Anda di halaman 1dari 19

TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN

OKSIGEN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:

Kelompok 13

Siti Lutfiah 34403516124


Siti Khadijah 34403516123
Yuni Karlina 34403516157

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


AKADEMI KEPERAWATAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jl. Pasir Gede Raya No. 19 Tlp. (0263)267206 Fax. 270953 Cianjur 43216

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah
Tindakan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Oksigen
Selain untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah ,kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai sumber informasi bagi kita semua yang membutuhkan.
Kami juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun Demikian yang
dapat kami sampaikan, apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf karena masih
dalam tahap belajar. Sekian dan terimakasih.

Cianjur, Desember 2017

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5
cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan
metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam
proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran
sel)
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas
dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai
kebutuhan oksigen tubuhtidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran bahkan dapat menimbulkan
kematian. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara
fungsional mengalami kemunduran bahkan dapat menimbulkan kematian.
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling
utama dan sangat vital bagi tubuh.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan oksigen?
2. Apa saja system yang berfungsi dalam kebutuhan oksigen?
3. Bagaimana proses oksigenasi?
4. Apa saja jenis pernafasan?
5. Bagaiamana prosedur pemenuhan oksigenasi?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami tindakan gangguan kebutuhan oksigen
b. Tujuan khusu
1. Untuk mengetahui kebutuhan oksigen.
2. Untuk mengetahui system yang berfungsi dalam kebutuhan
oksigen.
3. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4. Untuk mengetahui jenis pernafasan.
5. Untuk mengetahui prosedur pemenuhan oksigenasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Oksigen


Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
B. System yang berfungsi dalam kebutuhan oksigen
System tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas, bagian abawah, dan paru.
1. Saluran pernapasan bagian atas
Saluran pernapasan bagian atas berfungsi menyaring, menghangatkan,
dan melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan ini terdiri
atas:
a. Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung)
yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar
dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi
oleh selaput lender yang mengandung pembuluh darah. Proses
oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui
hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga
hidung), kemudian dihangatkan serta dilembabkan.
b. Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai esophagus yang terletak di belakang nasofaring
(dibelakang hidung), di belakang mulut (orofaring), dan dibelakang
laring (laringofaring).
c. Laring (tenggorokan) merupakan saluran pernapasan setelah faring
yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama
ligament dan membrane, terdiri atas dua lamina yang bersambung
di garis tengah.
d. Epiglottis merupakan katup tulang rawan yang betugas membantu
menutup laring pada saat proses menelan.

5
2. Saluran pernapasan bagian bawah
Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas:
a. Trakea atau disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang
kurang lebih 9cm yang dimulai dari laring sampai kira-kira
ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas enam
belas sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap berupa cincin,
dilapisi selaput lender yang terdiri atas epitelium bersilia yang
dapat mengeluarkan debu atau benda asing.
b. Bronkus merupakan bentuk percabang atau kelanjutan dari trakea
yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan
lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri yang memiliki tiga
lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih
panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
c. Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
3. Paru
Paru merupakan organ utama dalam system pernapasan.Paru terletak
dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan
diafragma.Paru terdiri atas beberapa lobus yang di selaputi oleh pleura
parietalis dan pleura veseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang
berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu paru
kanan dan paru kiri.Pada bagian tengah organ ini terdapat organ
jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan
bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida

6
C. Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh terdiri atas tiga tahap,
yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari
atmosper ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosper. Proses
ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekan
antara atmosper dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan
udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat
tekanan udara semakin tinggi; adanya kemampuan torak dan paru pada
alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis; adanya
jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas
berbagai otot polos yang bekerja sangat dipengaruhi oleh system saraf
otonom (terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi
sehingga vasodilatasi dapat terjadi, kerja saraf parasimpatis dapat
menyebabkan kontraksi sehingga vasokontriksi atau proses
penyempitan dapat terjadi);
Reflex batuk dan muntah; dan adanya peran mucus siliaris sebagai
barrier atau pengakal benda asing yang mengandung interveron dan
dapat mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah
compliencedan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk
mengembang.Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu
adanya surfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang
menyebabkan tidak terjadinya kolaps serta gangguan torak. Surfaktan
diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat kita
menarik napas, sedangkan recoiladalah kemampuan mengeluarkan
CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila compilencebaik
namun recoilterganggu, maka CO2 tidak dapat keluar secara
maksimal.
Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat
memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan

7
merangsang pusat pernapsan. Peningkatan CO2 dalam batas 60mmHg
dapat merangsang pusat pernapasan dan bila pCO2 kurang dari sama
dengan 80mmHg dapat menyebakan depresi pusat pernapasan.
2. Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kapiler paru dan CO2 dikapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan), perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini
sebagaimana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena
tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam
darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi), pCO2 dalam
arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afinitas gas
(kemampuan menembus dan saling mengikat hemoglobin-Hb).
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses
transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2
akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%),
larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 yang berada
dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu
curah jantung (kardiakoutput), kondisi pembuluh darah, latihan
(exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematocrit), serta eritrosit dan kadar Hb.
D. Jenis Pernafasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keuarnya
CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses
pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melaui hidung dan

8
mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk mealalui trakea
dan pipa bronkhial ke alveoli,lalu oksigen akan menembus membran
yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan di bawa ke jantung.
Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh
untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100
mmHg.Karbondioksida sebagai hasil buangan metabolisme menembus
membrane kapiler alveolar, yakni dari kapiler darah ke alveoli, dan
melalui pipa bronkhial (trakea) dikeluarkan melalui hidung atau mulut.
2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antara
sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses
metabolisme tubuh, atau juga dapat dikatakan bahwa proses
pernapasan ini diawali dengan darah yang telah menunjukan Hb-nya
kemudian mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler dan
bergerak sangat lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari Hb dan
darah menerima sebagai gantinya, dan menghasilkan karbon dioksida
sebagai sisa buangannya.
E. Prosedur pemenuhan kebutuhan Oksigenasi
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis menurut hieraki Maslaw. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk
peroses kehidupan. Oksigen berperan didalam peroses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan
oksigen dalam tubuh berkurang maka akan jadi kerusakan pada jaringan
otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan menjadi kematian.
Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan addalah sistem
pernapasan , persarafan, dan kardiovaskular.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada
seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan
tejadi kematian. Proses pemenuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan
dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan membebaskan
saluran pernapasan, dari sumbatan yang mengalami masuknya oksigen,

9
memulihkan dan memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara
normal. Prosesud pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan
keperawatan dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan
menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan
lender (Suction).
a. Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter
nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.
Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah terjadinya hipoksia
b. Alat dan Bahan
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidfire
2. kateter nasal, kanula nsal, atau masker
3. vaselin / jeli.
c. Tindakan keperawatan gangguan kebutuhan Oksigen
1. Posisi Semi Fowler
Posisi semi fowler adalah posisi dengan menginggikan kepala dan
tubuh 45-46% atas tempat tidur. Posisi ini biasanya diterapkan pada
pasien yang mengalami sesak napas, sulit bernafas dan juga pasien
dengan masalah jantng.

Tujuan:
1. Melonggarkan saluran pernapasaan
2. Memberikan kenyamanan

10
a. Alat Dan Bahan:
1. Tempat tidur
2. Bantal 2-5 buah
3. Sandaran punggung jika ada
4. Gulungan handuk

b. Persiapan Pasien

Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan


dilakukan

c. Prosedur Kerja
1. Bawa alat kedekat pasien
2. Cuci tangan
3. Anjurkan pasien menekuk lutut sebelum kepala dinaikan
4. Naikan kepala tempat tidur 45-60% jiks tersedia functional bed
5. Letakan balok atau bantal dii punggung pasien jika functional bed
tidak tersedia
6. Topang kepala pasien dengan bantal kecil dan lembut
7. Berikan bantaal pada daerah punggung bawah, tungkai bawah
mulai dari lutut hingga tumit kaki, telapak kaki, dan kedua tangan
pasien jika pasien dalam keadaan lemah
8. Obsevasi tingkat kenyamanan pasien terhadap posisi dan ekpresi
pasien
9. Cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan, meliputi jenis posisi, kenyamanan
pasien, dan keadaan umum
2. Posisi Fowler
Yaitu cara yang dilakukan untuk membuat posisi pasien fowler
(duduk).

11
Tujuan :
Mencegah rasa tidak nyaman pada otot mempertahankan tonus otot,
mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi seperti ulkus decubitu,
kerusakan saraf superficial, kerusakan pembuluh darah dan kontraktur
a. Persiapan alat dan bahan
1. Bantal seperlunya
2. Hand roll
3. Papan kaki
4. Persiapan pasien
5. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
6. Mencuci tangan

b. Prosedur kerja
1. Buatlah posisi tidur yang memudahkan untuk bekerja (sesuai
dengan tinggi perawat)
2. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat, bila perlu carilah
bantuan atau gunakan alat bantu pengangkat
3. Naikan posisi kepala 45-60 (bagi pasien hemiplegia, atur
pasiensetegak mungkin) intruksikan pasien untuk menekuk
lutut sebelum menaikan bagian kepala tempat tidur, yakinkan
bahwa bokong pasien berada pada satu lekukan tempat tidur.
4. Letakan bantal di bawah kepala, leher dan bahu (bagi klien
hemiplegi, atur dagu agak keatas) letakan bantal kecil atau
gulungan handuk di daerah leekukan pinggang jika terdapat
celah kecil di daerah tersebut

12
5. Letakan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika pasien
tidak dapat menggerakan lengan, seperti paralisis atau tidak
sadar pada ekstremitas atas
6. Berikan hand roll jika pasien mempunyai kecenderungan
deformitas pada jari dan telapak tangan
7. Letakan trochanter roll di sisi luar paha
8. Letakan bantal kecil di bawah kaki mulai dari bawah lutut
sampai ke tumit
9. Letakan papan kaki pada telapak kaki pasien
10. Mencuci tangan
11. Evaluasi raspon pasien

3. Oksigen Simple Mask


Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker
yang dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.
Masker oksigen umumnya berwarna bening dan mempunyai tali
sehingga dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari
face mask bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-
rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang mencegah udara
ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)

Tujuan :
1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Untuk mempertahankan metabolisme.

13
Prosedur kerja

1) Jelaskan prosedur yang akan di lakukan


2) Cuci tangan
3) Atur posisi dengan semi powler
4) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang di butuhkan
(uunya 6-10 liter menit). Kemudian obsevasi humidifire pada
tabung air yang menunjukan adanya gelembung
5) Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien
dan atur peningkat untuk kenyaanan pasien

4. Postural Drainage
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk
melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan
pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi
pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi
disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk
melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1
jam sebelum tidur pada malam hari.

Tujuan :
1. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
2. Membersihkan jalan nafas

Prosedur kerja :

1) Cuci tangan

14
2) Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3) Miringkan tubuh pasien kearah kiri (untuk membersihkan paru
bagian kanan)
4) Miringkan tubuh pasien kearah kanan (unuk membersihkan
paru bagian kiri)
5) Miringkan tubuh pasien kekiri dan tubuh bagian belakang
kanan dengan disokong satu bantal (untuk membersihkan
bagian lobus tengah)
6) Lakukan posxural drainage kurang lebih 10-15 menit
7) Observasi tanda vital selama prosedur
8) Setelah dilakukan postura; drainage, lakukan clapping,
vibrating, dan suction
9) Lakukan hingga lendir bersih
10) Catat respons yang terjadi
11) Cuci tangan.

5. Inhalasi ( Nebulizer )
Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan
alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap
untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran pernafasan bagian
lebih bawah.

Tujuan :
1. Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan ketika batuk
2. Melancarkan jalan nafas

15
Persiapan Alat
1. Set nebulizer
2. Spuit 5 cc
3. Aquades
4. Obat bronkodilator
5. Bengkok 1 buah
6. Tissue
Prosedur kerja
1. Mencuci tangan & menggunakan handscoon
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifowler
3. Mendekatkan peralatan yg berisi set nebulizer ke bed pasien
4. Isi nebulizer dengan aquades sesuai takaran yang tersedia
5. Memasukkan obat sesuai dosis yang telah di program
6. Memasang masker pada pasien
7. Menghidupkan nebulizer & meminta pasien nafas dalam hingga
obat habis
8. Matikan nebulizer
9. Bersihkan mulut & hidung dengan tissue

6. Suction
Penghisapan lendir atau prosedur tindakan suction adalah suatu
metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret atau darah dari jalan
napas. Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring
atau trakea.

Tujuan :

16
Untuk mempertahankan kepatenan jalan napas dengan menjaga
kelancaran dan membebaskan jalan napas dari lendir/sekret yang
menyumbat/menumpuk.
Alat dan bahan
1) Alat pengisapan lender dengan botol berisi larutan disinfektan
2) Kateter pengisapan lender (suction)
3) Pinset steril
4) Sarung tangan steril
5) Dua buah kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan
larutan desinfektan
6) Kasa steril
7) Kertas tisu
Prosedur Kerja
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
3) Atur posisi pasien telentang dengan kepala miring kea rah
perawat.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Hubungkan kateter pengisap (suction) dengan slang
pengisap.
6) Hidupkan mesin pengisap (suction)
7) Lakukan pengisapan lender dengan memasukkan kateter
pengisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9%
untuk mencegah trauma mukosa.
8) Masukan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap.
9) Trik dengan memutar kateter pengisap kurang dari 3-5
detik.
10) Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%.
11) Lakukan hingga lender bersih.
12) Catat respon yang terjadi.
13) Cuci tangan. (Hidayat dan Uliyah, 2005)

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Organ yang bekerja diantaranya:
saluran pernafasan atas dan bawah. Jenis pernafasan, pernafasan internal dan
ekternal. Tindakan untuk memenuhi ganggguan kebutuhan oksigen,
memberikan posisi semi fowler maupun fowler, memberikan terapi oksigen
simple mask, postural drainage, suction, inhalasi.

B. Saran
Sebagai calon perawat kita harus bisa prosedur tindakan keperawatan
gangguan kebuthan oksigen. Maka dari itu bila ada kekurangan dalam
makalah ini kritik atau saran kami sebagai penulis menerima kritik maupun
saran yang baik buat makalah.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://askep33.com/2016/02/24/sop-pemberian-nebulizer/

Hidayat,Aziz.2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.


kedokteran EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai