mengambil gaya hidup sehat. Contoh membiasakan para ibu hamil untuk bersalin
dengan tenaga kesehatan bukan dengan dukun bayi.
3. Pendekatan Edukasual
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan pengetahuan dan
pemahaman tentang perihal kesehatan, dan membuat mungkin keputusan ditetapkan atas
dasar informasi yang ada. Informasi tentang kesehatan disajikan, dan orang dibantu menggali
nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.
4. Pendekatan Berpusat Pada Klien
Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka
mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan
pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka.
5. Pendekatan Perbahan Sosietal
Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada lingkungan fisik,
sosial dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang sehat.
Ada beberapa peyebab yang tidak langsung promosi tenaga kesehatan tentang ibu bersalin
dengan dukun :
1. Pendidikan
Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah. Masih banyaknya ibu yang
beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan sesuatu yang alami yang berarti
tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan, sehingga banyak ibu hamil bersalin ke dukun,
serta tanpa mereka sadari bahwa ibu hamil termasuk kelompok risiko tinggi. Ibu hamil
memiliki risiko 50 % dapat melahirkan dengan selamat dan 50 % dapat mengakibatkan
kematian.
2. Sosial ekonomi dan sosial budaya
Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan ibu hamil yang ingin
bersalin dengan dukun bayi, sebagai contoh ibu hamil yang ingin bersalin biasanya dengan
keluarga diajurkan ke dukun bayi, karena budaya mereka yang lebih pecaya dengan dukun
bayi dan biaya ekonomi yang rendah sehingga mereka bersalin dengan dukun bayi.
Kebijakan pemerintah pada promosi tenaga kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu
di Indonesia pada persalinan dengan dukun bayi adalah :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat (memadai).
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Sumber : http://pipitrahmayanti.blogspot.com/p/pemberitahuan-ibu-hamil-untuk-
bersalin.html
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2008

Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

 PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
 PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan
beraneka ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium,
memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya , membersihkan lingkungan.
 Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanaka semua perilaku kesehatan.

Apa itu PHBS di Rumah Tangga?

 PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
 PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.
 Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah
tangga yaitu :

1. persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan


2. memberi bayi ASI ekslusif
3. menimbang balita setiap bulan
4. menggunakan air bersih
5. mencuci tangan dengan air brsih dan sabun
6. menggunakan jamban sehat
7. memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. makan buah dan sayur setiap hari
9. melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. tidak merokok di dalam rumah.

Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?

Bagi Rumah Tangga :

 Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.


 Anak tumbuh sehat dan cerdas.
 Anggota keluarga giat bekerja.
 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
Bagi Masyarakat:

 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.


 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan
lain-lain.

Apa peran kader

Dalam mewujudkan Rumah Tangga Ber-PHBS?

 Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan


Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader.
 Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk
memperolah dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
 Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di
desa/kelurahan melalui kelompok damawisma.
 Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan
perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan masyarakat.
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan ang mendukung terwujudnya Rumah Tangga
Ber-PHBS.
 Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap
tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Apa itu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan?

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya)

Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?

 Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin.
 Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit.
 Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.

Apa tanda-tanda persalinan?

 Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
 Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
 Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
 Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
o Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:

 Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)


 Tetap tenang dan tidak bingung
 Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

Apa tanda-tanda bahaya persalinan?

 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.


 Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
 Tali pusat atau tangan/kaki nayi terlihat pada jalan lahir.
 Tidak kuat mengejen.
 Mengalami kejang-kejang.
 Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
 Air ketuban keruh dan berbau.
 Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
 Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
 Keluar darah banyak setelah bayi lahir Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa
kebidan/dokter.

Apa ada peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan?

 Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
 Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/ dokter.
 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan
kunjungan rumah.
 Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial
bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calondonor darah, warga dan suami
siap Antar jaga, dan sebagainya.
 Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter
selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada hari minggu
pertama, ketiga, dam keenam setelah melahirkan.
 Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
 Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eklusif).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANTENATAL CARE DAN PERSALINAN
DI TENAGA KESEHATAN

A. IDENTITAS
1.Topik/ masalah : Penyuluhan WUS di RT 02 RW 01 Kelurahan Krembangan Selatan
2.Sub topik : Antenatal Care dan Persalinan di Tenaga Kesehatan
3.Tempat : Balai RW 01 Kelurahan Krembangan Selatan
4.Tanggal/ Waktu : 14 Februari 2012/ 18.30-19.00 WIB
5.Sasaran : WUS
6.Petugas : Mahasiswa

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkana udiens
dapat mengetahui dan memahami pentingnya memeriksakan kehamilan dan bersalin ke
tenaga kesehatan..

