Anda di halaman 1dari 3

Transplantasi SumSum Tulang Untuk Penderita Leukimia

Lebih Jauh Tentang Leukimia

Istilah leukemia sudah sering kita dengar di masyarakat. Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri
bahwa pengetahuan masyarakat mengenai leukemia masih terbatas karena dasar ilmu yang
memang sulit dipahami oleh awam. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan leukemia?
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai
oleh perbanyakan secara tak normal dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan
jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau
abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau
darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah
normal dan imunitas tubuh penderita. Pada leukemia, sel darah putih membelah diri tidak
terkendali dan sel darah muda yang normalnya hanya hidup di sumsum tulang dapat keluar dan
bertahan hidup.

Secara garis besar, leukemia dibedakan menjadi leukemia akut


dan kronik. Perjalanan penyakit pada leukemia kronik lebih lama
dan cenderung tidak bergejala dibandingkan leukemia akut.
Meskipun demikian, kemungkinan sembuh leukemia akut lebih
besar dibandingkan leukemia kronik yang mudah kambuh.
Penggolongan selanjutnya berdasarkan jenis sel kanker, apakah
limfoblastik atau mielositik. Dari penggolongan ini, didapatkan
empat tipe leukemia, yaitu:

1. Leukemia Limfositik Akut (LLA). Merupakan tipe leukemia yang paling sering ditemukan
pada anak-anak.
2. Leukemia Mielositik Akut (LMA). Tipe leukemia ini lebih sering terjadi pada orang dewasa
dibandingkan anak-anak.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Sering diderita oleh orang dewasa berumur lebih dari
55 tahun dan hampir tidak ada pada anak-anak.

4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Sering terjadi pada orang dewasa.

Kenali Gejalanya Lebih Cepat

Pada dasarnya gejala dan tanda leukemia muncul sebagai


akibat dari bertambah banyaknya sel leukemia itu sendiri serta
racun yang dikeluarkan oleh sel kanker. Racun yang dimaksud
adalah sitokin seperti interleukin atau tumor necrosing factor
(TNF). Sitokin berperan dalam memberikan gejala demam, berat
badan turun, dan tidak napsu makan. Gejala lain yang dapat
terjadi antara lain nyeri tulang, sakit kepala serta
pembengkakan kelenjar getah bening yang biasa terlihat di
ketiak atau leher. Tanda dan gejala tersebut lebih jelas terlihat pada pasien leukemia akut
dibandingkan pada pasien leukemia kronik. Secara umum, terdapat beberapa gejala yang perlu
dicermati oleh orangtua agar anak yang mengalami gejala leukemia dapat segera dibawa ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

1. Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang meningkat.


2. Sering mengalami demam dan sakit infeksi. Hal ini dikarenakan sel darah putih yang baik
yang berguna sebagai pertahanan tubuh berkurang.

3. Tampak bintik-bintik merah, mimisan, biru-biru di beberapa bagian tubuh serta gusi yang
sering berdarah.
4. Terkadang merasakan nyeri pada tulang.

5. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau leher, pembesaran hati dan juga limpa.

Gejala-gejala ini tidak selalu sama pada setiap individu dan juga tidak selalu timbul secara
bersamaan.

Pengobatan Secara Umum

Pengobatan leukemia berbeda-beda tergantung jenis dan stadiumnya.


Pengobatan leukemia kronik tidak seagresif leukemia akut. Untuk pengobatan
leukemia kronik, obat yang diberikan lebih sederhana dan dapat diberikan secara
diminum. Tujuannya hanya untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker.
Leukemia kronis dalam perjalanan penyakitnya dapat kambuh dan menjadi
leukemia akut. Pada fase kambuh tersebut, pengobatan dilakukan sesua dengan
terapi leukemia akut.

Untuk pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis.
Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus. Tahapannya adalah induksi
(Awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara
progresif. Tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh
sempurna. Tahap pemeliharaan berguna untuk menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa
dilakukan antara lain pemberian kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.

Transplantasi SumSum Tulang

Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang
merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang:
sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah,
keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum
kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak
dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler
darah.

Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak
digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan
oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga
berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Transplantasi sumsum tulang
dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih sehat. Hal ini disebut
transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari
orang lain. Bila didapat dari kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila
didapat dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi
allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.

Kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan dalam


pengobatan Leukemia? Alasan utama dilakukannya adalah agar
pasien tersebut dapat diberikan pengobatan dengan kemoterapi
dosis tinggi dan atau terapi radiasi. untuk mengerti kenapa
transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti pula
bagaimana kemoterapi dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi
dan terapi radiasi secara umum mempengaruhi sel yang
membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena sel
kanker membelah diri lebih cepat dibandingkan sel yang sehat.
Namun, karena sel sumsum tulang juga membelah diri cukup
sering, pengobatan dengan dosis tinggi dapat merusak sel-sel
sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat,
pasien tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang sehat yang
ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang pasien
perlukan.

Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan juga
kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila berhasil
dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80%, tapi
masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang,
angka kesembuhan hanya 40-50%.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda
di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

www.bing.com

4.14 am

http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2008/06/17/82/transplantasi-sumsum-tulang-
untuk-penderita-leukimia

Anda mungkin juga menyukai