LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Swasta
No RM : 683656
ANAMNESA :
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD Ibnu Sina dengan
sebelumnya.
1
Gastritis (+)
HT disangkal
DM disangkal
PEMERIKSAAN FISIK :
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
Nadi : 119x/menit
Suhu : 37,3oC
Kepala / leher :
Rambut : normal
Telinga : normal
2
Hidung : normal, dypsneu –
Thorax :
midclavicula sinistra.
Abdomen :
Hepar: Teraba
3
Lien : Tidak teraba
Perkusi : hypertimpani
Ekstremitas :
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
5
BAB II
RESUME
didapatkan Pasien mengatakan badan nyeri sejak 1 hari sebelum MRS setelah HD.
Pasien rutin HD 1 kali seminggu tiap hari sabtu. Disertai pusing, mual dan muntah
kurang lebih 3x dalam sehari, muntah berisi cairan, cairan muntah kira-kira
sebanyak 1 aqua gelas. Pasien juga mengeluhkan demam sejak nyeri timbul.
Nadi 116x/menit Suhu 39,8o C Respiration rate 22x/menit, dari pemeriksaan kepala
leher ditemukan konjungtiva anemis, dari pemeriksaan thorax dalam batas normal
dari pemeriksaan abdomen ditemukan nyeri tekan epigastrium dan pada ekstremitas
hasil yang menunjukkan diagnosa pada PGK V. Sehingga diberikan terapi untuk
DHF Terapi cairan: Inf Kidmin 1fl, Transfusi PRC 1 kolf/hr sampai Hb: 8 mg/dl,
Inj. Antrain 3x1 (kp), Inj. Ondansetron 1x1, Inj. Amlodipin 10 mg 1x1, Inj.
Ranitidine 2x1.
6
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beragam. Pada PGK dapat terjadi suatu sindroma klinik berupa uremia yang
PGK dapat di klasifikasikan atas dua hal yaitu berdasarkan derajat penyakit
ginjal diabetes, penyakit ginjal non-diabetes dan penyakit pada transplantasi (Setiati
et al., 2014).
Menurut data Riskesdas pada tahun 2013, di Indonesia penderita PGK sebesar
0,2 %, prevalensi penderita PGK tertinggi terdapat pada Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar 0,5 % dan terdapat tujuh Provinsi dengan prevalensi penderita PGK
terendah terdapat pada Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung,
Kep. Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur sebesar 0,1 %
(Riskesdas, 2013). Menurut data United States Renal Data System pada tahun 2011-
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
8
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal adalah organ yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh manusia.
Fungsi utama ginjal adalah untuk mengeluarkan bahan buangan yang tidak
diperlukan oleh tubuh dan juga mensekresi air yang berlebihan dalam darah.
Ginjal memproses hampir 200 liter darah setiap hari dan menghasilkan kurang
lebih 2 liter urin. Bahan buangan adalah hasil daripada proses normal
dan lain-lain. Ginjal juga memainkan peran yang penting dalam mengatur
Selain itu ia berfungsi untuk mengatur konsentrasi garam dalam darah dan
9
Gambar 2.1
secara perlahan tapi pasti, yang dapat mencapai 60 % dari kondisi normal
disebut dengan penyakit ginjal kronik. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau
penyakit ginjal tahap akhir (ESRD) adalah gangguan fungsi ginjal yang
menyebabkan uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
(Smeltzer, 2001).
10
B. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis
Penyakit ginjal kronik dapat di klasifikasikan atas dua hal yaitu berdasarkan
derajat penyakit dan etiologi. Klasifikasi derajat penyakit berdasarkan Laju Filtrasi
antara lain ginjal diabetes, penyakit ginjal non-diabetes dan penyakit pada
transplantasi.
terjadi lebih dari tiga bulan, berupa kelainan struktural atau tanpa penurunan LFG,
dengan manifestasi kelainan patologis dan terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan.
bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal, yang dapat dihitung dengan rumus
11
(140−𝑢𝑚𝑢𝑟) 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
LFG (ml/mnt/1.73m2) = *)
72 𝑥 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 (𝑚𝑔/𝑑𝑙)
12
D. Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronis
Hampir 1 juta unit nefron ada pada setiap ginjal yang menyumbang
kepada jumlah akhir laju filtrasi glomerulus (LFG). Tanpa mengambil kira
normal ginjal untuk mensekresi bahan buangan seperti urea dan kreatinin
sehingga bahan tersebut meningkat dalam plasma darah hanya setelah LFG
menurun pada tahap 50% dari yang normal. Kadar kretinin plasma akan
13
Antara faktor-faktor lain yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal
1. Hipertensi sistemik
3. Proteinuria
4. Hiperlipidemia
Gambar 2.2
Patofisiologi PGK
14
Pada gagal ginjal kronik fungsi normal ginjal menurun, produk akhir
protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia, nausea dan vomitus yang
blood urea nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal
bisa terjadi edema dan ascites. Hal ini menimbulkan risiko kelebihan
15
terjadi penurunan produksi hormon eritropoetin yang mengakibatkan
chlorida).
meningkat dan serum kreatinin sampai LFG sebesar 30%, gejala pada pasien
ini biasanya badan lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan
berat badan. LFG dibawah 30% akan menimbulkan keluhan antara lain
16
anemia, peningkatan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium,
lain dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi komplikasi lebih
serius dan pasien sudah memerlukan terapi penggantian ginjal antara lain
F. Gambaran Laboratoris
(Nilai normal: 20-35) dan kreatinin serum (< 1,20 mg/dL). Kadar serum
G. Gambaran Radiologis
17
ginjal dapat memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
adalah:
18
I. Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronis
tumbuh)
ginjal
19
Terapi dislipidemi
aterosklerosis difus dan iskemi renal. Abnormalitas lipid pada PGK paling
mengurangi kadar kolsterol < 100 mg/dL dan trigliserid < 200 mg/dL.
Terapi Hipertensi
albuminuri. Target tekanan darah pada anak dengan PGK adalah dibawah
sirkulasi glomerulus.
20
Terapi anemia
yang menurun dan massa sel tubular renal yang berkurang. Kompensasi
12 g/dL pada penderita PGK, dan penderita dengan kadar feritin serum < 100
Terapi osteodistrofi
bulan dan kadar PTH minimal setiap 3 bulan.Pasien dengan kadar PTH tinggi
Hormon pertumbuhan
21
KDOQI, recombinant human growth factor (rHuGH) 0.05 µg/kgBB/hari
subkutan dapat dipertimbangkan apabila tinggi anak untuk usia kronologis <
Diet
dan ahli gizi adalah untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
untuk anak normal dengan tinggi sesuai. Jika terdapat malnutrisi, asupan
asupan protein 0.8 hingga 1 g/kgBB/hari dan asupan kalori sebesar 30-35
kcal/kgBB/hari pada anak PGK. Pada PGK stadium 1-4, asupan natrium
dibatasi 2000 mg/hari, kalsium 1200 mg/hari, dan kalium serta fosfat dinilai
stadium 5 asupan kalium, fosfat, kalsium, natrium dan cairan perlu dibatasi.
22
J. Pencegahan
Dokter anak berperan dalam skrining pasien anak dengan risiko tinggi,
manis.
PGK stadium 1-5 dengan melakukan penanganan yang tepat pada setiap
stadium PGK.
K. Prognosis
Daftar Pustaka
24
Arora, P., Varelli, M, 2010. Chronic Renal Failure. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview
Brück, Katharina., Stel, Vianda S., Gambaro, Giovanni., Hallan, Stein., Volzke,
Henry., Arnlov, Johan., Kastarinen, Mika., Idris, Guessous., Jose , Vinhas.,
Bénédicte, Stengel, Hermann, Brenner., Jerzy, Chudek., Solfrid,
Romundstad., Charles, Tomson., Alfonso, Otero Gonzalez., Aminu, K.
Bello., Jean, Ferrieres., Luigi, Palmieri., Gemma, Browne., Vincenzo,
Capuano., Wim, Van Biesen., Carmine, Zoccali., Ron, Gansevoort., Gerjan,
Navis., Dietrich, Rothenbacher., Pietro, Manuel Ferraro., Dorothea ,
Nitsch., Christoph, Wanner., Kitty, J. Jager., 2015., PGK Prevalence Varies
across the European General Population., J Am Soc Nephrol, hal 1-13.
Fogo AB, Kon V. Chronic renal failure. Dalam: Avner WD, Harmon FE. Pediatric
Nephrology. Edisi ke-5. Lippincott Williams and Wilkins. 2004; hal 1645-70.
Nahas ME. The patient with failing renal failure. Dalam: Cameron JS, Davison AM.
Oxford Textbook of Clinical Nephrology. Edisi ke-3. Oxford University
Press.2003; hal 1648-98.
Pranay, K., Stoppler, M.C. (ed), 2010. Chronic Kidney Disease. Available
from:http://www.emedicinehealth.com/chronic_kidney_disease/page18_e
m.htm#Authors%20and%20Editors
Riset Kesehatan Dasar., 2013., Prevalensi Gagal Ginjal Kronik., hal 1-7.
Smeltzer, S.C., dan Bare B.G., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC.
25
United States Renal Data System., 2016., PGK In General Population.
https://www.usrds.org/2016/view/v1_01.aspx tgl 21-11-2016 pukul 19.25
WIB
Vogt BA, Avner ED. Renal failure. Dalam: Behrman RM, Kliegman RM, Jenson
HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia:
WB Saunders, 2004; hal 1770-75.
26