2.Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang antenatal care dan persalinan di tenaga
kesehatan diharapkan audiens memahami tentang :
a.Pentingnya ANC rutin di tenaga kesehatan
b.Keuntungan ANC di tenaga kesehatan
c.Jadwal anjuran ANC
d.Pentingnya bersalin di tenaga kesehatan
e.Keuntungan bersalin di tenaga kesehatan
f.Tanda-tanda persalinan
g.Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin
h.Jampersal

C. MATERI (Terlampir)
a.Pentingnya ANC rutin di tenaga kesehatan
b.Keuntungan ANC di tenaga kesehatan
c.Jadwal anjuran ANC
d.Pentingnya bersalin di tenaga kesehatan
e.Keuntungan bersalin di tenaga kesehatan
f.Tanda-tanda persalinan
g.Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin
h.Jampersal
ANTENATAL CARE DAN PERSALINAN
DI TENAGA KESEHATAN

A.TUJUAN & MANFAAT ANC DI TENAGA KESEHATAN


Menurut Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah sebagai berikut:

1.Sekurang-kurangnya dapat menjaga kesehatan wanita hamil dari awal kehamilan


samasehatnya atau lebih sehat
.2.Menemukan serta mengobati kelainan fisik psikologis secara dini
.3.Wanita melahirkan tanpa mengalami kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat secarafisik
dan mental.

Manfaat ANC
1.Dapat mengikuti dan mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin sehingga jika
adakelainan bisa segera diperbaiki.
2.Mendapat tablet penambah darah dan zat besi, suntikan TT atau obat-obatan ibu hamilyang
diperlukan
.3.Agar bisa memperoleh nasehat-nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana
meliputi:
- perawatan diri selama hamil
- kebutuhan makan
- penjelasan tentang kehamilan
- persiapan persalinan
- tandabahaya pada kehamilan dan persalinan
- penyuluhan KB

B.JADWAL ANJURAN ANC


Jadwal anjuran antenatal care di tenaga kesehatan minimal 4 kali, yaitu:

1 kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu)

1 kali pada trimester 2 (usia kehamilan 13-27 minggu)


2 kali pada trimester 3 (usia kehamilan 28-40 minggu)

C.PENTINGNYA BERSALIN DI TENAGA KESEHATAN


-Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,sehingga
keselamatan lbu dan bayi lebih terjamin.
-Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmasatau
rumah sakit.
-Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,bersih,
dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

D.TANDA-TANDA PERSALINAN
-Mulas-mulas yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama.
-Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir.
-Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.

E. TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU BERSALIN

-Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas


-Pendarahan lewat jalan lahir
-Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
-Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang
-Air ketuban keruh atau berbau
-Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
-Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

F.JAMPERSAL
A. Tujuan Umum
Meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokteratau bidan
dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaanuntuk pelayanan
persalinan.

B. Tujuan Khusus
1.Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, danpelayanan
nifas ibu oleh tenaga kesehatan.
2.Meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.
3.Meningkatnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
4.Meningkatnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, danbayi baru
lahir oleh tenaga kesehatan.
5.Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.

B.Sasaran
Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:
1.Ibu hamil
2.Ibu bersalin
3.Ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)
4.Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
C.Pengertian Jampersal
1.Jaminan Persalinan
Jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan
kehamilan,pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska
persalinandan pelayanan bayi baru lahir.
2.Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Dokumen perjanjian yang ditandatangani bersama antara Tim PengelolaJamkesmas dan
BOK Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab institusi fasilitaspelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta yang mengatur hak dan kewajiban parapihak dalam jaminan
persalinan.
3.Fasilitas Kesehatan (Faskes)
Institusi pelayanan kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupunrehabilitatif yang dilakukan
oleh Pemerintah, TNI/ POLRI, dan Swasta.
4.Puskesmas PONED
Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan obstetri(kebidanan)
dan neonatus emergensi dasar.
5.Rumah Sakit PONEK
Rumah Sakit yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan
obstetri(kebidanan) dan neonatus emergensi komprehensif.

D. Ruang Lingkup
1.Pelayanan persalinan tingkat pertama
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten danberwenang
memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,pelayanan nifas
termasuk KB pasca persalinan, pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan
rujukan pada saat terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan,nifas dan bayi baru lahir)
tingkat pertama.Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED
serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta yangmemiliki
Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota
Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:
Pemeriksaan kehamilan
Pertolongan persalinan normal
Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan
Pelayanan bayi baru lahir
Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
2.Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan
Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan olehtenaga
kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus
kepadaibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi, di rumahsakit
pemerintah dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatantingkat pertama dan
dilaksanakan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisikedaruratan.Pelayanan tingkat
lanjutan diberikan di fasilitas perawatan kelas III di RumahSakit Pemerintah dan Swasta yang
memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) denganTim Pengelola Kabupaten/ Kota
Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi:
Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi (RISTI) dan penyulit
Pertolongan persalinan dengan RISTI dan penyulit yang tidak mampudilakukan di
pelayanan tingkat pertama.
Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di Rumah Sakit danfasilitas
pelayanan kesehatan yang setara

E.Manfaat Jaminan Persalinan


1.Pemeriksaan kehamilan (ANC)
Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan tata laksana pelayanan mengacu pada bukuPedoman
KIA. Selama hamil sekurang-kurangnya ibu hamil diperiksa sebanyak 4kali dengan frekuensi
yang dianjurkan sebagai berikut:
1 kali pada triwulan pertama
1 kali pada triwulan kedua
2 kali pada triwulan ketiga
2.Persalinan normal
3.Pelayanan nifas normal, termasuk KB pasca persalinan
4.Pelayanan bayi baru lahir normal
5.Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi
6.Pelayanan pasca keguguran
7.Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8.Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar
9.Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
10.Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi
11.Penanganan rujukan pasca keguguran
12.Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
13.Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif
14.Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif
15.Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif
16.Pelayanan KB pasca persalinan.Tatalaksana PNC dilakukan sesuai dengan buku
pedoman KIA. Ketentuan pelayananpasca persalinan meliputi pemeriksaan nifas minimal 3
kali.

Pada pelayanan pasca nifas ini dilakukan upaya KIE/Konseling untuk


memastikanseluruh ibu pasca bersalin atau pasangannya menjadi akseptor KB yang
diarahkankepada kontrasepsi jangka panjang seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
ataukontrasepsi mantap/kontap (MOP dan MOW) untuk tujuan pembatasan dan IUDuntuk
tujuan penjarangan, secara kafetaria disiapkan alat dan obat semua jeniskontrasepsi oleh
BKKBN.
# Sedangkan besaran biaya untuk pelayanan Jaminan persalinan tingkat
lanjutanmenggunakan tarif paketIndonesia Case Base Group (INA-CBGs)

G. Kelengkapan Pertanggungajawaban Klaim


Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan dari fasilitas kesehatan
tingkatpertama ke Tim Pengelola Kabupaten/ Kota dilengkapi:
1.Fotokopi lembar pelayanan pada Buku KIA sesuai pelayanan yang diberikan
untuk Pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan
KBpasca persalinan. Apabila tidak terdapat buku KIA pada daerah setempat dapatdigunakan
bukti-bukti yang syah yang ditandatangani ibu hamil/ bersalin dan petugasyang menangani.
Tim Pengelola Kabupaten/Kota menghubungi Pusat (DirektoratKesehatan Ibu) terkait
ketersediaan buku KIA tersebut.
2.Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong persalinan
untuk Pertolongan persalinan.
3.Fotokopi/ tembusan surat rujukan, termasuk keterangan tindakan pra rujukan yangtelah
dilakukan di tandatangani oleh ibu hamil/ ibu bersalin.
4.Fotokopi identitas diri (KTP atau identitas lainnya) dari ibu hamil/yang melahirkan

Anda mungkin juga menyukai