Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para
medis lainnya)
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
• Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
• Tetap tenang dan tidak bingung
• Ketika merasa mulas bemapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
* Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
* Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter.
* Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan
rumah.
• Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat calann
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami Siap Antarjaga,
dan sebagainya.
* Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu per-Lama, ketiga,
dan keenam setelah melahirkan.
* Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
* Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI
Eksklusif).
Sumber :
E. Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk
Bersalin dengan Tenaga Kesehatan
1. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
selama kehamilan
2. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang ketidaknyamanan
selama kehamilan serta cara mengatasinya.
3. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya menjaga
personal hygiene
4. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil
yang anemia, atas pengawasan bidan.
5. Dukun bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat membantu
tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
6. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu
hamil agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
7. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
8. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
9. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan yang
baik saat bersalin.
10. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya
perawatan payudara.
11. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
12. Dengan memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
Sumber : http://belajar90.blogspot.com/2009/03/persalinan-ditolong-oleh-tenaga.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka
semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali
hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan
antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan
transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang
higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan
pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik itu
yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut
disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi untuk membangun
cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara bersama-sama. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam.
Informan yang dipilih adalah dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan dengan pertolongan
dukun bayi dan ibu yang melahirkan dengan pertolongan bidan.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang “ASKEB V (Kebidanan Komunitas)”
khususnya pada pembahasan tentang Pembinaan Dukun Bayi, Pemberitahuan Ibu Hamil
untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Promosi Tenaga Kesehatan)
2. Untuk menambah wawasan kita sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya.
3. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah ASKEB V (Kebidanan Komunitas)
C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.
2. Untuk institusi sebagai referensi dalam kegiatan perkuliahan untuk mencapai peningkatan
mutu dan kualitas mahasiswa dalam mencapai akreditasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang
mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional
dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun-temurun belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas
kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini
diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya
(Kusnada Adimihardja)
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengenal dukun bayi atau
dukun beranak sebagai tenaga pertolongan persalinan yang diwariskan secara turun-temurun.
Dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal
yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan bayi, upacara
menginjak tanah, dan upacara adat serimonial lainnya. Pada kelahiran anak dukun bayi yang
biasanya adalah seorang wanita tua yang sudah berpengalaman, membantu melahirkan dan
memimpin upacara yang bersangkut-paut dengan kelahiran itu (Koentjaraningrat, 1992)
Sekitar 70% - 80% pertolongan persalinan di pedesaan ditangani oleh dukun bayi. Dukun
bayi mendapat kepercayaan penuh sebagai orang tua yang dapat melindungi klien dan
keluarga. Biaya pertolongan bayi oleh dukun di berikan secara bertahap yang dianggap
murah, meskipun bila dihitung relatif mahal.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
2. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu
dan bayi, antara lain :
1. Terjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari luar
sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin
2. Terjadinya perdarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurut-ngurut
rahim pada waktu kala III
3. Terjadinya partus tidak maju, karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau
merujuk ke puskesmas atau RS.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.
Supervisi / pembinaan adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan
untuk mencapai suatu tujuan. Menjangkau 2 aspek :
1. Pembinaan keterampilan dukun bayi
2. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
Tujuan supervisi / bimbingan dukun bayi :
1. Menjaga, mempertahankan, meningkatkan keterampilan dukun bayi
2. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun dalam
merawat bumil, bulin dan bufas.
3. Sebagai bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas.
Kelebihan dan Kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
1. Kelebihan
- Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali pusatnya putus.
- Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
- Persalinan dilakukan di rumah
- Biaya murah dan tidak ditentukan.
2. Kekurangan
- Dukun belum mengerti teknik septik dan anti-septik dalam menolong persalinan.
- Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru
lahir.
- Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program
pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia, adalah persalinan yang
ditolong oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia baik yang
tinggal di pedesaan maupun perkotaan sekalipun lebih senang ditolong oleh dukun. Hal
tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Masalah kesehatan bagi penduduk
di kota maupun di pedesaan Indonesia masih saja merupakan masalah yang pelik.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya program kesehatan yang diterapkan dan terus
dikembangkan belum berjalan dengan baik, baik itu program kesehatan baru maupun
program kesehatan hasil modifikasi program lama. Banyak pelayanan kesehatan yang belum
memadai. Indikator yang penting adalah kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Tak dapat
disangkal lagi, ilmu kebidanan modern telah berkembang pesat sehingga meninggalkan
konsep lama yang dibatasi oleh penggunaan teknis medis modern dalam melawan penyakit.
Upaya promosi tenaga kesehataan dalam pembinaan dukun bayi yaitu peningkatan taraf
kesehatan perorangan, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular.
Seringkali, program kesehatan menemui kegagalan karena dicoba untuk dijalankan hanya
semata-mata dengan berpedoman kepada pertimbangan teknis medis yang ’kaku’. Salah satu
program yang belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan, adalah pertolongan
persalinan. Hampir di seluruh Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun
bayi.
Usaha-usaha peningkatan pelayanan kesehatan :
Seperti yang tercermin dalam program dukun latih ini memang bukan bertujuan untuk
menghilangkan peranan yang dimainkan oleh sistem perawatan kesehatan yang lama dan
menggantinya dengan sistem perawatan kesehatan yang baru. Pendidikan yang diberikan
dalam program dukun latih ini justru terwujud sebagai pengakuan untuk menyelenggarakan
(enforcement) pelayanan kesehatan kepada lembaga dukun bayi. Lebih dari itu, dengan
pendidikan yang diberikan, dukun bayi dianggap mampu menggantikan kehadiran fasilitas
kesehatan yang baru yang dianggap dapat meningkatkan taraf kesehatan penduduk.
Kemitraan merupakan salah satu solusi untuk menurunkan masalah kematian ibu dan bayi
yang terutama akan menguntungkan daerah-daerah terpencil dimana akses terhadap
pelayanan kesehatan sangat terbatas usaha-usaha penanggulangan masalah kesehatan di
Indonesia.
Usaha-usaha tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu:
1. Usaha mengintrodusir sistem medik, yaitu:
a. program pengenalan sistem perawatan kesehatan dengan dokter, bidan, mantri kesehatan,
perawat atau tenaga paramedik lain yang masing-masing bersumber dari sistem medik
modern atau tradisional,
b. program pengenalan obat-obatan farmakologi,
c. program pembangunan puskesmas dan klinik-klinik pelayanan kesehatan,
d. program pengobatan masal dan keliling kampung,
e. program dokter/bidan masuk desa.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat
yang bersangkutan, yaitu program pengembangan potensi yang ada dalam dan bersumber dari
pranata kesehatan masyarakat sendiri, adalah program melatih dukun bayi.
BAB III
PEMBAHASAN
Sumber : http://pipitrahmayanti.blogspot.com/p/pemberitahuan-ibu-hamil-untuk-
bersalin.html
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan
beraneka ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium,
memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya , membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanaka semua perilaku kesehatan.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah
tangga yaitu :
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya)
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang
aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
o Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
Apa ada peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan?
Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/ dokter.
Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan
kunjungan rumah.
Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial
bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calondonor darah, warga dan suami
siap Antar jaga, dan sebagainya.
Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter
selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada hari minggu
pertama, ketiga, dam keenam setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eklusif).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANTENATAL CARE DAN PERSALINAN
DI TENAGA KESEHATAN
A. IDENTITAS
1.Topik/ masalah : Penyuluhan WUS di RT 02 RW 01 Kelurahan Krembangan Selatan
2.Sub topik : Antenatal Care dan Persalinan di Tenaga Kesehatan
3.Tempat : Balai RW 01 Kelurahan Krembangan Selatan
4.Tanggal/ Waktu : 14 Februari 2012/ 18.30-19.00 WIB
5.Sasaran : WUS
6.Petugas : Mahasiswa
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan diharapkana udiens
dapat mengetahui dan memahami pentingnya memeriksakan kehamilan dan bersalin ke
tenaga kesehatan..
2.Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang antenatal care dan persalinan di tenaga
kesehatan diharapkan audiens memahami tentang :
a.Pentingnya ANC rutin di tenaga kesehatan
b.Keuntungan ANC di tenaga kesehatan
c.Jadwal anjuran ANC
d.Pentingnya bersalin di tenaga kesehatan
e.Keuntungan bersalin di tenaga kesehatan
f.Tanda-tanda persalinan
g.Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin
h.Jampersal
C. MATERI (Terlampir)
a.Pentingnya ANC rutin di tenaga kesehatan
b.Keuntungan ANC di tenaga kesehatan
c.Jadwal anjuran ANC
d.Pentingnya bersalin di tenaga kesehatan
e.Keuntungan bersalin di tenaga kesehatan
f.Tanda-tanda persalinan
g.Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin
h.Jampersal
ANTENATAL CARE DAN PERSALINAN
DI TENAGA KESEHATAN
Manfaat ANC
1.Dapat mengikuti dan mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin sehingga jika
adakelainan bisa segera diperbaiki.
2.Mendapat tablet penambah darah dan zat besi, suntikan TT atau obat-obatan ibu hamilyang
diperlukan
.3.Agar bisa memperoleh nasehat-nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana
meliputi:
- perawatan diri selama hamil
- kebutuhan makan
- penjelasan tentang kehamilan
- persiapan persalinan
- tandabahaya pada kehamilan dan persalinan
- penyuluhan KB
D.TANDA-TANDA PERSALINAN
-Mulas-mulas yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama.
-Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir.
-Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.
F.JAMPERSAL
A. Tujuan Umum
Meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokteratau bidan
dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaanuntuk pelayanan
persalinan.
B. Tujuan Khusus
1.Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, danpelayanan
nifas ibu oleh tenaga kesehatan.
2.Meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.
3.Meningkatnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
4.Meningkatnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, danbayi baru
lahir oleh tenaga kesehatan.
5.Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
B.Sasaran
Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:
1.Ibu hamil
2.Ibu bersalin
3.Ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)
4.Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
C.Pengertian Jampersal
1.Jaminan Persalinan
Jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan
kehamilan,pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska
persalinandan pelayanan bayi baru lahir.
2.Perjanjian Kerja Sama (PKS)
Dokumen perjanjian yang ditandatangani bersama antara Tim PengelolaJamkesmas dan
BOK Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab institusi fasilitaspelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta yang mengatur hak dan kewajiban parapihak dalam jaminan
persalinan.
3.Fasilitas Kesehatan (Faskes)
Institusi pelayanan kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupunrehabilitatif yang dilakukan
oleh Pemerintah, TNI/ POLRI, dan Swasta.
4.Puskesmas PONED
Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan obstetri(kebidanan)
dan neonatus emergensi dasar.
5.Rumah Sakit PONEK
Rumah Sakit yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan
obstetri(kebidanan) dan neonatus emergensi komprehensif.
D. Ruang Lingkup
1.Pelayanan persalinan tingkat pertama
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten danberwenang
memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,pelayanan nifas
termasuk KB pasca persalinan, pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan
rujukan pada saat terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan,nifas dan bayi baru lahir)
tingkat pertama.Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED
serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta yangmemiliki
Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota
Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:
Pemeriksaan kehamilan
Pertolongan persalinan normal
Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan
Pelayanan bayi baru lahir
Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
2.Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan
Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan olehtenaga
kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus
kepadaibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi, di rumahsakit
pemerintah dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatantingkat pertama dan
dilaksanakan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisikedaruratan.Pelayanan tingkat
lanjutan diberikan di fasilitas perawatan kelas III di RumahSakit Pemerintah dan Swasta yang
memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) denganTim Pengelola Kabupaten/ Kota
Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi:
Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi (RISTI) dan penyulit
Pertolongan persalinan dengan RISTI dan penyulit yang tidak mampudilakukan di
pelayanan tingkat pertama.
Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di Rumah Sakit danfasilitas
pelayanan kesehatan yang setara