Anda di halaman 1dari 22

1. Pada manusia, tuba fallopi panjangnya berkisar antara 7 hingga 14 cm.

Tuba fallopi bertindak sebagai


saluran untuk sperma, oosit, dan transportasi ovum dibuahi, selain menjadi situs normal fentilisasi.
Fungsi-fungsi ini terutama tergantung pada 3 faktor, yaitu : silia tuba, dan cairan tuba.

2. Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk mendorong sperma dari
epididimis menuju ke vesikula seminalis. Dalam proses pematangan sperma, terjadi gerak peristaltik
lambat oleh vas deferens untuk mendorong sperma menuju vesikula seminalis, namun saat ejakulasi
akan terjadi kontraksi otot yang kuat. Saluran vas deferens juga memiliki fungsi untuk menyimpan sel
sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Vas Deferens diperdarahi oleh arteri ductus deferens.

3. Vesikula seminalis adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian belakang-bawah


kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat menyekresikan cairan untuk membentuk air
mani. Sekitar 70% dari cairan mani manusia berasal dari vesikula seminalis.Vesikula
Seminalis
Sepasang Kelenjar berbentuk seperti tabung yang berlekuk dan terletak di bagian belakang
kantung kemih disebut sebagai vesikula seminalis. Vesikula Seminalis yang juga sering disebut
dengan nama kantung mani ini memiliki panjang antara 5 sampai 10 cm. Dinding kantung mani
dapat memproduksi cairan kental berwarna kekuningan yang merupakan zat makanan yang
menjadi sumber energi untuk sel sperma.

Cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar ini memiliki pH 7,3. Kira-kira 60% dari tbouotal volume
sperma terbentuk dari vesikula seminalis. Kelenjar ini mengandung mukus,fruktosa, asam
askorbat, protaglandin dan enzim pengkoagulasi. Kantung mani dan vas deferens serta kelenjar
prostat menyatu membentuk saluran ejakulasi. Vas deferens merupakan saluran menyerupai
tabung yang memiliki fungsi untuk menyalurkan sperma ke kantung mani.

Gangguan medis yang dapat terjadi pada Vesikula Seminalis:

 Seminal vesikulitis atau spermatocystitis adalah inflamasi yang terjadi pada Vesikula
Seminalis. Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi bakteri. Gejalanya dapat berupa nyeri
pada penis, skrotum dan perut bagian bawah. Kondisi ini dapat disembuhkan dengan
konsumsi antibiotik.

4. Fungsi Kelenjar Prostat dan Cowper sangat penting sebagai organ alat reproduksi pria. Organ
reproduksi pria dibagi ke dalam dua bagian, yaitu organ reproduksi internal yang meliputi testis,
saluran pengeluaran saluran ejakulasi dan kelenjar kelamin. Bagian yang kedua dari organ
reproduksi pria adalah organ reproduksi eksternal yang terdiri atas penis dan skrotum. Pada
kelenjar kelamin, terdapat tiga jenis kelenjar. Selain kelenjar prostat dalam sistem reproduksi
pria juga terdapat kelenjar vesikula seminalis dan kelenjar bulbouretralis atau yang juga dikenal
dengan nama kelenjar cowper.

ads

Berikut adalah penjelasan mengenai Fungsi Kelenjar Prostat dan Cowper :

Kelenjar Prostat berada di bawah kandung kemih, melingkari bagian atas uretra. Tidak
seperti vesikula yang jumlahnya sepasang, kelenjar prostat hanya terdapat satu buah saja.
Kelenjar prostat mensekresikan suatu zat berupa cairan encer yang berwarna putih menyerupai
susu hingga keabu-abuan. Cairan ini disekresikan melalui saluran ejakulasi untuk bersatu dengan
cairan yang diproduksi oleh vesikula seminalis. Kelenjar prostat ini menyumbangkan sekitar
30% dari total volume air mani yang diproduksi. Cairan ini mengandung enzim antikoagulan,
enzim proteolytic, asam sitrat yang menjadi nutrisi bagi sperma, kolesterol, dan garam. Cairan
yang disekresikan oleh kelenjar prostat memiliki fungsi untuk menambah fosfolipid volume air
mani yang dapat melindungi sperma dari tekanan pada uretra dan vagma.

Kelenjar prostat dapat berfungsi karena adanya androgen, yaitu merupan jenis hormon
yang bertanggung jawab memberikan karakteristik jantan. Jenis androgen yang paling utama
adalah testoterone yang sebagian besar diproduksi di testis. Metabolit testoteron inilah yang
mendominasi pengaturan kelenjar prostat.

Kelenjar prostat memiliki ukuran yang kira-kira sebesar buah kenari. Kelejar prostat terbagi
menjadi empat lobus, yaitu lobus posterior, lobus lateral, lobus anterior dan lobus medial.

kelenjar prostat berbeda-beda antar setia

Kondisi Medis yang dapat terjadi pada Prostat:

 Pembesaran prostat, yaitu pembesaran yang dapat terjadi pada bagian tengah dari kelenjar
prostat dan biasanya di derita oleh pria yang berumur diatas 50 tahun. Adapun gejalanya
antara lain adalah kesulitan ketika buang air kecil yang terus meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pembesaran prostat yang tidak ditangani dengan benar dapat menjadi
penyebab munculnya kanker prostat.
 Prostatitis, merupakan inflamasi pada kelenjar prostat. Inflamasi dapat terjadi akibat
adanya infeksi. Pada beberapa kasus, prostatitis dapat diobati dengan penggunaan
antibiotik.
 Kanker prostat, merupakan jenis kanker yang sering ditemui pada kaum laku-laki, namun
menurut riset, hanya satu dari 35 pria yang mati karena kanker prostat. Operasi, terapi
hormon dan kemoterapi bisa dilakukan untuk menangani kanker prostat.

5. Epididimis

Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian belakang testis dan
memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis berfungsi untuk menahan testis di tempatnya dan
menyimpan sperma selama proses pematangan. Struktur epididimis terdiri dari kaput (kepala),
korpus (badan) dan kauda (ekor). Sperma yang diproduksi testis masuk ke kaput epididimis
melalui korpus dan berhenti di kauda untuk disimpan. Ketika sperma keluar dan berjalan ke
kauda, mereka belum bisa berenang dan membuahi sel telur. Pada saat mencapai kauda, mereka
telah dapat membuahi sel telur. Sperma akan ditransfer ke vesikula seminalis melalui vas
deferens. Sperma belum bisa berenang sehingga membutuhkan kontraksi otot untuk mendorong
mereka ke vesikula seminalis, di mana mereka mencapai kematangan penuh.

6. Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari
kantung kemih.
Gambar :
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan Fisiolo
gi
Sistem
Reproduksi
W
anita
Anatomi f
isiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat
reproduksi wanita bagian lua
r yang terletak di perineum
.
1.
Alat genitalia wanita bagian luar
Gambar 2.1
Organ Eksterna Wanita (
Bobak,
IM,
2000
)
6
a.
Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis terdiri dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat
setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal
pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan
kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7
-8 cm, lebar 2
-3 cm dan ag
ak meruncing pada ujung bawah.
Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum
,
permukaan terdiri dari:
1)
Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupak
an kelanjutan dari
rambut
pada
mons
veneris.
2)
Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea
(lemak).
c.
Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
bibir besar (labia mayora)
tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah
klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan
7
anterior labia biasanya mengandung pigmen,
permukaan
medial labia
minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan
bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog
dengan penis laki
-laki. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual.
e.
Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong,
terletak
di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauret
ra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan friksi.
f.
Perinium
Merupakan
daerah
muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar
badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek.
Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
11
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan
serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh
darah terjepit
rapat dengan
demikian
perdarahan dapat terhenti.
3)
Semakin
ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak anta
ra osteum uteri
internum anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut istmus.
Istmus uteri ini akan menj
adi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
4)
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot
rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot
-otot
dasar
panggul,
ligamentum
yang
menyangga
uterus
adalah
ligamentum latum, l
igamentum rotundum (teres uteri) ligamentum
infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a)
Ligamentum latum
12
(1) Merupakan
lipatan
peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas
sampai ke d
inding panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan
mengandung pembuluh darah limfe dan ureter
(3) Ligamentum latum seolah
-olah tergantung pada tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai
sedikit kaudal dari insersi tuba menuj
u kanalis
inguinalis
dan mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungs
inya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b)
Ligamentum
infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding
panggul
(2) Menggantung uteru
s ke dinding panggul
(3) Antara
tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
c)
Ligamentum
kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju
panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Temp
at masuknya pembulu
h darah menuju uterus
d)
Ligamentum
sacro uterinum
13
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
machenrod
menuju os sacrum
e)
Ligamentum
vesika uterinum
(1) Dari
uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan
jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat
mengikuti per
kembangan uterus saat hamil dan persalinan
5)
Pembuluh
darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding
lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri
b) Di bagian atas ada a
rteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba
fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
6)
Susunan
saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronke
nhouser
yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterinum
.
c.
Tuba
Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas li
gamentum latum berjalan ke
arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
14
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3
-8cm
. Dinding tuba terdiri dari tiga
lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba
fallopi
terdiri
atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot
rahim mulai dari
osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling l
uas dan
berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki
lumbai yang
disebut fimbriae tubae.
Fungsi
tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi
.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi
.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi
.
d. Ovarium
Ovarium
berfungsi
dalam pembentukan dan pe
matangan folikel
menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan
sekresi hormon
– hormon steroid.
15
Letak
: Ovarium ke arah ut
erus bergantung pada ligamentu
m
infundibulo
pelvi
kum dan melekat pada ligamentum
latum
melalui
mesovarium
.
Jenis
: Ada 2 bagian
dari
ovarium yait
u:
1) Korteks ovarii
a)
Mengandung folikel primordial
b)
Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c)
Terdapat corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii
a)
Terdapat pembuluh darah dan limfe
b)
Terdapat serat saraf
e.
Parametrium
Parametrium adalah jaringan ik
at
yang terdapat di antara ke dua
lembar
ligamentum latum.
Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
.
4) Bagian
belakang terdapat ligam
entum ovari
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia internal dan genetalia eksternal. Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-
laki terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia.
Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul
wilayah. Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan
sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai
anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal –
ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
2. Menjelaskan organ reproduksi pria.
Suatu mahluk di katakan mahluk hidup apabila memiliki kemampuan untuk melakukan
perbanyakan diri. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif
atau seksual. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme
berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium
(Sumiati, 2013: 2).
Sistem reproduksi dari wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan bagian
dalam.
Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas umur

sekitar 13-16 th, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon

estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.

Pada usia 17-18 th menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung2-3

hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu

wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid pada umur50 th.

Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai

sistem tersendiri, yaitu :

a. Sistem susunan saraf pusat

Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap

hypothalamus, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui

sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hypofisis.

b. Sistem hormonal

a) Aksis hypothalamo-hypofisis-ovarial.

Hambatan rangsangan panca indera menuju hypothalamus melalui nukleus Amygdale (inhibitor

pubertas) dan rangsang emosi secara langsung pada hypothalamus makin lama makin berkurang,

sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hypofisis melalui sistem portal,

serta mempengaruhi lobus hypofisis guna mengeluarkan : hypofisis gonadotropin dalam bentuk

FSH dan LH untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.

b) Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hypothalamus, hypofisis, dan ovarium

merupakan satu kesatuan.Hypofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu memberikan

rangsangan pada kelenjar dalam tubuh seperti kelenjar thyroid, suprarenal, paratyriod dan
pancreas.Semua kelenjar tsb bersama-sama dapat menumbuhkan perkembangan tubuh wanita

menjadi dewasa.

c. Perubahan yang terjadi pada ovarium.

a) Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami perubahan dan

sebagian besar mengalami obliterasi menjadi korpus albikantes. Rangsang gonadotropin

hypofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada disekitar flikel primordial berkembang.

b) Pertumbuhan sel granulosa demikian rupa sehingga bagian dalamnya membentuk rongga yang

berisi cairan liquor folliculi yang mengandung hormon estrogen.Ovum terdesak ke tepi dan

disangga ke dinding folikel oleh cumulus oophorus.Ovum dipisahkan dengan sel granulosa oleh

zona pelusida.

c) Pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial yang semakin besar membentuk folikel de

graaf yang dindingnya menuju dinding ovarium.Pada puncak pertumbuhan folikel de graaf,

permukaannya mengalami nekrobiotik dan devaskularisasi, sehingga tipis dan bebas dari

jaringan ikat dan pembuluh darah. Pengaruh tekanan liquor folikuli dan LH yang makin

meningkat dan berfluktuasi, terjadilah “ovulasi” yaitu pelepasan ovum ke dalam tuba fallopii.

d) Proses penangkapan ovum disebut ovum pick up mechanism. Ovum melanjutkan perjalanan

menuju uterus karena semprotan cairan folikuli, peristaltik tuba, dan aliran gerakan cairan tuba

karena gerakan silianya. Setelah terjadi proses ovulasi folikel de graaf menjadi korpus rubrum

dan selanjutnya korpus lutum.

d. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir.

a) Uterus dengan lapisan endometriumnya merupakan organ akhir proses siklus menstruasi,

dimana hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhannya. Selama pertumbuhan


dan perkembangan, folikel primordial mengeluarkan hormon estrogen yang mempengaruhi

endometrium ke dalam proses proliferasi sejak akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi.

b) Korpus rubrum –yang segera menjadi korpus luteum—mengeluarkan hormon estrogen dan

progesteron yang makin lama makin tinggi kadarnya. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan

selanjutnya akan mengalami regresi sehingga pengeluaran hormon semakinh berkurang dan

berhenti, yang berakibat vasokontriksi pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. Situasi

demikian menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk serpihan dan

perdarahannya disebut menstruasi.

Menstruasi terjadi dalam 4 fase :

Stadium menstruasi/desquamasiberlangsung sekitar 3-5 hari,lapisan stratum kompakta dan

spongiosa dilepaskantertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Jumlah perdarahan sekitar 50 cc,

tanpa terjadi bekuan darah karena mengandung banyak fermen.Bila terdapat gumpalan

darah,menunjukkanperdarahan menstruasi banyak.

Stadium regenerasi/post menstrum

Stadium ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas desquamasi endometrium

tertutup kembali oleh epitel selaput lendir endometrium,tebalnya0,5 mm.Sel basalis mulai

berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.

Stadium proliferasi/inter menstrum

Stadium ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya

sehingga berkelok-kelok.Lapisan atasnya tempat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak

disebut stratum kompakta.Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi

lebih longgar disebut stratum spongiosa.Stadium ini berlangsung sejak hari ke-5 sampai 14, dan

tebal endometrium 3,5 cm.


Stadium pramenstruasi/sekresi

Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus

luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke

dalam fase sekresi.Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan

mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen,kapur,

protein, air dan mineral sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada

zygot. Berlangsung sejak hari ke-14 sampai 28.

Rangsang estrogen dan progesteron pada pancaindera, langsung pada hypothalamus, dan melalui

perubahan emosi.

Ovulasi (pengeluaran sel telur)

Ovulasi biasanya terjadi kira-kira 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang, dengan kata

lain, diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali satu

dari ovarium kanan dan lain kali dari ovarium kiri.

Cara menentukan adanya ovulasi :

 Biopsi endometrium

 Suhu basal badan

 Sitologi vaginal

 Getah serviks

 pH getah vagina

 Endoskopi

Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat

warna yang kuning disebut lutein sehingga folikel yang berubah menjadi butir telur yang kuning
disebut korpus luteum yang mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.Bila terjadi

konsepsi korpus luteum menjadi korpus luteum graviditatum dan bila tak ada konsepsi menjadi

korpus luteum menstruationum.

Korpus luteum menstruationum

Masa hidup 8 hari, setelah itu terjadi degenerasi dan menjadi korpus albikans yang berwarna

putih. Dengan terbentuknya korpus albikans maka pembentukan hormon estrogen dan

progesteron mulai berkurang malahan berhenti sama sekali. Hal ini mengakibatkan ischemia dan

necrose endometrium yang kemudian disusul dengan menstruasi.

Korpus luteum graviditatum

Bila terjadi konsepsi, sel telur yang telah dibuahi tersebut berjalan ke kavum uteri dan

sesampainya di dalam kavum uteri menenemkan diri di dalam endometrium atau nidasi.Sel telur

yang telah dibuahi (zygot) mengeluarkan hormon-hormon sehingga korpus albikans tetap

tumbuh menjadi lebih besar dan disebut korpus luteum graviditatum yang tetap hidup sampai

bulan ke-4 kehamilan, setelah itu faalnya digantikan oleh plasenta.Karena korpus luteum tidak

mati, maka progesteron dan estrogen terus terbentuk, dengan demikian endometrium tidak

nekrosis tetapi malah tumbuh menjadi tebal dan berubah menjadi decidua.Hal inilah yang

menyebabkan seorang wanita tidak haid selama kehamilan berlangsung.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya,saya dapatmenyimpulkan bahwa “Anatomi dan fisiologi

sistem reproduksi wanita merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu

rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang

biak.”

B. Saran

Dengan adanya makalah ini saya berharap mahasiswidapat mengetahui lebih banyak tentang

anatomi dan fisiologi sistem tubuh manusia yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita.
ANATOMI FISIOLOGI
“SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA”
ANATOMI FISIOLOGI
“SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA”

Disusun Oleh :
1. Elita Martiana (PO.71.34.0.17.052)
2. Nerry Febri Dwi Hartati Sitorus (PO.71.34.0.17.065)
3. Pinka Utami Putri (PO.71.34.0.17.068)

Dosen Pembimbing :
1. dr. Itail Husna Basa, M.Kes
2. Rahmad Aswin Juliansyah, SST, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG
TTAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai