Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“JARINGAN PADA DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL”

DISUSUN OLEH :

NAMA : HERRA WASTU WIDANTI


NIM : F1071151033
KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan


daun, mempelajari tipe daun monokotil dan dikotil, mempelajari posisi dari
berbagai jaringan daun, serta membandingkan struktur anatomi daun monokotil
dan dikotil. Praktikum dilakukan dengan melakukan pengamatan preparat
awetan dan preparat segar daun dikotil dan monokotil menggunakan mikroskop.
Pada preparat awetan Zea mays (monokotil) terlihat adanya Epidermis adaxial
(epidermis atas), Epidermis abaxial (epidermis bawah), Floem dan Xilem yang
berfungsi dalam mengangkut air dan mineral serta hasil fotosintesis, Jaringan
spongy yang di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut, Jaringan mesofil yang
terletak diantara kedua jaringan epidermis, dan Stomata yang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan ruang-ruang antar
sel di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada preparat awetan Ficus
sp. (dikotil) terlihat adanya Epidermis adaxial, Epidermis abaxial, Jaringan
spongy, Jaringan mesofil, Floem, Xilem, dan Palisade yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya fotosintesis. Sedangkan pada preparat segarnya, pada daun
Caladium sp. (monokotil) terdapat Epidermis adaxial, Epidermis abaxial, Xilem,
Floem, Jaringan palisade, Jaringan spongy, dan Jaringan mesofil. Dan pada
daun Annona muricata (dikotil) terdapat Epidermis adaxial, Epidermis abaxial,
Jaringan palisade, Jaringan mesofil, Floem, Xilem, Jaringan spongy, dan
Stomata. Namun terdapat kekeliruan oleh praktikan dimana seharusnya daun
monokotil tidak memiliki parenkim palisade, akan tetapi terdapat keterangan
palisade pada daun Caladium sp. (tanaman monokotil).
Kata kunci : anatomi daun, dikotil, monokotil

ABSTRACT
The aims of this practicum is to study learn the system and the types of leaf
tissue, learn the leaf types of monocots and dicots, examining the position of the
various tissues of the leaf, as well as compare the anatomical structure of leaves
of monocots and dicots. Practicum is done by observing preparations preserved
and fresh preparations leaf dicots and monocots using a microscope.
In preparations preserved Zea mays (monocots) there are epidermis adaxial
(upper epidermis), epidermis abaxial (lower epidermis), phloem and xylem that
functioning in transporting water and minerals as well as a result of
photosynthesis, spongy tissue which included a transport vessels, mesophyll
tissue which located between both the epidermal tissue, and Stomata which
serves as the exit and entry of air and by connecting the spaces between cells in
the parenchymal tissue of the atmosphere. In preparations preserved Ficus sp.
(Dicots) there are epidermis adaxial, abaxial epidermis, spongy tissue,
mesophyll tissue, phloem, xylem, and Palisade that serves as the place of
photosynthesis. While in the fresh preparations, the leaves of Caladium sp.
(Monocots) there adaxial epidermis, abaxial epidermis, xylem, phloem, Network
palisade, spongy tissue, and mesophyll tissue. And the leaves of Annona
muricata (dicots) are epidermis adaxial, abaxial epidermis, palisade tissue,
mesophyll tissue, phloem, xylem, spongy tissue, and Stomata. But there are
mistakes by the practitioner which leaves monocots should not have palisade
parenchyma, but there is information about palisade on the Caladium sp. leaf
(monocots plant).
Keywords: anatomy of leaves, dicots, monocots

PENDAHULUAN

Meskipun sama-sama diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji


(spermatophyta), pada kenyataannya tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai
perbedaan yang cukup jelas baik secara anatomi maupun secara morfologinya.
Salah satu organ tumbuhan yang memilki peran penting bagi kehidupan
tumbuhan yaitu daun . Sebab di daun terjadi suatu proses yang dinamakan
proses fotosintesis, yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil
fotosintesis akan didistribusi ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya
bersifat sementara.
Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan klorofil serta CO 2 dan H2O
sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya.
Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti kesedian air, kadar garam yang
tinggi dalam air di sekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap struktur luar dan
dalam dari daun.
Struktur luar daun dapat diamati secara langsung , namun struktur bagian
dalam dari daun (anatomi) tidak bisa dilihat secara langsung dengan kasat mata
karena sel-sel yang berukuran sangat kecil. Maka dilakukanlah praktikum ini
untuk mengamati dengan lebih jelas mengetahui dan mengidentifikasi bentuk
susunan dan letak sel-sel penyusun daun tumbuhan monokotil dan dikotil serta
dapat membedakan antara struktur monokotil dan dikotil secara anatominya.
Pada saat perkembangan daun, sel-sel pada jaringan yang berbeda
maupun pada jaringan yang sama membelah, membentang dan berdiferensiasi
pada waktu dan kecepatan yang tidak sama. (Cutter, 1971; Steeves dan Sussex,
1994). Menurut Santosa (1993), pola perkembangan tumbuhan ditentukan oleh
kerja sama antara faktor genetik dan faktor dalam lainnya dengan lingkungan.
Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah cahaya dan faktor dalam adalah
fitohormon (Darmanti, 2009).
Pada tumbuhan dikotil, daun terdiri atas tangkai (petiola) dan helai daun
(lamina), sedangkan daun monokotil tidak bertangkai, langsung melekat pada
batang. Jaringan penyusun daun meliputi epidermis, mesofil (parenkim), dan
berkas pembuluh (Campbell, 2003).
Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan, epidermis
daun mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua
permukaan bawah saja, dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis, yang
merupakan derivat dari epidermis. Epidermis atas biasanya dilindungi oleh
kutikula atau lilin sebagai penahan terjadinya penguapanyang terlalau besar.
Epidermis juga dapat termodifikasi menjadi trikoma yang berasal dari penonjolan
epidermis, dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau tabung, yang berfungsi
untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari. Selain itu pada
epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh sel penutup.
Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya. Stomata
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan
ruang-ruang antar sel di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada
tumbuhan darat, stomata terletak dipermukaan bawah daun, sedangkan pada
tumbuhan air terdapat di atas permukaan daun (Lakitan, 1996) .
Pada banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil, kutikula tipis, stomata
umumnya tidak ada. Pada tumbuhan air yang terapung letak stomata pada
permukaan atas. Daun yang terendam air termodifikasi menjadi bentuk silindris
untuk meminimalkan arus air yang melewati daun mencegah koyaknya daun
(Hidayat, 1995).
Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas
daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan
abaksial. Mesofil daun yang terdapat diantara epidermis atas dan bawah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu parenkim palisade yang terdiri atas sel
yang panjang dan tidak mempunyai ruang antarsel dan parenkim spons yang
terdiri atas sel yang berbentuk tidak teratur dengan ruang antar sel yang besar.
Parenkim palisade lebih banyak mengandung kloroplas. Bentuk parenkim spons
bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat
antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel paenkim palisade dengan
parenkim spons tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri
atas beberapa lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya
lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya
(Mulyani, 2006).
Jaringan dasar atau mesofil terletak diantara kedua epidermis,epidermis
atas dan epidermis bawah ,mesofil merupakan daerah utama tempat
fotosintesis.pada kebanyakan daun dikotil, mesofil terdeferesiansi menjadi
parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang),
jaringan palisade berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, sedangkan
jaringan spons berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
(Abdurahman, 2008).
Pada tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade,
hanya terdapat jaringan spons saja. Proses fotosintesis terjadi di semua sel
penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat. Pada jaringan ini terdapat
ruang antar sel sama halnya dengan tumbuhan dikotil, jaringan spons pada
tumbuhan monokotil di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Ciri khas
jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar
sel (Syarif, 2009).
Jaringan pembuluh suatu daun sambung menyambung dengan xilem dan
floem batang. Jejak daun, yang bercabang dari berkas vaskuler dalam batang,
menembus melalui tangkai daun ke daun. Didalam daun, tulang daun akan
membagi diri secara berulang-ulang dan bercabang diseluruh mesofil. Ini
menyebabkan xilem dan floem berhubungan sangat dekat dengan jaringan
fotosintetik, yang dapat menyebabkan air dan mineral dari xilem dan mengisi
gula dan produk organik lainnya kedalam floem untuk dikirim kebagian lain
tumbuhan. Infrastruktur pembuluh juga berfungsi sebagai kerangka yang
memperkuat bentuk daun tersebut (Campbell, 2003).
Berkas pengangkut juga terdapat dalam daun monokotil, khususnya
rumput-rumputan yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang mempunyai 1
(satu) atau 2 (dua) lapisan. Lapisan berkas pengangkut di bagian luar terdiri atas
sel parenkim dengan dinding tipis. Sel selubung berisi kloroplas sehingga
mengandung tepung yang disebut selubung tepung (Mulyani, 2006).
Tujuan praktikum “Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil” yaitu
mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, mempelajari tipe daun
monokotil dan dikotil, mempelajari posisi dari berbagai jaringan daun, serta
membandingkan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil.

METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan padan 7 maret 2017 di Laboratorium
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tanjungpura pukul 7.30 WIB hingga selesai.
Adapun alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum “Jaringan Pada
Daun Monokotil dan Dikotil” adalah Preparat daun Zea mays, preparat
daun Ficus sp., preparat daun Caladium sp., preparat daun Annona
muricata dan akuades. Adapun alatnya yaitu Mikroskop listrik , gelas objek, kaca
penutup, dan silet.
Cara kerjanya ialah Preparat yang telah disiapkan kemudian diamati
dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat. Setelah
jaringan daun tampak, digambar dan diberi keterangan dan ditulis bagian-bagian
dari jaringan tersebut serta tipe daun dan ciri-cirinya. Untuk preparat segar, daun
dari masing-masing daun yang telah disiapkan disayat setipis mungkin dan
diletakkan pada gelas objek dan ditetesi dengan akades. Lalu diamati di bawah
mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat. Jaringan daun yang telah
ditemukan, digambar dan diberi keterangan serta ditulis bagian-bagian dari
jaringan tersebut serta tipe daun dan ciri-cirinya.
HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Preparat Awetan dan Preparat Segar pada daun
tumbuhan dikotil dan monokotil

1. Awetan daun Zea mays Keterangan


1. Epidermis
adaxial
2. Epidermis
abaxial
3. Floem
4. Xilem
5. Jaringan
spongy
6. Jaringan
Perbesaran : 40x mesofil
7. Stomata

2. Awetan daun Ficus sp. Keterangan


1. Epidermis
adaxial
2. Epidermis
abaxial
3. Jaringan
spongy
4. Jaringan
mesofil
5. Floem
6. Xilem
7. Palisade

Perbesaran : 40x
3. Daun segar Caladium sp. Keterangan
1. Epidermis
adaxial
2. Epidermis
abaxial
3. Xilem
4. Floem
5. Jaringan
palisade
6. Jaringan
spongy
7. Jaringan
mesofil
Perbesaran : 40x
4. Daun segar Annona muricata Keterangan
1. Epidermis
adaxial
2. Epidermis
abaxial
3. Jaringan
palisade
4. Jaringan
mesofil
5. Floem
6. Xilem
7. Jaringan
Perbesaran : 40x
spongy
8. Stomata

PEMBAHASAN

Praktikum mengenai jaringan pada daun monokotil dan dikotil bertujuan


untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun monokotil dan dikotil,
mempelajari tipe daun monokotil dan dikotil, mempelajari posisi dari berbagai
jaringan daun monokotil dan dikotil, serta membandingkan struktur anatomi daun
monokotil dan dikotil. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Objek yang diamati ialah preparat awetan dan peparat segar, preparat
awetanya ialah Ficus sp. untuk preparat dikotil dan Zea mays untuk
monokotilnya, sedangkan untuk preparat segarnya ialah Caladium sp. untuk
preparat monokotilnya, dan Annona muricata untuk daun dikotilnya. Masing-
masing preparat tersebut diamati diamati dibawah mikroskop dari perbesaran
yang paling kecil hingga terlihat jaringan yang ada pada daun tersebut.
Pada preparat awetan Zea mays (monokotil) terlihat adanya Epidermis
adaxial (epidermis atas), Epidermis abaxial (epidermis bawah), Floem dan Xilem
yang berfungsi dalam mengangkut air dan mineral serta hasil fotosintesis,
Jaringan spongy yang di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut, Jaringan
mesofil yang terletak diantara kedua jaringan epidermis, dan Stomata yang
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan
ruang-ruang antar sel di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada
preparat awetan Ficus sp. (dikotil) terlihat adanya Epidermis adaxial, Epidermis
abaxial, Jaringan spongy, Jaringan mesofil, Floem, Xilem, dan Palisade yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Sedangkan pada preparat
segarnya, pada daun Caladium sp. (monokotil) terdapat Epidermis adaxial,
Epidermis abaxial, Xilem, Floem, Jaringan palisade, Jaringan spongy, dan
Jaringan mesofil. Dan pada daun Annona muricata (dikotil) terdapat Epidermis
adaxial, Epidermis abaxial, Jaringan palisade, Jaringan mesofil, Floem, Xilem,
Jaringan spongy, dan Stomata.
Perbedaan antara daun dikotil dan monokotil adalah jaringan epidermis
pada daun monokotil terdiri atas dua lapisan yang berada di atas dan bawah
permukaan daun. Sedangkan pada daun dikotil, jaringan ini hanya ada satu lapis
saja, kecuali tanaman karet. Kemudian stomata daun monokotil terletak berderet
di antara urat daun. Sementara di daun dikotil, letak bagian tanaman ini yaitu di
permukaan atas dan bawah daun. Dan daun dikotil mempunyai mesofil yang
berada di antara lapisan epidermis atas dan bawah. Namun mesofil pada daun
monokotil posisinya ada di cekungan antara urat daun (Abidin,2016).
Menurut Syarif (2009) pada tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan
parenkim palisade, hanya terdapat jaringan spons saja. Namun pada hasil
pengamatan pada Caladium sp. (sebagai tanaman monokotil) terdapat
keterangan jaringan palisade. Hal ini disebabkan karena kekeliruan praktikan
saat mengidentifikasi jaringan tersebut.

KESIMPULAN

Perbedaan antara daun dikotil dan monokotil adalah jaringan epidermis


pada daun monokotil terdiri atas dua lapisan yang berada di atas dan bawah
permukaan daun. Sedangkan pada daun dikotil, jaringan ini hanya ada satu lapis
saja, kecuali tanaman karet. Kemudian stomata daun monokotil terletak berderet
di antara urat daun. Sementara di daun dikotil, letak bagian tanaman ini yaitu di
permukaan atas dan bawah daun. Dan daun dikotil mempunyai mesofil yang
berada di antara lapisan epidermis atas dan bawah. Namun mesofil pada daun
monokotil posisinya ada di cekungan antara urat daun
Menurut Syarif (2009) pada tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan
parenkim palisade, hanya terdapat jaringan spons saja. Namun pada hasil
pengamatan pada Caladium sp. (sebagai tanaman monokotil) terdapat
keterangan jaringan palisade. Hal ini disebabkan karena kekeliruan praktikan
saat mengidentifikasi jaringan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2016. 3 Perbedaan Anatomi Daun Dikotil dengan Monokotil. (online).


(http://farof.blogspot.co.id/2016/06/3-perbedaan-anatomi-daun-dikotil-
dengan.html) diakses tanggal 14 Maret 2017.

Adurahman, D. 2008. Biologi Pertanian dan Kesehatan. Bandung: Grafindo


Pratama.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Cutter, E.G. 1971. Plant Anatomy : Experiment and Interpretation Part II :
Organs. Addison Wesley Publishig Company. Ontario.Vol: 6. No:16.
Darmanti, S. 2009. Struktur Dan Perkembangan Daun Acalypha indica L Yang
Diperlakukan Dengan Kombinasi IAA dan GA Pada Konsentrasi Yang
Berbeda. Bioma. Vol:11. No:1.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta :
Rajawali Pers.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Santosa. 1993. Fisiologi tumbuhan. Yogykarta: Fakultas Biologi UGM. (Tidak
dipubikasikan).
Steeves, T.A and I.M. Sussex. 1994. Patterns in Plant Development. London:
Cambridge University Press.
Syarif, 2009. Struktur dan Fungsi jaringan Tumbuhan. Bandung : Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai